• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN

C. Deskripsi Variabel Penelitian

1. Citra Produk

H2 :Harga Jual Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian obat herbal Remapo.

H3 :Desain Kemasan Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian obat herbal Remapo.

Citra Produk Harga Jual Produk Desain Kemasan Produk

Keputusan

Pembelian

konsumen

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus di Apotek Dharma Husada. Suharsimi (2006) menyatakan studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, intuisi atau gejala-gejala tertentu. Dalam Studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati individu atau satu unit secara mendalam. Umumnya studi kasus dilakukan karena kebutuhan pemecahan masalah.

B.Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pembeli sekaligus konsumen akhir obat herbal Remapo di Apotek Dharma Husada.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah citra produk, harga jual produk, desain kemasan produk, dan keputusan pembelian.

C.Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2016. 2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Apotek Dharma Husada, Jalan Gajah Mada No.40, Lempuyangan, Yogyakarta.

44 D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Terikat (dependent Variable)

Variabel terikat (dependent Variable), adalah variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian karena variabel ini yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel independen atau variabel bebas ( Ferdinand, 2006). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).

b. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya (Variabel terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra produk yang dilambangkan dengan X1, harga jual produk yang dilambangkan dengan X2 dan desain kemasan produk yang dilambangkan dengan X3.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2001) merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional variabel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut

45

Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian No. Variabel

Penelitian

Definisi operasional Indikator Sumber 1 Keputusan

pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana pembelian benar- benar mengkonsumsi 1. Keyakinan dalam memilih produk. 2. Keputusan membeli produk obat herbal Remapo meskipun mengetahui informasi mengenai produk di tempat lain (pilihan pertama).

Kotler (2005)

2 Citra produk Jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek atau produk tertentu (obat herbal Remapo )

1. Obat herbal Remapo diyakini aman dikonsumsi karena menggunakan bahan alami

2. Aman dikonsumsi dalam jangka panjang 3. Tidak menimbulkan efek samping

4. Memberikan efek positif jika dikonsumsi

Shimp (2003),

3 Harga jual produk

Jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang tertentu.

1. Keterjangkauan harga. 2.Kesesuaian harga dengan kualitas produk.

3. Daya saing harga. 4. Kesesuaian harga dengan manfaat. Stanton, 1998 4 Desain kemasan produk Bentuk sekaligus corak pembungkus primer dan sekunder yang berfungsi melindungi produk dan sebagai alat promosi dengan tampilan menarik dan dapat mempengaruhi konsumen. 1. Mudah dipakai 2. Mampu melindungi produk

3. Desain yang menarik 4. Aman dibuka tutup 5. Desain sesuai dengan jenis produk yang dijual

Taufik Amir (2007:145) dan Kotler & Gary Amstrong (2008:354)

46 3. Pengukuran Variabel

Skala Pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data pengukuran dari suatu variabel ( Djaali : 2008 ). Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu :

Tabel 2.2 Skala Pengukuran Variabel

No. Variabel Skala pengukuran

1 Keputusan Pembelian Skala Likert

2 Citra Produk Skala Likert

3 Harga Jual Produk Skala Likert

4 Desain Kemasan Produk Skala Likert

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati (Marzuki, 2005). Saifuddin Azwar (2007: 72) menyatakan definisi operasional adalah suatu definisi yang memiliki arti tunggal dan diterima secara objektif bilamana indikatornya tidak tampak. Suatu definisi

mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-

karakteristik variabel yang diamati. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memaknai judul skripsi ini, maka perlu dijelaskan tentang definisi operasional dari judul tersebut sebagai berikut:.

47 1. Apotek

Kepmenkes RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 menyatakan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Yang di maksud pekerjaan kefarmasian diantaranya pengadaan obat penyimpanan obat, pembuatan sediaan obat, peracikan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai perbekalan kefarmasian yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional, alat kesehatan dan kosmetik. Tidak hanya menjalankan pekerjaan kefarmasian tetapi tugas pokok dan fungsi apotek juga harus dijalankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan standard prosedur yang telah ditetapkan.

2. Obat Herbal

PERMENKES RI Nomor :246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyatakan bahwa obat herbal adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi.

3. IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 246/Menkes/Per/V/1990Tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional Dan Pendaftaran Obat Tradisional Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menyatakan lndustri Kecil Obat Tradisional (IKOT) adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan.

48 F. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan individu atau obyek penelitian yang memiliki kualitas dan ciri-ciri yang ditetapkan. Sanusi (2011) menyatakan populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang membeli sekaligus mengonsumsi obat herbal Remapo di Apotek Dharma Husada.

2. Sampel

Sugiyono (2009) menyatakan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah pasien yang membeli sekaligus mengonsumsi obat herbal Remapo di Apotek Dharma Husada.

G. Teknik Pengambilan sampel

Untuk melakukan sebuah penelitian, peniliti tidak diwajibkan untuk meneliti semua keseluruhan anggota populasinya. Dengan demikian, peneliti harus membuat sebuah perwakilan populasi yang disebut sebagai sampel. Metode yang digunakan adalah non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana tidak semua anggota populasi dalam posisi yang sama memiliki peluang untuk dipilih menjadi sampel. Metode pengambilan sampelnya menggunakan accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan siapa saja yang ditemui secara kebetulan sebagai sampel. Maksudnya adalah siapa saja yang

49

kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang tersebut sesuai kriteria dan cocok untuk dijadikan sumber data (Sugiyono, 2009). Apabila populasi berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui maka digunakan rumus sebagai berikut (Widiyanto, 2008)

n =

n =

=

96,04 H. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang didapat peneliti dari hasil wawancara dan pembagian kuesioner kepada konsumen obat herbal Remapo di Apotek Dharma Husada, Yogyakarta.

I. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara yaitu mengadakan komunikasi (wawancara) secara langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

2 Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yaitu dengan cara memberi separangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

50

konsumen di Apotek Dharma Husada. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini termasuk data berskala ordinal. Skala ordinal adalah skala yang mengategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara (Sekaran,2006). Sedangkan teknik pembuatan skala yang penulis gunakan dalam penelitian ini termasuk dalam skala Likert yaitu berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, yang terdiri dari 5 tingkatan yaitu (Sekaran, 2006) :

a) STS (Sangat Tidak Setuju) b) TS (Tidak Setuju)

c) N (Netral) d) S (Setuju)

e) SS (Sangat Setuju)

Adapun penilaian dari setiap jawaban di atas yaitu sebagai berikut : a. Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi skor = 1

b. Untuk jawaban tidak setuju (TS) diberi skor = 2 c. Untuk jawaban netral (N) diberi skor = 3 d. Untuk jawaban setuju (S) diberi skor = 4 e. Untuk jawaban sangat setuju (SS) diberi skor = 5

51 J.Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur sah’ atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali,2011). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dapat diketahui dengan melihat r hitung, apabila r hitung sig. ≤ 0,05 = valid dan r hitung sig. > 0,05 = tidak valid (Siregar,2013).

r

ii

=

Keterangan :

r

ii = Koefisien Korelasi X = Skor butir

Y = Skor total butir

N = Jumlah sampel (responden)

Untuk menentukan instrumen tersebut sahih atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai rhitung ≥ rtabel dengan (α) sebesar 5% maka instrumen dikatakan sahih

b) Jika nilai rhitung < rtabel dengan (α) sebesar 5% maka instrumen dikatakan tidak sahih.

52 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,2011). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliabel (Ghozali,2011). Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dengan One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila hasil α > 0,70 = reliabel dan hasil α < 0,70 = tidak reliabel.(Ghozali,2011) :

r =

keterangan :

r = koefisien reabilitas instrument (cronbach alpha) k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= total varians butir

53 Kriteria:

a) Jika nilai rhitung ≥ rtabel dengan (α) sebesar 5% maka instrumen dikatakan realiabel.

b) Jika nilai < dengan (α) sebesar 5% maka instrumen dikatakan tidak realiabel.

K. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Uji ini dilakukan untuk memenuhi syarat agar model linier regresi berganda dapat diterima. Uji asumsi klasik dilakukan dengan cara menguji normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinearitas. Apabila model memenuhi uji asumsi klasik, maka model linier regresi berganda akan menghasilkan unbiased linier estimator dan memiliki varian minimum atau sering disebut dengan BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) (Ghozali,2011).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal p-plot (Ghozali,2011) dengan ketentuan : Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

54 b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2011). Pada penelitian ini, uji heterokedastisitas menggunakan metode scatterplots regresi, metode ini yaitu dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya).

Dasar pengambilan keputusan yaitu:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

55 c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2011) mempunyai angka Tolerance di atas (>) 0,1 dan mempunyai nilai VIF (variance inflation factor) di bawah (<) 10.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh simultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat atau menguji pengaruh berapa banyak varians dalam variabel terikat yang dijelaskan oleh sekelompok prediktor (Sekaran,2006).

Rumus:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan:

a = Konstanta

b1 , b2 dan b3 = koefisien regresi Y = Keputusan Pembelian

X1 = Citra Produk

56 X3 = Desain Kemasan produk

e = error

a. Uji t

Uji parsial menggunakan uji t, yaitu untuk menguji kemaknaan koefisien regresi parsial (r masing-masing variabel bebas). Uji t biasa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing – masing koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui signifikansi setidaknya pengaruh dari masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Y), yang dilihat dari interpretasi hasil di kolom sig. dengan dasar pengambilan keputusan (Sarjono dan Julianita, 2011). Pengambilan keputusan didasarkan nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS for windows (Santoso, 2004:168). Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika nilai probabilitas (sig.) <0,05 maka variabel independen (citra produk, harga jual produk, dan desain kemasan produk) secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

2) Jika nilai probabilitas (sig.) >0,05 maka variabel independen (citra produk, harga jual produk, dan desain kemasan produk) secara individu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

Nilai probabilitas dari uji t dapat dilihat dari hasil pengolahan dari program SPPS for windows pada tabel COEFFICIENT kolom sig atau significance.

57 b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas (citra produk, harga jual produk, dan desain kemasan produk) berpengaruh secara simultan yang digunakan untuk menjelaskan variabel terikat (keputusan pembelian). Pengambilan keputusan didasarkan nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS for windows (Santoso, 2004:168).

Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika nilai probabilitas (sig.)<0,05 maka variabel independen (citra produk, harga jual produk, dan desain kemasan produk) secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

2) Jika nilai probabilitas (sig.)>0,05 maka variabel independen (citra produk, harga jual produk, dan desain kemasan produk) secara bersamasama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

Nilai probabilitas dari uji F dapat dilihat dari hasil pengolahan dari program SPPS pada tabel ANOVA kolom sig atau significance.

58 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah perusahaan

Apotek Dharma Husada sebelumnya bernama Apotek Profesi yang dikelola oleh Ibu Dra. Siti Rundasih, Apt, lalu pada tahun 2005 dibeli oleh Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, SPPD-KR. Apotek ini terletak di Jl. Gajah Mada No.40, Pakualaman. Apotek ini mempunyai letak yang strategis karena letaknya di pinggir jalan dekat pasar lempuyangan sehingga mudah dijangkau oleh konsumen. Barang atau produk obat-obatan yang relatif lengkap dalam memenuhi kebutuhan konsumen membuat apotek tersebut banyak dikunjungi oleh konsumennya. Selain menyediakan obat-obatan, apotek ini juga dilengkapi dengan praktek dokter penyakit dalam yaitu Prof. Dr. dr Nyoman Kertia, SPPD-KR yang merupakan Guru Besar FK UGM

B. Visi dan misi 1. Visi apotek

Menjadi apotek yang berbasis pharmaceutical care dengan pelayanan informasi obat terbaik yang tidak mengesampingkan tumbuh dan kembang apotek, serta menjadi apotek percontohan dalam praktik bersama apoteker di bidang farmasi komunitas.

59 2. Misi apotek

a. Menyediakan obat, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan lainnya yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat sekitar apotek

b. Memberi pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, efektif dan informatif dengan menerapkan konsep pharmaceutical care secara profesional.

c. Memberikan konseling, solusi, dan semua informasi yang dibutuhkan pasien secara aktif.

d. Menjadi apotek percontohan praktik bersama apoteker yang menerapkan prinsipNo Pharmacist No Service.

e. Menjadi apotek yang mampu bersaing secara profesional.

f. Meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan dan pemilik modal. g. Mengembangkan dan memicu profesionalisme apoteker dalam bidang

kefarmasian agar tercapainya kesejahteraan pasien.

C. Tujuan Pendirian Apotek

Tujuan pendirian Apotek “Dharma Husada” adalah :

1. Melayani kebutuhan pasien akan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi yang berkualitas dengan mengedepankan kepuasan pasien.

2. Mewujudkan pengobatan yang tepat, rasional, serta efektif dari aspek kefarmasian.

60

pasien tentang pentingnya self medication.

4. Sebagai tempat praktik dan pengabdian keprofesian apoteker, serta memperkenalkan profesi apoteker yang bertanggungjawab pada masyarakat

5. Meningkatkan kesejahteraan apotek, karyawan, dan pemilik modal.

6. Menjadi apotek yang dapat memberikan contoh yang baik bagi apotek lain terkait dengan pelayanan kefarmasian.

D. Manfaat Pendirian Apotek

Manfaat pendirian Apotek “Dharma Husada” adalah : 1. Sebagai sarana dan prasarana praktik profesi apoteker.

2. Meningkatkan kualitas profesi apoteker dalam hal pemberian pelayanan berupa komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat tentang obat sehingga dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, aman, dan rasional.

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam hal pelayanan obat yang bermutu dan berkualitas dengan harga terjangkau, serta memperoleh informasi tentang obat sehingga kualitas hidup pasien meningkat.

4. Pengembangan jiwa wirausaha bagi apoteker. 5. Memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

61 E. Struktur Organisasi (Tahun Pertama)

Uraian Tugas dan tanggungjawab 1. APA (Apoteker Pengelola Apotek)

a. Memimpin seluruh kegiatan apotek

b. Bertanggungjawab dalam mengembangkan strategi apotek dan menciptakan suasana kerja yang baik

c. Bertangungjawab mengelola apotek dalam hal: 1) Perbekalan Farmasi

2) Pelayanan kefarmasian 3) Administrasi dan keuangan 4) SDM

5) Ketenaga kerjaan atau Personalia 6) Planning and Inventory Control

d. Membuat laporan obat narkotika dan psikotropika secara periodik APA

Apoteker pendamping

Asisten Apoteker Pembantu Umum

Pemilik Apotek

62

e. Melaksanakan konseling obat dan pelaksanaan home care

f. Merencanakan dan melaksanakan program kerja dibidang pelayanan kefarmasian

g. Melakukan langkah‐langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas apotek

h. Melakukan Patien Medical Record ( PMR)

i. APA bertanggung jawab atas kelancaran segala bidang dalam apotek serta bertanggungjawab terhadap kelancaran hidup apotek yang dipimpinnya.

j. Serta turut serta melayani pembelian oleh konsumen. 2. APING (Apoteker Pendamping)

a. Membantu APA dalam mengelola:

 Perbekalan kefarmasian

 Pelayanan kefarmasian

 Administrasi dan keuangan

 SDM

b. Melaksanakan konseling obat dan pelaksanaan home care

c. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA berhalangan selama jam kerja apotek.

d. Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal‐hal penting yang mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA.

63

e. Apoteker Pendamping bertanggungjawab penuh kepada APA dan melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pendamping sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi dari APA.

f. Serta turut serta melayani pembelian oleh konsumen. 3. Tenaga Teknis Kefarmasian

a. Melakukan pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep) sesuai petunjuk pimpinan apoteker atau apoteker pedamping

b. Memberikan pelayanan obat bebas dan bebas terbatas c. membantu apoteker dalam pelayanan resep

d. Membantu pembuatan persediaan obat e. Mencatat dan memeriksa obat

f. Pengarsipan resep

g. Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran kegiatan pembelian.

h. Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur, mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan menjaga agar daftar harga tetap up to date.

i. Mengelompokkan dan menata obat sesuai terapi dan abjadnya.

j. Asisten apoteker bertanggung jawab kepada apoteker pendamping atas segala kebenaran tugas yang diselesaikannya. Berwenang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai petunjuk dan atau instruksi apoteker pendamping.

64

k. Bertanggung jawab terhadap delivery service

l. Serta turut serta melayani pembelian oleh konsumen. 4. Pembantu umum

a. Bertanggungjawab terhadap keamanan apotek

b. Memberikan label harga obat setelah dihitung oleh apoteker/TTK. a. Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan

dan peracikan obat. 5. Keuangan

a. Membuat laporan keuangan secara periodik kepada PSA b. Melakukan pembukuan harian, bulanan dan tahunan c. Membuat laporan pajak

65 BAB V ANALISIS DATA

A.Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini digunakan program perhitungan komputer (SPSS 19.00) untuk menguji validitas dan reliabilitas data yang diperoleh selama penelitian. Ada sejumlah data yang berasal dari 96 responden dianggap layak untuk diuji validitas dan reliabilitasnya dan selanjutnya dapat dianalisis.

1. Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik korelasi product moment pearson.

Tabel V.1

Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir- Butir Pernyataan Kuesioner Variabel Butir r Hitung r Tabel Status

Citra Produk (X1) 1 0.523 0.2006 Valid

2 0.441 0.2006 Valid

3 0.642 0.2006 Valid

4 0.468 0.2006 Valid

Harga Jual Produk (X2) 1 0.723 0.2006 Valid 2 0.729 0.2006 Valid 3 0.580 0.2006 Valid 4 0.763 0.2006 Valid Desain Kemasan Produk (X3) 1 0.644 0.2006 Valid 2 0.582 0.2006 Valid 3 0.679 0.2006 Valid 4 0.590 0.2006 Valid 5 0.498 0.2006 Valid Keputusan Pembelian (Y) 1 0.641 0.2006 Valid 2 0.656 0.2006 Valid 3 0.559 0.2006 Valid 4 0.664 0.2006 Valid 5 0.649 0.2006 Valid

66

Berdasarkah Tabel V.1 tersebut dapat diketahui bahwa seluruh pernyataan dalam penelitian ini nilai r hitung> r tabel. Oleh karena itu maka kuisioner dalam penelitian ini dapat dikatakan valid (tepat).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis Cronbach Alpha. Butir – butir pernyataan kuesioner dapat

dikatakan reliabel apabila mempunyai alpha ≥ 0,6. Hasil uji reliabilitas

disajikan pada tabel V.2 berikut ini : Tabel V.2

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Butir – Butir Pernyataan Kuesioner

Variabel Alpha Status

Citra Produk (X1) 0.770 Reliabel

Harga Jual Produk (X2) 0.654 Reliabel Desain Kemasan Produk (X3) 0.673 Reliabel Keputusan Pembelian (Y) 0.628 Reliabel

Dari tabel V.2 dapat dilihat bahwa seluruh butir pernyataan

Dokumen terkait