• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.6 DC TO DC CONVERTER

Konverter boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan konverter penaik tegangan. Konverter ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin.

Seperti halnya konverter buck, konverter boost memiliki rangkaian yang terdiri dari induktansi, kapasitor, diode frewheel, dan komponen switching seperti Thyristor, MOSFET, IGBT, dan GTO. Proses switching pada konverter ini juga disulut oleh PWM sebagai pengaturan duty cycle yang sangat berpengaruh pada besar kecilnya tegangan output dari konverter boost (Prasetyo, 2017).

2.7 MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT)

Maximum Power Point Tracker (MPPT) adalah sebuah metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai tegangan dan arus yang optimal sehingga didapat daya keluaran yang maksimal dari suatu panel surya. Daya keluaran yang

maksimal ini akan menghasilkan rasio daya yang tinggi dan mengurangi rugi-rugi suatu panel surya. Adapun prinsip kerja dari MPPT adalah menaikkan tegangan dan menurunkan tegangan kerja panel surya.

Apabila dalam suatu sistem panel surya, tegangan kerja panel surya jatuh pada daerah disebelah kiri Vmp (tegangan kerja lebih kecil dari pada tegangan Vmp), maka tegangan kerja panel surya akan dinaikkan sampai mencapai Vmp, begitu juga sebaliknya apabila tegangan kerja panel surya lebih besar dari pada Vmp, maka tegangan kerja panel surya akan diturunkan sampai mencapai Vmp. Setelah mencapai tegangan maximum point (Pmax), secara otomatis daya keluaran pada panel surya juga akan menjadi maksimal.

MPPT ini berbeda dengan sistem pengontrol-pengontrol sebelumnya. MPPT selain memperhatikan karakteristik baterai juga memperhatikan karakteristik panel surya. MPPT ini mengoptimalkan transfer daya antara panel surya dan aki. Selain itu juga dengan MPPT ini, transfer daya ke aki dapat dilakukan meskipun tegangan pada panel surya lebih rendah dari pada tegangan di aki yaitu dengan menggunakan Boost Converter (Prasetyo, 2017).

2.8 SENSOR TEGANGAN

Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung dan lidah untuk menjadi otak mikroprosesor dari sistem otomatisasi industri (Petruzella, 2001).

Untuk melakukan aksi pada saat terjadi gangguan susut tegangan, tegangan lebih, dan blankout tegangan maka diperlukan komponen pengindera level tegangan (sensor tegangan). Metode pembuatan sensor tegangan yang paling umum dan mudah adalah metode resistor pembagi. Sensor tegangan ini dirancang untuk pengukuran tegangan pada output panel surya dan output dc-dc konverter. (Prasetyo, 2017).

2. 9 SENSOR ARUS ACS712

Penginderaan arus menggunakan teknologi Hall Effect telah berkambang dan banyak digunakan dari pada penginderaan sensor arus menggunakan metode resistor shunt. Pada teknologi Hall Effect yang dikembangkan oleh Allegro, aliran arus listrik akan menimbulkan medan magnet pada bagian dynamic offset cancellation dari ACS712. ACS712 dapat digunakan pada penginderaan arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC) (Prasetyo, 2017).

2.10 CHARGER

Charger adalah suatu rangkaian listrik yang berfungsi untuk mentransfer energi listrik dari sumber AC (Alternatif Current) maupun DC (Dirrect Current) kedalam battery agar kapasitas battery kembali penuh dan dapat digunakan kembali.

Battery diisi dengan kapasitas arus yang sesuai dengan kebutuhan battery hingga tegangan battery penuh.

Pada pengisian battery secara otomatis, ketika level tegangan yang ditentukan itu telah tercapai, maka arus pengisian akan turun secara otomatis ke level yang aman tepatnya yang telah ditentukan dan menahan arus pengisian hingga menjadi lebih lambat sehingga indicator menyala menandakan baterai telah terisi penuh.

Pengisian battery secara otomatis dapat memberikan efek awet pada battery. Metode pengisian baterai kering diklasifikasi berdasarkan oleh aplikasi dari baterai.

klasifikasi aplikasi baterai dibagi menjadi 2 yaitu Baterai sebagai Catu daya utama dan baterai sebagai daya cadangan.

Metode pengisian Baterai kering sebagai catu daya yang termasuk standard Charging terbagi menjadi 2 yaitu Metode pengisian Constant Voltage dan Metode Pengisian Constant current and Constant Voltage.

Ketika baterai mengalami overcharged, air didalam elektrolit terurai oleh elektrolisis untuk menghasilkan gas oksigen yang banyak daripada apa yang bisa diserap oleh elektroda negatif. Elektrolit diubah menjadi gas oksigen dan gas hydrogen dan hilang dari sistem baterai. oleh karena itu, kontrol tegangan yang pasti dan waktu pengisian yang tepat dalam metode pengisian constant Voltage sangat penting untuk menjaga life time yang diharapkan dari baterai (Prasetyo, 2017).

BAB 3

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1.1 Tahap Persiapan

Dalam pembuatan Rancang Bangun Sistem Pengendalian Pengecasan Baterai Dan Lampu Penerangan Otomatis Bertenaga Surya Berbasis Atmega 328 ini membutuhkan beberapa perangkat hardware, software dan alat alat pendukung, antara lain :

a. Hardware 1). Panel Surya

Secara umum, panel surya mengubah intensitas sinar matahari menjadi energi listrik. Panel surya menghasilkan arus yang digunakan untuk mengisi baterai.

2). Boost Converter

Menggunakan DC to DC Converter Xl6009 untuk menaikkan tegangan output dari solar cell hingga tegangan yang sesuai dengan kebutuhan baterai.

3). Sistem minimum ATMega 328

Sistem minimum ATMega 328 ini digunakan untuk mengontrol kerja rangkaian

4). Sensor Tegangan

Sensor tegangan pada sistem ini digunakan untuk mengukur tegangan output yang dihasilkan oleh solar panel dan juga tegangan output yang dihasilkan oleh boost converter.

5). Sensor Arus Acs712

Sensor arus ini berfungsi untuk mendeteksi arus pengisisan keluaran dari solar cell dan boost converter, untuk diumpan ke dalam mikrokontroler guna mendapatkan daya maksimum pada solar cell.

6). Accumulator / Aki

Accumulator / Aki digunakan sebagai penyimpanan energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya.

7). PWM (Pulse Width Modulation)

Menggunakan IC Ca3130 sebagai komparator analog.

8. Voltage Regulator

Menggunakan IC 7812 sebagai penstabil tegangan 12V.

9. Rangkaian Charger

Menggunakan IC XL4015 untuk menghasilkan tegangan pengecasan terhadap baterai. IC XL4015 bekerja menjaga tegangan konstan untuk dapat mengisi baterai sampai penuh.

10. Rangkaian Filter

Menggunakan resistor, kapasitor dan induktor sebagai filter.

b. Software 1) Eagle

Eagle sebagai aplikasi yang digunakan untuk menggambar rangkaian elektronik.

c. Alat pendukung 1) Solder

Solder adalah alat pendukung yang digunakan untuk memanaskan, timah patri yang digunakan untuk menyambung komponen-komponen elektronik.

2) Multimeter

Multimeter adalah alat untuk mengukur Ampere, Voltage dan OHM (resistansi). Alat ini dilengkapi dengan dua kabel penyidik yang berwarna masing-masing merah dan hitam. Untuk dapat bekerja, multimeter memerlukan sumber listrik berupa battery.

3) Obeng

Terdiri dari obeng min dan plus, yang digunakan untuk merapatkan mur sebagai pengunci antar komponen dan casis.

4) Tang

Tang adalah Alat yang digunakan sebagai penjepit.

5) Gergaji

Gergaji adalah alat yang digunakan sebagai pemotong.

6) Bor

Bor adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang baik pada PCB maupun pada rangka/casis.

3.1.2 Tahap Pembuatan Sistem 3.1.2.1 Hardware

1). Panel Surya

Secara umum, panel surya mengubah intensitas sinar matahari menjadi energi listrik. Panel surya menghasilkan arus yang digunakan untuk mengisi baterai. Panel surya terdiri dari photovoltaic yang menghasilkan listrik dari intensitas cahaya.

Gambar 3.1 Rangkaian Panel Surya 2). Boost Converter

Rangkaian boost converter ini digunakan untuk menaikkan tegangan output dari solar cell hingga tegangan yang sesuai dengan kebutuhan batterai. Dalam rangkaian boost converter ini terdapat beberapa komponen yaitu induktor, kapasitor, dioda, resistor dan MOSFET sebagai switch.

Gambar 3.2 Rangkaian Boost Converter

3). Sistem minimum ATMega 328

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada. Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai

output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang ke adaptor DC atau baterai untuk menjalankannya.

Gambar 3.3 Rangkaian Arduino Uno

4). Skema Rangkaian Charger

Rangkaian ini berfungsi untuk menghasilkan tegangan pengecasan terhadap baterai. IC XL4015 bekerja menjaga tegangan konstan untuk dapat mengisi baterai sampai penuh.

Gambar 3.4 Skema Rangkaian Charger

Rangkaian ini bekerja secara otomatis, artinya ketika accu memerlukan pengisian maka rangkaian ini akan mencharge accu dan ketika accu dalam keadaan normal maka rangkaian akan mendischarge accu.

5). Sensor Tegangan

Sensor tegangan pada sistem ini digunakan untuk mengukur tegangan output yang dihasilkan oleh solar panel dan juga tegangan output yang dihasilkan oleh boost

converter. Rangkaian dari sensor tegangan ini merupakan rangkaian pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor yang tersusun secara seri, dengan tegangan DC masukan adalah besarnya tegangan sebenarnya yang akan diukur dan tegangan DC keluaran pada R2 merupakan tegangan output dari rangkaian pembagi tegangan.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Tegangan

6.) Sensor Arus Acs712

ACS712 dapat digunakan pada penginderaan arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). ACS712 dapat mengukur arus AC maupun DC. Sensitivitas dari sensor arus ACS adalah 0,1 V untuk setiap kenaikan arus 1 A. Dalam keadaan tanpa ada arus yang mengalir, sensor arus ACS mengeluarkan tegangan 0 V. Sensor arus ini berfungsi untuk mendeteksi arus pengisisan keluaran dari solar cell dan boost converter, untuk diumpan ke dalam mikrokontroler guna mendapatkan daya maksimum pada solar cell.

Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Arus Acs712 7.) PWM (Pulse Width Modulation)

PWM atau Pulse Width Modulation adalah salah satu teknik pemodulasian sinyal dimana besar duty cycle pulsa dapat diubah ubah. PWM biasa digunakan untuk aplikasi-aplikasi analog yang menggunakan kontrol digital atau mikrokontroler, hal ini dikarenakan mikrokontroler tidak mampu menghasilkan

tegangan analog secara langsung. Terdapat beberapa teknik untuk membangkitkan sinyal PWM, namun secara garis besar terbagi dalam 2 cara, yaitu pembangkitan sinyal dengan rangkaian analog dan dengan kontrol digital atau dengan mikrokontroler. Secara analog, pembangkitan sinyal PWM yang paling sederhana adalah dengan cara membandingkan sebuah sinyal segitiga atau gigi gergaji dengan tegangan referensi.

Cara kerja dari komparator analog ini adalah membandingkan gelombang tegangan gigi gergaji dengan tegangan referensi saat nilai tegangan referensi lebih besar dari tegangan ramp (gigi gergaji) maka keluaran komparator akan bernilai high atau saturasi mendekati Vcc. Namun saat tegangan referensi bernilai lebih kecil dari tegangan ramp, maka keluaran komparator akan bernilai low atau cut-off. Dengan memanfaatkan prinsip kerja dari komparator inilah, untuk mengubah duty cycle dari sinyal keluaran cukup dengan mengubah-ubah besar tegangan referensi.

Gambar 3.7 PWM (Pulse Width Modulation) 8.) Rangkaian LCD

Penampil data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah LCD 16x2. LCD 16x2 memiliki 2 baris yang mampu memuat 16 karakter. Rangkaian dari LCD ini dihubungkan ke pin digital Arduino dan dapat diatur kecerahannya dengan mengunakan potensiometer.

Gambar 3.8 Rangkaian LCD 16 x 2

3.1.2.2 Pembuatan PCB Dengan Aplikasi EAGLE 1. Klik software eagle lalu pilih file-new-schematic

Gambar 3.9 Memulai Eagle 2. Klik menu edit-ADD- pilih komponen

Gambar 3.10 Menu ADD pada Eagle 3. Hubungkan semua komponen dengan net/ conector.

Gambar 3.11 Skematik PCB

4. Klik icon skematik ke board

5. Susun komponen komponen menjadi rapi dengan menggunakan icon move 6. Klik menu edit pilih design rules

7. Pilih size dan ubah minimum widthnya

Gambar 3.12 Menu Size Pada Eagle

8. Pilih Clearance dan ubah minimum Widht dan minimum Drill lalu ok.

Gambar 3.13 Menu Clearance Pada Eagle 9. Lalu klik route untuk menggambar jalur secara manual.

10. Jika ada jalur yang tidak sesuai kita bisa menghapus jalur dan membuat jalur dengan mengklik ripup, lalu gambar jalurnya.

11. Klik icon via lalu pilih diameternya sesuai keinginan.

12. Masukkan bulatan tersebut ke dalam rangkaian, maka bulatannya sudah tebal.

Gambar 3.14 Board PCB Pada Eagle

3.1.2.3 Mencetak PCB

Pola dan gambar jalur yang telah dibuat melalui EAGLE kemudian dicetak ke dalam board melalaui tahapan sebagai berikut :

1. Mencetak gambar layout PCB yang telah dibuat pada kertas kemudian di fotocopy pada plastik tembus pandang (transparansi).

2. Proses selanjutnya adalah proses penyablonan secara langsung di atas lembaran PCB dengan menggunakan sekrin. Sekrin yang digunakan harus sudah membentuk gambar layout PCB pada permukaan sekrin tersebut.

Penyablonan juga bisa menggunakan Setrika yaitu dengan menempelkan plastik yang telah di gambar layout PCB kemudian dipanaskan dengan menggunakan setrika sampai lapisan gambar menempel pada lembaran PCB.

3. Memasukkan PCB yang telah tersablon / digambari kedalam air hangat yang telah dilarutkan dengan bubuk Ferri Clorite. Wadah yang digunakan untuk melarutkan Flerri Clorite menggunakan bahan plastik (selain logam).

4. Rendam PCB kedalam larutan ferri clorite selama 5 – 10 menit dengan perbandingan 10 gram bubuk ferri chlorite untuk 100 cc air panas. Goyang-goyang wadah atau tempat perendam PCB agar seluruh lapisan tembaga yang tidak tertutup polar jalur PCB dari sablon dapat terkikis habis lebih cepat.

5. PCB dibersihkan dengan menggunakan tissue / kapas untuk menghilangkan sisa-sisa larutan ferri chlorite dari papan PCB. Untuk menghilankan bekas jalur sablon menggunakan tiner / bensin.

6. Proses pelubangan PCb dengan menggunakan bor PCB dengan diameter bor 0,8 mm atau 1,0 mm.

Gambar 3.15 PCB yang Telah Dibor

3.1.3 Tahap Pengukuran, Analisis dan Kesimpulan

Pada saat melakukan tahap pengukuran ada beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Mengukur tegangan yang dihasilkan oleh panel surya 2. Mengukur arus yang dihasilkan oleh panel surya 3. Mengukur tegangan yang dihasilkan oleh Baterai 4. Mengukur arus yang dihasilkan oleh Baterai

Pada saat melakukan proses analisa ada beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Menentukan spesifikasi perangkat keras alat/sistem 2. Menentukan diagram blok system

3. Menentukan rangkaian yang digunakan 4. Tahap-tahap perancangan perangkat keras

Tahap kesimpulan yang dilakukan yaitu : 1. Menentukan apakah sistem sudah bekerja atau tidak

2. Menentukan besarnya tegangan yang dihasilkan oleh panel surya.

3.2 PERANCANGAN SISTEM 3.2.1 Diagram Blok Sistem

Pembuatan perangkat keras pada sistem ini akan diintegerasikan pada perangkat lunak yang menggunakan mikrokontroler Atmega 328. Dimana nantinya bisa disebut sistem untuk mencapai tujuan yang sama yaitu mengoptimalkan daya maksimum dari solar cell. Solar Cell sebagai alat untuk mengkonversi cahaya matahari ke dalam bentuk energi listrik yang akan disimpan dalam accumulator.

Boost converter yang berfungsi menaikkan tegangan guna mendapatkan tegangan konstan dari converter dilakukan pengaturan duty cycle dengan cara memberikan umpan balik dari tegangan keluaran boost converter itu sendiri sebagai charging baterai.

Tegangan dan arus keluaran dari solar cell akan dibaca oleh sensor tegangan dan sensor arus sebagai bahan referensi untuk mendapatkan daya maksimum. Daya maksimum ini diperoleh dari metode Maximum Power Point Tracking (MPPT).

Tegangan dan arus dari solar cell akan ditampilkan melalui LCD.

Gambar 3.16 Diagram Blok Sistem

3.2.2 Perancangan Rangkaian

Setelah selesai melakukan pembuatan alat-alat, langkah selanjutnya adalah perakitan. Tahap tahap perakitan dimulai dengan urutan sebagai berikut :

1. Memasang rangka

Pemasangan rangka yaitu memasang rangka yang telah dirancang dan dipotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

2. Menggabungkan Alat-alat elektronik dengan rangka

Alat-alat elektronik antara lain Mini sistem ATMEGA 328, LCD, sensor arus, sensor tegangan, rangkaian boost converter, rangkaian charger, Aki, panel surya dan rangkaian lainnya dirangkai sesuai dengan perancangan yang telah dibuat, dengan menggabungkan pin-pin yang ada pada setiap bagian elektronik dengan menggunakan kabel agar konfigurasi antar bagian elektronik dapat berinteraksi dengan baik.

3. Pemrograman

Pemrograman dilakukan setelah alat-alat elektronika, mekanik, dan casis / rangka terpasang dengan benar. Pemrograman dilakukan dengan menggunakan bahasa c++ dengan software arduino IDE.

4. finishing

Setelah semuanya terpasang dengan baik maka tahap selanjutnya adalah tahap finishing dengan merapikan kabel-kabel dan merapikan bodi agar kelihatan indah.

5. Uji Coba

Setelah terpasang menjadi sebuah Sistem Pengendalian Pengecasan Baterai dan Lampu Penerangan Otomatis Bertenaga Surya dengan baik maka dilakukan ujicoba. Ujicoba dilakukan dengan melakukan tes mengunakan jam selama 1 hari dan mencatat perbedaan presisi waktu dengan waktu yang sebenarnya.

Gambar 3.17 Perancangan Alat 3.2.3 Perancangan Perangkat Lunak Sistem

Piranti pengolah data dan kontrol yang berupa mikrokontroler Atmega 328 diprogram dengan bahasa C++ yang kemudian akan ditampilkan melalui LCD berdasarkan program yang telah dibuat. Berikut ini adalah program yang digunakan:

#include <LiquidCrystal.h>

const int rs = 8, en = 9, d4 = 4, d5 = 5, d6 = 6, d7 = 7;

LiquidCrystal lcd(rs, en, d4, d5, d6, d7);

int Vin;

int ledPin = 13;

int sensorV = A0;

int sensorI = A1;

int Iout;

char buffer[17];

void setup() {

// set up the LCD's number of columns and rows:

lcd.begin(16, 2);

// Print a message to the LCD.

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("Ruth MPPT Chargr");

pinMode(ledPin, OUTPUT);

}

void loop() {

digitalWrite(ledPin, HIGH);

Vin = analogRead(sensorV);

delay(100);

digitalWrite(ledPin, LOW);

Iout = (512 - analogRead(sensorI)) * 3;

if (Iout < 0) Iout = 0;

delay(100);

lcd.setCursor(0, 1);

sprintf(buffer,"V:%2d.%1d I:%4d mA",Vin/10,Vin%10,Iout);

lcd.print(buffer);

}

3.3 PENGUJIAN RANGKAIAN DAN PENGUKURAN HASIL SISTEM 3.3.1 Pengujian Minimum Sistem ATMEGA 328

Pengecekan minimum sistem ATMEGA 328 dilakukan dengan memberikan nilai high pada port 0, 1, 2, 3. Untuk melakukan pengujian keluaran pada portnya, dirangkai menggunakan lampu led. Kaki positif pada led dihubungkan ke Port 0.1 kemudian negatif pada ground, dan led akan menyala.

3.3.2 Pengujian Sensor Arus

Pengujian sensor arus dilakukan untuk mengetahui performansi arus ACS712 dan memastikan keakurasiannya dengan pembaca arus menggunakan multimeter.

Pengujian rangkaian sensor arus menggunakan mikrokontroler Arduino, LCD dan alat ukur multimeter. Langkah pengujian dilakukan dengan memprogram mikrokontroler Arduino untuk memproses nilai analog yang dibaca sensor arus, dimana nilai analog tersebut dikonversi sehingga menampilkan nilai arus pada layar LCD. Nilai arus yang ditampilkan LCD kemudian dibandingkan dengan nilai arus yang ditampilkan multimeter.

Gambar 3.18 Pengujian Sensor Arus 3.3.3 Pengujian Sensor Tegangan

Pengujian sensor tegangan AC dimaksudkan untuk memastikan bahwa sensor tersebut bekerja dengan baik dalam membaca tegangan AC yang diukur. Tegangan maksimum yang bisa masuk ke PIN ADC Arduino adalah sekitar 5VDC.

Gambar 3.19 Pengujian Sensor Tegangan

3.3.4 Pengukuran Hasil Sistem

Panel surya menghasilkan tegangan maksimum saat sudut datang cahaya tegak lurus atau 90° terhadap permukaan panel, dapat dilihat tabel 3.1, tegangan meningkat pada pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB dengan tegangan rata-rata yaitu 19.63V .

Tabel 3.1 Pengukuran Hasil Sistem

Waktu

Tegangan Charger

(Volt)

Tegangan Solar (Volt)

Tegangan Baterai (Volt)

09.00 14.55 15.60 11.50

10.00 15.65 17.00 11.75

11.00 15.95 17.05 12.00

12.00 18.05 19.50 12.40

13.00 18.05 19.90 13.50

14.00 18.05 19.50 13.60

15.00 17.50 18.05 13.80

16.00 16.20 17.10 13.95

17.00 15.15 16.15 14.00

BAB 4

PEMBAHASAN HASIL PENGUKURAN

4.1 ANALISIS HASIL PENGUKURAN DAN PEMBANDINGAN DENGAN HASIL STANDAR

4.1.1 Hasil Pengukuran Sensor Arus Acs712

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan hasil pembacaan sensor arus ACS712 dengan hasil pembacaan oleh multimeter.

Tabel 4.1 Pengujian hasil sensor Arus

4.1.2 Hasil Pengukuran Sensor Tegangan

Pengujian sensor tegangan dilakukan untuk menguji pembacaan sensor tegangan yang dibandingkan dengan pembacaan menggunakan multimeter.

Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Sensor Tegangan Tegangan

BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN

1. Panel surya menghasilkan tegangan maksimum saat sudut datang cahaya tegak lurus atau 90° terhadap permukaan panel tegangan meningkat pada pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB dengan tegangan rata-rata yaitu 19.63V . 2. Solar Charger dapat mengecas baterai sampai penuh pada satu hari

dengan nilai V= 13V.

5.2 SARAN

Pada pengerjaan tugas akhir ini tidak lepas dari berbagai macam kelemahan didalamnya, baik itu perencanaan sistem maupun pada peralatannya yang telah dibuat. Untuk memperbaiki kekurangan kekurangan serta sebagai masukan dalam perbaikan sistem menjadi lebih sempurna sesuai ekspektasi, maka diberikan beberapa masukan dan saran sebagai berikut :

1. Agar sistem dapat berjalan lancar dan sesuai dengan perencanaan maka perlu diperhatikan dalam pemilihan komponen yang akan digunakan pada sistem. Karakteristik komponen perlu diperhatikan dan spesifikasinya, agar tidak ada trouble saat pengujian.

2. Dalam pengujian sistem MPPT, sebaiknya beban yang digunakan

memiliki daya yang mendekati dengan perencanaan kapasitas panel surya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyadi, Zaiyan. 2018. “Belajar Antarmuka Arduino Secara Cepat Dari Contoh”.

Yogyakarta: Deepublish

Akhinov Ihsan A, dkk, 2019. Sistem Kontrol Pengisian Baterai pada Penerangan Jalan Umum Berbasis Solar Cell. Jurnal Teknologi Rekayasa, Vol. 4 (No. 1) : 93

Dharmawan, Hari Arief. 2017. “Mikrokontroler”. Malang: UB Press.

Https://Ilearning.Me/Sample-Page-162/Arduino/Pengertian-Arduino-Uno/

Iskandar, Soetyono.2015.”Ilmu Kimia Teknik”. Yogyakarta: Deepublish Mismail, Budiono. 2011. “Dasar Teknik Elektro”. Malang: UB Press.

Petruzella, Frank D. 2001. ”Elektronik Industri”. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Prasetyo, Mohammad. 2017. Rancang Bangun Battery Charger Dengan Metode Incremental Conductance Menggunakan ARM STM 32F4. [Skripsi].

Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Program D4

Prayogo Rudito, 2012. PENGATURAN PWM (Pulse Width Modulation Dengan PLC. Makalah Pada Teknik Otomasi Universitas Brawijaya Malang Winarno Istiyo, dkk, 2017. Maximum Power Point Tracker (MPPT) Berdasarkan Metode Perturb And Observe Dengan Sistem Tracking Panel Surya Single Axis. jurnal.umj.ac.id, TE – 014: 1

Dokumen terkait