• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Landasan Teori 1. Konsep Pengetahuan

4. Contoh Menyusun Menu

Seorangibuberusia45 tahunmempunyaitinggibadan160 cm danberatbadan65 kg, selama15 tahunterakhirmenderitaDM denganaktivitasbiasa.

Jadikebutuhan energi per hariseorangibu tadiadalah= 65 x 30 kalori= 1950 kalori/hari

Tabel.12. Contoh Penyusunan Menu

Waktu Nama Masakan Nama Bahan Berat (g) Energi (Kal) Protein (g) Lemak (g) Pagi (07.00 WIB)

Nasi putih Beras 50 178 2.1 0.1

Hati goreng Hati sapi 25 34 4.93 0.8 Sup sawi + wortel + tahu Sawi 50 11 1.15 0.15 Wortel 100 42 1.2 0.1 Tahu 50 24 3.9 2.3 Minyak 7.5 65.25 0.8 7.35 Pepaya Pepaya 100 46 0.5 0 Selingan (09.30-10.00 WIB) Pastel Pastel 45 100 2.6 7.7 BB 65 BBR = X 100% = X 100% TB-100 160-100

(12.30-13.00 WIB Ayam bumbu tomat Ayam 40 120.8 7.28 10.6 Cah jagung muda + kembang kol + jamur Jagung muda 100 140 4.7 1.3 Kembang kol 50 12.5 1.2 0.1 Jamur 25 3.75 0.95 0.15 Pisang Pisang Ambon 100 173.25 2.1 0.35 Selingan (15.30 WIB) Martabak telur Martabak telur 50 100 4.45 2.55 Malam (18.30 WIB)

Nasi putih Beras 70 249.2 2.94 0.14 Semur telur Telur 60 97.2 7.7 6.9 Kecap 25 11.5 1.43 0.15 Cah kangkung + jagung muda Kangkung Jagung muda 50 100 14.5 140 1.5 4.7 0.3 1.3 Minyak goreng 7.5 65.25 0.03 7.35 Apel Apel 100 58 0.3 0.4 Jumlah Total 1935.4 58.95 50.23 f. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian

Tn.S. (46 tahun), dahulu kesehariannya bekerja sebagai penjual martabak telur didaerah johor, klien beragama hindu dan bertempat tinggal disalah satu rumah kontrakan di Jalan Eka Warni Gang KUD, klien tinggal bersama 1 orang istri dan 3 orang anaknya.

Ny. L (40 tahun), bekerja sebagai pedagang pakaian disalah satu pusat perbelanjaan di kota Medan, klien beragama islam dan bertempat tinggal di Jalan Eka Jaya 4, klien tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya.

Ny. M (60 tahun), seorang janda, tidak memiliki pekerjaan, klien beragama islam, dan klien tinggal bersama anak perempuannya yang ke 5 beserta suami anaknya, mereka bertempat tinggal di Jalan Eka Wali Pribadi.

b. Keluhan Utama

Klien mengatakan tidak mengetahui cara mengatur pola makan yang sehat untuk penderita diabetes mellitus dan klien juga tidak tahu makanan apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh di makan pada penderita diabetes mellitus.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Ketiga klien mengalami penyakit diabetes mellitus, itu karenakan pengaturan pola makan yang tidak seimbang, kurang berolah raga serta ditambah lagi adanya faktor keturunan dari keluarga klien.

d. Riwayat Pengobatan Terdahulu

Ketiga klien mengatakan hanya melakukan pengobatan kedokter ketika merasa memang salah satu anggota tubuhnya sakit, klien juga mengatakan jarang

meminum obat gulanya, dan jika obat gulanya habis klien tidak langsung berobat kedokter untuk meminta obat.

e. Pemeriksaan Head to toe

Hasil pengkajian diperoleh data bahwa pada status kesehatan umum1.Tn.S. Kesadaran composmentis dengan keadaan umum lemah, tekanan darah 110/80 mmHg, suhu tubuh 36,7◦C, pernapasan 22 x/menit, nadi 86 x/i, regular, TB 165 cm, BB 78 kg.Sistem integument : turgor kulit ekstremitas atas kiri dan kanan elastis, permukaan kulit baik, ekstremitas bawah kanan terdapat luka gangren pada punggung kaki, edema (+), nyeri (+), bau busuk (+), pus (+), nekrosis (+), sedangkan pada ekstremitas kanan tidak ada ganggren, permukaan kulit baik, turgor kulit elastis. Tanda-tanda perdarahan : purpura (-), ptekie (-), hematoma (-). Hasil pengkajian kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada perdarahan, tanda kaku kuduk (-), tidak terdapat lesi. Hasil pemeriksaan mata, bentuk simetris kanan/ kiri, anemis (+), ikterus (-),RC (+), edema mata (-). Pada telinga masih dalam batas normal tidak ada kelainan bentuk, tidak ada secret, serumen, benda asing pada telinga, orthonea (-).telinga dapat mendengar dengan baik. Pemeriksaan hidung : deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, rhinonea (-). Dari pemeriksaan mulut dan faring diperoleh tidak ada tanda lesi, sianosis (-), keliosis(-), gigi bersih, halitosis (-). Pada lehertidak terdapat trauma atau lesi. Thoraks simetris dan pergerakan dada simetris, pernapasan thorakal. Inspeksi paru: bentuk simetris, tidak ada pencembungan dan penarikan abnormal, RR : 22x/i, palpasi : pergerakan simetris, auskultasi : vesikuler, suara percakapan dalam batas normal. Ronchi basah halus (-), perkusi : resonan pada

paru kiri dan kanan. Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-), gallop (-), HR : 86x/i, capilarry refill kembali lebih dari 3 detik. Pada genitalia tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

Pengkajian Saraf Kranial: pada N II (optikus) penglihatan pada kedua mata klien baik, dapat melihat dengan jelas. Pada N V (trigeminus) refleks motorik yaitu pada otot maseter teraba simetris, tidak ada kesulitan dalam mengunyah dan mengatupkan mulut.Pada N IX (glosopharingeus) diperoleh bahwa klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan.Pada N XII (hipoglosus) klien mampu melakukan penahanan pada dinding pipi kanan dengan lidahnya.

Kekuatan otot pasien pada ekstremitas ataskanan dan kiri bernilai 5 yakni otot mampu menahan tahanan maksimal yang diberikan oleh praktikan, sedangkanekstremitas bawah kanan dan kiri juga sama yaitu kekuatan otot bernilai 5. Pemeriksaan gula yang dilakukan pada tanggal (20 Juni 2012) yaitu 96 mg/dl (gula darah 2 jam sebelum makan).

2. Ny. L

Kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh 37◦C, pernapasan 22 x/menit, nadi 80 x/i, regular, TB 155, BB 65 kg.Sistem integument : turgor kulit ekstremitas kiri dan kanan elastis, permukaan kulit baik. Tanda-tanda perdarahan : purpura (-), ptekie (-), hematoma (-). Hasil pengkajian kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada perdarahan, tanda kaku kuduk (-), tidak terdapat lesi. Hasil pemeriksaan mata, bentuk simetris kanan/ kiri, anemis (+), ikterus (-),RC (+), edema mata (-). Pada telinga masih dalam batas normal tidak ada kelainan bentuk, tidak ada secret, serumen, benda asing

pada telinga, orthonea (-).telinga dapat mendengar dengan baik. Pemeriksaan hidung : deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, rhinonea (-). Dari pemeriksaan mulut dan faring diperoleh tidak ada tanda lesi, sianosis (-), keliosis(-), gigi bersih, halitosis (-). Pada lehertidak terdapat trauma atau lesi. Thoraks simetris dan pergerakan dada simetris, pernapasan thorakal. Inspeksi paru: bentuk simetris, tidak ada pencembungan dan penarikan abnormal, RR : 22x/i, palpasi : pergerakan simetris, auskultasi : vesikuler, suara percakapan dalam batas normal. Ronchi basah halus (-), perkusi : resonan pada paru kiri dan kanan. Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-), gallop (-), HR : 80x/i, capilarry refill kembali lebih dari 3 detik. Pada genitalia tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

Pengkajian Saraf Kranial: pada N II (optikus) penglihatan pada kedua mata klien baik, dapat melihat dengan jelas. Pada N V (trigeminus) refleks motorik yaitu pada otot maseter teraba simetris, tidak ada kesulitan dalam mengunyah dan mengatupkan mulut.Pada N IX (glosopharingeus) diperoleh bahwa klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan.Pada N XII (hipoglosus) klien mampu melakukan penahanan pada dinding pipi kanan dengan lidahnya.

Kekuatan otot pasien pada ekstremitas atas kanan dan kiri bernilai 5 yakni otot mampu menahan tahanan maksimal yang diberikan oleh praktikan, sedangkan ekstremitas bawah kanan dan kiri juga sama yaitu kekuatan otot bernilai 5. Pemeriksaan gula yang dilakukan pada tanggal (20 Juni 2012) yaitu 130 mg/dl (gula darah 2 jam sebelum makan).

Kesadaran composmentis, tekanan darah 140/70 mmHg, suhu tubuh 36◦C, pernapasan 20 x/menit, nadi 94 x/i, regular, TB 155 cm, BB 60 kg wajah pucat, akral dingin.Sistem integument : turgor kulit ekstremitas kiri dan kanan elastis, permukaan kulit baik. Tanda-tanda perdarahan : purpura (-), ptekie (-), hematoma (-). Hasil pengkajian kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada perdarahan, tanda kaku kuduk (-), tidak terdapat lesi. Hasil pemeriksaan mata, bentuk simetris kanan/ kiri, anemis (+), ikterus (-),RC (+), edema mata (-). Pada telinga masih dalam batas normal tidak ada kelainan bentuk, tidak ada secret, serumen, benda asing pada telinga, orthonea (-).telinga dapat mendengar dengan baik. Pemeriksaan hidung : deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, rhinonea (-). Dari pemeriksaan mulut dan faring diperoleh tidak ada tanda lesi, sianosis (-), keliosis(-), gigi bersih, halitosis (-). Pada lehertidak terdapat trauma atau lesi. Thoraks simetris dan pergerakan dada simetris, pernapasan thorakal. Inspeksi paru: bentuk simetris, tidak ada pencembungan dan penarikan abnormal, RR : 20x/i, palpasi : pergerakan simetris, auskultasi : vesikuler, suara percakapan dalam batas normal. Ronchi basah halus (-), perkusi : resonan pada paru kiri dan kanan. Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-), gallop (-), HR : 94x/i, capilarry refill kembali lebih dari 3 detik. Pada genitalia tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

Pengkajian Saraf Kranial: pada N II (optikus) penglihatan pada kedua mata klien kurang baik, klien tidak dapat melihat dengan jelas dengan jarak pandang 3 meter. Pada N V (trigeminus) refleks motorik yaitu pada otot maseter teraba simetris, tidak ada kesulitan dalam mengunyah dan mengatupkan mulut.Pada N

IX (glosopharingeus) diperoleh bahwa klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan.Pada N XII (hipoglosus) klien mampu melakukan penahanan pada dinding pipi kanan dengan lidahnya.

Kekuatan otot pasien pada ekstremitas atas kanan dan kiri bernilai 5 yakni otot mampu menahan tahanan maksimal yang diberikan oleh praktikan, sedangkan ekstremitas bawah kanan dan kiri juga sama yaitu kekuatan otot bernilai 5. Pemeriksaan gula yang dilakukan pada tanggal (20 Juni 2012) yaitu 160 mg/dl (gula darah 2 jam sebelum makan).

Dari pengkajian diatas dapat diperoleh beberapa analisa data yaitu : Tabel.13. Analisa Data

No. Analisa Data Etiologi Masalah

Keperawatan 1.

2.

DS: Klien mengatakan nafsu makan meningkat, klien mengatakan terkadang badannya lemas.

DO: Berat badan melebihi berat badan ideal, klien tampak lemas, kadar gula dalam keadaan stabil.

DS: Klien mengatakan tidak cara mengatur pola makannya, klien

mengatakan selalu makan apa saja yang dia

Defisiensi Insulin Osmotik Diuresis

Hiperglikemia

Kalori Negatif BB menurun, lelah, mengantuk, rasa lapar

meningkat Perubahan Nutrisi

Kurang terpajan informasi

Perubahan Nutrisi

Kurang Pengetahuan

2. Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan analisa data dapat disusun prioritas masalah sebagai berikut : 1. Perubahan Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh berhubungandengan

masukan yang melebihi kebutuhan aktivitas, kurang pengetahuan, atau koping ditandai dengan berat badan melebihi berat badan ideal, kondisi klien terlihat lemas

2. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan b/d kurangnya informasi d/d klien dan keluarga tidak mengetahui cara mengatur pola makannya.

3. Intervensi Keperawatan

Untuk dapat menyelesaikan permasalahan dalam program peningkatan keterampilan, sikap, dan perubahan perilaku, pasien dengan diabetes mellitus diiberikan penyuluhan (promosi kesehatan) dengan kata-kata yang sederhana agar dapat diterima dengan cepat, dan metode yang digunakan berupa Booklet yang berisi tentang cara pengaturan pola makan yang seimbang, cara menghitung berat badan yang ideal, apa saja bahan pengganti makanan yang bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus, serta contoh menu makanan yang

suka tanpa memikir keseimbangannya. DO: Klien menanyakan kondisinya, kurangnya pengetahuan klien dalam mengatur pola makan.

Salah interpretasi informasi Kurang mengenal sumber

informasi Kurang Pengetahuan

singkat mengenai diabetes mellitus mulai dari defenisi, penyebab terjadinya diabetes mellitus, tanda dan gejala, jenis-jenis diabetes mellitus, hingga komplikasi diabetes mellitus.

1. Perubahan Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh berhubungandengan masukan yang melebihi kebutuhan aktivitas, kurang pengetahuan, atau koping ditandai dengan berat badan melebihi berat badan ideal, kondisi klien terlihat lemas.

Tujuan Jangka Panjang:

Setelah dilakukan promosi kesehatan diharapkan dapat mengikuti program yang dibuat secara menyeluruh dan klien mampu menyeimbangkan antara intake nutrisi dengan kebutuhan nutrisi tubuh.

Tujuan Jangka Pendek :

Setelah dilakukan promosi kesehatan diharapkan :

a. Meningkatnya mengetahui klien akan pentingnya penurunan berat badan berhubungandengan kontrol glukosa darah.

b. Perubahan perilaku sehat klien dengan mengikuti rencana makan yang diprogramkan.

c. Perubahan sikap klien untuk hidup sehat dengan mengatur pola makan dan berolahraga setiap harinya.

Rencana Tindakan :

1. Jelaskan pentingnya mematuhi diet dan program latihan yang dianjurkan. R/ Terapi diet dan latihan penting untuk pengobatan diabetes.

2. Tingkatkan kesadaran klien tentang bagaimana berat badan dipengaruhi olehkeseimbangan antara masukan makanan dan aktivitas.

R/ Tujuan penurunan berat badan dapat dicapai melalui kombinasi penurunanmasukan kalori dan peningkatan penggunaan kalori dengan latihan. Setiappeningkatan aktivitas fisik akan meningkatkan haluaran energi dan mengurangikalori pada individu yang mengikuti program diet penurun kalori.

3. Bantu klien mengembangkan program penurunan berat badan yang aman yangmempertimbangkan faktor ini :

a. Jumlah penurunan yang diinginkan b. Durasi program

c. Masalah nutrisi

d. Kesesuaian dengan gaya hidup

R/ Tujuan yang realistik meningkatkan peluang keberhasilan.Kesuksesan memberi klien nilai tambah untuk meneruskan program.

4. Ajarkan pentingnya pencapaian dan memeliharaan berat badan normal.

R/ Klien obesitas mempunyai reseptor insulin yang lebih sedikit.Penurunanberat badan menyimpan sejumlah reseptor insulin, membuat insulin lebihefektif.

5. Bahas mulainya program latihan. Instruksikan klien untuk konsul dengan doktersebelum memulai, bila ada indikasi. Nasehatkan klien untuk :

a. Mulai dengan lambat dan ringan.

c. Tidak latihan bila kadar glukosa darah lebih dari 300 g/dl atau bila terdapatada keton.

R/ Latihan menjadi kontraindikasi bila glukosa lebih dari 300, karenamenyebabkan peningkatan glukosa darah dan peningkatan produksi keton,karena glukosa yang dibentuk hepar menjadi jauh lebih besar daripenggunaan insulin tubuh.

2. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan klien dan keluarga tidak mengetahui cara mengatur pola makannya.

Tujuan Jangka Panjang :

Setelah dilakukan promosi kesehatan diharapkan klien memperoleh informasi yang jelas dan meningkatkan pengetahuannya akan pentingnya menjaga kesehatan tubuhnya.

Tujuan Jangka Pendek :

a. Meningkatnya pengetahuan klien tentang proses penyakit, diet,perawatan, dan pengobatan.

b. Meningkatnya sikap klien untuk lebih optimis dalam menjalani hidup dengan diabetes mellitus

c. Meningkatnya keterampilan klien dalam melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.

1. Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit Diabetes Mellitus

R/ Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga.

2. Kaji latar belakang pendidikan pasien.

R/ Agar perawat dapatmemberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata dan kalimatyangdapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.

3. Jelaskan tentang proses penyakit, diet, dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.

R/ Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien didalamnya.

R/ Dengan penjelasan yang ada dan ikut secara langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang. 5. Berikan dukungan pada klien untuk mengikuti program diet yang telah

dibuat.

R/ memberikan dukungan kepada klien dapat meningkatkan semangat dalam mengatur dietnya sehingga tercipta perubahan perilaku sehat klien. 4. Implementasi dan Evaluasi

Adapun implementasi yang telah dilakukan pada klien di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan diabetes mellitus dan mengajarkan tentang pengelolaan diet klien untuk meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan klien dalam menjaga hidup sehat dengan mengatur pola makan seimbang sehingga terjadi perubahan perilaku dan terciptanya sikap positif klien dalam menjalani hidup dengan diabetes mellitus.

Pemberian pendidikan kesehatan yang diberikan pada klien dilakukan dengan menggunakan metode Booklet yang berisi tentang cara pengaturan pola makan yang seimbang, cara menghitung berat badan yang ideal, apa saja bahan pengganti makanan yang bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus, serta contoh menu makanan yang seimbang bagi penderita diabetes mellitus. Leaflet berisi tentang informasi singkat mengenai diabetes mellitus mulai dari defenisi, penyebab terjadinya diabetes mellitus, tanda dan gejala, jenis-jenis diabetes mellitus, hingga komplikasi diabetes mellitus. Setelah melakukan seluruh implementasi dari diagnosa keperawatan selama praktik belajar lapangan komprehensif di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor pada klien dengan diabetes mellitus, terjadi peningkatan pengetahuan pada klien. Klien terlihat lebih segar dan mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Klien telah menjalankan makan tepat waktu dan selalu menjaga keseimbangan pola makan secara baik, dan klien juga melakukan olahraga setiap harinya.

Pengelolaan asuhan keperawatan dilakukan dengan mengambil kasus kelolaan yang di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor, dimana kasus yang dikelola adalah klien yang menderita diabetes mellitus. Berdasarkan hasil wawancara mahasiswa yang melakukan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK), pengetahuan klien tentang diabetes mellitus dan cara pengaturan pola makan seimbang klien sangat kurang, klien tidak mengatur pola makan dan menjaga keseimbangan gula darah yang optimal, klien juga memakan makanan yang disukainya tanpa batasan.

Berdasarkan pengelolaan kasus yang telah dilakukan pada 3 orang pasien yang mengalami diabetes mellitus maka dilakukanlah asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien tersebut dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Sehingga dalam 1 minggu dilakukan implementasi dan discharge planning.

Setiap klien yang memerlukan pengobatan dalam keadaan terganggu kesehatannya, baik dalam persepsi klien sendiri atau memang secara objektif klien tampak terlihat adanya gangguan, sering sekali tenaga kesehatan hanya mengkaji, mendiagnosa dan mengatasi masalah biologis klien saja. Padahal setiap manusia memiliki kebutuhan biologis, psikologis/sosial dan spiritualnya. Dari ketiga kebutuhan ini, manusia berharap dapat memenuhi semua, tidak hanya satu atau dua saja. Untuk itu dalam kegiatan proses pembelajaran komprehensif ini perawat seharusnya melihat dan memenuhi kebutuhan klien secara menyeluruh.

Dalam pemenuhan kebutuhan ini, penulis memberikan intervensi yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan biologis dan juga mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh tubuh klien. Dalam hal ini adalah klien tidak tahu cara mengatur diet dan pola makannya.

Untuk itu penulis memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang pengaturan diet dan pola makan yang seimbang pada klien. Klien juga mengajak keluarga klien dalam mengatasi masalah ini. Mulai dari memenuhi kebutuhan yang diperlukan klien, mengatur makan yang seimbang untuk klien, dan menjadi pengawas minum obat untuk klien, sehingga klien merasakan masalah biologisnya terselesaikan satu persatu dan akhirnya klien dapat memenuhi kebutuhan biologisnya.

Dokumen terkait