• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SISTEM RANGKAIAN PERPIPAAN

3.2 alat – alat pengontrolat proses instrument

3.2.4 Control Valve

Control Valve merupakan salah satu peralatan yang digunakan untuk mengontrol tekanan pada proses suatu aliran pada suatu pabrik/industri. Fungsi dari alat ini adalah sebagai alat pengendali dari suatu laju aliran proses dengan membuka dan menutup sesuai dengan tekanan udara operasi dari converter. Control valve sering dipindahkan dari jalur-jalur pipa untuk perawatan, oleh karena itu perpipaan disekitarnya harus fleksibel sehingga tidak terganggu kointutitas operasi pada kondisi tersebut.

Biasanya control valve mempunyai satu jalur dengan ukuran yang lebih kecil dari pada jalur utamanya sendiri atau lebih dari dua jalur ukuran yang lebih kecil. Untuk keadaan yang lebih banyak untuk pengoprasian dan pemeliharaan, maka block valve dipasang diantara dua sisi control valve sedangkan by pass

Selama jalur pintas ditutup sehingga aliran melalui control valve. Saringan dipasang didepan control valve dengan mengunakan drip lengs dikepala saringan (strainer).Type saringan Y dengan 20. Penyaringan akan digunakan control valve 1,5" dan yang lebih kecil. Sedangkan saringan datar dengan 14 mesh penyaringan digunakan lebih dari dua inci. Gambar 3.4 Bagian penggerak dan badan rangka.

Bagian-bagian katup kendali (control valve) ini pada umumnya terdiri atas dua macam yaitu:

a. Penggerak (actuator)

b. Perakit badan rangka (valve body)

a. Bagian-bagian penting dari penggerak itu adalah a) Sambungan sinyal penggerak

b) Rumah Diafrakma c) Diafrakma d) Plat Diafrakma e) Pegas Penggerak f) Tiang Penggerak g) Dudukan Pegas h) Penyetel Pegas

i) Penghubung Tiang Penggerak

j) Yoke

k) Skala Pnunjuk Bukaan

Sinyal pneumatik dari controller atau alat bantu dari controller/positioned masuk kerumah diafrakma kemudian dilawan oleh pegas penggerak. Sinyal tersebut akan diteruskan pada diafrakma yang dipotong pada plat diafrakma.

Gaya yang dihasilkan sinyal (diafrakma) kemudian dilawan oleh pegas penggerak, pegas ini mempunyai nilai penekanan awal tertentu yang kemudian dapat diatur melalui penyetelan pegas. Jadi letak kedudukan tiang penggerak adalah hasil keseimbangan kedua gaya itu. Sedangkan gaya-gaya itu dalah tergantung pada luas bidang diafrakma pegas dapat dipergunakan pada keterangan-keterangan globe, saunder, butterfly, dan keterangan ball (ball valve). Sewaktu tekanan sinyal pneumatic hilang, pegas penggerak akan mengembalikan diafrakma pada posisi sebelum tekanan pneumatic masuk kerumah diafrakma.

a. Perakit badan rangka terdiri dari bagian-bagian pokok sebagai berikut: a) Tiang sumbat kerangan

b) Sumbat kerangan b) Perakitan bonet

c) Badan

Perakit bonet mencakup bagian-bagian pencegah bocoran sepanjang tiang sumbat kerangan, plensa untuk mengikuti yoke penggerak serta penggerak tiang sumbat itu sendiri. Tiang sumbat kerangan harus dijaga agar jangan longgar dan bergerak menyimpang dari tiang penggerak.

Untuk itu diperlukan penuntun (guided) sumbat kerangan terdiri dari dua jenis yaitu yang bergerak turun naik dan yang bergerak berputar. Untuk yang bergerak turun naik adalah kerangan-kerangan globe. Sedangkan berdasarkan atas aksi pergerakan katup kendali (control valve) terdiri atas dua macam yaitu:

a. Pergerakan air to open (aksi terbalik)

Maksud dari air to open (actuator jenis aksi ternbalik) ini adalah:

Katup ini akan terbuka apabila diberikan aksi udara dimana sinyal udara masuk bertambah maka bukaan katub kendali akan bertambah. Actuator jenis ini terdiri dari diafrakma karet, plat diafrakma, tangki actuator, pegas dan sebagainya. Dengan menaikan terkanan udara operasi, plat diafrakma turun, menekan pegas yang dihubungkan dengan plat ini, jadi menggerakan tangki actuator kebawah, kemudian tangki itu berhenti pada posisi dimana gaya pegas itu berhenti pada posisi dimana pegas itu seimbang dengan tekanan udara.

Bukaan control valve tergantung pada gerakan tangki valve. Biasanya valve mulai menutup pada tekanan udara operasi 0,2 kg/cm2 G. Valve itu sudah diatur sehingga ia menutup bila diberikan tekanan udara sebesar 1,0 kg/cm2 G. Gambar actuator jenis aksi terbalik dapat dilihat pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Jenis Aksi Terbalik

b. Pergerakan air to close (aksi langsung) Maksud dari air to close (actuator jenis aksi langsung) ini adalah:

Katup ini akan tertutup apabila diberikan aksi udara, dimana sinyal udara masuk bertambah maka bukaan katup kendali akan tertutup. Bila tekanan udara dinaikan dan bukaan valvenya berubah kearah posisi menutup. Gambar control valve jenis ini dapat dilihat pada Gambar 3.6

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut: a. Dua bak air, yang berfungsi persediaan air sebai sumber dan sasaran

pengaliran.

b. Pompa, yang berfungsi untuk memompakan air dari bak persediaan air dan mengalir melalui pipa.

c. Motor untuk pompa, yang berfungsi sebagai sumber tenaga untuk

menjalankan pompa.

d. Tangki ukur tekanan air, yang berfungsi untuk mengukur tekanan

fluida yang terdapat didalam tangki.

e. Tangki ukur kedalaman air, yang berfungsi untuk mengukur

kedalaman atau tinggi cairan yang terdapat dalam tangki.

f. Pressure gauge, yang berfungsi untuk mengukur besarnya tekanan

yang diberikan selama proses berlangsung.

g. Plat orifice, yang berfungsi untuk mengukur kecepatan aliran.

h. Control valve, yang berfungsi untuk mengontrol bukaan aliran dengan pemberian udara bertekanan.

i. Katup-katup, yang berfungsi untuk pengaturan besarnya aliran fluida. j. Pipa dan Selang, yang berfungsi untuk media aliran fluida.

k. Kompressor, yang berfungsi untuk memberikan tekanan udara yang

kemudian diukur oleh pressure gauge.

l. Air regulator, yang berfungsi untuk mengatur berapa tekanan udara yang dibutuhkan untuk suplai udara instrument.

m. Tansmitter untuk flow, yang berfungsi untuk mengkalibrasi dan mengirimkan sinyal-sinyal proses yang sedang berlangsung yang nantinya akan dicatat oleh recorder.

Alat untuk bagian elektrik:

a. Electro pneumatic converter, yang berfungsi untuk mengkalibrasikan atau mengkonversikan sinyal electric menjadi

Sinyal pneumatic.

b. Manipulator selector, yang berfungsi untuk mengkoreksi variable

proses.

c. Controller, yang berfungsi untuk mengatur besarnya sinyal proses yang akan digunakan dalam proses.

d. Recorder, yang berfungsi untuk merekam harga-harga dari

pengukuran.

e. Progam set station, yang berfungsi untuk memprogram besaran sinyal.

f. Detector selector No. 1, yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal

proses.

g. Detector selector No. 2, yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal proses.

h. Power station, yang berfungsi untuk sumber tenaga listrik.

i. Konverter, yang berfungsi untuk mengubah sinyal electric menjadi sinyal pneumatic atau tekanan udara ataupun sebaliknya agar lebih mudah dalam pengukurannya.

Dokumen terkait