Alternatif I I Biaya investas
COST – EFFECTIVE ANALYSIS :
Dalam keadaan – keadaan tertentu baik dalam bidang swasta maupun pemerintah, keuntungan-keuntungan atau kerugian-kerugian kadang-kadang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk sejumlah uang. Misalnya, dalam pengembangan sistem senjata, pengendalian polusi dan sebagainya. Jika keuntungan-keuntungan atau kerugian-kerugian tersebut dapat dinyatakan dalam suatu ukuran efektivitas maka perhitungan yang berkaitan dengannya disebut cost efective analysis. Cost disini mungkin biaya riset, pengembangan, nilai akhir, biaya pengoperasian dan pemeliharaan, biaya pergantian dan sebagainya dalam jangka waktu tertentu. Biasanya cost tersebut dinyatakan dalam present worth atau equivalent uniform annual cost. Present worth disini disebut life-cycle cost dari sistem.
Contoh 6.3 :
Sebuah pabrik ingin mengurangi sampai 75% banyaknya limbah kimia yang dibuang tiap hari kesebuah sungai sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu telah ada 3 perusahaan yang melakukan penawaran untuk memperbaiki sistem pembuangan pabrik
tersebut. Tiap sistem yang dikembangkan dapat digunakan untuk selama 15 tahun. Data berikut merupakan biaya penawaran yang diajukan oleh ketiga perusahaan tersebut :
Perusahaan
A B C
Biaya awal
Biaya pengoperasian dan pemeliharaan/tahun 125.000.000 15.000.000 160.000.000 12.000.000 190.000.000 9.200.000
Jika penawaran dari perusahaan A diterima, komponen tertentu dari sistem harus diganti tiap 5 tahun dengan biaya Rp. 25.000.000. Kontraktor dari perusahaan C menjamin bahwa sistem yang dibuatnya akan mengurangi limbah kimia buangan tersebut sampai 90%, sedangkan kontraktor dari perusahaan A dan B menjamin bahwa sistem mereka paling tidak akan memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan MARR 9%, tentukan penawaran mana yang harus dipilih.
Penyelesaian :
Untuk memudahkan, dibuat terlebih dahulu tabel sebagai berikut:
A B C
Biaya awal
Biaya pengoperasian. dan pemeliharaan tiap tahun Biaya penggantian Efisiensi sistem 125.000.000 15.000.000 25.000.000 75.000% 160.000.000 12.000.000 - 75% 190.000.000 9.200.000 - 90% Perhitungan life cycle cost :
PW (A) = 125.000.000 + 25.000.000 (P/F,9%, 5) + (P/F,9% 10) 15.000.000 ( P/A , 99%, 15 ) = 272.7 23. 00 0
PW (B) = 160.000.000+ 12.000.000 (P/A, 9%,15) = 256.732.000 PW (G) = 190.000.000 + 9.200.000 (P/A, 9%, 15) = 264.161.000
Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa walaupun perusahaan B mempunyai biaya awal lebih besar dari A, tetapi life cycle costnya lebih kecil. Kedua perusahaan tersebut mempunyai ukuran sistem efektivitas yang sama (75%), jadi dalam hal ini penawaran perusahaan B lebih ekonomis. Pemilihan antara penawaran perusahaan B dan C tidak begitu jelas karena ukuran efektivitas perusahaan C lebih tinggi dan sulit diukur
dengan nilai sejumlah uang tertentu. Seperti halnya dalam analisis pemanfaatan biaya, disini dilihat juga incremental ukuran efektivitas yang diperoleh dibandingkan dengan incremental life-cycle costnya. .
PW (C B) = 7.429
efisiensi (C - B) = 15 %
Dari hasil tersebut, untuk memutuskan alternatif mana yang dipilih tergantung pada kondisi atau kriteria yang telah ditetapkan. Kalau cost bukan merupakan masalah untuk meningkatkan efisiensi sebesar 15/75 - 20 % maka penawaran C yang dipilih. Demikian sebaliknya.
Catatan :
Dalam beberapa kejadian tertentu cost-effective analysis ekuivalen dengan penggunaan benefit-cost a n a l y s is, tetapi dalam beberapa hal berlainan. Jika 2 alternatif yang dibandingkan mempunyai ukuran efektivitas yang sama, maka masalahnya sederhana, y ait u memilih alternatif dengan cost terkecil, seperti pemilihan penawaran perusahaan A dan B di atas. Jika life-cycle cost dua alternatif sama, maka dipilih alternatif yang mempunyai efisinsi yang lebih tinggi. Dengan menggunakan kriteria tersebut akan mengurangi banyaknya alternatif yang dibandingkan, tetapi belum tentu merupakan atau menghasilkan suatu pilihan yang final. Misalnya dalam contoh 6.3 tersebut, perbandingan penawaran antara perusahaan B dengan C tidak langsung jelas, karena makin tinggi ukuran efektivitas diperlukan tambahan biaya. Dari perhitungan, tersebut juga terlihat bahwa efisiensi meningkat 20% jika penawaran C dipilih. Jika efisiensi ini yang digunakan sebagai ukuran efektivitas yang dibandingkan dengan life cycle cost Rp 7429 K akan menimbulkan salah pengertian, sebab 20 % tersebut merupakan ukuran yang bersifat elastis, (rubber yard sticks). Karena berlaku antara untuk 80% dengan 96%, 60% dengan 72 % dan sebagainya. Yang tepat adalah harus diputuskan apakah efisiensi 20 % sebanding dengan Rp 7.429.
Soal – soal :
1. Dalam contoh 6.2 , kerugian (disbenefit) akibat proyek D & R tiap tahun Rp.38.000.000. Perbandingan B/C antara D & R dengan S dan antara D & R dengan TP masing-masing adalah 0,08 dan 1,03. Hitung perbandingan-perbandingan B/C
tersebut kembali jika kerugian yang diterima masyarakat tersebut dianggap sebagai cost dan bukan suatu disbenefit.
2. Dari soal 1, hitung rate of return karena adanya ekstra investasi untuk proyek S dibandingkan proyek TP. Hitung juga rate of return karena adanya ekstra investasi untuk proyek D & R dihandingkan proyek S. Berikan kesimpulan hasil tersebut. 3. Karena tidak sesuai dengan perkembangan lalu lintas, sebuah jembatan akan
dipindahkan tempatnya dengan menggunakan konstruksi baru. Untuk itu telah diusulkan dua tempat yaitu M dan N.
Untuk lokasi M, diperlukan biaya awa1 sebesar Rp. 3.000.000.000 dan untuk lokasi N, diperlukan biaya awal Rp. 50.000.000.000. Biaya pemeliharaan jembatan dilokasi M dan N tiap tahun masing-masing adalah Rp 120.000.000 dan Rp 90.000.000. Dengan dibangunnya jembatan tersebut akan memperlancar arus lalu lintas sehingga memberikan keuntungan bagi masyarakat yang ditaksir untuk loksi M dan N tiap tahun masing-masing adalah Rp.880.000.000 dan Rp 660.000.000. Hitung perbandingan B/C yang sesuai untuk melakukan studi ekonomis kedua lokasi tersebut. Gunakan MARR 8 %, umur teknis 20 tahun dan andaikan nilai akhir kedua jembatan tersebut masing-masing 60% dari biaya awal pembuatan jembatan tersebut. 4. Sebuah sungai yang membelah sebuah kota, selalu menimbulkan kerugian karena
banjir yang ditimbulkannya. Ditaksir kerugian tersebut tiap tahun Rp.300.000.000 dan bertambah Rp 20.000.000 tiap tahun. Suatu proposal telah diajukan untuk mengendalikan banjir tersebut, yaitu melakukan pengerukan (alternatif P) dan membangun dam dan reservoir (alternatif D& R). Biaya awal untuk P adalah Rp.400.000.000 dan biaya pemeliharaannya tiap tahun ditaksir Rp 30.000.000. Alternatif D& R dibangun jika alternatif P dibangun. Biaya awal alternatif D & R adalah Rp 1.600.000.000, biaya pengoperasian dan pemeliharaannya ditaksir tiap tahun adalah Rp 45.000.000. Jika dilakukan pengerukan (P) maka kerugian-kerugian ditaksir berkurang menjadi Rp180.000.000 dan naik Rp 12.000.000 tiap tahun. Karena adanya pengerukan tersebut akan ada kerugian lingkungan, tapi ini diimbangi oleh barkembangnya daerah rekreasi. Jika D & R dibangun kerugian akibat banjir berkurang menjadi Rp 30.000.000 dan naik Rp 5.000.000 tiap tahun. D & R akan mengurangi daerah pertanian, ini ditaksir tiap tahun menimbulkan kerugian
rekreasi yang memberikan keuntungan tiap tahun Rp 8.000.000. Dengan menggunakan MARR 9 % dapatkan perbandingan B/C yang sesuai untuk P ; D ; R. Gunakan periode 30 tahun dan andaikan nilai akhir proyek nol.
Daftar Pustaka:
Barish,N.N. 1995. Economic Analysis for Engineering and Managerial Decisions Making. Mc Graw Hill Book Co.,Inc. New York.
BAB VII
ANALISIS TITIK PULANG POKOK DAN BIAYA TERKECIL