Amelia F. 2008. Konsumsi pangan, pengetahuan gizi, aktivitas fisik dan status gizi pada remaja di kota sungai penuh kabupaten kerinci propinsi Jambi [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Andarwulan N, Madanijah S, Zulaikhah. 2009. Laporan Akhir Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional 2008. Direktorat Surveilan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Pangan Berbahaya. BPOM RI dan SUCOFINDO.
Anderson J & Deskin B. 1995. The Nutrition Bible. New York: William Morrow and company,Inc.
Anwar F. 2004. Keamanan Pangan. Di dalam: Baliwati Y, Khomsan A, Ariani C, editor. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Astuti EG. 2010. Pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi seimbang pada anak sekolah dasar swasta dan negeri di kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.
Astuti N. 2003. Studi tentang pemakaian Monosodium Glutamat (MSG) beserta faktor-faktor yang berhubungan pada pedagang bakso di sekitar kampus Undip Tembalang [skripsi]. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Azwar S. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya Edisi kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Basri S. 2005. Kamus Kimia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Belitz D & Grosch W. 2009. Food Chemistry. Verlog : Springer.
Beyreuther K et al. 2006. Consensus meeting: monosodium glutamate – an update. European Journal of Clinical Nutrition: 1-10.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1998. Gerakan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN.
Brand JG. 2000. Receptor and transduction processes for umami taste. Journal
of Nutrition (130): 942-945.
Budiarso I.2003. Waspadalah,monosodium glutamate/vetsin faktor potensial pencetus hipertensi dan kanker. http://www.medikaholistik.com/ medika.html?xmodule=document_detail&xid=56 [27 Des 2010].
Cahyadi W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djaali H & Muljono P. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1995. Perilaku Konsumen. Budiyanto, penerjemah. Jakarta: Binarupa Aksara.
Ginting I. 2006. Analisis hubungan pengetahuan gizi, motivasi, preferensi pangan dan kebiasaan makan sayuran ibu rumah tangga di perkotaan dan
perdesaan Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.
Guhardja S, Puspitasari H, Hartoyo, Hastuti D. 1992. Manajemen Sumberdaya keluarga [diktat]. Bogor: Fakultas Pertanian, Intitut Pertanian Bogor.
Hurlock EB. 1998. Perkembangan Anak Jilid 2. M. Tjandrasa, M. Zarkasih, penerjemah.Jakarta: Erlangga.
Khumaidi. 1989. Gizi Masyarakat. Bogor: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.
Kobayashi C et al. 2006. Experience-induced changed in taste identification of
Monosodium Glutamate (MSG) are reversible. Chemistry Senses (31): 301-306.
Khomsan A. 1997. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Anemia pada Peserta dan Bukan Peserta Program Suplementasi Tablet Besi pada Ibu Hamil. Media Gizi dan keluarga 21 (2) : 1-7.
___________. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya keluarga, Fakultan pertanian. Institut Pertanian Bogor.
___________, Anwar F, Sukandar D, Riyadi H, Mudjajanto ES. 2007. Studi
Implementasi Program Gizi: Pemanfaatan, Cakupan, Keefektifan, dan Dampak terhadap Status Gizi. Departemen Gizi Masyarakat, IPB.
Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid ke-1. Molan B, penerjemah; Jakarta: Prenhallindo. Terjemahan dari Marketing Management.
Lupien J & Walker R. 2000. The safety evaluation of monosodium glutamate.
Journal of Nutrition (130): 1049-1052.
Magaziner A. 2007. Panduan Membebaskan Anak dari Pangan Bermasalah. Nurhasan, penyadur; Jakarta: Piramedia.
Maulana H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Mawaddah N & Hardinsyah. 2008. Pengetahuan, sikap, dan praktek gizi, serta tingkat konsumsi ibu hamil dikelurahan Kramat Jati dan Keluarahan Ragunan Pripinsi DKI Jakarta. Jurnal Gizi dan Pangan 3(1): 30 – 42. Morison J et al. 2007. Sensory and autonomic nerve changes in the monosodium
glutamate-treated rat: a model of type II diabetes. Experimental
Physiology 93 : 213-222.
Mostafa MM. 2007. Gender differences in Egyptian consumers’ green purchase behavior: the effect of environmental knowledge, concern and attitude.
International Journal of Consumer Studies 31 (3): 220-229. Mowen & Minor. 2002 Perilaku Konsumen (Edisi 5). Jakarta: Erlangga. Mulyono. 2008. Kamus Kimia. Jakarta : Bumi Aksara.
Nauli SNP. 2006. Analisis Persepsi, Konsumsi, dan Kepuasan terhadap Minuman Isotonik pada Atlet bola Basket.[Sripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Nasoetion A & Riyadi H. 1995. Gizi Terapan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Proyek Peningkatan Pendidikan dan Kejuruan Non Teknik II.
Notoatmodjo S. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
___________. 2007a. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
___________. 2007b. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Populin T, Moret S, Truant S, Conte LS. 2007. A survey on the presence of free glutamic acid in foodstuffs, with and without added Monosodium
Glutamate. Food Cemistry 104(4): 1712-1717.
Pramadi D. Desember 2006. Flavor Enhancer dalam Produk Pangan. Food
Review: 29-32.
Reeds PJ, Burrin DG, Stoll B, Jahoor F. 2000. Intestinal glutamate metabolism.
Journal of Nutrition (130): 978S-982S.
Rodiah D. 2010. Pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang pada anak sekolah dasar di SDN Gunung Gede Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Rita E. 2002. Preferensi konsumen terhadap pangan sumber karbohidrat nonberas [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Riyanto S. 2010. Persepsi dan komunikasi. Di dalam: Vitayala A, editor.
Dasar-dasar komunikasi. Bogor: IPB Press hlm.184-207.
Sabri E et al. 2006. Efek pemberian Monosodium Glutamat (MSG) terhadap perkembangan embrio mencit (mus musculus l.) Strain ddw selama periode praimplantasi hingga organogenesis. Jurnal Biologi Sumatera 1 (1): 8-14.
Sanjur D. 1982. Social And Culture Perspective in Nutrition. New Jersey: Englewood Cliffts, Prentice-Hall.
Saparinto C & Hidayati D. 2009. Bahan Tambahan Pangan.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Schiffman S. 2000. Intensification of sensory properties of foods for the elderly. Journal of Nutrition 130(1): 927-930.
Setiadi .2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Prenada Media.
Simamora B .2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Singarimbun M & Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Stevenson D. 2000. Monosodium glutamate and asthma. Journal of Nutrition
(130): 927S-930S.
Sugita Y. 2002. Flavor Enhancers. Di dalam: Branen A, Davidson P, Salminen S, Thorgate J, editor. Food Additives. New York: Marcel Dekker, Inc.
Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB.
Sukawan U. 2008. Efek toksik Monosodium Glutamat (MSG) pada binatang percobaan. Sutisning ( Jan 2008): 306-314.
Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB
_______. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Akasara.
Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor: Ghalia.
Taufiqurohman M, Manggut W, Sutarwiyono A, Bramantyo A. 2001. Setelah semuanya terlambat. Tempo online http://ip52214.cbn.net.id/id/arsip/ 2001/01/15/LU/mbm.20010115.LU98864.id.html [11 Juni 2011].
Tobing H. 2009. Yang Benar dan Salah tentang MSG Masak Sehat dengan
Bumbu Penyedap (MSG). Jakarta : PT Gramedia pustaka Utama.
Tsai PJ & Huang PC. 2000. Circadian variations in plasma and erythrocyte glutamate concentrations in adult men consuming a diet with and without added monosodium glutamate. The Journal of Nutrition 130: 1002–1004. Walker R. 1999. The significance of excursions above the ADI Case Study:
Monosodium Glutamate. Regulatory Toxicology and Pharmacology 30 (2): 119-121.
Winarno FG. 2004. Keamanan Pangan Jilid 2. Bogor: Mbrio Press. Woessner KM, Simon RA, Stevenson DD. 1999. Monosodium glutamate
sensitivity in asthma. J Allergy Clinical Immunology 104(2):305-310. Xiong JS et al. 2009. Deciphering the MSG controversy. International Journal Of
Clinical And Experimental Medicine 2(4) : 329-36.
Yuliansyah D. 2006. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja putri sekolah menengah umum negeri toho Kabupaten Pontianak [skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas, Gadjah Mada Yogyakarta. Yuliarti N. 2007. Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Yoneda J et al. 2010. Effects of oral Monosodium Glutamate in mouse models of asthma. Food and Chemical Toxicology 49 (2011) : 299-304
Yamaguchi S & Ninomiya K. 2000. Umami and food palatability. Journal of
Lampiran 1. Lembar Persetujuan (Informed Concern) INFORMED CONCERN Yang bertanda tangan di bawah ini adalah:
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul “Analisis Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG/VETSIN/MICIN) Pada Ibu Rumah Tangga Di Perkotaan Dan Pedesaan Bogor”. Persetujuan ini saya buat tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Lampiran Nam Tem Alam No T Enu A. Ka No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Keteran Kuesion PENGG PERKO Mahasis Pertania menit) respond n 2. Kuesio KU ANA (MS PER Pro Eko ma Respond mpat Tangga mat Respon Des Kec Telp/ Hp merator arakteristik Nama ngan : L/P = ner ini dig GUNAAN M OTAAN DA swi Progra an Bogor ( untuk men den terjamin ner Penelit ESIONER P ALISIS PEN SG) PADA RDESAAN ogram Sarja ologi Manu INDE den : … al Lahir : … nden : J sa : … camatan : … : … : … k Sosial Eko L/ P Tgl L (Um = Laki-laki / gunakan s MONOSODI AN PEDESA am Sarjana IPB). Saya ngisi kuesio n, Terima ka tian PENELITIA NGGUNAA IBU RUMA BOGOR ana Depart usia, Institu Tangg NTITAS RE ……… ……… ln………… ……… ……… ……… ……… onomi Kelu Lahir mur) Sta (suam / Perempua ebagai ala UM GLUTA AAN BOGO a Gizi Mas a mohon ke oner ini se asih atas ba No. AN AN MONOS AHTANGGA temen Gizi ut Pertanian gal Wawanca ESPONDEN ……… ……… ……… ………Rt/Rw ………Kabu ……… ……… uarga Resp atus dalam K mi/istri/anak/ n at pengum AMAT (MSG OR oleh E syarakat, F esediaan Ib ecara jujur antuan dan . Responde SODIUM GL A DI PERKO Masyaraka n Bogor (IP ara : ... N ……… ……… ……… w……..….N paten :…… ……… ……… ponden Keluarga /saudara) pulan data G) PADA IB Elsa Murdi Fakultas Ek bu untuk m r dan leng kerjasama en: LUTAMAT OTAAN DA at Fakultas PB) ... ……… ……… ……… No. Rumah.. ……… ……… ……… Pendidikan Ditamatk a penelitia BU RUMAH ana (NRP kologi Man meluangkan kap. Kerah nya. AN s ... ... ….. ……… ... ……… ……. ……. yang kan Pek n ANALIS HTANGGA I14076012 nusia, Instit waktu (± 1 hasiaan da kerjaan IS DI 2), tut 15 ata
Sumber pendapatan keluarga
Sumber Pendapatan
Jenis dan Besar Pendapatan
Ket.
Utama (Rupiah per-) Tambahan (Rupiah per-)
Hari Minggu Bulan Jenis
Pekerjaan Hari Minggu Bulan
Ayah
Ibu
Lainnya
Total
B. Pengetahuan, Persepsi, Sikap, dan Praktek Penggunaan MSG/Vetsin/Micin Responden
1. Pengetahuan Responden
Kami mohon bantuan Anda untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Cara menjawab adalah dengan cara memilih dan melingkari salah satu jawaban yang Anda anggap benar.
No.
Pengetahuan tentang Monosodium Glutamat (MSG)
Koding
(Diisi Petugas)
1. Monosodium Glutamat (MSG) merupakan bahan tambahan pangan yang
berfungsi sebagai :
a.Pengawet b. Pewarna c. Pemanis d.Penyedap
2. Bahan MSG dibuat dari :
a. Tetes tebu (molasses) c. Gula dan garam b. Kentang d. Gandum
3. Bentuk bahan MSG adalah:
a. Bubuk kristal halus seperti garam c. Cair seperti kecap b. Bubuk kasar seperti gula batu d. Tidak tahu 4. Contoh produk MSG yang ada di pasaran adalah :
a. Vetsin/micin b. Kecap c. Garam d. Tauco 5. Takaran aman penggunaan MSG per porsi makanan adalah :
a.1-2 korek kuping b.1 sendok teh c. ½ sendok teh d.½ sendok makan 6. Jika mengonsumsi MSG/Vetsin/Micin secara berlebihan akan mengakibatkan :
a. Tidak apa-apa
b. Chinese Restoran syndrome (Pusing, mual dan Sesak nafas) c. Mulas
d. Demam
7. Penggunaan MSG/Vetsin/Micin efektif pada masakan :
a. Sop buah b.Tempe goreng c.Pisang goreng d.Sop Sayuran 8. Selain dalam bentuk kemasan langsung, MSG/Vetsin/Micin sebagai bahan
tambahan juga dapat ditemukan (terkandung) pada produk :
a. Jus kemasan c. Bumbu instan dan makanan ringan b. Tahu d. Minuman bersoda
9. MSG/Vetsin/Micin lebih banyak terserap tubuh jika dikonsumsi dari makanan: a. Berkuah b. Dibakar c.Dikukus d Digoreng
No.
Pengetahuan tentang Monosodium Glutamat (MSG)
Koding
(Diisi Petugas) 10. Pernyataan yang benar diantara berikut ini adalah :
a. MSG berlebih menyebabkan sesak nafas pada penderita asma b. MSG menyebabkan kanker
c. MSG menyebabkan darah tinggi d. Tidak tahu
Total Nilai
2. Persepsi Responden terhadap MSG/Vetsin/Micin
Apakah Anda Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), atau Sangat Setuju (SS) terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini? Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang Anda inginkan!
No. Pertanyaan Tingkat persetujuan
STS TS N S SS Nilai
1. Iklan produk MSG/vetsin/micin sangat menarik 2. Harga produk MSG/vetsin/micin di pasaran
terjangkau
3. Penambahan MSG/vetsin/micin sebagai penyedap itu penting
4. MSG/vetsin/micin adalah bahan yang aman digunakan dalam jumlah berapapun
5.
Menambahkan MSG/vetsin/micin dalam makanan tidak akan menimbulkan efek samping terhadap kesehatan
6. Masakan saya akan terasa kurang enak jika tidak ditambahkan MSG/vetsin/micin
7. MSG/vetsin/micin dapat bermanfaat bagi otak 8. MSG/vetsin/micin dapat membantu mengurangi
penggunaan garam.
Total Nilai
3. Sikap Responden terhadap MSG/Vetsin/Micin
Apakah Anda Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini? Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang Anda inginkan!
No. Pertanyaan Tingkat persetujuan SS S R TS STS Nilai 1. Setujukah Anda dengan penggunaan
MSG/vetsin/micin sebagai penyedap 2. Sebaiknya memasak menggunakan
MSG/vetsin/micin dengan jumlah yang dibatasi. 3. Menggunakan MSG/vetsin/micin lebih praktis
dibandingkan bumbu alami.
4. Sebaiknya mengurangi konsumsi produk/makanan olahan yang mengandung MSG/vetsin/micin.- 5. Menurut saya MSG/vetsin sama amannya dengan
gula dan garam.
6. Menurut saya penggunaan MSG pada makanan bayi sebaiknya dihindari
8. Penggunaan bumbu alami sebaiknya digantikan dengan MSG/vetsin/micin.
7. Anak-anak tidak perlu diberitahu bahwa makanan mengadung bahan penyedap harus dibatasi konsumsinya.
9. Sebaiknya memasak menggunakan bumbu instan (contoh: tepung tempe goreng instan) karena lebih enak dan praktis.
10. Sebaiknya label kemasan produk makanan diperhatikan apakah mengandung
MSG/vetsin/micin/tidak.
Total Nilai
4. Praktik penggunaan MSG/Vetsin/Micin Responden
Kami mohon bantuan Anda untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Cara menjawab adalah dengan cara memilih dan melingkari salah satu jawaban yang Anda anggap benar.
No. Pertanyaan
Koding
(Diisi petugas)
1. Saya selalu menggunakan MSG/Vetsin/Micin setiap kali memasak : a. Ya
b. Tidak
2. Setiap membeli bakso saya membiarkan pedagang bakso menambahkan
MSG/vetsin/micin/vetsin dalam jumlah berapapun : a. Ya
b. Tidak
3. Jumlah MSG/Vetsin/Micin yang saya tambahkan setiap kali memasak : a. Lebih dari ½ sendok teh
b. 1/3 sendok teh c. ½ sendok teh d. Tidak ada
No. Pertanyaan
Koding (Diisi petugas) 4. Saya selalu melihat label pada produk makanan kemasan apakah
mengandung MSG/vetsin/micin atau tidak : a. ya
b. tidak
5. Saya memberikan/mengijinkan anggota keluarga saya
mengonsumsi makanan olahan yang mangandung MSG/vetsin/micin tanpa batasan jumlah tertentu :
a. Ya b. Tidak 6.
Saya sering menggunakan bumbu instan/tepung instan untuk memasak :
a. Ya b. Tidak
Total Nilai
5. Riwayat mengonsumsi makanan/bahan makanan yang mengandung MSG/Vetsin/Micin
Kami mohon bantuan Anda untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pertanyaan di bawah ini menyangkut bahan makanan yang Anda konsumsi dimana di labelnya tertulis mengandung
Monosodium Glutamat/ Mononatrium glutamate atau diberi tambahan
Monosodium Glutamat/ Mononatrium glutamate oleh penjual pada saat menyajikannya.
No. Daftar Makanan
Penggunaan 1 minggu
terakhir
Berapa kali per
Jumlah yang digunakan
(per pemakaian) Ya Tidak Hari Minggu Bulan
Tepung bumbu instan
1 Tepung tempe goreng
(Indofood/Sasa/Ajinomoto/ Miwon/lainnya)
2 Tepung ayam goreng
(Indofood/Sasa/Ajinomoto/ Miwon/lainnya)
3 Tepung bakwan
(Indofood/Sasa/Ajinomoto/ Miwon/lainnya)
Snack/ makanan ringan
4 Chiki 5 Chitos 6 Taro 7 lainnya
No. Daftar Makanan
Penggunaan 1 minggu
terakhir
Berapa kali per
Jumlah yang digunakan
(per pemakaian) Ya Tidak Hari Minggu Bulan
Mie /bubur instan
8 Indomie/ Supermie/ Mie
Sedap/Nissin Mie/ Lainnya
9 Bubur ayam instan
11 Pizza
12 Lainnya
Bumbu kemasan
13 Bumbu saos tiram/terayaki
Ajinomoto
14 Royco/ masako
15 MSG murni kemasan
(Ajinomoto/Sasa/Miwon)
16 Bumbu kare/rendang instan
(Indofood/Sasa/Ajinomoto/ Miwon/lainnya)
17 Bumbu sup instan
(Indofood/Sasa/Ajinomoto/ Miwon/lainnya)
18 Bumbu sayur lodeh instan
(Indofood/Ajinomoto/lainnya)
19 Kaldu block (Meggie)