• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND KEY

SOURCES OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Komitmen Sewa Operasi - Grup Sebagai Lessor Operating Lease Commitments - Group as lessor Grup telah mengadakan perjanjian sewa properti

komersial dalam portofolio properti investasi. Grup telah menentukan, berdasarkan evaluasi dari persyaratan dan kondisi perjanjian, bahwa Grup mempertahankan semua risiko dan manfaat signifikan dari kepemilikan properti ini dan mengakui kontrak tersebut sebagai sewa operasi seperti diungkapkan pada Catatan 2o.

The Group has entered into commercial property leases on its investment properties portfolio. The Group has determined, based on an evaluation of the terms and conditions of the leases, that it retains all the significant risks and rewards of ownership of these properties and accounts the leases as operating leases disclosed in Note 2o.

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan estimasi dan asumsi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed herein. The Group based its estimates and assumptions on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.

Penilaian Instrumen Keuangan Valuation of Financial Instruments

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Grup. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2r dan 29.

The Group carries certain financial assets and liabilities at fair values, which requires the use of accounting estimates. While significant components of fair value measurement were determined using verifiable objective evidences, the amount of changes in fair values would differ if the Group utilized different valuation methodology. Any changes in fair values of these financial assets and financial liabilities would affect directly the Group’s profit or loss. Further are disclosed in Notes 2r and 29.

Penyisihan atas Kerugian Penurunan Nilai atas Piutang Usaha

Allowance for Impairment Losses of Trade Receivables

Grup mengevaluasi akun-akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan penurunan nilai yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah kerugian cadangan penurunan nilai piutang.

The Group evaluates specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Group uses judgment, based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Group expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment losses of trade receivables.

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

3. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN ESTIMASI (lanjutan)

3. CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND KEY

SOURCES OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan

Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories

Penyisihan penurunan nilai pasar dan persediaan usang diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan penurunan nilai dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7.

Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories are estimated based on provided facts and circumstances, including but not limited to, the physical condition of inventories held, market price, estimated completion costs, and estimated costs incurred for selling the inventories. Obsolescence of inventories are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the estimated amounts. The carrying amounts of inventories are disclosed in Note 7.

Penyusutan Aset Tetap dan Properti Investasi Depreciation of Property, Plant and Equipment, and Investment Properties

Biaya perolehan aset tetap dan properti investasi, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan dapat direvisi. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2h, 2i, 10 dan 11.

The costs of property, plant and equipment, and investment properties except land, are depreciated on a straight-line basis over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these property, plant and equipment and investment properties to be within 4 to 20 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Group conducts its business. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. Further are disclosed in Notes 2h, 2i, 10 and 11.

Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Impairment of Non-financial Assets

Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) melebihi nilai terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Data arus kas diambil dari anggaran untuk lima tahun yang akan datang dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum dilakukan oleh Grup atau investasi signifikan dimasa datang yang akan memutakhirkan kinerja aset dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling dipengaruhi oleh tingkat diskonto yang digunakan dalam model arus kas yang didiskontokan, sebagaimana juga jumlah arus kas masuk di masa datang yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.

An impairment exists when the carrying amount of an asset or cash generating unit exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm’s length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing of the asset. The value in use calculation is based on a discounted cash flow model. The cash flows are derived from the budget for the next five years and do not include restructuring activities that the Group is not yet committed to or significant future investments that will enhance the asset’s performance of the cash generating unit being tested. The recoverable amount is most sensitive to the discount rate used for the discounted cash flow model as well as the expected future cash inflows and the growth rate used for extrapolation purposes.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak adanya indikasi potensi penurunan nilai aset non-keuangan pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.

Management believes that there is no indication of potential impairment of non-financial assets as of December 31, 2019 and 2018.

3. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN ESTIMASI (lanjutan)

3. CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND KEY

SOURCES OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Liabilitas Imbalan Kerja Employee Benefits Liabilities

Penentuan liabilitas imbalan kerja Grup tergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji, usia pensiun normal dan tingkat mortalitas. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Grup diakui segera pada laporan posisi keuangan konsolidasian dengan debit atau kredit ke saldo laba melalui penghasilan komprehensif lainnya dalam periode terjadinya. Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual Grup atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2l dan 18.

The determination of the Group’s employee benefits liabilities its dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include, among others discount rate, salary increase rate, normal retirement age and mortality rate. Actual results that differ from the Group’s assumptions are recognized immediately in the consolidated statement of financial position with a corresponding debit or credit to retained earnings through other comprehensive income in the period whch they occur. While the Group believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group‘s actual experiences or significant changes in the Group‘s assumptions may materially affect the amount of employee benefits reserve. Further are disclosed in Notes 2l and 18.

Pajak Penghasilan Income Tax

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Significant judgment is involved in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Group recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due.

Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara laporan keuangan yang mengandung jumlah aset dan liabilitas yang ada dan pajaknya masing-masing berdasarkan kemungkinan bahwa laba kena pajak, akan tersedia untuk digunakan agar perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan waktu yang memungkinkan dan tingkat laba kena pajak di masa yang akan datang bersama dengan strategi perencanaan pajak di masa depan.

Deferred tax assets are recognized for all temporary difference between the financial statements carrying amounts of exiting assets and liabilities and their respective taxes based to the extent that it is probable that taxable profit, will be available against which the the temporary differences can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies.

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

4. KAS DAN BANK 4. CASH AND BANKS

Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2019 2018

Kas 1.566.234.713 1.303.440.422 Cash on hand

Bank Cash in banks

Rupiah Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 30.046.308.010 40.660.181.224 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.293.197.126 252.971.910 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank OCBC NISP Tbk 329.060.636 262.435.300 PT Bank OCBC NISP Tbk

PT Bank Mega Tbk 3.414.977 448.552.697 PT Bank Mega Tbk

Dolar Amerika Serikat United States Dollar

PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk

(USD 979 pada tanggal (USD 979 as of

31 Desember 2019) 13.609.084 - December 31, 2019)

Total bank 31.685.589.833 41.624.141.131 Total cash in banks

Total 33.251.824.546 42.927.581.553 Total

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak ada kas dan bank yang dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak berelasi.

As of December 31, 2019 and 2018, there are no restricted cash and banks or placed in related parties.

Informasi lainnya sehubungan dengan kas dan bank adalah sebagai berikut:

Other information relating to cash in banks are as follows: a. Bank dapat ditarik setiap saat; dan a. b. Cash in banks can be withdrawn at anytime; and b. Tingkat suku bunga kontraktual bank adalah sebagai

berikut:

b.

b. Contractual interest rates on cash in banks are as follows:

2019 2018

Rupiah 0,75% - 1% 0,75% - 1% Rupiah

5. PIUTANG USAHA 5. TRADE RECEIVABLES

Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2019 2018

Pihak ketiga Third parties

PT Indomarco Prismatama 44.091.441.223 40.295.181.086 PT Indomarco Prismatama

PT Lion Super Indo 8.064.850.140 9.140.241.093 PT Lion Super Indo

PT Hero Supermarket Tbk 6.227.776.813 7.113.384.232 PT Hero Supermarket Tbk

PT Matahari Putra Prima Tbk 5.651.999.721 4.921.917.116 PT Matahari Putra Prima Tbk PT Trans Retail Indonesia 4.868.543.850 3.513.785.933 PT Trans Retail Indonesia PT Sinarsahabat Intimakmur 4.040.752.800 4.007.263.484 PT Sinarsahabat Intimakmur

Toko Subur 3.759.772.000 1.180.017.500 Toko Subur

PT Inti Cakrawala Citra 3.579.790.729 565.068.768 PT Inti Cakrawala Citra

PT Lotte Mart Indonesia 1.545.638.940 2.088.654.840 PT Lotte Mart Indonesia

PT Lotte Shopping Indonesia 1.315.610.032 2.070.636.870 PT Lotte Shopping Indonesia

Lain-lain (masing- masing Others (each below

di bawah Rp 2.000.000.000) 166.823.985.333 186.515.562.709 Rp 2,000,000,000)

Total pihak ketiga 249.970.161.581 261.411.713.631 Total third parties

Pihak berelasi (Catatan 6a) - 55.639.360 Related party (Note 6a)

Total 249.970.161.581 261.467.352.991 Total

5. PIUTANG USAHA (lanjutan) 5. TRADE RECEIVABLES (continued) Umur piutang usaha dihitung berdasarkan tanggal faktur

adalah sebagai berikut:

The aging of trade receivables are as follows:

2019 2018

Pihak ketiga Third parties

Belum jatuh tempo atau tidak mengalami

penurunan nilai 132.704.480.994 130.372.362.324 Neither past due nor impaired Sudah jatuh tempo

tetapi belum mengalami

penurunan nilai Past due but not impaired

1 - 30 hari 107.895.998.246 91.907.085.661 1 - 30 days

31 - 60 hari 3.513.336.767 28.712.101.818 31 - 60 days

61 - 90 hari 198.355.688 2.357.915.715 61 - 90 days

Lebih dari 90 hari 5.657.989.886 8.062.248.113 More than 90 days

Total pihak ketiga 249.970.161.581 261.411.713.631 Total third parties

Pihak berelasi (Catatan 6a) Related party (Note 6a)

Sudah jatuh tempo tetapi belum mengalami

penurunan nilai Past due but not impaired

Lebih dari 90 hari - 55.639.360 More than 90 days

Total 249.970.161.581 261.467.352.991 Total

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, saldo piutang usaha Entitas Induk digunakan sebagai jaminan atas fasilitas-fasilitas pinjaman bank yang diperoleh Entitas Induk (Catatan 12) dengan rincian sebagai berikut:

As of December 31, 2019 and 2018, the balance of trade receivables pledged as collateral for bank loan facilities obtained by the Company (Note 12) are as follows:

2019 2018

Rupiah Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 100.000.000.000 100.000.000.000 PT Bank Central Asia Tbk

PT Bank CIMB Niaga Tbk 20.000.000.000 20.000.000.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, jaminan kepada PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 100.000.000.000 merupakan jaminan gabungan antara piutang usaha dan persediaan (Catatan 7).

As of December 31, 2019 and 2018, the collateral for PT Bank Central Asia Tbk amounting to Rp 100,000,000,000 is a joint collateral between trade receivables and inventories (Note 7).

Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat tertagih sehingga tidak perlu dibuat cadangan kerugian penurunan nilai piutang.

Management believes that all trade receivables are collectible, therefore no allowance for impairment losses was provided on trade receivables.

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

6. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI

Dokumen terkait