• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user Tabel 4. Ciri morfologi sembilan varian tanaman ganyong

No Ciri morfologi Cb Ce Ci Ch Cq Ca Cp Cg Cc 1

Warna daun

Hijau Ungu

kehijauan Hijau Hijau Hijau Hijau

Hijau bergaris kuning Ungu Hijau 2 Warna petala bunga Jingga bintik kuning Merah Kuning bintik jingga

Kuning Pink Merah Jingga Merah

Jingga bintik kuning Warna sepala

bunga Jingga Hijau

kemerahan Kuning Kuning Pink Merah Jingga Merah

Hijau keputi han 3 Panjang petala 4.22 4.04 4.02 4.01 4.98 4.30 5.57 5.97 5.66 Lebar petala 1.16 1.15 1.00 0.99 0.98 0.91 1.58 1.64 1.59 4 Panjang daun 31.38 40.78 36.25 50.01 49.12 26.98 36.85 38.59 31.06 Lebar daun 10.61 23.96 18.94 16.20 15.95 14.47 16.96 16.58 12.26 5 Tinggi tanaman 180 200 201 204 203 90 85 120 130 Diameter batang 1.2 1.5 1.6 1.6 1.8 0.9 0.8 1.1 1.7 6 Diameter rimpang 2.1 5.0 5.0 2.3 2.2 2.0 2.1 2.0 1.9 Diameter buah 1.1 1.2 1.4 2.4 2.2 0.4 1.5 1.7 1.3 7 Jumlah biji dalam buah 12 20 19 25 24 9 12 20 22 8 Panjang putik 4.8 5.5 5.8 6.5 6.3 4.9 4.7 8.1 8 Lebar putik 0.6 0.8 0.9 0.8 0.8 0.6 0.7 0.7 0.9 9 Panjang anter 0.7 0.8 0.9 0.8 0.8 0.6 0.7 0.8 0.7 Lebar anter 0.2 0.1 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.1 0.2 10 Warna batang Hijau Hijau

keunguan Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau

Hijau Keungu an Hijau Warna sisik rimpang Hijau kecoklat an Hijau keunguan Hijau keungu an Hijau kecoklat an Hijau kecoklat an Hijau kecoklat an Hijau keungu an Hijau kecoklat an

Keterangan: Cb : Canna bonfire, Ce : Canna edulis, Ci : Canna coccinea, Ch : Canna hybrid, Cq :

Canna qlauca, Ca : Canna achira, Cp : Canna pretoria, Cg : Canna generalis, Cc : Canna compacta

commit to user

Berdasarkan data morfologi tersebut selanjutnya dibahas satu persatu mengenai organ tanaman ganyong tersebut, sehingga akan diketahui keragaman genus Canna berdasarkan ciri morfologi.

1. Rimpang (rhizoma)

Rimpang (rhizoma) sebenarnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tembusan baru. Rimpang di samping merupakan alat perkembangbiakan juga merupakan tempat penimbunan zat makanan cadangan. Rimpang dari genus

canna spp seluruhnya memiliki sisik yang berwarna coklat kehitaman. Canna edulis mempunyai ukuran rimpang yang paling besar yaitu 5,2 cm, baru

kemudian rimpang Canna coccinea 5,0 cm. Sedang Canna bonfire, Canna

hybrid, Canna glauca, Canna achira, Canna Pretoria, Canna generalis, dan Canna compacta memiliki diameter antara 2,0 – 2,3 cm.

Perbedaan ukuran rimpang yang cukup mencolok ini diduga karena perbedaan komposisi kimia, kandungan gizinya, serta varietasnya. Seperti yang dikemukakan Nuryadin (2008) bahwa bentuk rimpang beraneka ragambegitu juga komposisi kimia dan kandungan gizinya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh umur, varietas dan tempat tumbuh tanaman.

2. Batang

Batang dari genus Canna adalah batang semu atau yang lebih umum disebut dengan batang. Batang semu ini gabungan dari pelepah daun yang bertumpuk membentuk bangunan menyerupai batang. Warna batang dari genus Canna sebagian besar adalah putih kehijauan, sedang yang berwarna hijau keunguan terdapat pada Canna edulis, Canna generalis. Sedang ukuran diameter batang untuk Canna glauca mempunyai ukuran yang paling lebar yaitu 2,3 cm, Canna coccinea 2,1 cm, dan Canna edulis urutan ketiga yaitu 2 cm. Untuk varian yang lain rata-rata mempunyai ukuran 1,4 cm – 1,9 cm.

Tinggi tanaman dari genus Canna yang terdiri dari sembilan varian juga bervariasi. Canna coccinea mempunyai ukuran paling tinggi yaitu 1,84 cm,

commit to user

pendek yaitu 0,83 cm, sedangkan varian yang lain mempunyai ukuran tinggi batang antara 0,85 cm – 1,68 cm.

Tinggi tanaman diukur mulai dari ujung daun tertinggi tanaman sampai pangkal batang yang berada pada permukaan tanah.

3. Daun

Genus Canna mempunyai helaian daun berbentuk jorong

(ovalis/ellipticus), tulang daun menyirip dan bagian tengahnya terdapat ibu tulang daun yang tebal. Warna daun hijau keunguan hingga ungu, warna daun yang unik terdapat pada varian Canna compacta yaitu hijau dengan garis-garis kuning, maka untuk varian ini dikomersialkan sebagai tanaman hias. Merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun, tangkai dan pelepah daun. Ukuran panjang dan lebar daun dari sembilan varian tanaman ganyong sebagai berikut: panjang daun, Canna bonfire 31,38; Canna edulis 40,78;

Canna coccinea 36,25; Canna hybrid 50,01; Canna qlauca 49,12; Canna achira 26,98; Canna pretoria 36,85; Canna generalis 38,59; Canna compacta

31,06. Lebar daun, Canna bonfire 10,61; Canna edulis 23,96; Canna coccinea 18,94; Canna hybrid 16,20; Canna qlauca 15,95; Canna achira 14,47; Canna

Pretoria 16,96; Canna generalis 16,58; Canna compacta 12,26.

Perbedaan warna serta ukuran daun pada genus Canna tersebut diduga karena adanya pengaruh faktor lingkungan dan plastisitas dari tanaman masing-masing, sehingga menimbulkan pengaruh pula pada kemunculan fenotip ganyong meskipun perbedaan fenotip yang ditunjukkan tidak mencolok.

Faktor lingkungan yang ikut berpengaruh dalam timbulnya ciri-ciri yang muncul sebagai fenotip. Perbedaan yang muncul pada setiap anggota species menyebabkan adanya keragaman dalam species. Keragaman dalam species menyebabkan tiap anggota species dapat dilihat adanya kekerabatan satu sama lain. Semakin banyak kesamaan ciri-ciri yang dimiliki, semakin dekat kekerabatannya. Sebaliknya, semakin sedikit persamaan ciri yang dimiliki, semakin jauh kekerabatannya.

4. Bunga

Bunga dari genus Canna mempunyai sepala berjumlah 3 buah, petala juga 3 buah. Benang sari belum sempurna, antera melekat pada staminodia. Warna maupun ukuran mahkota juga bervariasi, ukuran panjang mahkota

commit to user

dari masing - masing varian sebagai berikut: Canna bonfire 4,22;

Canna edulis 4,04; Canna coccinea 4,02; Canna hybrid 4,01; Canna qlauca

4,98; Canna achira 4,30; Canna Pretoria 5,57; Canna generalis 6,00; Canna

compacta 5,66; sedangkan lebar mahkotanya: Canna bonfire 1,16; Canna edulis 1,15; Canna coccinea 1,00; Canna hybrid 0,99; Canna qlauca 0,98; Canna achira 0,91; Canna Pretoria 1,58; Canna generalis 1,64; Canna compacta 1,59. .Keragaman bunga ganyong meliputi warna dan ukuran

tersebut diduga karena adanya faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi kenampakan atau fenotip dari tanaman ganyong. Fenotip adalah hasil gabungan antara genetik dan lingkungan.

Menurut Sitompul dan Guritno (1995), penampilan bentuk tanaman dikendalikan oleh sifat genetik tanaman di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang diyakini dapat mempengaruhi terjadinya perubahan morfologi tanaman antara lain iklim, suhu, jenis tanah, kondisi tanah, ketinggian tempat, kelembaban.

5. Buah dan Biji

Buah ganyong yang masih muda berwarna hijau, tetapi dari sembilan varian yang diteliti ada dua varian yang berwarna ungu sesuai dengan warna daunnya yaitu Canna edulis dan Canna generalis. Bentuk buah ganyong bulat dengan tonjolan-tonjolan seperti duri pada permukaannya, beruang tiga dengan jumlah biji yang bervariasi. Jumlah biji terbanyak dimiliki oleh varian

Canna hybrid dengan jumlah biji 26 dan Canna qlauca 24 biji. Varian yang lain

rata-rata jumlah bijinya 14 – 22. Varian Canna achira mempunyai keunikan mengenai produksi biji, jarang sekali dari bakal biji menjadi biji.

Jumlah biji yang banyak pada tanaman ganyong ini dapat dipertimbangkan apabila akan dibudidayakan secara generatif dapat dilakukan dengan biji, tetapi kenyataan selama ini perkembangbiakannya dilakukan secara vegetatif yaitu dengan rimpang dengan alas an perkembangbiakan secara generatif dengan biji pertumbuhannya lama.

Perbanyakan dengan rimpang menyebabkan hasil anakan memiliki sifat yang sama dengan induknya sehingga dalam populasi tidak ditemukan adanya keragaman sifat dalam jumlah besar.

Menurut Indriyani (2008) keragaman suatu populasi yang berasal dari daerah dengan kisaran geografi yang rendah kemungkinan disebabkan oleh

commit to user

proses adaptasi yang terus menerus sehingga akan terjadi perubahan-perubahan baik secara biokimia maupun fisiologisnya, terjadinya interaksi antara genotip dengan lingkungan yang terus menerus menyebabkan fenotip yang hampir sama.

B. Pola pita isozim pada sembilan varian tanaman ganyong

Penggunaan pola pita elektroforesis telah banyak digunakan untuk mendapatkan data variasi genetik. Enzim atau protein dapat digunakan untuk menunjukkan variasi secara kualitatif maupun kuantitatif. Variasi ini terjadi dari peran gen yang mengarahkan pembentukan enzim yang bersangkutan, oleh karenanya variasi enzim dapat menggambarkan variasi gen (Rahayu, 2006).

Elektroforesis ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan pola pita isozim antara sembilan varian tanaman ganyong. Pola pita isozim tersebut dapat digunakan untuk memprediksi ada tidaknya keragaman genetik pada suatu populasi. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan membandingkan atau mencari kemiripan dalam populasi.

Pelaksanaan ekstrasi sampel maupun hasil elektroforeis dalam penelitian ini mengalami beberapa kendala, antara lain pada proses ekstrasi, sulit dilakukan karena bagian sampel yang digunakan yaitu daun, yang banyak menghasilkan lendir saat penggerusan.

Ballent et al (2004) mengatakan bahwa ekstrasi jaringan kaktus sulit dilakukan karena kerasnya jaringan dan banyaknya kandungan metabolit sekunder yang ditandai dengan ekstrak yang lengket dan kental. Kendala yang lain adalah dalam pengamatan pola pita isozim karena tipisnya pola pita yang dihasilkan dari elektroforesis dan tidak jernihnya gel hasil elektroforesis. Hal ini diperkirakan karena banyaknya lendir pada sampel sehingga menutupi ekspresi dari gen yang terwujud dalam pola pita. Kendala ini dapat diatasi dengan penyinaran lampu dibawahnya sehingga pola pita yang diamati tampak jelas sekali untuk memudahkan interpretasi dengan baik pada kertas millimeter dan pengamatan pola berkas (banding pattern) pada gel harus dilakukan segera setelah proses staining berlangsung karena apabila pengamatan dilakukan setelah gel dalam kondisi over staining interpretasi terhadap pola berkas sulit dilakukan.

commit to user

Dokumen terkait