• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka berpikir yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Peranan pembelajaran kimia model TPS (Think-Pair-Share) dan NHT

(Numbered Heads Together) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Karakteristik materi sistem koloid merupakan materi yang bersifat abstrak dan konkret. Materi ini dapat bersifat konkret sebab siswa dapat mengamati secara langsung gejala-gejala yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupun contoh-contoh penerapannya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk berpikir secara konkret. Materi sistem koloid dapat bersifat abstrak sebab materi disajikan dalam bentuk teori sehingga dibutuhkan berpikir secara abstrak untuk memahami materi tersebut, bisa juga siswa mengambil kesimpulan atas gejala-gejala yang diamati sehingga dibutuhkan berpikir abstrak yang baik. Misalnya siswa mengamati mengapa pada siang hari langit tampak biru sedangkan pada sore hari langit tampak jingga. Contoh yang lain misalnya bagaimana sabun atau detergen dapat membersihkan kotoran pada pakaian. Dalam hal ini siswa berpikir secara abstrak mengenai apa yang terjadi dan apa yang menyebabkan langit berwarna biru dan jingga, sehingga siswa mampu menemukan jawaban atas gejala-gejala yang dihadapinya. Akan tetapi penting bila siswa sudah mempunyai pengetahuan lamanya untuk mengintegrasikan gejala-gejala baru agar mudah dalam memahami materi.

Model pembelajaran kooperatif yang diteliti yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT).

Kelebihan dari model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) yaitu secara

commit to user

adanya waktu berfikir, akuntabilitas berkembang, serta kecilnya jumlah kelompok dapat mendorong seluruh siswa untuk terlibat lebih aktif. Adapun kekurangannya adalah ide-ide yang muncul lebih sedikit karena hanya terdiri dari 2 anggota dalam kelompok berpasangannya. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) merupakan model

pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, siswa aktif menjawab pertanyaan, memotivasi dalam belajar, melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai pendapat teman dalam kelompok. Sedangkan Kelemahan NHT adalah pengkondisian kelas kurang, memerlukan banyak waktu untuk diskusi, siswa yang aktif akan tampak aktif dan siswa yang pasif akan tampak pasif. Kedua model pembelajaran kooperatif ini prinsipnya siswa dapat saling membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi sistem koloid. Sehingga diduga ada perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS Think-Pair-Share) dan NHT (Numbered Heads

Together) terhadap prestasi belajar dalam materi sistem koloid.

2. Peranan kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Kemampuan awal merupakan penguasaan konsep awal yang harus dikuasai siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung dengan kata lain kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan yang relevan yang dimiliki pada saat akan mulai mengikuti suatu pembelajaran. Jadi, kemampuan yang diperoleh siswa dari pengalaman sebelumnya dapat menjadi bekal untuk mengikuti pengalaman belajar berikutnya. Jika diterapkan dalam konteks pembelajaran di kelas dapat dikatakan bahwa siswa dengan kemampuan awal tinggi akan dapat

commit to user

menguasai bahan ajar dengan cepat. Sedangkan siswa dengan kemampuan awal yang rendah tentunya untuk menguasai bahan ajar membutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan demikian, maka diduga kemampuan awal mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar.

3. Peranan aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Aktivitas belajar yang dialami oleh siswa merupakan suatu proses yaitu proses belajar sesuatu serta aktivitas setiap siswa itu berbeda-beda. Dengan kata lain, proses belajar yang berhubungan dengan bahan belajar yang dapat diamati oleh guru, umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar siswa. Jadi aktivitas belajar siswa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang berupa suatu proses mempelajari sesuatu. Pada dasarnya, siswa dalam melakukan aktivitas bervariasi sesuai dengan kemampuan diri masing-masing. Siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi akan mampu beradaptasi lebih cepat di dalam perubahan yang ada di lingkungan belajar. Sedangkan siswa dengan aktivitas belajar rendah akan merasa canggung untuk memulai hal yang baru. Dengan demikian, maka diduga bahwa prestasi hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi akan lebih baik daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah.

4. Interaksi antara pembelajaran kimia model TPS (Think-Pair-Share) dan NHT

(Numbered Heads Together) dengan kemampuan awal siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan NHT (Numbered

Heads Together) pada umumnya ditandai dengan pemberian permasalahan dari

guru kepada siswa dan siswa harus berusaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dalam kelompoknya dimana dalam pembelajaran

commit to user

kooperatif, para siswa harus berusaha membantu teman-teman anggota kelompok untuk memahami bahan ajar yang diberikan oleh guru. Sehingga, disini masing-masing siswa harus memiliki modal yaitu kemampuan awal yang baik agar proses pembelajaran dalam kelompok kooperatif dapat berjalan. Berdasarkan hal tersebut, maka diduga ada interaksi antara kemampuan awal dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan NHT

(Numbered Heads Together) terhadap prestasi belajar

5. Interaksi antara pembelajaran kimia model TPS (Think-Pair-Share) dan NHT

(Numbered Heads Together) dengan aktivitas belajar siswa.

Pada pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan NHT

(Numbered Heads Together), siswa banyak melakukan aktivitas pada setiap

kegiatan proses belajar mengajar. Aktivitas ini misalnya: Visual activities

(aktivitas visual), meliputi membaca dan membandingkan; Oral activities

(aktivitas lisan), meliputi menanyakan dan interupsi; Listening activities

(aktivitas mendengar), meliputi mendengarkan dan mendiskusikan; Writing

activities (aktivitas menulis), meliputi menyalin,menyusun jawaban

permasalahan dari guru; Motor activities (aktivitas gerak), meliputi melakukan

percobaan dari permasalahan yang diberikan guru dan bermain; Mental

activities (aktivitas mental), meliputi menanggapi dan memecahkan masalah;

Emotional activities (aktivitas emosi), meliputi menaruh minat dan

bersungguh-sungguh. Berbagai aktivitas ini mendukung jalannya proses belajar mengajar sehingga apabila dilaksanakan dengan baik maka prestasi belajarnya akan baik. Oleh karena itu, diduga ada interaksi antara aktivitas belajar siswa dengan

commit to user

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan NHT (Numbered

Heads Together) terhadap prestasi belajar.

6. Interaksi antara kemampuan awal siswa dengan aktivitas belajar siswa.

Siswa dengan kemampuan awal tinggi akan dapat menguasai bahan ajar dengan cepat. Sedangkan siswa dengan kemampuan awal rendah tentunya untuk menguasai bahan ajar membutuhkan waktu yang lebih lama. Siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi akan mampu beradaptasi lebih cepat di dalam perubahan yang ada di lingkungan belajar. Oleh karena itu siswa dengan kemampuan awal tinggi dan aktivitas belajar tinggi tentu akan menguasai bahan ajar dengan lebih baik apabila dibandingkan dengan gabungan kriteria kemampuan awal dan aktivitas belajar yang lain. Dengan demikian diduga ada interaksi antara kemampuan awal dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar. 7. Interaksi antara pembelajaran kimia model TPS (Think-Pair-Share) dan NHT

(Numbered Heads Together) dengan kemampuan awal siswa dan aktivitas

belajar siswa.

Kemampuan awal dan aktivitas belajar keduanya dapat mendukung saat melakukan proses belajar mengajar. Kemampuan awal merupakan penguasaan konsep awal yang harus dikuasai siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung. Dengan mempunyai kemampuan awal yang tinggi, maka diharapkan penguasaan konsepnya tinggi. Aktivitas belajar akan meningkat apabila mendapat tantangan dalam proses belajar mengajar. Tantangan ini bisa

didapat dari pembelajaran kooperatif TPS (Think-Pair-Share) dan NHT

(Numbered Heads Together) yang berupa penguasaan bahan ajar. Dengan

commit to user

melakukan pembelajaran kooperatif, sehingga penguasaan bahan ajar menjadi meningkat. Dengan demikian, diduga ada interaksi antara kemampuan awal dan aktivitas belajar dengan pembelajaran kooperatif TPS (Think-Pair-Share) dan

NHT (Numbered Heads Together) terhadap prestasi belajar.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh pembelajaran kimia model TPS (Think-Pair-Share) dan NHT

(Numbered Heads Together) terhadap prestasi belajar siswa.

2. Ada pengaruh kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

3. Ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

4. Ada interaksi antara pembelajaran kimia model TPS (Think-Pair-Share) dan

NHT (Numbered Heads Together) dengan kemampuan awal siswa.

5. Ada interaksi antara pembelajaran kimia model TPS (Think-Pair-Share) dan

NHT (Numbered Heads Together) dengan aktivitas belajar siswa.

6. Ada interaksi antara kemampuan awal siswa dengan aktivitas belajar siswa. 7. Ada interaksi antara pembelajaran kimia model TPS (Think-Pair-Share) dan

NHT (Numbered Heads Together) dengan kemampuan awal siswa dan aktivitas

commit to user

Dokumen terkait