• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cuti Akademik

Dalam dokumen Panduan Akademik keperawatan (Halaman 72-78)

BAB III LAYANAN PENYELENGGARAAN AKADEMIK

D. Cuti Akademik

Cuti akademik adalah masa istirahat dari kegiatan akademik pada waktu tertentu selama mahasiswa mengikuti pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.

Ketentuan cuti akademik:

a. Telah mengikuti minimal 2 semester masa studi. b. Cuti akademik diberikan 1 (satu) kali selama masa studi

c. Bagi yang hamil:

Mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya melalui Jurusan selambat- lambatnya satu bulan sebelum dimulainya cuti akademik dengan melampirkan surat keterangan hamil dari dokter dan FC akta nikah yang disahkan.

d. Bagi yang sakit:

Mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya melalui Jurusan dengan melampirkan surat keterangan sakit dari dokter.

e. Tetap membayar SPP selama waktu cuti akademik. f. Diketahui oleh Pembimbing Akademik.

g. Cuti akademik dapat diberikan selama 2 semester berurutan dengan memperhatikan masa studi terpanjang.

Prosedur cuti akademik

a. Mahasiswa yang akan mengambil cuti akademik mengajukan permohonan cuti akademik bermaterai Rp. 6000 kepada Ketua Jurusan yang diketahui oleh Dosen Pembimbing Akademik dan Kaprodi, selanjutnya Ketua Jurusan mengusulkan ke Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.

b. Surat Keputusan cuti akademik diterbitkan oleh Direktorat.

c. Setelah menjalani cuti akademik, mahasiswa berkewajiban melapor kembali secara tertulis kepada Ketua Jurusan melalui Kaprodi, selanjutnya Ketua Jurusan mengusulkan ke Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya untuk menerbitkan surat keputusan pengaktifan kembali sebagai mahasiswa.

E. Sanksi Akademik

Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik, pemutusan studi dan sanksi akademik lain sebagai berikut:

1. Peringatan Akademik

a. Peringatan akademik berbentuk teguran lisan ditujukan kepada mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar lebih dari 1(satu) kali pertemuan untuk satu/lebih matakuliah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

b. Peringatan akademik berbentuk pemberitahuan ditujukan kepada orangtua/wali dari mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar hingga 3(tiga) kali pertemuan untuk satu/lebih matakuliah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. c. Peringatan akademik berbentuk skorsing ditujukan kepada

mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar lebih dari 3(tiga) kali pertemuan untuk satu/lebih matakuliah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

d. Peringatan akademik berbentuk larangan mengikuti ujian akhir

semester matakuliah tertentu bagi mahasiswa yang

kehadirannya kurang dari 80 % untuk teori dan kurang dari 100% untuk praktik serta harus mengulang/ mengganti kehadiran sesuai ketentuan jurusan.

e. Peringatan akademik berbentuk larangan mengikuti kegiatan PBM diberikan kepada mahasiswa yang tidak memenuhi kewajiban administratif (Keuangan dan KRS) dalam satu semester.

f. Peringatan akademik berbentuk pemberitahuan tertulis ditujukan kepada orangtua/wali dari mahasiswa yang

g. Peringatan akademik berbentuk larangan menempuh ujian akhir program bagi mahasiswa yang belum menyelesaikan kewajiban akademik (PBM, Tugas, Target Kompetensi) dan administratif

h. Peringatan akademik berbentuk skorsing terhadap mahasiswa yang terlibat dalam perkelahian fisik, termasuk yang menghasut hingga terjadinya perkelahian tersebut, dan bila terulang akan dilakukan pemutusan studi.

2. Pemutusan Studi

Pemutusan studi berarti mahasiswa dikeluarkan dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya karena berbagai alasan :

a. Mengundurkan diri sebagai mahasiswa Poltekkes kemenkes Surabaya

b. Prestasinya sangat rendah (Indeks Prestasi kurang dari 2.00 pada akhir semester II)

c. Bila melebihi batas waktu studi kumulatif yang ditetapkan. d. Kelalaian administratif dimana mahasiswa menghentikan studi

dua semester berturut-turut, atau dalam semester berbeda tanpa ijin direktur Politeknik Kesehatan kemenkes Surabaya. e. Kelalaian mengikuti kegiatan PBM dimana mahasiswa telah

mendaftar kembali secara administratif, tetapi tidak mengikuti kegiatan PBM pada semester I dan / atau semester II.

f. Setelah mahasiswa mendapatkan 3 kali peringatan akademik dan / atau pembinaan.

g. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran hukum berupa tindak pidana/kriminal yang berkekuatan hukum tetap antara

lain terlibat dalam perkelahian fisik termasuk yang menghasut hingga terjadinya perkelahian tersebut, penyalahgunaan

narkoba, minuman keras dan sejenisnya, perjudian,

membawa, menyimpan dan menggunakan senjata tajam. Pemutusan studi mahasiswa ditetapkan oleh direktur berdasarkan usulan dari ketua jurusan dengan dilengkapi data dukung sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila memerlukan penanganan masalah pidana maka akan diserahkan kepada pihak yang berwajib.

3. Sanksi Akademik Lain

Sanksi lain adalah sanksi yang diberikan kepada mahasiswa poltekkes kemenkes surabaya selain peringatan akademik dan pemutusan studi. Sanksi lain yang dimaksud adalah penahanan ijazah, penundaan kelulusan dan pembatalan kelulusan. Sanksi lain diberikan kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik kehidupan kampus bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya:

a. Mahasiswa yang melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma dan tatakrama yang berlaku di lingkungan poltekkes kemenkes Surabaya;

b. Mahasiswa yang melakukan tindakan asusila baik di dalam maupun di luar kampus poltekkes kemenkes Surabaya; c. Mahasiswa yang menyalahgunakan nama lembaga dan

segala bentuk atribut untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu;

d. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran etika akademik misalnya: plagiat makalah, laporan, dan tugas akhir;

melakukan pemalsuan surat, dokumen, kuitansi, nilai, tanda tangan dan rekomendasi pejabat, dosen, karyawan untuk kepentingan pribadi orang lain atau kelompok tertentu; e. Mahasiswa yang menyimpan, memiliki atau menggunakan,

menyewakan peralatan , barang milik poltekkes kemenkes Surabaya secara tidak sah;

f. Mahasiswa yang melakukan pencurian, mengotori dan merusak ruangan, bangunan, peralatan dan sarana milik poltekkes kemenkes Surabaya;

g. Mahasiswa yang menimbulkan ketidaktertiban di lingkungan kampus;

h. Mahasiswa yang melakukan penghinaan, pencemaran nama baik poltekkes kemenkes Surabaya atau peraturan lain yang berlaku.

BAB V

PROGRAM PENDIDIKAN

Dalam penyelenggaraan pembelajaran berbasis kompetensi

diperlukan perangkat administrasi kurikulum, strategi, metoda

pembelajaran, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan pembelajaran. Kurikulum mempunyai peran penting dalam penyelenggaraan pendidikan, karena menentukan kulaifikasi lulusan. Dalam rangka proses penguasaan kompetensi sebagai tenaga kesehatan maka kurikulum yang dipersiapkan harus mampu mencerminkan proses pembelajaran yang berbasis kompetensi. Kurikulum pendidikan dikembangkan sebagai kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Penyusunan KBK mengacu pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 (ayat 1 dan 2) dan pasal 36 (ayat 1) dan Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

A. JENIS PROGRAM STUDI

Dalam dokumen Panduan Akademik keperawatan (Halaman 72-78)

Dokumen terkait