• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Fidusia

2. Ciri-Ciri Jaminan Fidusia

Berdasarkan Undang-Undang Fidusia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

40

a. Memberikan kedudukan yang mendahulu kepada kreditor penerima fidusia terhadap kreditor lainnya.

Penerima fidusia memiliki hak yang didahulukan terhadap kreditor lainnya. Hak yang didahulukan terhitung sejak tanggal pendaftaran benda yang menjadi objek jaminan fidusia pada kantor pendaftaran fidusia.41

Sesuai pasal 28 Undang-Undang Fidusia, prinsip ini berlaku sejak tanggal pendaftarannya pada Kantor Pendaftaran Fidusia. Jadi ini berlaku adagium “first registered, first secured”, maka sejalan

dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 17 Undang-Undang Fidusia tersebut maka pasal 28 dari Undang-Undang Fidusia menentukan bahwa jika ada lebih dari satu fidusia atas satu objek jaminan fidusia, maka hak preferensi diberikan kepada hak yang lebih dahulu mendaftarkannya pada Kantor Pendaftaran Fidusia,karena itu, tidak ada hak preferensi kepada penerima fidusia yang kedua dengan alasan sebagai berikut :

1) Jika sistem pendaftarannya berjalan secara baik dan benar, maka hampir tidak mungkin ada pendaftaran fidusia yang kedua.

41

2) Jika fidusia tidak mungkin didaftarkan, maka fidusia yang tidak terdaftar setelah didaftarkan tersebut sebenarnya tidak eksis, karena fidusia dianggap lahir setelah didaftarkan.

3) Karena fidusia ulang memang dilarang oleh Undang-Undang Jaminan Fidusia.

Hak yang didahulukan dimaksud adalah hak pemberi fidusia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Hak yang didahulukan dari penerima fidusia tidak hapus karena adanya kepailitan dan atau likuidasi penerima fidusia.

Ketentuan dalam hal ini berhubungan dengan ketentuan bahwa jaminan fidusia merupakan agunan atau kebendaan bagi pelunasan utang. Disamping itu, ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan menentukan bahwa benda yang menjadi objek jaminan fidusia berada di luar kepailitan atau likuidasi. Dengan demikian penerima fidusia tergolong dalam kelompok kreditor separatis.

b. Selalu Mengikuti Objek di Tangan Siapa pun Objek Itu Berada

(Droit de Suite) Jaminan fidusia tetap mengikuti benda yang

menjadi objek jaminan fidusia dalam tangan siapa pun benda tersebut berada kecuali pengalihan atas benda persediaan yang

menjadi objek jaminan fidusia. Ketentuan ini mengikuti prinsip

“Droit de Suite” yang telah merupakan bagian dari peraturan

perundang-undangan Indonesia dalam kaitannya dengan hak mutlak atas kebendaan (in rem).42

Pengecualian atas prinsip ini terdapat dalam hal benda persediaan. Sesuai dengan pasal 21 Undang-Undang Fidusia maka penerima fidusia dapat mengalihkan benda persediaan yang menjadi objek jaminan fidusia dengan cara dan prosedur yang lazim dilakukan dalam usaha perdagangan. Pengalihan di sini maksudnya adalah antara lain termasuk menjual atau menyewakan dalam rangka kegiatan usahanya. Benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang telah dialihkan yang berupa benda persediaan tersebut wajib diganti oleh penerima fidusia dengan objek yang setara. Pengertian setara disini tidak hanya nilainya tetapi juga jenisnya ini gunanya untuk menjaga kepentingan penerima fidusia.43

Pembeli benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang merupakan benda persediaan bebas dari tuntutan meskipun pembeli tersebut mengetahui tentang adanya jaminan fidusia itu, asalkan pembeli telah membayar lunas harga penjualan benda

42

Ibid, hlm. 180 43

tersebut sesuai dengan harga pasar. Harga pasar disini maksudnya adalah harga yang wajar berlaku dipasar pada saat penjualan benda tersebut, sehingga tidak mengesankan adanya penipuan dari pihak penerima fidusia dalam melakukan penjualan benda tersebut.44

c. Memenuhi Asas Spesialitas dan Publisitas sehingga mengikat pihak ketiga dan memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan (pasal 6 dan pasal 11 Undang-Undang Fidusia).45

Salah satu ciri jaminan hutang yang modern adalah terpenuhinya unsur publisitas. Maksudnya semakin terpublikasi jaminan utang, akan semakin baik, sehingga kreditor atau khalayak ramai dapat mengetahuinya atau punya akses untuk mengetahui informasi-informasi penting disekitar jaminan hutang tersebut.

Asas publisitas ini semakin penting terhadap jaminan-jaminan utang yang fisik objeknya jaminannya tidak diserahkan kepada kreditor, seperti jaminan fidusia misalnya. Karena itu, kewajiban pendaftaran fidusia ke instansi yang berwenang merupakan salah satu perwujudan dari asas publisitas yang sangat penting. Dengan pendaftaran ini, diharapkan agar pihak debitor terutama yang

44

Loc. Cit. 45

nakal, tidak dapat lagi mengibuli kreditor atau calon kreditor dengan memfidusiakan sekali lagi atau bahkan menjual barang objek jaminan fidusia tanpa sepengetahuan kreditor pertama.46 Dalam akta jaminan fidusia sekurang-kurangnya memuat : 1) Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia;

2) Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;

3) Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia; 4) Nilai penjaminan; dan

5) Nilai benda yang menjadi objek jaminan fidusia.

Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Fidusia yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kantor inilah yang akan mengurus administrasi pendaftaran jaminan fidusia tersebut.

d. Mudah dan Pasti Pelaksaannya.

Dalam hal debitor atau pemberi fidusia cidera janji/wanprestasi, pemberi fidusia wajib menyerahkan objek jaminan fidusia dalam rangka pelaksanaan eksekusi. Eksekusi dapat dilaksanakan dengan cara pelaksanaan titel eksekutorial oleh penerima fidusia, artinya langsung melaksanakan eksekusi melalui parate eksekusi,

46

atau penjualan benda objek jaminan fidusia atau kekuasaannya sendiri melalui pelelangan umum fidusia atas kekuasaannya sendiri melakukan pelelangan umum serta mengambil pelunasan dari hasil penjualan. Dalam hal akan dilakukan penjualan di bawah tangan, harus dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia,47 dan syarat jangka waktu pelaksanaan penjualan tersebut terpenuhi.

Dibukanya kemungkinan cara penjualan di bawah tangan dimaksudkan adalah untuk mempermudah penjualan objek jaminan fidusia dengan harga penjualan tertinggi. Sertifikat jaminan fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Berdasarkan titel eksekutorial tersebut penerima fidusia dapat langsung melaksanakan eksekusi melalui pelelangan umum atas objek jaminan fidusia tanpa melalui proses peradilan.

Dokumen terkait