• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. LANDASAN TEORI

2. Ciri-ciri Pokok Sistem Internal Control. 14

Suatu sistem internal control yang memuaskan ha

rus mencakup ciri-ciri khas seperti .di bawah ini :

- Suatu struktur organisasi yang memisahkan tang gung jawab fungsional secara tepat.

- Suatu sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang cukup yang berguna untuk mengadakan pengawasan akuntansi yang layak terhadap aktiva, utang-utang, pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya.

- Praktek-praktek yang sehat (sound) harus digunakan dalam melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi setiap departemen dalam organisasi itu, dan

- Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai de - ngan tanggung jawabnya. 5

Ciri-ciri pokok diatas masing-masing sangat penting dan

merupakan dasar bagi suatu sistem internal control yang

baik, sehingga kelemahan-kelemahan/kekurangan-kekurangan

yang ada pada salah satu diantaranya biasanya akan meng

hambat sistem itu bekerja dengan baik.

Misalnya, dalam hal sistem wewenang dan prosedur penca -

catan, tidak adanya suatu sistem pemberian wewenang dan

prosedur pencatatan untuk pengawasan akuntansi yang da -

pat dianggap cukup efektif tanpa adanya pegawai yang mam

pu melaksanakan berbagai prosedur yang telah ditetapkan

agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Dalam

membicarakan masing-masing ciri-ciri pokok diatas hendak

nya tetap diingat tentang saling hubungan antara satu de

ngan yang lain. Untuk lebih jelasnya masing-masing akan

dijelaskan sebagai berikut :

a. Struktur organisasi.

Dewasa ini perkembangan dunia usaha sedemikian pe

satnya sehingga persoalan-persoalan didalam per -

usahaan akan semakin kompleks. Dalam banyak hal

pimpinan tidak dapat lagi melakukan pengawasan se

cara pribadi terhadap jalannya operasi perusahaan.

Dalam keadaan demikian ini maka pembentukan suatu

struktur organisasi yang tepat adalah sangat pen

ting sekali. Struktur organisasi yang tepat itu

akan berbeda-beda antara perusahaan yang satu de

ngan yang lain. Hal ini tergantung pada jenis

perusahaan, luas perusahaan, banyaknya cabang - ca

bang perusahaan, dan lain-lain.

Meskipun demikian, pada umumnya suatu organisasi

yang memuaskan haruslah sederhana dalam arti bah

wa suatu kesederhanaan demikian ini adalah mengun

tungkan jika ditinjau dari sudut pandangan ekono­

mi, dan struktur organisasi haruslah fleksibel da

mengganggu susunan organisasi yang ada secara ber

arti. Selain itu juga hendaknya organisasi terse

but menunjukkan secara tegas batas-batas wewenang

dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam or­

ganisasi perusahaan.

Jadi struktur organisasi yang memisahkan tanggung

jawab fungsional secara tepat merupakan salah sa

tu unsur internal control yang memuaskan. Tetapi

apabila ditinjau dari segi efisiensi, kemungkinan

ada keterbatasan terhadap pemisahan fungsi terse

but karena keterbatasannya jumlah karyawan yang

menanganinya.

Untuk itu perlu diperhatikan dalam hal pembagian

pekerjaan hendaknya ada pemisahan fungsi antara -

mereka yang mempunyai inisiatif atau mengotorisir

transaksi, dengan mereka yang melaksanakan tran -

saksi, dan juga mereka yang bertanggung jawab atas

aktiva, utang, biaya atau pendapatan sebagai ha -

sil dari transaksi.

Dengan demikian diharapkan dapat mencegah terjadi

nya kecurangan-kecurangan didalam perusahaan dan

sekaligus akan dapatlah saling mencek pekerjaan

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan.

Suatu sistem wewenang dan prosedur pencatatan da

lam suatu perusahaan merupakan alat bagi manaje-

men untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi

dan transaksi-transaksi yang terjadi, dan juga

untuk mengklasifikasikan data didalam struktur

rekening-rekening yang formal yang biasanya dise

but dengan Daftar Susunan Rekening (Chart of Ac­

counts ).

Alat-alat yang dipergunakan untuk pengawasan ter

hadap operasi dan transaksi adalah berupa catat

an-catatan yang asli, catatan-catatan dan formu

lir-formulir yang telah dirancang dengan tepat,

perencanaan arus yang logis dalam melaksanakan -

pencatatan dan prosedur pengesahan diantara ba -

gian-bagian dalam organisasi.

Dan agar prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan

dapat dipahami oleh semua orang yang terlibat da

lam organisasi perusahaan, maka disusun suatu pe

doman prosedur yang memuat bentuk-bentuk formu -

lir, petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan

arus pencatatan dan prosedur pengesahan.

Berikut ini akan diuraikan mengenai formulir :

Formulir adalah berupa suatu blangko yang diguna

Dan formulir yang dapat dipakai dalam suatu per­

usahaan mempunyai peranan/kegunaan yang . menurut

Cecil Gillespie dalam bukunya : "Accounting Sys -

terns Procedures and Methods” disebutkan sebagai

berikut ;

1. To determine the results of operations. This function involves : (a) what in sys­ tems work is known as distribution (meaning abstracting quantity and dollar informa - tion from business papers) and (b) the pro duction of reports for the management.

2. To keep track of assets and liabilities of the business.

This function involves keeping accounts of various kinds : cash, accounts with cuto - mers, accounts with creditors, accounts foi*

equipment, accounts with proprietors, and so forth.

3. To get things done : to purpose materials or goods for resale, to instruct the fac - tory to produce, to instruct the warehouse employees to fill orders and the shipping

clerks to ship them, and so forth.

In this connection, the various order pro­ cedures in a business come to mind.

4. To facilitate planning of business activi­ ties, follow-up of performance, and adjust­ ment of plans. Thus, (a) production plan­ ning and production order procedures are operated to tell the factory what to pro - duce and when to produce it, (b) actual production is compared with planned produc tion and (c) adjusted production schedules are made in the light of current and expec ted factory performance, inventories, un - filled customer’s order, and expected sa - les. 6

/>

Cecil Gillespie, Accounting Systems : Procedures and tie - thods, Prentice Hall of India, New Delhi, 1982, hal. 1.

Menurut Drs. Zaki Baridwan,Ak dalam bukunya yang

berjudui : "Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur

dan Metode", kegunaan/peranan formulir disebutkan

sebagai berikut :

a. Untuk menentukan hasil kegiatan perusahaan. Peranan ini dapat dilihat dari pekerjaan membuat distribusi dan pembuatan laporan - laporan untuk pimpinan.

b. Untuk menjaga aktiva-aktiva dan h u t a n g - h u tang perusahaan.

Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan rekening-rekening sehingga dapat diketahui saldo-saldo masing-masing rekening.

c. Untuk memerintahkan mengerjakan suatu pe - kerj aan.

Peranan ini dapat dilihat antara lain dari penggunaan Surat Perintah Pengiriman untuk mengirim barang-barang dan penggunaan Su - rat Permintaan Pembelian agar dibelikan ba rang-barang yang dibutuhkaa.

d. Untuk memudahkan penyusunan rencana-renca- na kegiatan, penilaian hasil-hasilnya dan penyesuaian rencana-rencana.

Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan rencana produksi yang akan digunakan untuk menilai kegiatan produksi, kemudian kalau diperlukan mengadakan perubahan terhadap - rencana tadi. 7

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa formulir

sangat berperanan dalam suatu sistem akuntansi,

dan formulir akan dipergunakan oleh berbagai ba

-gian dalam perusahaan sesuai dengan masing-masing

n

Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan - Metode, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Bagian Penerbit Akademi Akun- tansi YKFN Yogyakarta, 1981, hal. 4.

prosedur yang telah ditetapkan. Untuk itu hen -

daknya formulir direncanakan dengan sebaik - baik

nya. Apabila formulir itu dipakai sebagai bukti

suatu transaksi, biasanya akan dibuat dengan tem

busan-tembusan.

Berapa banyaknya tembusan yang harus dibuat akan

berbeda-beda sesuai dengan ke'gunaan dan kebutuh-

an. Untuk membuat formulir, ada 4(empat) prin -

sip dasar yang dikemukakan yaitu :

1. Bilamana sesuatu harus dicatat dalam sua tu formulir karena suatu keharusan, seper ti pesanan-pesanan, permintaan-permintaan, catatan-catatan, faktur dan sebagainya. 2. Jika suatu informasi harus dicatat ber -

ulangkali, maka penggunaan formulir mengu rangi waktu yang dibutuhkan untuk menulis informasi itu.

3. Suatu formulir harus digunakan, jika per lu memiliki semua informasi pada formulir itu ditempat yang sama, oleh karena infor masi itu memungkinkan suatu pengecekan yang segera terhadap kelengkapan dari ca tat an.

4. Suatu formulir harus digunakan untuk mene tapkan tanggung jawab. §

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan da -

lam merencanakan formulir, hal-hal tersebut oleh

Drs. Zaki Baridwan,Ak dalam bukunya Sistem Akun

Soemita, Sistem-Sistem Akunting (Accounting Systems) I, Penerbit Sinar Baru, Bandung, 1981,h a l .102.

tansi disebutkan sebagai berikut :

1. Formulir yang direncanakan harus berisi se mua informasi yang dibutuhkan, untuk kolom kolom yang akan diisi dengan angka, harus dipastikan bahwa kolom-kolom itu cukup le bar sehingga akan cukup untuk menampung angka-angka tersebut.

Kata-kata yang selalu dituliskan dalam for mulir sebaiknya dicetak sehingga tidak per

lu menulis berulang-ulang;

2. Formulir-formulir yang dibuat dengan mema kai tembusan, sebaiknya warnanya dibeda-be dakan dan pada masing-masing tembusan dice tak nama bagian yang akan diberi tembusan. 3. Sedapat mungkin semua formulir-formulir di

beri nomor urut yang dicetak, hal ini da - pat berguna sebagai alat pengawasan.

4. Perlu ditentukan jumlah penggunaanformulir dalam satu periode agar penyediaannya da pat direncanakan dan tidak sampai kehabis- an. 9

Dalam hubungannya dengan internal control, formu­

lir juga harus memuat data adanya otorisasi yang

memadai, misalnya penggunaan dengan tanda tangan

yang harus dibubuhkan oleh pejabat yang bertang -

gung jawab/yang mempunyai wewenang untuk itu.

c. Praktek-pralctelc yang sehat.

Yang dimaksud dengan praktek-praktek yang sehat

ini adalah setiap pegawai perusahaan didalam me -

laksanakan tugasnya selalu sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Praktek-praktek yang sehat ini berlaku untuk se

luruh prosedur yang ada. Prosedur-prosedur yang

dianut harus memuat langkah-langkah yang diperlu

kan untuk memberi persetujuan atas transaksi

transaksi, pencatatan dan penyelenggaraan penyim

panan aktiva.

Hal ini biasanya dicapai dengan jalan pembagian

tugas dan tanggung jawab sehingga tidak ada se -

orang petugaspun yang dapat melakukan semua ta

hap transaksi secara lengkap dalam suatu perusa

haan, dan bila struktur organisasi dan prosedur

yang disusun perusahaan sudah dapat memisahkan -

antara tugas dan wewenang masing-masing bagian

secara jelas, maka pekerjaan suatu bagian akan -

langsung dicek oleh bagian yang lain. Sehingga

kemungkinan dapat ditemukannya kesalahan-kesalah

an/kecurangan-kecurangan dengan segera.

Jadi praktek-praktek yang sehat yang diikuti da

lam pelaksanaan tugas setiap bagian dalam organi

sasi perusahaan akan besar pengaruhnya terhadap

efektifitas internal control dan efisiensi usaha.

d. Pegawai yang cukup cakap.

Suatu sistem internal control yang dapat berfung

rencana organisasi yang efektif, prosedur-prose -

dur dan praktek-praktek yang cukup baik saja , akan

tetapi juga tergantung pada pemilihan pegawai-pe-

gawai dengan kecakapan dan pengalaman yang diper

lukan untuk menjalankan prosedur-prosedur yang te

lah ditetapkan. Selain itu perlu diperhatikan

tingkat kejujurannya. Walaupun pelaksananya ahli

akan tetapi tidak jujur, maka tujuan internal control ti

dak dapat tercapai. Cleh sebab itu dalam memilih

pegawai perusahaan hendaknya memperhatikan -

kedua syarat tersebut yaitu ahli dalam pekerjaan

dan jujur dalam bertugas.

Untuk mendapatkan pegawai yang tingkat kecakapan-

nya memenuhi syarat yang diperlukan untuk menja -

bat suatu fungsi tertentu dalam suatu perusahaan,

perlu dilakukan seleksi sejak awal penerimaan pe

gawai baru, selanjutnya diadakan latihan - latihan

apabila pegawai sudah diterima bekerja dalam per

usahaan. Dengan demikian dapatlah diharapkan pe

kerjaan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan ma

sing-masing pegawai.

Selain keempat ciri-ciri pokok yang telah diurai-

kan diatas, diperlukan juga beberapa pengawasan

tambahan untuk menjamin berlakunya sistem inter -

Pengawasan-pengawasan tambahaa terseout terdiri -

dari :

1. Laporan-laporan.

2. Standard atau budget.

3. Staff audit intern.

Masing-masinh pengawasan tambahan akan dibahas di

bawah ini.

Ad. 1. Laporan-laporan.

Laporan biasanya dibuat oleh suatu bagian dalam

perusahaan, sebagai alat untuK. mempertanggung ja

wabkan tugas-tugasnya kepada pimpinan, maksuariya

agar p i m p m a n dapat mengetahui sampai seberapa -

jauh pekevja^n-pekerjaan >ang dilaksanakan.

Laporan sangat penting fungsinya sebagai bahan in

formasi dan dasar pengamuilan keputusan bagi pi -

hak manajemen. Untuk itu dirasa perlu disusun su

atu laporan yang mana laporan tersebut dapat di -

buat secara rutin setiap hari( setiap minggu atau

pun setiap bulan, atau dapat juga' berdasarkan sua

tu fase tertentu dari perusahaan.

Agar suatu laporan dapat berfungsi dengan baik ,

hendaknya dapat memenuhi prinsip-prinsip dasar di

1. Pertanggung jawaban, yaitu prinsip yang mengtienriaki bahwa laporan itu harus disusun

sesuai dengan tanggung jawab bagian-bagian dalam perusahaan. Laporan-laporan seperti ini dibuat bertingkat sesuai dengan ting - kat-tingkat yang ada dalam struktur organi sasi.

2. Pengecualian, yaitu prinsip yang menghen - daki bahwa laporan yang disusun itu hendak nya menunjukkan hal-hal yang menyimpang da ri standard atau budgetnya.

Maksud dari prinsip ini ialah agar manaje men dapat memusatkan perhatiannya pada hal hal yang menyimpang tersebut.

3. Perbandingan, yaitu prinsip yang menghen - daki bahwa laporan yang disusun itu hendak nya dibandingkan dengan data lain agar le bih mempunyai arti. Perbandingan ini da - pat dilakukan dengan standard/budget atau dengan realisasi periode sebelumnya.

4. Ringkas, yaitu prinsip bahwa laporan yang dibuat untuk bagian yang lebih tinggi ha - rus lebih ringkas, sehingga dapat memberi kan ruang lingkup yang lebih luas.

5. Komentar, yaitu prinsip bahwa laporan itu sebaiknya juga berisi beberapa komentar da ri pihak yang menyusun. Maksud pemberian komentar ini adalah agar pembaca laporan tersebut dapat segera mengetahui hal — hal yang penting yang ada dalam laporan terse­ but . 10

Untuk memperoleh manfaat laporan yang maksimal ,

disamping prinsip-prinsip dasar diatas, perlu di

perhatikan pula dalam hal pelaporan hendaknya di,

lakukan tepat pada waktunya supaya tindakan korek

si yang perlu diambil tidak akan terlambat.

Dan informasi yang dilaporkan harus teliti, dapat

dipercaya, serta dengan pertimbangan biaya pene -

tapan laporan yang minimum.

Ad. 2. Standard atau budget.

Standard ini dipakai sebagai suatu ukuran untuk

mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan oleh

bagian-bagian yang ada dalam suatu perusahaan.

Standard ini dapat berbentuk : biaya standard, pe

ngontrolan mutu dan perencanaan produksi, budget

penjualan, budget investasi dan lain-lain. Terle

pas dari jenisnya, semua standard bertujuan mem -

bentuk ukuran yang akan dapat dipakai sebagai ba

han perbandingan, penilaian dan an’alisa selama

berlangsungnya dan setelah selesainya periode yang

bersangkutan dengan standard tersebut.

Standard yang merupakan alat untuk mengukur reali

sasi ini sangat efektif untuk pengontrolan terha

dap kemungkinan kecurangan yang terjadi dalam per

usahaan. Oleh karena itu perlu adanya penetapan

standard yang baik. Berbagai cara dapat diguna -

kan didalam menetapkan standard, tergantung pada

kebutuhan situasi dalam perusahaan. Sebagai con

toh, salah satu cara yang dapat dipakai adalah me

rata-ra-ta dari pekerjaan yang sesungguhnya.

Misalnya : dari 100 Kg tembakau campur yang dise

rahkan kepada pekerja dapat menjadi 51.000 batang

rokok. Hal ini berarti standard untuk 1 Kg akan

menjadi 510 batang rokok (yaitu 51.000 dibagi de

ngan 100).

Adalah lebih efektif apabila cara penetapan stan­

dard yang digunakan dengan mendasarkan r a t a - r a t a

dari pekerjaan yang sesungguhnya itu diawasi.

Jadi sama dengan cara yang disebutkan diatas, te

tapi diadakan pengawasan lebih baik atas pekerja

an yang dilakukan. Untuk itu ternyata dari 100Kg

tembakau campur dapat menjadi 52.500 batang rokok*

Hal ini berarti standard untuk 1 Kg akan mengha -

silkan 525 batang rokok (yaitu 52.500 dibagi de -

ngan 100).

Dengan adanya standard ini maka penyimpangan - pe

nyimpangan yang mungkin akan terjadi dapat diketa

hui dengan membandingkan antara realisasi dengan

standardnya, sehingga dapat diambil tindakan per

baikan lebih lanjut.

Ad. 3. Staff Audit Intern.

Staff audit intern merupakan suatu bagian dalam

terhadap pelaksanaan prosedur-prosedur yang te -

lah ditetapkan. Karena prosedur itu disusun de

ngan tujuan untuk mengadakan suatu sistem inter

nal control maka pekerjaan staff audit intern -

ini adalah untuk menilai keefektifan alat - alat

atau cara-cara pengendalian intern yang lain.

Hasil pemeriksaan dan penilaian ini berguna bagi

manajemen untuk mengetahui apakah pelaksanaan -

kerja sesuatu atau menyimpang dari kebijaksanaan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Petugas audit intern harus mempunyai kebebasan

dalam hal memberi nasehat manajemen atau saran

saran mengenai setiap kekurangan-kekurangan yang

ada, membantu manajemen untuk menemukan adanya

kecurangan atau penggelapan, memberikan penerang

an tentang kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen

kepada seluruh pegawai perusahaan.

Staff audit intern dalam suatu perusahaan dapat

merupakan suatu fungsi staff yang bertanggung ja

wab kepada controller. Dapat pula merupakan

staff dari Direksi atau staff dari Kepala Bagian

Akuntansi. Akan tetapi sebaiknya staff audit in

tern merupakan staff dari Direksi, agar sikap

independent terhadap bagian lainnya dapat diper

Meskipun demikian haruslah dijaga agar terdapat

suatu sistem kerjasama yang baik antara audit

intern dengan bagian lain dalam organisasi per -

usahaan.

3. Keterbatasan Sistem Internal Control

Sistem internal control diciptakan oleh manusia

untuk mengatasi kemungkinan terjadinya lcesalahan-kesa -

lahan atau pengelapan yang akan merugikan perusahaan.

Namun internal control tidalclah dimaksudkan untuk me -

niadakan semua kemungkinan terjadinya kesalahan atau

penggelapan, karena tidak ada sistem internal control

yang sempurna untuk menjamin tidak terjadinya penyele -

wengan. Jadi meskipun sistem internal control telah di

susun dengan sebaik-baiknya, masih ada batas-batas ter

tentu yang tidak memungkinkan internal control yang me

muaskan ini tercapai.

Batas-batas tersebut adalah :

a. Persekongkolan (Collusion).

Adanya persekongkolan ini akan merusak sistem irf

ternal control, sehingga tidak ada pemisahan

fungsi seperti yang tercermin dalam rencana dan

prosedur perusahaan. Internal control mengusaha

-ngan cara misalnya :

mengharuskan adanya giliran bertugas, keharusan

mengambil cuti untuk dicek pada saat cuti, la -

rangan menjalankan tugas-tugas yang bertentangan

oleh mereka yang mempunyai hubungan kekeluargaan.

Akan tetapi hal ini tidak berarti internal con -

trol dapat menjamin bahwa persekongkolan tidak

terjadi.

b. B i a y a .

Suatu pengendalian adalah berguna dan diperlukan

untuk berlangsungnya pelaksanaan operasi yang

efisien dan mencegah tindakan yang dapat merugi

kan perusahaan. Di dalam penyelenggaraan sistem

pengendalian intern harus juga mempertimbangkan

antara biaya dan kegunaannya. Hal ini disebab -

kan kemungkinan biaya yang dikeluarkan untuk me

ngendalikan hal-hal tertentu bisa melebihi kegu

naan/manfaat yang akan diperoleh.

c. Kelemahan manusia.

Suatu sistem dan prosedur yang telah ditetapkan

terlebih dahulu, dilaksanakan secara rutin. Hal

ini akan menimbulkan rasa jenuh bagi orang-orang

yang terlibat didalamnya, sehingga kemungkinan -

Misalnya, orang-orang yang memberlkan parafnya

. secara rutin dapat berbuat ceroboh dengan mem

beri paraf secara otomatis tanpa benar - benar

melakukan pengawasan terlebih dahulu.

Keadaan demikian ini membuka kesempatan bagi

orang yang bermaksud untuk melakukan kecurang-

an .■

Dokumen terkait