• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

C. Jenis Tarif di Pelabuhan

5. CTPS, PRA LPS, PPBE

a. Catatan Tanda Pengenal Surveyor (CTPS) b. Pra Laporan Pemeriksaan Surveyor (PRA LPS) c. Permintaan Pemeriksaan Barang Ekspor (PPBE) 6. Shipping Instruction

Shipping Instruction (SI) adalah dokumen yang dibuat oleh eksportir untuk booking ruang kapal dan sekaligus pesan kontainer serta memuat data-data untuk dasar pembuatan Bill of Lading. Shipping Instruction adalah bukan dokumen ekspor pokok dan bisa dikategorikan sebagai dokumen pendukung, namun mempunyai fungsi yang strategis karena sebagai jembatan informasi antara eksportir sebagai penerima L/C dan Shipping Company yang memuat Bill of Lading.

7. B/L (Bill of Lading)

B/L (Bill of Lading) adalah tanda terima pengiriman barang-barang yang diberikan oleh pengangkut (carrier) kepada pengirim barang (shipper). Isinya menyatakan bahwa barang-barang tersebut telah diterima dan

commit to user

disetujui oleh pengangkut untuk diangkut ke pelabuhan tujuan dan diserahkan disana kepada penerima barang (consignee) yang ditunjuk oleh pengirim barang.

Untuk angkutan laut disebut ‘Marine Bill of Lading’ atau ‘Ocean Bill of Lading’, untuk angkutan udara disebut ‘Airway Bill’ atau ‘Air Consigment Note’ untuk angkutan kereta api disebut ‘Railway Consigment Note’, untuk angkutan terpadu digunakan ‘Combined Transport Document’ atau ‘Multimodal Transport Bill of Lading’.

8. COO (Certificate of Origin), Surat Permohonan + Surat Pernyataan

Inti dari COO adalah pernyataan dari pemerintah Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang menyatakan bahwa ”barang-barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di Indonesia” (di negara asal barang ekspor).

Surat Permohonan dan Surat Pernyataan yang sudah disiapkan tersebut diserahkan ke Departemen Perdagangan dan Perindustrian dengan dilampiri :

a. Copy Packing List b. Copy Invoice c. Copy PEB

d. Copy Pra LPS (bila ada) e. Copy Bill of Lading f. Copy L/C

commit to user 9. Beneficiary’s Certificate

Beneficiary’s Certificate adalah surat pernyataan yang dibuat oleh eksportir yang menyatakan bahwa copy dari dokumen-dokumen ekspor yang diminta telah dikirim ke alamat importir sesuai dengan syarat L/C, dengan dilampirkan bukti/ resi pengiriman dari Pos/ DHL.

10. Draft, Surat Penyerahan Wesel Ekspor, Surat Jaminan

Draft adalah semacam kwitansi yang dibuat forwarding dan ditujukan ke bank pembuka L/C di luar negeri. Surat Penyerahan Wesel Ekspor adalah semacam surat pengantar untuk penyerahan dokumen-dokumen ekspor ke bank untuk dinegosiasi. Surat jaminan diperlukan bila dalam dokumen yang akan dinegosiasikan terdapat penyimpangan (discrepancy).

commit to user E. INCOTERM 2000

1. Ex Works (ExW)… (disebut nama tempat)

“Ex Works” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang, bila dia menempatkan barang untuk pembeli di tempat kediaman penjual atau tempat lain yang ditentukan (yakni tempat kerja, pabrik, gudang, dll) belum diurus formalitas ekspornya dan juga tidak dimuat ke atas kendaraan pengangkut manapun.

Syarat ini merupakan kewajiban yang paling ringan bagi penjual, dan pembeli wajib memikul semua biaya dan resiko yang terkait dengan kewajiban untuk mengambil barang dari tempat penjual.

Namun bila pihak-pihak terkait menginginkan penjual bertanggung jawab untuk memuat barang pada saat pemberangkatan dan memikul semua resiko dan biaya pemuatan itu, maka hal ini harus dijelaskan dengan cara menambahkan kata-kata yang tegas dalam kontrak jual beli.

Syarat ini jangan dipakai bila pembeli tidak mungkin mengurus formalitas ekspor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal seperti itu, maka sebaiknya dipakai syarat FCA, asal saja penjual setuju bahwa dia akan melakukan pemuatan barang atas biaya dan resikonya sendiri.

2. Free Carrier (FCA)… (disebut nama tempat)

“Free Carrier” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang, yang sudah mendapat ijin ekspor, kepada pengangkut yang ditunjuk pembeli di tempat yang disebut. Harus dicatat bahwa pemilihan tempat penyerahan mempunyai dampak pada kewajiban muat bongkar barang. Jika penyerahan

commit to user

terjadi di tempat penjual, maka penjual bertanggung jawab untuk memuat. Jika penyerahan terjadi di tempat lain, penjual tidak bertanggung jawab untuk membongkar.

Syarat ini dapat dipergunakan tanpa memandang jenis alat angkut, termasuk alat angkut aneka wahana.

Pengangkut berarti setiap orang dalam kontrak angkutan yang bertanggung jawab untuk mengangkut atau menjamin mengangkut dengan kereta api, jalan raya, udara, laut, sungai, atau dengan kombinasi dari alat angkut itu.

Jika pembeli menunjuk orang selain dari pengangkut untuk menerima barang, maka penjual dianggap telah memenuhi kewajibannya menyerahkan barang bila barang telah diserahkannya kepada orang itu.

3. Free Alongside Ship (FAS)… (disebut nama kapal pelabuhan pengapalan) “Free Alongside Ship” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang, bila barang itu ditempatkan di samping kapal di pelabuhan pengapalan yang disebut. Ini berarti pembeli wajib memikul semua biaya dan semua resiko kehilangan atau kerusakan atas barang mulai saat itu.

Syarat FAS menuntut penjual mengurus formalitas ekspor. Syarat ini berlawanan dengan versi Incoterm sebelumnya yang menuntut pembeli untuk mengurus formalitas ekspor.

Namun bila pihak-pihak terkait menginginkan supaya pembeli mengurus formalitas ekspor, maka hal ini harus ditegaskan dengan cara menambahkan kata yang tegas dalam kontrak jual beli. Syarat ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja.

commit to user

4. Free On Board (FOB)… (disebut nama pelabuhan pengapalan)

“Free On Board” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang bila barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan yang disebut. Ini berarti pembeli wajib memikul semua biaya dan resiko atas kehilangan atau kerusakan barang mulai dari titik itu. Syarat FOB menuntut penjual untuk mengurus formalitas ekspor.

Syarat ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja. Jika pihak-pihak terkait tidak bermaksud untuk menyerahkan barang melewati pagar kapal. Maka syarat FCA harus dipakai.

5. Cost and Freight (CFR)… (disebut nama pelabuhan tujuan)

“Cost and Freight” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang bila barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan. Penjual wajib membayar biaya-biaya dan ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang sampai ke pelabuhan tujuan yang disebut. Tetapi resiko hilang atau kerusakan atas barang, termasuk setiap biaya tambahan sehubungan dengan peristiwa yang terjadi setelah waktu penyerahan, berpindah dari penjual kepada pembeli.

Syarat CFR menuntut penjual untuk mengurus formalitas ekspor. Syarat ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja jika pihak-pihak terkait tidak bermaksud melakukan penyerahan.

6. Cost Insurance and Freight (CIF)… (disebut nama pelabuhan tujuan) “Cost Insurance and Freight” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang bila barang itu melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan.

commit to user

Penjual wajib membayar semua biaya dan ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang sampai ke pelabuhan tujuan yang disebut. Tetapi resiko hilang atau kerusakan atas barang, termasuk setiap biaya tambahan sehubungan dengan peristiwa yang terjadi setelah waktu penyerahan, berpindah dari penjual kepada pembeli. Namun, dalam syarat CIF penjual wajib pula menutup asuransi angkutan laut terhadap resiko rugi atau kerusakan atas barang yang mungkin diderita pembeli selama barang dalam perjalanan.

Berkenaan dengan hal itu, penjual wajib menutup asuransi dan membayar premi. Pembeli perlu mencatat bahwa dengan syarat CIF penjual diwajibkan menutup asuransi hanya dengan syarat pertanggungan minimum. Sekiranya bila pembeli menginginkan perlindungan yang lebih besar, maka pembeli perlu mengadakan persetujuan dengan penjual secara tegas, atau pembeli sendiri harus mengurus asuransi tambahan itu.

Syarat CIF menuntut penjual untuk mengurus formalitas ekspor. Syarat ini hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai. Jika pihak-pihak terkait tidak bermaksud untuk menyerahkan barang melewati pagar kapal, maka syarat CIP yang harus dipakai.

7. Carriage Paid To (CPT)… (disebut nama tujuan)

“Carriage Paid To” berarti bahwa penjual menyerahkan barang kepada pengangkut yang ditunjuknya sendiri, tetapi penjual wajib pula membayar ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang sampai ke tempat tujuan yang disebut. Ini berarti pembeli memikul resiko dan

commit to user

membayar setiap ongkos yang timbul setelah barang diserahkan secara demikian.

“Carrier” berarti setiap orang yang mengadakan kontrak angkutan bertanggungjawab melakukan atau menjamin terlaksananya pengangkutan kereta api, jalan darat, udara, laut, sungai, atau dengan kombinasi dari alat angkut itu.

Sekiranya dipakai pengangkut pengganti untuk meneruskan pengangkutan sampai ke tempat tujuan yang dijanjikan, maka resiko (penjual) berakhir bila barang telah diserahkan kepada pengangkut pertama.

Syarat CPT mewajibkan penjual mengurus formalitas ekspor. Syarat ini boleh dipakai untuk alat angkut apa saja, termasuk alat angkut aneka wahana (multimodal transport).

8. Carriage and Insurance Paid To (CIP)... (disebut nama tempat tujuan) “Carriage and Insurance Paid To” berarti bahwa penjual menyerahkan barang kepada pengangkut yang ditunjuk sendiri tetapi penjual wajib pula membayar ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang sampai ke tempat tujuan yang disebut. Ini berarti pembeli memikul semua resiko dan membayar setiap ongkos yang timbul setelah barang diserahkan secara demikian. Namun dalam CIP, penjual wajib menutup asuransi terhadap resiko rugi dan kerusakan atas barang yang menimpa pembeli selama barang dalam perjalanan.

Pembeli perlu mencatat bahwa dengan syarat CIP, penjual dituntut untuk menutup asuransi hanya dengan syarat minimum. Sekiranya pembeli menginginkan perlindungan yang lebih besar, maka pembeli perlu

commit to user

mengadakan persetujuan dengan penjual secara tegas atau pembeli sendiri harus mengurus asuransi tambahan itu.

“Carrier” berarti setiap orang yang mengadakan kontrak angkutan bertanggung jawab melakukan atau menjamin terlaksananya pengangkutan kereta api, jalan darat, udara, laut, sungai, atau dengan kombinasi dari alat angkut itu.

Sekiranya dipakai pengangkut pengganti untuk meneruskan pengangkutan sampai ke tempat tujuan yang dijanjikan, maka resiko (penjual) berakhir bila barang telah diserahkan kepada pengangkut pertama. Syarat CIP mewajibkan penjual mengurus formalitas ekspor. Syarat ini boleh dipakai untuk alat angkut apa saja, termasuk alat angkut aneka wahana (multimodal transport).

9. Delivered At Frontier (DAF)... (disebut tempat)

“Delivered At Frontier” berarti bahwa penjual menyerahkan barang bila barang telah ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli pada saat datangnya alat angkut, belum dibongkar, sudah diurus formalitas ekspornya, namun belum diurus formalitas impornya, ditempat atau pada titik yang disebut wilayah perbatasan, tetapi belum memasuki wilayah pabean dari negara yang bertetangga. Istilah “frontier” boleh dipakai untuk daerah perbatasan mana saja, termasuk perbatasan dari negara pengekspor itu sendiri. Oleh karena itu, penting sekali untuk merumuskan secara tepat tentang perbatasan dengan selalu menyebut titik dan tempat dalam syarat itu.

commit to user

Namun, bila pihak-pihak terkait menginginkan penjual untuk bertanggungjawab membongkar barang dari alat angkut yang baru dan memikul semua resiko serta biaya pembongkaran, maka hal ini harus dibuat sejelas-jelasnya dengan menambahkan kata-kata yang tegas dalam kontrak jual beli bersangkutan.

Syarat ini boleh dipakai untuk alat angkut apa saja bilamana barang harus diserahkan di perbatasan daratan. Bila penyerahan itu harus dilakukan di pelabuhan tujuan, di atas kapal, atau di dermaga, dipakai syarat DES dan DEQ.

10. Delivered Ex Ship (DES)… (disebut nama pelabuhan tujuan)

“Delivered Ex Ship” berarti penjual menyerahkan barang bila barang itu ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli di atas kapal, belum diurus formalitas impornya, di pelabuhan tujuan yang disebut.

Penjual wajib memikul semua biaya dan resiko yang terkait dengan pengangkutan barang sampai ke pelabuhan tujuan yang disebut sebelum dibongkar. Bila pihak-pihak terkait menginginkan penjual memikul biaya dan resiko pembongkaran barang, maka sebaiknya dipakai syarat DEQ.

Syarat ini hanya dapat dipakai bila barang akan diserahkan melalui laut atau sungai atau dengan alat angkut aneka wahana di atas kapal di pelabuhan tujuan.

11. Delivered Ex Quay (DEQ)… (disebut nama pelabuhan tujuan)

“Delivered Ex Quay” berarti penjual menyerahkan barang bila barang dalam kewenangan pembeli di atas dermaga, belum diurus formalitas impornya, di pelabuhan tujuan yang disebut.

commit to user

Penjual wajib memikul semua biaya dan resiko yang terkait dengan pengangkutan barang sampai ke pelabuhan tujuan yang disebut dan membongkar barang di atas dermaga. Syarat DEQ menuntut pembeli untuk mengurus formalitas impor dan membayar semua biaya resmi, bea masuk, pajak, dan biaya-biaya lain yang dipungut atas impor.

Syarat ini merupakan kebalikan dari versi Incoterm sebelumnya yang mengharuskan penjual mengurus formalitas impor.

Jika pihak-pihak terkait menginginkan semua atau sebagian dari biaya pengimpor atas barang menjadi tanggungan pihak penjual. Maka hal ini harus dijelaskan dengan cara menambahkan kata-kata yang tegas dalam kontrak jual beli.

Syarat ini hanya dapat dipakai bila barang akan diserahkan melalui laut, sungai, atau alat angkut aneka wahana yang dibongkar dari suatu kapal ke atas dermaga di pelabuhan tujuan. Namun bila pihak-pihak terkait menginginkan untuk memasukkan menjadi tanggung jawab penjual, semua resiko dan biaya pengelolaan barang mulai dari dermaga ke tempat-tempat lain (gudang, terminal, stasiun angkutan, dll) dalam kawasan pelabuhan atau di luar kawasan, dipakai syarat DDU dan DDP.

12. Delivery Duty Unpaid (DDU)… (disebut nama tempat tujuan)

“Delivery Duty Unpaid” berarti penjual meyerahkan barang kepada pembeli, belum diurus formalitas impornya, dan belum dibongkar dari atas alat angkut yang baru datang di tempat tujuan yang disebut. Penjual wajib memikul semua biaya dan resiko yang terkait dengan pengangkutan barang tersebut sampai ke sana, kecuali bea masuk (istilah ini termasuk tanggung

commit to user

jawab mengurus formalitas pabean, pembayaran biaya resmi atau formalitas, bea masuk, pajak, dan biaya lainnya) yang diperlukan di negara tujuan. Bea masuk semacam itu harus dipikul oleh pembeli termasuk semua biaya dan resiko yang disebabkan oleh kegagalan mengurus formalitas impor pada waktunya.

Namun, bila pihak-pihak terkait menginginkan penjual yang akan mengurus formalitas kepabeanan dan memikul biaya dan resiko yang ditimbulkan, termasuk biaya impor lainnya, maka hal ini harus ditegaskan dengan cara menambahkan kata-kata yang jelas dalam kontrak jual beli.

Syarat ini dapat dipakai untuk alat angkut apa saja, tetapi bila penyerahan barang akan dilakukan di pelabuhan tujuan di atas kapal atau di atas dermaga, dipakai syarat DES atau DEQ.

13. Delivered Duty Paid (DDP)… (disebut tempat tujuan)

“Delivered Duty Paid” berarti penjual menyerahkan barang kepada pembeli, sudah diurus formalitas impornya, namun belum dibongkar dari atas alat angkut yang baru datang di tempat tujuan yang disebut. Penjual wajib memikul semua biaya dan resiko yang terkait dengan pengangkutan barang sampai ke sana, termasuk tanggung jawab mengurus bea masuk (istilah ini termasuk tanggung jawab mengurus formalitas pabean, pembayaran biaya resmi, atau formalitas, bea masuk, pajak, dan biaya lainnya yang diperlukan di negara tujuan).

Sementara syarat EXW menggambarkan tanggung jawab yang minimal dari penjual, maka syarat DDP memberikan gambaran suatu tanggungjawab yang maksimal kepada penjual.

commit to user

Syarat ini janganlah dipakai bila secara langsung atau tidak langsung penjual tak mungkin memperoleh izin impor. Namun, bila pihak-pihak terkait ingin mengeluarkan dari tanggung jawab penjual beberapa jenis biaya yang dikenakan atas impor barang (seperti Pajak Pertambahan Nilai atau VAT), maka hal ini harus dijelaskan dengan cara menambahkan kata-kata yang tegas dalam kontrak jual beli. Bila pihak-pihak terkait menginginkan pembeli yang akan memikul semua resiko dan biaya pengimporan ini, maka dipakai syarat DDU.

Syarat ini boleh dipakai untuk jenis alat angkut mana saja, tetapi bila penyerahan barang akan dilakukan di pelabuhan tujuan di atas sebuah kapal atau di atas dermaga, maka dipakai syarat DES atau DEQ.

Sumber : Amir MS, 2000

Kesimpulannya, dalam Incoterm 2000 adalah sbb : Tabel 2.2

Incoterm 2000 Group E → Pemberangkatan

EXW : Ex Works (ExW)… (disebut nama tempat)

Penjual berkewajiban menempatkan barang ke dalam kewenangan pembeli di tempat yang disepakati (di kantor, di pabrik/ di gudang).

Group F → Angkutan utama belum dibayar

Penjual menyerahkan barang kepada pengangkut sesuai instruksi pembeli. FCA : Free Carrier (FCA)… (disebut nama tempat)

FAS : Free Alongside Ship (FAS)… (disebut nama kapal pelabuhan pengapalan)

FOB : Free On Board (FOB)… (disebut nama pelabuhan pengapalan) Group C → Angkutan utama dibayar

commit to user biaya penjual sendiri.

CFR : Cost and Freight (CFR)… (disebut nama pelabuhan tujuan)

CIF : Cost Insurance and Freight (CIF)… (disebut nama pelabuhan tujuan) CPT : Carriage Paid To (CPT)… (disebut nama tujuan)

CIP : Carriage and Insurance Paid To (CIP)... (disebut nama tempat tujuan) Group D → Sampai tujuan

Penjual bertanggung jawab atas sampainya barang di tempat yang disepakati atau titik tujuan di perbatasan atau di dalam negara pengimpor (termasuk resiko/ biaya s/d tujuan).

DAF : Delivered At Frontier (DAF)... (disebut tempat)

DES : Delivered Ex Ship (DES)… (disebut nama pelabuhan tujuan) DEQ : Delivered Ex Quay (DEQ)… (disebut nama pelabuhan tujuan) DDU : Delivery Duty Unpaid (DDU)… (disebut nama tempat tujuan) DDP : Delivered Duty Paid (DDP)… (disebut tempat tujuan)

commit to user BAB III

Dokumen terkait