PENGENDALIAN WAKTU
5.1 Jadwal Pelaksanaan (Construction Schedule)
5.1.2 Critical Path Method (CPM) atau Network Planing
P rod uk s i)
Progress scheduled early (Early schedule, memakai data EET)
Progress scheduled late (Late schedule, memakai data LET)
Proyeksi tanggal penyelesaian akhir
Progress actual
5.1.2 Critical Path Method (CPM) atau Network Planing
CPM atau jadwal metode lintasan kritis merupakan salah satu jenis jadwal jaringan rencana kerja atau biasa disebut Network Planning.
Persyaratan dan simbol pembuatan CPM
- Diketahui logika urutan dan ketergantungan pekerjaan/kegiatannya, sehingga bisa dibuat rangkaian jaringan rencana kerjanya
- Diketahui taksiran / perkiraan waktu pelaksanaan dari pekerjaan tersebut - Satuan waktu yang dipakai dalam durasinya, biasanya hari kerja atau
mingguan
- Simbol yang digunakan. Kejadian peristiwa / Event
- Aktivitas pekerjaan atau kegiatan - Path = lintasan
- Garis lurus ada arah anak panah menuju kejadian atau event berikutnya
- Garis tanpa skala, vector
- Antar garis kejadian tidak boleh saling memotong
- Garis kejadian harus selalu mengarah ke kanan, boleh serong tetapi tidak boleh kekiri - Merupakan penghubung peristiwa
- Atau disebut garis “dummy” - Garis putus-putus tanpa skala - Bukan suatu kegiatan atau pekerjaan - Tidak mempunyai dimensi waktu
hanya merupakan garis penghubung peristiwa antara dua kegiatan yang tidak saling tergantung
Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu
- A menunjukan kode aktivitas atau nama pekerjaan
- 25 menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan atau pekerjaan A - Kegiatan A dimulai dari peristiwa sebelumnya
menuju atau sampai dengan peristiwa berikutnya
- Rangkaian 2 kejadian / peristiwa dari kegiatan / pekerjaan A
- Kejadian I merupakan awal kegiatan A - Kejadian II merupakan akhir kegiatan A - Rangkaian berurutan
- A dan B (hubungan seri A dan B)
• Hubungan parallel antara aktivitas A dan B
• Altivitas A, B dan C selesai sampai dengan kejadian / peristiwa / even yang sama
• Contoh kegiatan A, B dan C selesai dengan kejadian / peristiwa / event yang sama
Langkah-langkah pembuatan CPM:
• Pahami urutan (Squence) dari masing-masing kegiatan atau pekerjaan tersebut dan ketergantungannya (Interdepensinya) antara masing-masing kegiatan / pekerjaan yang bersangkutan
• Rangkaian suatu jaringan aturan atau persyaratan seperti yang telah dijelaskan
A
B
A
B
25
A
Kejadian I Kejadian IIA
C
A
B
Nomor urut kejadian (0,1,2,3,… EET = Earliest Event Time <SPD = Saat kejadian paling dini>
= Saat paling awal suatu kejadian boeh dimulai
LET = Latest Event Time
<SPD = Saat kejadian paling dini> = Saat paling lambat suatu kejadian harus dimulai
• Ingat kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan lain dan mana yang merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya.
• Kalau jumlah macam kegiatan atau Work Items nya sedemikian banyak jumlahnya sampai ratusan maka untuk memudahkan penyusunan CPM bisa dikerjakan dengan mengikuti urutan pekerjaan dari masing-masing kelompok pekerjaannya (Work Items Group)
• CPM dari Work Items Group yang sudah jadi lantas digabungkan dengan CPM detail Works Items yang juga dibuat tersendiri
• CPM gabungan merupakan gabungan CPM lengkap atas seluruh kegiatan / pekerjaan kalau perlu diedit lagi dengan memperhatikan hal-hal berikut: - Untuk pekerjaan / kegiatan pada masing-masing kelompok pekerjaan
yang pelaksanaannya meneruskan dan atau dilaksanakan oleh satu kelompok pelaksana pekerjaan yang bersangkutan maka Path / lintasan dari kegiatan tersebut bisa dipisahkan. Kalau mungkin digabung agar rangkaian aktivitasnya menjadi sederhana, misalnya Proyek Teknik Sipil pekerjaan pengukuran (Surveying) dan pengujian material / hasil pekerjaan dan uji laboratorium serta pekerjaan persiapan yang sifatnya processing dari material yang akan digunakan dalam kegiatan / pekerjaan proyek tersebut. Lintasannya bisa diletakkan pada bagian luar dari rangkaian Network Planning yang bersangkutan
- Ada beberapa kemungkinan dari pekerjaan dalam Work Items Group yang dalam pelaksanaannya bisa dikerjakan tanpa harus tergantung dengan pekerjaan sebelumnya. hal ini dipengaruhi dan ditentukan oleh metode, area kerja dan sumber daya yang tersedia untuk kegiatan proyek tersebut, serta keputusan dari Manajer Proyek.
- Tetap memperhatikan aturan dan persyaratan CPM
- Setelah rangkaian jaringan rencana kerja lengkap terangkai, benar, dan nomor urut kejadian sudah terisi, maka pengisiian EET dan LET baru bisa dilakukan.
EET dilakukan dengan pengisian lebih dulu sampai selesai, yaitu dari kejadian 1(satu) EET “0” (nol sampai dengan kejadian yang paling akhir, EET terbesar.
Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu
LET = diisikan setelah rangkaian Netwok planning sempurna dan lengkap dengan isian EET nya
= Isian nilai LET dimulai dari kanan (peristiwa paling akhir) menuju ke kiri atau dari EET dengan nilai besar menuju EET dengan nilai lebih kecil
Akhirnya kegiatan proyek dengan nilai EET terbesar, merupakan awal pengisian nilai EET, jadi pada kegiatan akhir proyek, nilai EET = LET(terbesar). EET diisi dari yang terkecil ‘0” (nol) menuju nilai terbesar LET T diisi dari nilai terbesar menuju nilai terkecil “ 0”.
6
2
3
4
4
6
5
B
C
D
7
12
20
Rumus (EET)j= (EET)i+Dij
Dij= duration activity i ke j EET = diisikan yang
memberikan nilai paling besar (EET)6= (EET)5+20
= 6+20 = 26 = 26 merupaakan nilai yang paling besar
14
30
16
32
17
25
18
I
J
K
10
12
8
Rumus (LET)j= (LET)i+Dij
Dij= duration activity i ke j LET = diisikan yang
memberikan nilai paling kecil (LET)14= (LET)18-8 = 25-8 = 17
= 17 merupakan nilai yang paling kecil
1 0 0 5 20 28 2 22 32 4 2 26 6 50 50 7 38 38 9 70 70 10 53 59 13 6 82 12 100 100 15 88 103 14 121 121 16 139 139 8 54 68 11 7 86 3 12 12 A 1 B 10 C 8 18 F E 32 O 18 14 P G 22 J 20 K 30 Q 2 T 18 D 14 I 12 M 15 N 14 21 R Catatan :
- Lintasan kritis = jalur A – D – I – H – J – K – Q – T - Lintasan kritis = nilai EET – LET = 0
- Lintasan kritis = umur proyek = waktu pelaksanaan proyek - Lintasan kritis boleh (ada kala) melalui garis dummy
- Lintasan kritis merupakan rangkaian pekerjaan pekerjaan yang tidak boleh terlambat dimulai dan diselesaikan.
Lintasan kritis (Critical Path)
• Lintasan kritis dalam suatu Network Planing biasanya ditandai dengan garis tebal untuk membedakannya dengan lintasan non kritisnya. seperti pada contoh lintasan Kritis = A – D – I – H – J – K – Q – T.
• Lintasan kritis selalu melalui poin kejadian / Even Point dengan nilai EET = LET atau LET – EET = 0
• Lintasan kritis menunjukkan bahwa kegiatan / pekerjaan yang berada pada jalur tersebut TIDAK BOLEH TERLAMBAT SAAT MEMULAINYA DAN SAAT PENYELESAIAN AKHIRNYA
• Lintasan kritis merupakan lintasan aktivitas terpanjang atau = umur proyek = waktu pelaksanaan proyek.
- Lintasan kritis bisa melalui lintasan kegiatan dummy. Hal ini tergantung pada hubungan antar kegiatan yang bersangkutan.
Waktu ambang / Floating Time
- WAKTU AMBANG disebut juga kelonggaran - TOTAL FLOAT = TF = (LET)j – Dij – (EET)I - FREE FLOAT = FF = (eet)J – Dij – (EET)I
Pelatihan Pelaksana Bendungan Pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu TF = 59-15-38 = 6 FF = 53-15-38 = 0 TF = 53-15-38 = 0 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 59 6 M TF D=15 FF =0 IF =0 7 38 38 M 1 10 53 59
Pengertian dan maksud TF, FF dan IF
▪ TF = TOTAL FLOAT = AMBANG TOTAL
Besarnya tenggang waktu yang masih dimungkinkan pada suatu kegiatan / pekerjaan untuk terjadi keterlambatan selesainya pekerjaan tersebut tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian keseluruhan proyek tesebut. Pada contoh kegiatan M dengan durasi 15 hari kerja dimulai pelaksanaannya tepat waktu, yaitu setelah hari ke-5, didapatkan TF = 6 hari
▪ FF = FREE FLOAT = AMBANG BEBAS
= Besarnya tenggang waktu yang masih dimungkinkan pada suatu kegiatan / pekerjaan untuk dilakukan penundaan atau diperlambat tanpa mempengaruhi waktu dimulainya kegiatan berikutnya. Pada contoh kegiatan M durasi 15 hari kerja, dimulai tepat waktu, yaitu setelah hari ke 5 didapatkan FF = 0. Sebab awal kegiatan M merupakan “even point/poin kejadian” yang berada pada jalur kritis. ▪ IF = INDEPENDENT FLOAT = AMBANG MANDIRI
= Besarnya tenggang waktu yang masih dimungkinkan pada suatu kegiatan/pekerjaan untuk dilakukan penundaan atau diperlambat tanpa mempengaruhi waktu dimulainya kegiatan waktu berikutnya, meskipun dari saat paling dini (EET / SPD) yang seharusnya. Mandiri maksudnya mengatur sendiri waktu mulainya kegiatan tersebut, tetapi
tidak melewati batas LET / SPL nya. Pada contoh didapatkan FF = 0, sebab awal kegiatan M merupakan event point yang dilalui lintasan kritis A-D-I-H-J-K-Q-T
5.2 Prinsip dalam menentukan perkiraan / taksiran waktu atau durasi dari suatu