LANDASAN TEOR
3. Citra Kontras-Tingg
Citra Kontras-Tinggi memilki nilai jangkauan nilai keabuan yang lebar, tetapi terdapat area yang lebar yang didominasi oleh warna gelap dan area yang lebar yang didominasi oleh warna terang (Munir, 2004).
2.7 Mean Squared Error (MSE)
Mean Squared Error (MSE) digunakan untuk mengukur kinerja dari algoritma
steganografi pada citra (Sutoyo, 2009). Citra asli dibandingkan dengan citra tersisip (stego image) dengan memeriksa selisih nilai. Perhitungan nilai MSE dari citra digital berukuran N x M piksel, dilakukan sesuai dengan rumus pada persamaan (1).
... (1)
f(i,j) : menyatakan nilai piksel citra yang asli. f’(i,j) : merupakan nilai piksel citra hasil penyisipan.
N.M : dimensi citra (piksel)
Nilai MSE yang besar, menyatakan bahwa penyimpangan atau selisih antara citra hasil penyisipan dengan citra aslinya cukup besar.
2.8 Penelitian yang Relevan
Berikut ini beberapa penelitian yang berhubungan dengan Implementasi Algoritma Kombinasi Least Significant Bit +1 (LSB +1) dengan Modified Least Significant Bit (MLSB) pada Watermarking Citra:
Tabel 7. Penelitian yang Relevan
TAHUN JUDUL PENELITI HASIL PENELITIAN
2009 Pendekatan metode
Least Bit Modification
untuk merancang aplikasi
Steganography pada
file audio digital tidak terkompresi
Utami, E. 1. Ukuran file audio yang sudah disisipkan informasi tidak mengalami perubahan. Dengan tidak berubahnya ukuran file
tersebut maka
kemungkinan besar orang lain tidak akan mengetahui bahwa ada informasi rahasia di dalam file tersebut.
2. File stego tidak dapat dideteksi secara kasat telinga karena penurunan kualitas suara yang terjadi sangat kecil.
3. Output dari program ini dapat tidak terdeteksi oleh
software yang dapat
mendeteksi file stego. 2012 Aplikasi steganografi
untuk
menyembunyikan teks dalam Media image dengan menggunakan metode LSB
Asep Saefullah, Himawan, Nazori Agani
Aplikasi steganografi ini sangat bermanfaat
terutama dalam
perlindungan hak cipta
(copyright) sebuah
image dan juga
keamanan pada saat melakukan transfer /pengiriman data melalui jaringan internet. Ukuran semula pada image original dengan format
.jpg akan mengalami kenaikan nilai ditambahkan pesan rahasia dengan menggunakan format .png. Hasil ekstrak image baik berupa teks, image, video dan audio akan terbuka begitu saja,
sehingga untuk
keamanan yang lebih baik maka disarankan dienkripsi kembali hasil
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Salah satu algoritma steganografi yang paling populer dan sering digunakan untuk menyembunyikan informasi dalam citra digital metode penyisipan Least Significant
Bit (LSB). LSB adalah algoritma sederhana yang menukar bit yang paling kecil ke
dalam beberapa byte media penyembunyiannya secara berurutan.
Rahul, et al. (2013) menggunakan metode LSB yang diterapkan pada citra digital menyimpulkan bahwa metode ini sangat mudah diterapkan, tetapi metode ini memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya yaitu metode ini tidak kebal terhadap
noise dan teknik kompresi.
Steganografi adalah seni dan ilmu tentang komunikasi yang tidak terlihat. Kata Steganografi berasal dari kata Yunani "stegos" yang berarti "penutup" dan "grafia" yang berarti "menulis" sehingga dapat diartikan sebagai "tulisan yang tersembunyi". Tujuan dari Steganografi adalah untuk menyembunyikan data dari pihak ketiga. Biasanya pesan akan dimunculkan dalam bentuk lain: gambar, artikel, daftar belanja, atau beberapa bentuk lainnya.
Algoritma yang umum digunakan dalam melakukan penyisipan data ke dalam media digital adalah Least Significant Bit (LSB). Prinsip dasar metode ini adalah dengan mengganti bit terakhir setiap data dengan bit-bit penyisip. Dengan kata lain setiap satu bit penyisip membutuhkan satu byte data cover media, jadi setiap satu karakter teks penyisip membutuhkan delapan byte cover media karena satu byte penyisip terdiri dari delapan bit data. Pesan yang disembunyikan dengan algoritma ini dapat dengan mudah diketahui, karena bit-bit pesan sudah pasti berada pada bit LSB dari media digital tersebut.
Untuk memperkuat teknik penyembunyian data LSB, dapat dilakukan dengan menyisipkan bit-bit penyisip ke bit nomor 2 terakhir. Metode ini disebut dengan Least
Significant Bit +1 (LSB +1). Proses penyisipan juga dapat dilakukan secara acak.
Misalnya jika terdapat 50 byte dan 6 bit data yang akan disembunyikan, maka byte yang diganti bit LSB +1-nya dipilih secara acak, misalkan byte nomor 36, 5, 21, 10, 18, 49. Bilangan acak ini dapat dibangkitkan dengan Pseudo-Random-Number-
Generator (PRNG) (Saefullah, 2012). Dengan menerapkan algoritma Least Significant Bit +1 pada proses steganografi, maka keberadaan penyisip sulit
ditemukan karena bit-bit penyisip diletakkan pada bit LSB nomor dua untuk setiap
byte cover dan letaknya diacak.
Pada penelitian ini penulis melakukan analisa ketahanan citra hasil steganografi metode LSB+1 dan Modified Least Significant Bit (MLSB) terhadap perubahan tingkat kontras citra tersebut. Dimana awalnya pesan akan disisipkan ke dalam media citra digital, selanjutnya citra hasil penyisipan tersebut diubah tingkat kontrasnya. Setelah itu citra yang telah diubah tingkat kontrasnya akan diekstrak untuk mendapatkan pesan yang telah disisipkan sebelumnya. Pesan hasil ekstraksi akan dibandingkan dengan pesan awalnya, untuk menentukan tingkat kerusakan pesan tersebut.
Dengan melihat penelitian diatas, maka penulis berniat melakukan analisis ketahanan penyisipan dari perubahan kontras citra hasil penyisipan dan memberi judul skripsi ini dengan Analisis Ketahanan Citra Stego Metode LSB+1 Dan MLSB Terhadap Perubahan Kontras Citra.
1.2Rumusan Masalah
Citra hasil steganografi mengandung data rahasia yang retan terhadap kerusakan akibat perubahan nilai pikselnya dalam hal ini adalah perubahan kontras. Dalam penelitian ini dilakukan analisis sejauh mana tingkat kerusakan data penyisip pada file citra (stego image) akibat perubahan kontras.
1.3Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada skripsi ini adalah:
1. Tidak membahas perubahan ukuran citra hasil perubahan kontras.
2. Tidak membahas kualitas citra akibat penyisipan data serta perubahan kontras.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan data penyisip menggunakan algoritma LSB+1 dan MLSB pada file citra hasil penyisipan dengan merubah kekontrasan stego image.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah perubahan kontras pada citra hasil penyisipan dengan algoritma LSB+1 dan MLSB mengakibatkan kerusakan data penyisip.
2. Sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai teknik steganografi yang baik untuk pengolahan citra.
1.6 Metodologi Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi Literatur
Pada tahapan ini dilakukan dengan mempelajari referensi yang terdiri dari buku- buku dan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian.
2. Analisis dan Perancangan
Pada tahapan ini dilakukan analisis watermarking citra digital dan melakukan kombinasi algoritma LSB + 1 dengan MLSB serta kebutuhan perancangan dan disertai pembuatan flowchart serta rancangan antar muka.
3. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pengimplementasian steganografi citra dengan menggunakan bahasa pemrograman VB.NET 2010.
4. Pengujian
Pada tahap ini dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sistem telah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diinginkan.
5. Dokumentasi
Dokumentasi dibuat dalam bentuk laporan yang dikerjakan dari awal hingga akhir skripsi.
1.7Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini merupakan bagian yang berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.