• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Pustaka Public Relations dan Pembentukan Citra

2. Citra Perusahaan

10

dengan publik (public relations), sebagai lingkup fungsi dan tugas kehumasan.9

Public relations merupakan perantara antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal. Sebagai publik, mereka berhak mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan rencana-rencana usaha suatu organisasi atau perusahaan berdasarkan keadaan, harapan-harapan, keinginan-keinginan publik sebagai sasarannya.

2. Citra

Pembentukan Citra dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: 10

1. Kata benda: gambar, rupa, gambaran

2. Gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk

3. Kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi

4. Data atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi13.

9

Abdurrachman, Dasar-dasar Public Relations (Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti, 2001) Hlm. 27

10

Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh.. Dasar-dasar Public Relations. (Bandung Cetakan Ketiga.

11

Katz mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya

Citra perusahaan di mata publik dapat terlihat dari pendapat atau pola pikir pada saat mempersepsikan realitas yang terjadi. Citra perusahaan adalah adanya persepsi yang berkembang di benak publik terhadap realitas. Realitas dalam Public relation adalah apa yang tertulis di media. Terbentuknya citra perusahaan karena adanya persepsi.11

Untuk mendapatkan citra yang diinginkan, perusahaan harus memahami secara persis proses yang terjadi ketika publik menerima informasi mengenai kenyataan yang terjadi. Public relation dalam menyampaikan pesan-pesan secara tepat sasaran mampu menghimpun awareness dari public dan menumbuhkan citra positif dari publik terhadap perusahaan. Citra yang baik akan menumbuhkan reputasi yang baik pula dari suatu perusahaan.

3. Hubungan Public Relation dan Pembentukan Citra

Public relations merupakan perantara antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal. Sebagai publik, mereka berhak mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan rencana-rencana

12

usaha suatu organisasi atau perusahaan berdasarkan keadaan, harapan-harapan, keinginan-keinginan publik sebagai sasarannya.

Salah satu jenis citra adalah citra perusahaan. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti misalnya dari sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset. Memiliki suatu citra perusahaan yang cemerlang dan positif, jelas merupakan keinginan dari setiap perusahaan, termasuk pula yang diinginkan oleh Bank Indonesia.

Citra perusahaan di mata publik dapat terlihat dari pendapat atau pola pikir pada saat mempersepsikan realitas yang terjadi. Citra perusahaan adalah adanya persepsi yang berkembang di benak publik terhadap realitas. Realitas dalam Public Relations (PR) adalah apa yang tertulis di media. Terbentuknya citra perusahaan karena adanya persepsi. Menurut Kotler persepsi adalah pandangan seseirang dalam menafirkan suatu peristiwa berdasarkan informasi yang diterimanya.

Untuk mendapatkan citra yang diinginkan, perusahaan harus memahami secara persis proses yang terjadi ketika publik menerima informasi mengenai kenyataan yang terjadi, Public Relations (PR) dalam

13

menyampaikan pesan-pesan secara tepat sasaran mampu menghimpun awareness dari public dan menumbuhkan citra positif dari public terhadap perusahaan. Citra yang baik akan menumbuhkan reputasi yang baik pula dari suatu perusahaan.

Citra yang baik dari suatu organisasi merupakan aset yang sangat penting karena citra mempunyai suatu dampak persepsi publik dan operasi organisasi dalam berbagai hal. Setiap perusahaan harus mempunyai citra di masyarakat, dan citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang, atau buruk. Citra buruk melahirkan dampak yang negatif bagi operasi bisnis perusahaan dan juga melemahkan kemampuan perusahaan untuk bersaing.

14

G. Kerangka Pikir Penelitian

Bagan 1.1 Alur Pikir Peneliti

Proses penelitian ini dibangun berawal dari Public Relations (PR) Bank Indonesia yang memberikan motivasi kepada penerima beasiswa Bank Indonesia istilah penerima beasiswa yaitu Genbi (Generasi Baru Indonesia). Adanya respond dari penerima beasiswa menimbulkan teori citra (image

theory) sehingga terjadi pembentukan citra.

Teori Citra (Image Theory) merupakan serangkaian pengetahuan,pengalaman, perasaan (emosi) dan penilaian yang diorganisasikan dalam sistem kognisi manusia, atau pengetahuan pribadi yang

Motivasi Pembentukan Citra Penerima Beasiswa GENBI Public Relation (PR) Bank Indonesia Pembentukan Karakter Respon Masyarakat

15

sangat diyakini kebenarannya. Mardhi Jhon Harrowitz mengemukakan bahwa citra terbentuk pada struktur kognisi manusia.12

Teori diatas pasti ada hubungannya dengan pembentukan citra disuatu perusahaan. Perusahaaan pastinya akan meningkatkan citra agar bisa mendapatkan persepsi publik yang positif. Dengan menciptakan suatu hal yang positif, maka timbullah stimulus dari karyawan, mereka melakukan apa yang dipikirkannya, dengan cara persepsi, menanggapi apa yang dilihat dan dipikirkannya. Kemudian dilakukannya kognisi, dimana mereka sudah mengerti apa yang diketahuinya tentang lembaga itu dan termotivasi untuk melakukan sesuatu, kemudian timbullah sikap, dari semua itu akhirnya timbul respon berupa citra perusahaan tersebut.

Perusahaan pastinya akan meningkatnya citra agar bisa mendapatkan persepsi publik yang positif. Dan citra bisa terbentuk melalui struktur kognisi manusia, maksudnya adalah citra perusahaan terbentuk karena suatu konsep atau ide yang dibuat oleh manusia sendiri atau dibuat oleh sekelompok organisasi yang ada dalam perusahaan itu.Hal itu juga yang mungkin terjadi di Bank Indonesia, citra yang terbentuk dengan baik karena ide-ide atau konsep dari public relations yang membuat sebuah program Bank Indonesia.

12

Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relation,(Bandung: Simbiosa Rekatama

16

H. Metode Penelitian

Guna memperoleh informasi yang sesuai dengan yang dirumuskan dalam permasalahan dan tujuan penelitian, perlu suatu desain atau rencana menyeluruh tentang urutan kerja penelitian, yaitu:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena peneliti berusaha untuk memaparkan suatu fenomena yang sedang terjadi, sedangkan jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif. Metode deskriptif disini menitik beratkan pada observasidan suasana alamiah (naturalistis setting), peneliti bertindak sebagai pengamat, ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya.

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian

a. Subyek

Subyek dalam penelitian ini adalah Public Relation Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Timur dan para stakeholder yang berkepentingan di dalamnya. Informan dari penelitian ini adalah Public Relation. Dengan pertimbangan bahwa, Public Relation (PR) adalah subyek dari penelitian ini maka wawancara banyak yang mengarah kepada Public Relation (PR), sebagai pembuat program Bank Indonesia

17

b. Obyek

Obyek pada penelitian ini adalah tentang public relation dan pembentukan citra pada studi penerima beasiswa Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Timur.

c. Lokasi Penelitian

Pada lokasi penelitian yang dipilih yaitu Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Timur di Jl. Pahlawan No 105 Surabaya. Lokasi yang dipilih peneliti ini karena dirasa cocok dan sangat berkompeten didunia perusahaan yang sedang melambung citranya walaupun masih banyak yang belum mengetahui tentang beasiswa pendidikan ini, untuk itu peneliti mengali lebih dalam tentang pembentukan citra Bank Indonesia melalui program beasiswa tersebut.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Mengingat subyek penelitian ini adalah bagian Public Relation atau Humas Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Timur yaitu di Jl. Pahlawan No 105 Surabaya dan para stakeholder yang berkepentingan di dalamnya, yaitu pembuat program beasiswa tersebut, dan obyek pada penelitian ini adalah pada bidang beasiswa pendidikan, maka jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu

18

1) Data primer merupakan data yang diambil langsung dari peneliti kepada sumber aslinya, tanpa adanya perantara. Sumber yang dimaksud dapat berupa benda-benda, situs, atau manusia13. Data primer ini meliputi bagian Public Relation (PR), sedangkan narasumbernya dari kepala bagian humas, dan pembuat program beasiswa tersebut

2) Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari wawancara dengan pihak penerima beasiswa yang tersebar di Universitas Surabaya dan Madura terkait program yang dirasakan yaitu beasiswa pendidikan. b. Sumber data

Sumber data didefinisikan sebagai benda, hal atau orang, tempat peneliti mengamati, membaca, dan bertanya tentang data.14 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data yang diperoleh dari hasil wawancara atau informasi dalam perusahaan yaitu Public Relation (PR) dan para stakeholder yang berkaitan dengan program beasiswa. Adapun bentuknya adalah keterangan-keterangan dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai dengan dicatat secara tertulis dan

13

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis Dan Artikel Ilmiah (Cipayung Ciputat: Gaung perasda press,

2007) Hlm 86-87 14

19

dikembangkan. Kemudian sumber data yang diambil dari data sekunder yang berbentuk data sudah jadi, misalnya dokumen, teori, dengan tujuan agar memperbanyak hasil data.

4. Tahap-Tahap Penelitian

a. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap ini peneliti mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penelitian ini yakni mengajukan proposal penelitian kepada kepala prodi mengenai rancangan penelitian dari lapangan penelitian, serta akan mulai meneliti segala sesuatu yang ada dalam perusahaan terebut. Sebelum itu peneliti mengajukan rekomendasi kepada Direktur atau

Public Relation (PR) Bank Indonesia yang ada di Surabaya,

mengingat lapangan yang peneliti teliti adalah perusahaan yang berkembang.

b. Tahap Lapangan

Dalam tahap ini mensurvei dan menilai kondisi lapangan. Peneliti mulai mencoba masuk sebagai anggota dalam perusahaan tersebut agar bisa mengetahui situasi yang ada dalam lembaga tersebut. Kemudian peneliti melakukan pengumpulan data dari fakta-fakta yang peneliti lihat di lapangan, peneliti menggunakan observasi yang mengharuskan peneliti untuk mempunyai hubungan sedekat

20

mungkin dengan subyek penelitian agar data-data yang ada akan segera didapat untuk kemudian peneliti analisis dengan teori-teori yang ada.

5. Tahap Pengumpulan Data

Sejumlah tindakan penelitian selama di lapangan, terutama yang berkaitan dengan proses pengumpulan data, peneliti menggunakan tiga teknik, yaitu:

1) Wawancara mendalam dengan para informan. Dengan teknik ini akan tergali pengalaman informan yang. Karena itu peneliti dituntut membuat informan lebih terbuka dan leluasa dalam memberikan informasi.

2) Observasi partisipatif terhadap tindakan bentuk verbal maupun nonverbal dari pihak terkait. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang bagaimana pembentukan citra yang dilakukan oleh pihak public relations Bank Indonesia pada studi penerima beasiswa.

3) Penggunaan informasi dokumentasi menjadi teknik yang dipilih, sebab memberikan manfaat dalam mengumpulkan informasi tentang public relation dan pemebentukan citra studi pada program beasiswa Bank Indonesia. Dalam konteks ini peneliti akan melakukan interpresentasi berbagai dokumen yang bersifat oral maupun tertulis.

21

6. Teknik Analisi Data

Analisis data yang peneliti gunakan bersifat induktif karena peneliti akan mengumpulkan berbagai macam data dari lapangan dan kemudian akan dibuat hipotesanya sehingga untuk seterusnya berkembang menjadi sebuah teori. Disini peneliti menggunakan kategorisasi yang berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan darin seperangkat data yang disusun atas dasar pemikiran atau intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu. Peneliti mencari dan menyusun secara sistematis data yang yang diperoleh dari, hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi melalui cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan, mengklarifikasikan hal-hal penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan. Sehingga dari keseluruhan peneliti menggunakan gambaran tentang proses komunikasi yang sudah terjadi dilapangan sampai menghasilkan image yang baik dimata karyawan.

7. Teknik Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data, agar tidak terjadi kesalahan maka perlu diadakan pemeriksaan atas data-data itu. Dalam hal ini peneliti melakukan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan Sesuatu yang lain. Dengan kata lain dilakukan penegcekan yang didapat melalui wawancara terhadap objek penelitian. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran dan kepercayaan data juga

22

dilakukan untuk memperkaya data. Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara b. Membandingkan apa yang telah dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Data memiliki kecukupan referensial berupa bahan-bahan yang digunakan sebagai patokan untuk menguji sewaktu-waktu diadakan analisis. Kemudian peneliti melakukan diskusi pada teman-teman agar membuat peneliti mempertahankan sikap terbuka dan jujur.Dan dari diskusi inilah peneliti mendapatkan kesempatan untuk mulai menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. Dan dari teknik penelitian keabsahan data tersebut peneliti akan membandingkan antara sumber data dan teori. Serta apakah ada kekurangan , kelebihan dalam penelitian ini.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk menguraikan hasil penelitian ini, akan disampaikan dengan pola bab di mana masing-masing bab akan diuraikan hasil kajian yang telah

23

dilakukan, baik secara teoretik maupun secara empirik. Untuk keperluan dimaksud, maka laporan penelitian ini tersistematika sebagai berikut:

Bab I

Yang merupakan bab pendahuluan berisi latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan, yang kemudian dilanjutkan dengan menguraikan beberapa rumusan masalah, kerangka konseptual, tujuan dan manfaat penelitian baik secara akademis maupun secara praktis.

Bab II

Berisi kajian teoretik yang menjadi landasan penelitian ini dilakukan. Dasar pemikiran yang dapat dimunculkan pada bab ini adalah untuk mengetahui secara jeli tentang konsepsi bahkan beberapa teori yang dirasakan memiliki relevansi maksimal, sehingga menjadi tergambarkan secara jelas apa maksud dilakukannya penelitian ini ditinjau dari sisi kepustakaan, di samping itu untuk mengidentifikasai berbagai teori yang memungkinkan untuk dikembangkan atau diperdalam konteksnya.

Bab III

Merupakan hasil temuan penelitian, yang berisi kajian empirik subyek dan obyek penelitian. Diawali dengan profil subyek penelitian yang berguna

24

untuk memotret secara jeli kondisi eksisting subyek penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan hasil penelitian yang notabene merupakan

“jawaban” dari rumusan masalah yang peneliti ajukan.

Bab IV

Merupakan bab yang menguraikan hasil pembahasan terhadap data yang telah terdeskripsikan pada bab sebelumnya. Melalui serangkaian diskusi pembahasan, akan dikaji hasil-hasil penelitian (temuan) yang dikomparasikan dengan teori yang ada. Dengan demikian akan tergambar secara teoretik bagaimanakah temuan tersebut jika didiskusikan secara teoretik.

Bab V

Merupakan bab kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini peneliti akan menguraikan secara jelas dan singkat tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, dan dilanjutkan dengan saran atau rekomendasi.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka Public Relations dan Pembentukan Citra

1. Public Relations

Public Relation merupakan salah satu usaha management dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi

management itu dengan publiknya, dengan melalui suatu program kerja

yang positif.1 Public Relation atau humas memiliki kemampuan dalam membangun citra atau image organisasi yang akan berkontribusi pada terwujudnya reputasi organisasi atau institusi. Singkat kata, baik buruknya sebuah organisasi bisnis atau institusi juga dipengaruhi seberapa maksimal peran humas.2

Sebelum public relations diambil pengertiannya berikut beberapa defines pengertian public relations dari beberapa ahli :

a. J.C Seidel: Public relations adalah proses yang continue dari usaha –

usaha management untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan publik umumnya dengan mengadakan analisa dan perbaikan. Perbaikan terhadap diri sendiri ke dalam, sedangkan ke luar dengan mengadakan pernyataan –

pernyataan.

1

Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan. (Bandung : PT. Karya Nusantara Bandung.1973).

Hlm 13 2

Fitriana Utami Dewi, Publik Speaking: Kunci Sukses Bicara di depan Publik”Teori dan Praktik”

26

b. Howard Bonham: Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian public yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan public terhadap sesorang atau sesuatu organisasi/badan.

c. Glenn dan Denny Griswolf: Public relations adalah suatu fungsi manajemen yang menilai sikap public, memnunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan public dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan public.

d. Bertrand R Canfield: Untuk memperjelas pengertian public relations maka definisinya harus dihubungkan dengan fungsinya yaitu:

1) Mengabdi kepentingan umum 2) Memelihara komunikasi yang baik

3) Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.

e. Edward L Bernays, mengemukakan tiga pengertian public relations 1) Memberikan penerangan pada masyarakat

2) Pembujukan langsung terhadap masyrakat guna mengubah sikap dan tindakan.

3) Usaha – usaha mengintergrasikan sikap dan tindakan dari permasalahan dengan masyarakat dan dari masyarakat terhadapa permasalahannya.

27

f. IPRA (The International Public Relations Association)

Karena banyaknya definisi public relations maka para pempraktek public relations yang tegabung dalam organisasi tersebut membuat definisi sebagai berikut hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan, yang dengan itu organisasi –

organisasi dan lembaga – lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum diantara mereka, untuk mengkorelasikan, sedapat mungkain, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerjasama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien.

Dari definisi dan pengertian yang telah dipahami bersama maka untuk lebih jelasnya akan dikutip pengertian public relations atau dalambahasa Indonesia menjadi hubungan masyarakat yang tergabung dalam IPRA.3

1. Hubungan masyarakat merupakan suatu paduan khas dari pengetahuan, ketrampilan dan metode.

2. Hubungan masyarakat adalah fungsi managemen mengenai hubungan – hubungan antara dua atau lebih organisasi danm public, baik nasional maupun internasional yang menghasilkan jenis hubungan yang diinginkan atau dipergunakan oleh organisasi

– organisasi dan khalayak tersebut.

3

28

3. Kegiatan – kegiatan hubungan masyarakat dilaksanakan oleh praktisi yang melayani berbagai jenis organisasi beserta publiknya, seperti perusahaan, pemerintah, keuangan, perburuhan, pendidikan, organisasi – organisasi ilmu pengetahuan, perdagangan dan profesi, kelompok – kelompok minat khusus kelompok – kelompok rasial dan seks, para pelanggaran, para pemegang saham, para pemuka pendapat, kelompok – kelompok budaya dll.

4. Para praktisi hubungan masyarakat yang berupaya untuk melayani kepnetingn umum, sadar akan pengaruh pendapat umum, sadar akan pengaruh pendapat umum terhadap pengambilan keputusan, menyampaikan anjuran dan melakukan komunikasi sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan secara dua arah timbale balik antara oraganisasi dengan public.

b. Berupaya melakukan proyeksi perihal organisasi saat sekarang, waktu dahulu, dan masa yang akan datanga, dengan cara menginterprestasikan kepada public dalam istilah – istilah yang dimengerti dan menginterprestasikan public kepada para anggota organisasi dalam istilah – istilah yang dipahamai. c. Menyelenggarakan penelitian mengenai kebutuhan

organisasidan sikap public merekomondaikan suatu kebijaksanaan dan suatu program untuk menjumpai mereka,

29

serta mengukur keefektifian kebijaksanaan dan program tersebut.

d. Berusaha membina dan memelihara pengakuan yang menyenangkan terhadap organisasi dengan jalan memapankan pertukaran informasi antara organisasi dengan public mengenai kekuatan – kekuatan sosial, politik, ekonomi, dll. Yang penting di masyarakat yang bergantung langsung pada arus balik dari public untuk keperluan pengaruhan.

e. Menasehatkan penyesuaian perilaku organisasi untuk memenuhi tanggung jawab sosial, politik dan ekonomi serta kebutuhan yang diciptakan oleh pergeseran sikap – sikap manusiawi berdasarkan hasil penelitian.

f. Berupaya untuk mengantisipasi dan mengkoreksi kesan –

kesan palsu, dan menanggapi secara seksama kritik – kritik terhadap organisasi.

g. Memperhatikan agar hubungan – hubungan yang bermakna dengan pemerintah terpelihara, perundang2an dan peraturan –

peraturan yang berpengaruh kepada organisasi dilaporkan kepada manajemen, disertai penyampaian saran – saran.

h. Melaksanakan penelitian terhadap sikap – sikap public, khususnya mereka yang dianggap penting bagi organisasi dan menginformasukan hasilnya kepada manajemen.

30

i. Mencoba membantu organisasi memperagakan perasaan tanggung jawab sosial yang sungguh – sungguh sejalan dengan tanggung jawab mencari keuntungan.

j. Membantu para anggota organisasi berbicara secara jelas dan jujur disaat menyajikan fakta dan pandangan kepada khalayak. k. Membantu manajemen memanfaatkan waktu secara seksama

dan secara konstruktif dengan pemikiran dalam istilah – istilah yang mengandung perubahan.

l. Menggunakan pendapat umum dan bentuk – bentuk penelitian lainnya, prinsip – prinsip, metode – metode, dan penemuan –

penemuan mengenai ilmu pengetahuan sosial, serta penyajian –

penyajian secara visual, tulisan dan lisan pada media pers, radio, tv, dan pita film sebagai sarana penting.

m. Berperan sebagai bagian dari manajemen baik sebagai anggota staf internal maupun sebagai petugas staf eksternal.

Public reations (PR) didefinisikan sebagai metode komunikasi yang

bertujuan menciptakan saling pengertian dan kerja sama di antara semua publik yang berkepentingan guna memperoleh keuntungan dan kepuasan bersama. Sebagai salah satu metode komunikasi, public relation (PR) mempunyai ciri khas yaitu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan publik, baik publik internal maupun eksternal. Komunikasi yang dilakukan oleh public relation (PR) bersifat dua arah (two way

31

communication) dengan tujuan untuk pencitraan suatu perusahaan atau

lembaga (corporate image). Fungsi public relation (PR) dalam manajemen suatu lembaga/perusahaan adalah sebagai pendukung manajemen,

Dokumen terkait