• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAERAH PEMILIHAN SUMATERA UTARA II UNTUK CALON ANGGOTA DPR RI (PERSEORANGAN ATAS NAMA JHONI ALLEN MARBUN)

[3.17] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan, terdapat pengurangan suara

Pemohon sejumlah 664 dan penambahan suara Caleg Rooslynda Marpaung sejumlah 17.227 suara di 8 kecamatan Kabupaten Nisa Selatan dan 2 kecamatan Kabupaten Tapanuli Tengah. Untuk membuktikan dalilnya Pemohon mengajukan bukti P-7.2.6.48 sampai dengan bukti P-7.2.6.57 dan keterangan saksi Effendi dan Sintong Gultom, serta keterangan ahli Refly Harun;

[3.18] Menimbang bahwa Termohon dalam jawaban dan kesimpulannya

menyatakan, Termohon dengan tegas menolak permohonan Pemohon karena Termohon tidak pernah menghilangkan suara atas nama Pemohon karena sudah melakukan perhitungan dengan benar sesuai peraturan yang berlaku. Menurut Termohon, Pemohon dalam permohonannya dan keterangan saksi-saksi yang diajukan tidak dapat merinci dengan baik proses rekapitulasi suara yang

Salinan putusan ini tidak untuk dan tidak dapat dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.

semestinya, terlebih atas hasil rekapitulasi suara dan/atau PSU yang dipermasalahkan di Kabupaten Nias Selatan karena faktanya tidak ada yang komplain atau berkeberatan dari saksi partai politik. Terkait dengan adanya keterangan ahli mengenai data yang lebih dipercaya adalah data C-1 yang sudah di-upload pada kesempatan yang pertama lebih memiliki tingkat akurasi ketimbang hasil rekap yang dilakukan oleh KPU, menurut Termohon, sangatlah tidak tepat apalagi jika dijadikan patokan dalam melakukan pemungutan suara ulang atau tidak dalam masalah Nias Selatan. Dimana hal tersebut dikoreksi sendiri dalam keterangan ahli selanjutnya di persidangan yang menyatakan bahwa data C-1 bukan merupakan data final karena yang final itu adalah KPU nasional, sehingga bagaimana mungkin data C-1 akan dijadikan pegangan karena dianggap mempunyai tingkat akurasi yang baik dibanding hasil rekap KPU, padahal data tersebut bukanlah data final;

Bahwa Termohon dalam melaksanakan rekapitulasi telah berpedoman pada Pasal 40 ayat (1) PKPU Nomor 27 Tahun 2013 tentang Rekapitulasi Penghitungan Hasil Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota). Hal ini selaras dengan keterangan Termohon dalam persidangan dimana data yang diterima oleh Termohon adalah DA-1 yang diberikan oleh kecamatan dan oleh karena itu data DA-1 yang dibacakan oleh Ketua PPK Kecamatan itulah yang diinput dalam data DB-1 (vide bukti T-7-SUMUT II. 21 dan T-7-T-7-SUMUT II.24).

[3.19] Menimbang bahwa setelah Mahkamah mencermati dengan saksama bukti dan fakta yang terungkap dalam persidangan, Mahkamah menilai, bantahan Termohon beralasan menurut hukum. Terkait dengan adanya rekomendasi pengawas pemilihan umum untuk melaksanakan penghitungan suara ulang, menurut Mahkamah, Termohon, khususnya KPU Kabupaten Nias Selatan, tidaklah beriktikad buruk dengan tidak melaksanakan penghitungan suara ulang. Upaya telah dilakukan sebaik mungkin, akan tetapi agenda pemilihan umum berupa batas penetapan rekapitulasi nasional yang merupakan agenda ketatanegaraan menjadi alasan bagi KPU Kabupaten Nias Selatan untuk melanjutkan rekapitulasi yang sebelumnya ditunda. Terhadap hal tersebut, Mahkamah tetap berpatokan pada kesalahan riil yang terjadi, apakah Pemohon dapat membuktikan dan mampu meyakinkan Mahkamah terhadap kesalahan dalam rekapitulasi yang mungkin telah dilakukan oleh Termohon. Terkait dengan hal tersebut, menurut Mahkamah,

selisih suara baik pengurangan maupun penambahan suara terjadi. Walaupun Pemohon dalam bukti P-7.2.6.48 berupa Tambahan Penjelasan Dalil mencoba merinci TPS yang bermasalah dan disebutkan juga dalam kesimpulan. Selain itu, Pemohon dalam kesimpulannya telah menyatakan, dari 8 kecamatan Kabupaten Nias Selatan dan 2 kecamatan Kabupaten Tapanuli Tengah yang dipermasalahkan, ternyata formulir C1 yang dijadikan bukti, yaitu di 7 kecamatan di Kabupaten Nias Selatan didasarkan pada Formulir Model C1 yang discanning dan diunggah oleh Termohon pada laman KPU. Termohon sendiri telah menegaskan bahwa dalam melakukan rekapitulasi didasarkan pada hasil rekapitulasi yang dilakukan berjenjang dalam tingkatannya dan formulir C1 dalam laman ternyata bukanlah data final. Menurut Termohon, atas hasil rekapitulasi ulang dan/atau PSU yang dipermasalahkan di Kabupaten Nias Selatan, telah ternyata tidak ada keberatan dari saksi partai politik. Terlebih lagi, selain bukti-bukti berupa Formulir C1 yang diajukan oleh Pemohon tidak rinci dalam penyebutan alat buktinya karena hanya disebutkan Model C1 per Kecamatan, ternyata bukti tersebut sebagian tidak mencakup Model C dan C1, melainkan hanya lampiran Model C1, sehingga Mahkamah tidak dapat meyakini adanya selisih pengurangan dan penambahan suara mengingat tidak dapat diketahui berapa jumlah surat suara sah dan suara tidak sah kolektif maupun DPT untuk membuktikan adanya pengurangan dan penambahan suara yang signifikan sebagaimana yang didalilkan oleh Pemohon. Lagipula walaupun Pemohon telah berupaya meyakinkan mahkamah dengan perolehan angka yang dimiliki Pemohon, namun Pemohon juga mengajukan ahli yang justru meminta agar dilakukan pemungutan suara ulang di Kabupaten Nias Selatan, sehingga patut diragukan keyakinan Pemohon dengan perolehan suara yang didalilkannya sendiri. Dengan demikian, dalil Pemohon a quo tidak beralasan menurut hukum;

[3.20] Menimbang bahwa tentang adanya dalil dan kemungkinan

pelanggaran-pelanggaran lainnya yang terungkap dalam persidangan, menurut Mahkamah, hal-hal tersebut tidak terbukti secara meyakinkan bahwa pelanggaran tersebut terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif yang secara signifikan dapat memengaruhi perolehan suara dan kedudukan perolehan suara Pemohon. Oleh karena itu, menurut Mahkamah, dalil Pemohon a quo tidak beralasan menurut hukum;

Salinan putusan ini tidak untuk dan tidak dapat dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.

DAERAH PEMILIHAN SUMATERA UTARA 1 UNTUK CALON ANGGOTA