• Tidak ada hasil yang ditemukan

CR-LDP (Constraint Based Routed-Label Distribution Protocol) M erupakan perluasan LDP yang sengaja dibuat untuk distribusi label,

agar dapat mendukung persinyalan berdasar QoS dan routing eksplisit.

(Osborne, 2002, p42).

Gambar 2.17 CR-LDP Setup Flow

Ada banyak kesamaan antara CR-LDP dan RSVP-TE dalam kalkulasi routing yang bersifat constraint-based. Keduanya menggunakan informasi QoS yang sama untuk menyusun routing eksplisit yang sama dengan alokasi resource yang sama. Perbedaan utamanya adalah dalam meletakkan layer tempat protokol persinyalan bekerja. CR-LDP adalah

protokol yang bekerja di atas TCP atau UDP, sedangkan RSVP-TE bekerja langsung di atas IP. Perbandingan kedua protokol ini dipaparkan dalam tabel berikut [Wang 2001].

Tabel 2.1 Perbandingan CR-LDP dengan RSVP-TE

Untuk standardisasi, sejak tahun 2003 sebagian besar implementor telah memilih untuk menggunakan RSVP-TE dan meninggalkan CR-LDP.

Lebih jauh, RSVP-TE dikaji dalam RFC-3209.

3. LDPoverRS VP

Secara teknis, konsep LDP over RSVP-TE ini sebenarnya tidak benar-benar menggunakan protokol LDP diatas protokol RSVP-TE, tetapi LSP yang dihasilkan oleh LDP inilah yang akan dilewatkan melalui TE-Tunnel yang dibuat oleh RSVP-TE.

Gambar 2.18 Arsitekur M PLS dengan LDP over RSVP

Konsep dasar dari LDP over RSVP-TE adalah dengan cara menggunakan kedua protocol tersebut untuk menghasilkan LSP secara nested implementation. LDP akan bekerja pada bagian edge sedangkan RSVP-TE bekerja di bagian core. RSVP-TE berfungsi sebagai link untuk menghubungkan dua LDP yang saling berpasangan. Kedua LDP yang saling berhubungan ini tidak diaplikasikan secara fisik seperti pada konsep LDP standar, tetapi hanya diaplikasikan secara logical melalui tunnel LSP.

Gambar 2.19 Proses Pembuatan LSP

Pada gambar diatas router P1, P2, P3 terdapat pada area RSVP yang menjalankan RSVP TE. Router PE1, PE2 adalah PE dari VPN, yang

menjalankan M BGP dan VPN. LDP dijalankan diantara PE1 dan P1 dan juga antara P3 dengan PE2. Adapun alur pembuatan LSP dari PE1 ke PE2 (FEC dari LSP yaitu FecPE2) adalah sebagai berikut:

1. M enyediakan tunnel0 RSVP TE dari P1 ke P3. Label yang disebarkan ke P2 dari P3 adalah Lr2 dan label yang disebarkan dari P2 ke P1 adalah Lr1;

2. M enyediakan LDP Remote Session antara P1 dan P3;

3. M enjalankan IGP shortcut pada P1. Hal ini bisa dilihat bahwa egress dari FecPE2 adalah tunnel0 pada P1;

4. FecPE2 memicu penyediaan LSP pada PE2. Pesan Label Mapping dikirim ke P3 dan labelnya L2;

5. Setelah P3 menerima pesan Label Mapping, kemudian pesan tersebut diteruskan ke P1 melalui LDP Remote Session. Labelnya adalah Lx;

6. P1 menerima pesan Label Mapping, dan menemukan engress dari jalur adalah tunnel0. Kemudian LSP dari PE1 ke PE2 di transimisikan dalam RSVP TE. Label eksternalnya adalah Lr1;

7. P1 melanjutkan untuk mengirim pesan Label M apping ke PE1, labelnya yaitu L1;

8. PE1 men-generate Ingress LSP (FecP2);

9. M BGP mengirim private network route CE2 dari PE2 ke PE1, labelnya yaitu Lb;

10. Akhirnya pembuatan LSP antara PE1 dan PE2 selesai, LSP ini pindahkan ke area RSVP TE (P1~P3).

Adapun proses forwarding datanya sebagai berikut:

1. Setelah PE1 menerima paket dari CE1, kemudian BGP label dari jaringan private ditempelkan dan juga LDP label L1 dari jaringan public ditempelkan;

2. Label (Lb,L1) PE1 diterima pada P1, digantikan L1 dengan L x (label dikirim ke P1 melalui LDP remote session), kemudian menempelkan tunnel label Lr1 RSVP TE, label paketnya menjadi (Lb,Lx,Lr1);

3. Dari P2 ke P3, dengan RSVP TE mentransmisikan paket, Lr1 digantikan oleh Lr2, paket diterima dengan P3 ditempelkan dengan label (Lb,Lx,Lr2);

4. Ketika sampai di P3, label Lr2 dihapus kemudian label Lx, dan label LDP digantikan oleh L2.Paket baru kemudian dikirim ke PE2 dan labelnya menjadi (Lb,L2);

5. Setelah paket mencapai PE2, label L2 dihapus kemudian label Lb.

Setelah itu paket dikirim ke CE2.

M anfaat yang diperoleh dengan pendekatan ini adalah jumlah LSP di jaringan core bisa diminimalisir dan forwarding table tetap kecil. Jumlah LSP bisa diminimalisir karena node core tidak menjalankan LDP.

M anfaat lainnya adalah kita bisa mengambil keuntungan dari FRR (Fast ReRoute) di core dan menghindari waktu konvergensi yang lama dari IP/LDP untuk menjaga traffic flow.

Ketika ada perubahan di jaringan misalnya penambahan sebuah node, maka node tetangga yang terhubung secara langsung dengan node baru tersebut akan mempunyai RSVP dan LDP sessions. LSP dari RSVP hanya untuk hop selanjutnya, dan LDP akan menjaga advertising label untuk alamat node baru ini ke node lainnya di jaringan.

Selain itu, keuntungan dari proteksi FRR dengan RSVP-TE sehingga ketika terjadi kegagalan LSP TE di rerouted tanpa menghilangkan LDP session. Pada implementasi ini data-plane menjadi.rumit. Paket VPN akan mempunyai 3 label stack, namun pada setiap hop yang melalui jaringan, node-node akan melakukan operasi POP pada RSVP label, operasi SWAP pada LDP label, dan operasi PUSH pada RSVP label yang baru. (http://www.exzaktec.com/2009/10/ldp-rsvp-te-both/).

2.2.3.5 Fast Reroute (FRR)

MPLS TE mendukung perbaikan local terhadap LSP jika terjadi kegagalan menggunakan FRR. FRR adalah sebuah mekanisme untuk melindungi M PLS TE LSP dari kegagalan link dan node secara lokal memperbaiki LSP pada titik kegagalan, yang memungkinkan data untuk

terus mengalir, sementara “head end router“ terus berusaha untuk menyediakan LSP end-to-end yang baru untuk menggantikanya.

Gambar 2.20 Fast Reroute

Pada gambar diatas adalah contoh jaringan M PLS menggunakan FRR.

Pada kasus ini yaitu paket data melalui jalur LSP node E ke node H.

Jaringan melindungan LSP terhadap kegagalan link antara node F dan G.

Node F yang bertanggung jawab untuk melakukan proses rerouting trafik ke link backup jika terjadi kegagalan, sehingga node F disebut Point of Local Repair (PLR). Link backup tersebut melalui node I. Node G adalah node dimana protected / backup akan keluar dan kembali ke jalur semula sehingga node G disebut sebagai Merge Point (M P). (Ghein, 2007, p291).

Tabel 2.2 Objek RSVP yang digunakan Pada M PLS TE FRR

2.2.3.6 Link Protection

Link protection adalah backup tunnel yang dapat melakukan bypass satu rute link LSP disediakan oleh Link Protection. Link Protection akan memproteksi jika link tersebut putus dengan melakukan re-route melalui backup tunnel. (Ghein, 2007, p292).

Gambar 2.21 Link Protection

2.2.3.7 Node Protection

Node protection adalah melakukan proteksi terhadap suatu node dengan membuat backup tunnel jika node tersebut fail dengan cara melakukan reroute ke backup tunnel. (Ghein, 2007, p297).

Gambar 2.22 Node Protection

Dokumen terkait