• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 L sampel air melalui reaksi kimia. Dalam hal ini bahan buangan organik akan dioksidasi oleh Kalium Bikarbonat menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah Ion Krom. Kalium Bikarbonat atau K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) (Wardhana,1995).

Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologi, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.

COD dengan angka BOD dapat ditetapkan. Dalam tabel tercantum perbandingan angka tersebut untuk beberapa jenis air.

Tabel 2.1. Perbandingan rata-rata angka BOD5/COD untuk beberapa jenis air

Jenis air BOD5/COD

Air buangan domestik (penduduk)

Air buangan domestik setelah pengendapan primer

Air buangan domestik setelah pengolahan secara biologis Air sungai 0,40-0,60 0,60 0,20 1,10

Angka perbandingan yang lebih rendah dari yang sebenarnya, misalnya untuk air buangan penduduk domestik <0,20, menunjukkan adanya zat-zat yang bersifat racun bagi mikroorganisme.

2.3.1. Gangguan tes COD

Kadar Klorida (Cl-) sampai 2000 mg/L di dalam sampel dapat mengganggu bekerjanya katalisator Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi oleh dikromat.

2.3.2. Keuntungan tes COD dibandingkan dengan tes BOD

Analisa COD hanya memakan waktu kurang lebih 3 jam, sedangkan analisa BOD5 memerlukan waktu 5 hari.

Untuk menganalisa COD anatara 50 sampai 800 mg/L, tidak dibutuhkan pengenceran sampel sedangkan pada umumnya analisa BOD selalu membutuhkan pengenceran.

Ketelitian dan ketetapan (reproducibility) tes COD adalah 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari tes BOD.

Gangguan dari zat yang bersifat racun terhadap mikroorganisme pada tes BOD, tidak pada tes COD.

2.3.3. Kekurangan tes COD

Tes COD hanya merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu reaksi oksidasi kimia yang menirukan oksidasi biologis (yang sebenarnya terjadi di alam), sehingga merupakan suatu pendekatan saja. Karena hal tersebut di atas maka tes COD tidak dapat membedakan untuk zat-zat yang sebenarnya tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara biologis.

2.3.4. Ketelitian

Penyimpanan baku antara laboratorium adalah 13 mg O2/l. Penyimpangan maksimum dari hasil analisa dalam suatu laboratorium sebesar 5% masih di perkenankan.

2.3.5. Pengambilan dan Pengawetan Sampel

Gunakan botol kaca bila memungkinkan. Penggunaan botol plastik harus bersih dari zat-zat organik yang mungkin masih tersisa di dalamnya.

Sampel yang mengandung lumpur harus di kocok sampai merata sebelum dianalisa, karena lumpur juga terdiri dari zat-zat organik yang harus dioksidasikan dalam tes COD untuk mendapatkan angka COD yang benar.

Sampel yang tidak stabil yaitu yang mempunyai kadar bakteri Fe2+ tinggi, harus dianalisa segera.

Sampel dapat diawetkan dengan penambahan larutan H2SO4 pekat sampai pH 2 (kira-kira 0,8 ml H2SO4/l sampel) (Alearts, 1984)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Untuk meningkatkan taraf serta kesejahteraan masyarakat yang kita cita-citakan berupa masyarakat yang adil dan makmur baik moril maupun materil, maka berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini. Salah satu usaha yang sedang digalakkan sesuai dengan garis-garis Haluan Negara adalah ditingkatkannya sektor industri baik yang berupa industri berat maupun yang berupa industri ringan. Maka dengan munculnya industri perlu dipikirkan juga efek sampingnya yang berupa limbah. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat (solid wastes). Ketiga jenis limbah ini dapat dihasilkan sekaligus oleh satu industri ataupun satu persatu sesuai dengan proses yang ada diperusahaannya.

Limbah dari industri tersebut dapat membahayakan kesehataan manusia karena dapat membawa suatu penyakit, merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda/bangunan maupun tanam-tanaman, dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di dalam air seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya, dapat merusak keindahan karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang terutama di daerah hilir sungai yang merupakan daerah rekreasi.

Berdasarkan pertimbangan diatas, perlu kiranya diperhatikan efek sampingan yang akan ditimbulkan oleh adanya suatu indutri tersebut waktu mulai beroperasi. Oleh karena itu perlu dipikirkan juga apakah industri tersebut menghasilkan limbah yang berbahaya atau tidak, sehingga segera dapat ditetapkan perlu tidaknnya disediakan bangunan pengolahan air limbah serta teknik yang dipergunakan dalam pengolahan. (Sugiharto, 1987)

Dengan melihat perkembangan industri sekarang ini maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan, udara dan tanah ynga disebabkan oleh perkembangan industri tersebut. Misalnya industri pengolahan uap, PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA SIBAYAK. Industri pengolahan uap menghasilkan limbah cair yang mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi yang mengakibatkan beban pencemaran semakin besar, karena diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar. Industri pengolahan uap menghasilkan limbah cair yang mengandung senyawa organik yang relatif tinggi dalam bentuk karbon, nitrogen dan fosfor yang dapat menimbulkan proses eutrofikasi yang yang ditandai dengan pertumbuhan ganggang secara pesat dan kadar oksigen terlarut yang rendah.

Limbah cair dapat bersumber dari aktifitas manusia maupun aktivitas alam. Adanya kegiatan-kegiatan industri yang dilakukan oleh manusia menghasilkan buangan yang mengandung bahan kimia. Dimana kandungan bahan kimia yang ada di dalam air limbah dapat merugikan lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Selain itu akan lebih berbahaya bila bahan tersebut merupakan bahan yang beracun.

Untuk itu sebelum dibuang ke perairan bebas, limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu. Dimana dalam pengolahan limbah tersebut ada parameter-parameter yang harus ditentukan misalnya COD, BOD, TSS, TDS, dan lain sebagainya. (Sugiharto, 1987)

Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk menentukan kadar Chemical Oxygen Demand (COD) pada beberapa limbah cair yaitu limbah cair industri pengolahan uap. Yang selanjutnya dapat diketahui apakah limbah cair tersebut telah memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

1.2. Permasalahan

Berapa besar kadar COD yang terkandung dari limbah cair PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA SIBAYAK apakah masih masih memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh keputusan Menteri Lingkungan Hidup.

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah kadar COD dari limbah cair PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA SIBAYAK telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.

1.4. Manfaat

Sebagai informasi bagi masyarakat, agar mengetahui limbah yang sudah di analisa kadar CODnya, dan mengetahui kualitas air limbah yang biasa di buang ke perairan sekitar lingkungan.

ANALISA KANDUNGAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR DARI INLET DAN OUTLET COOLING POND PT

PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA SIBAYAK

ABSTRAK

COD (Chemical Oxygen Demand) adalah parameter yang menunjukkan banyaknya senyawa organik yang dapat dioksidasi dalam limbah cair. Senyawa organik tersebut akan dioksidasi oleh reagen yang merupakan oksidator. Kadar COD dari limbah cair pada inlet dan outlet cooling pond PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENENRGY AREA SIBAYAK telah dilakukan, dimana metode yang digunakan untuk mengukur kadar COD pada air limbah cair pada inlet dan outlet cooling pond yaitu menggunakan metode Titrimetri. Hasil analisa diperoleh kadar COD pada minggu I sampai dengan minggu ke IV masing-masing adalah sebagai berikut, minggu I: inlet 241,28 mg/l, outlet 79,04 mg/l; minggu II: inlet 287,04 mg/l, outlet 128,96 mg/l; Minggu III: inlet 224,64 mg/l, outlet 74,88 mg/l; minggu IV: inlet 224,64 mg/l, outlet 141,44 mg/l. Dan dari hasil analisa tidak ada satupun kadar COD pada outlet melebihi batas standard yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.

CONTENT ANALYSIS OF CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) IN WASTE WATER COOLING POND INLET AND OUTLET PT

PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA SIBAYAK

ABSTRACT

COD (Chemical Oxygen Demand) is a parameter that indicates in many organic compounds that can be oxidized in wastewater. The organic compound to be oxidized by an oxidizing reagent. COD concentration of effluent at the inlet and outlet cooling pond PT PERTAMINA GEOTHERMAL AREA ENENRGY Sibayak has been done, where the methods used to measure the levels of COD in waste water liquid at the inlet and outlet cooling pond that is using titrimetric method. COD analysis results obtained in the first week until the fourth week of each is as follows, Week I: inlet 241.28 mg / l, outlets 79.04 mg / l; Week II: inlet 287.04 mg / l, outlet 128.96 mg / l; week III: inlet 224.64 mg / l, outlets 74.88 mg / l; Week IV: inlet 224.64 mg / l, outlet 141.44 mg / l. And the results of the analysis none of COD at the outlet exceeds the standard limit set by the Minister of the Environment.

ANALISA KANDUNGAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR DARI INLET DAN OUTLET COOLING POND PT

PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA SIBAYAK

TUGAS AKHIR

DHELLA THERESIA BR KARO 122401113

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

ANALISA KANDUNGAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR DARI INLET DAN OUTLET COOLING POND PT

PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA SIBAYAK

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya

DHELLA THERESIA BR KARO 122401113

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

PERSETUJUAN

Judul : Analisa Kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Limbah Cair Dari Inlet Dan Outlet Cooling Pond PT Pertamina Geothermal Energy Area Sibayak

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Dhella Theresia Br Karo Nomor Induk Mahasiswa : 122401113

Program Studi : Diploma-3 Kimia Analis Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di : Medan, Juli 2015

Disetujui Oleh :

Program Studi D3 Kimia Analis

Ketua, Dosen Pembimbing,

(Dra. Emma Zaidar M. Si) (Prof. Dr. Zul Alfian, M.Sc) NIP. 195512181987012001 NIP. 195504051983031002

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(Dr. Rumondang Bulan, Ms) NIP. 195408301985032001

PERNYATAAN

ANALISA KANDUNGAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND

(COD) PADA LIMBAH CAIR DARI INLET DAN OUTLET

COOLING POND PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

AREA SIBAYAK

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, juli 2015

DHELLA THERESIA BR KARO 122401113

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

Karya Ilmiah ini berjudul “Analisa Kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Limbah Cair Dari Inlet Dan Outlet Cooling Pond PT. Pertamina Geothermal Energy Area Sibayak”, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi D-III Kimia Analis Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan Karya Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat bantuan, masukan dan saran yang sangat berharga serta dorongan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan yang paling berharga ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zul Alfian, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan serta petunjuk dalam penulisan Karya Ilmiah ini. 2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS, selaku ketua Departemen Kimia Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Andry Chresna selaku Senior Supervisor Operation & HSSE di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Sibayak, yang benyak membantu menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

6. Bapak Fitoyo dan Bapak Hesron selaku Pembimbing PKL di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Sibayak.

7. Seluruh staff, pegawai dan karyawan/i di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Sibayak khususnya Bapak Mulyadi, dan kakak Retta surbakti beserta keluarga.

8. Susanni Surbakti, Maria C Q S, Heristiani Br Purba, dan Saraswaty Elovani Br Ginting selaku teman PKL yang telah banyak membantu dalam

terselesaikannya Karya Ilmiah ini.

9. Terkhusus buat Ayah , Ibu, Abang dan adik saya tercinta yang telah mendukung saya dan yang selalu mendoakan saya.

Penulis menyadari, dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini.

Besar harapan penulis agar kiranya Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, juli 2015 Penulis

ANALISA KANDUNGAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR DARI INLET DAN OUTLET COOLING POND PT

PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA SIBAYAK

ABSTRAK

COD (Chemical Oxygen Demand) adalah parameter yang menunjukkan banyaknya senyawa organik yang dapat dioksidasi dalam limbah cair. Senyawa organik tersebut akan dioksidasi oleh reagen yang merupakan oksidator. Kadar COD dari limbah cair pada inlet dan outlet cooling pond PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENENRGY AREA SIBAYAK telah dilakukan, dimana metode yang digunakan untuk mengukur kadar COD pada air limbah cair pada inlet dan outlet cooling pond yaitu menggunakan metode Titrimetri. Hasil analisa diperoleh kadar COD pada minggu I sampai dengan minggu ke IV masing-masing adalah sebagai berikut, minggu I: inlet 241,28 mg/l, outlet 79,04 mg/l; minggu II: inlet 287,04 mg/l, outlet 128,96 mg/l; Minggu III: inlet 224,64 mg/l, outlet 74,88 mg/l; minggu IV: inlet 224,64 mg/l, outlet 141,44 mg/l. Dan dari hasil analisa tidak ada satupun kadar COD pada outlet melebihi batas standard yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.

CONTENT ANALYSIS OF CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) IN WASTE WATER COOLING POND INLET AND OUTLET PT

PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA SIBAYAK

ABSTRACT

COD (Chemical Oxygen Demand) is a parameter that indicates in many organic compounds that can be oxidized in wastewater. The organic compound to be oxidized by an oxidizing reagent. COD concentration of effluent at the inlet and outlet cooling pond PT PERTAMINA GEOTHERMAL AREA ENENRGY Sibayak has been done, where the methods used to measure the levels of COD in waste water liquid at the inlet and outlet cooling pond that is using titrimetric method. COD analysis results obtained in the first week until the fourth week of each is as follows, Week I: inlet 241.28 mg / l, outlets 79.04 mg / l; Week II: inlet 287.04 mg / l, outlet 128.96 mg / l; week III: inlet 224.64 mg / l, outlets 74.88 mg / l; Week IV: inlet 224.64 mg / l, outlet 141.44 mg / l. And the results of the analysis none of COD at the outlet exceeds the standard limit set by the Minister of the Environment.

DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN ii PERNYATAAN iii KATA PENGHANTAR iv ABSTRAK vi ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 1.2.Permasalahan 3 1.3.Tujuan 3 1.4.Manfaat 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air 4

2.1.1. Penggolongan Air 4

2.1.2. Karakteristik Air 5

2.2. Limbah 7

2.2.1. Sumber Limbah Cair 7

2.2.2. Komposisi Air Limbah 9

2.2.3. Parameter Kualitas Limbah Cair 10

2.2.4. Teknik Penggolongan Limbah 14

2.3. Chemical Oxygen Demand (COD) 17

2.3.1. Gangguan tes COD 18

2.3.3. Kekurangan tes COD 19

2.3.4. Ketelitian 19

2.3.5. Pengambilan dan pengawetan sampel 19 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Prinsip Analisa 21

3.2. Alat dan Bahan 21

3.2.1. Alat 21

3.2.2. Bahan 21

3.3. Pembuatan Pereaksi 22

3.4. Prosedur Analisa 23

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaan 25

4.1.1. Perhitungan 25

4.2. Pembahasan 26

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 28

5.2. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

DAFTAR TABEL

HALAMAN Tabel 2.1. Perbandingan Rata-Rata Angka BOD5/COD Untuk 18

Beberapa Jenis Air

Dokumen terkait