• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmad, Subagyo. 2010. Marketing In Business. Edisi Pertama, Cetakan Pertama.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Arifin.1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Padang. Angkasa Raya.

Arifin, people.1993.Kamus Sastra Indonesia. Padang. Angkasa Raya.

Alimin, Al Ashadi. 2014. Analisis Wacana Lirik Lagu Bujang Nadi, Lagu daerah Melayu Sambas. Kalimantan Barat: Indonesia.

Banoe . 2003. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius.

Badrun, Ahmad.1983. Pengantar Ilmu Sastra: Teori Sastra. Surabaya: Usaha Nasional.

Budiantara, M., dkk. 2002. Membaca Sastra, Pengantar Memahami Sastra Untuk Perguruan tinggi, Jakarta: Indonesia.

Candra, Budiman. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC.

Chulsum.2006. MetodologiPenelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta. Reverensi.

Damariswara, Rian. 2018. Konsep Dasar Kesusastraan: Bayuwangi. LPPM Institute Agama Islam Ibarahimi Genteng Bayuwangi.

Hachette.2003. Dictionnaire Hachette de la langue Francaise Mini. Paris:

Hachette Education.

Holliday, M. A.K. 1978.Languange As Soscial Semiotic, London: Edword Arnold.

Kaelan.2000. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma.

KBBI. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta Balai Pustaka. Latifah, M. 2014. Analisis Nilai Didaktis Novel Ayahku Bukan Pembohong Karya

Tere Liye.Universitas Negeri Semarang.

Larausse. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Luxemburg, J.V.dkk.1989 Pengantar Ilmu Sastra (diterjemahkan oleh Dick Hartoko). Jakarta: PT Gramedia.

Mansyur, K. 1987. Membina Moral dan Akhlak. Jakarta: Kata Mulia.

Mansoer.Pateda. 2001.Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Mudhofir,Ali.2001. Kamus Istilah Filsafat dan Ilmu.Jogjakarta: UGM Press Nurgiyantoro,B.2000.Teori kajian fiksi. Yogyakarta: UGM Press.

. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa . Yogyakarta: BPFE .2013. Teori Kajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2010 . Beberapa Teori Sastra. Teori Sastra.

Yogyakarta: Pustaka.

Partiwintaro,dkk.1992. Pengkajian Nilai-Nilai Luhur Budaya Spritual Bangsa Daerah Jawa Timur. Jakarta. Depdikbud.

Pratiwi, Aprilia, Intan. 2017, “Nilai Moral dalam Lirik Lagu Lihat, Dengar, Rasakan dan Uluran Tanganku” Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Rimang, S.S. 2012. Kajian Sastra Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Aura Pustaka.

Rochani, S. 2012. Lagu Daerah. Jakarta: Balai Pustaka.

Rosihon, Anwar. 2002. Akidah Akhlak, Bandung: Pustaka Setia.

Salmah,R. 2014. Nilai-nilai Moral dalam Kumpulan Cerpen”kartini ini Rendamu” Penerbit D3M Kail. Uiversitas Jambi.

Saharso.2005. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.Semarang: Widya karya.

Sari, Putri, Puspita. 2016. “Nilai-Nilai Moral dalam lirik Lagu Daerah Kerinci Karya H. Atmajar Idris” Jurnal pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Negeri: Kerinci.

Salam, B. 2000.Etika Individual: Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: PT Rineka cipta.

Setiari, Idan. 2019. “Kajian Nilai Sosial Dalam Lirik Lagu Buka Mata dan Telinga Karya Sheila On7” Jurnal pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Galuh : Jawa Barat. Vol.02/No.02/Tahun 2019.

Setyawati, Elyana. 2013. Analisis Nilai Moral Dalam Novel Surat Kecil Untuk Tuhan Karya Agnes Davonar. Pendekatan Pragmatik. Skripsi Bahasa dan

Sastra Indonesia, Yogyakarta (https://core.ac.uk/download/pdf/33515178.

pdf) diakses pada 11 juli 2021

Suseno, F.M. 1993. Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.

Yogyakarta Kanisius.

Sunaryo. 2016. “Analisis Nilai Moral Lirik Lagu Album Titi Kala Mangsa Karya Sujiwo Tejo” Jurnal pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Muhammadyah Purworejo: Jawa Tengah.Vol.08/No.02/

Maret 2016.

Wina. 2018. “ Nilai Moral dan Sosial Dalam Album Lagu Paradox Karya Isyana Sarasvati “ Jurnal pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Galuh: Jawa Barat. Vol.02/No.01/Januari 2018.

L A M

P

I

R

A

N

BIOGRAFI

Rensi ambang adalah musisi asal Manggarai Raya. Penyanyi dengan nama lengkap Rensi Syukur Ambang ini namanya sudah tersohor sampai ke belantara bumi Flobamorata hingga nasional. Sosok Rensi Ambang ini bukan saja sebagai penyanyi, namun pelantun “Kole Beo” ini juga merupakan seorang pencipta lagu-lagu pop berbahasa Manggarai dan beberapa diantaranya lagu berbahasa Indonesia. Hampir ratusan lebih lagu hasil karya miliknya sudah berhasil di albumkan. Dengan berbagai ragam genre musik mulai dari pop, regae, jazz, blues, etnik, dan dangdut. Lagu-lagu hasil ciptaannya sarat akan makna baik tentang cinta maupun tentang filosofi hidup. Dirinya sengaja menciptakan lagu-lagu tersebut agar senantiasa setiap pencinta musik bisa menikmatinya dengan seksama penuh penghayatan.

Rensi Ambanng yakin, bahwa lagu-lagu karya ciptaannya disamping sebagai hiburan, lagu-lagu tersebut diharapkan bisa menjadi inspirasi untuk dijadian refrensi hidup bagi para penikmatnya. Lantas dari pada itu semua, kita pasti merasa penasaran tentang geliat perjalanan karir dari musisi yang paling populer se jagad Nuca Lale ini. Tahun 1987 merupakan awal mula Rensi Ambang terjun ke dunia tarik suara. Saat itu, dirinya ikut menjadi anggota vocal group akustik gitar dengan nama Wae Moro Group.

Di tahun 1991-1993, Rensi Ambang juga pernah menjadi anggota dari Bringin Nada Yunior Band dan juga menjadi bagian dari anggota Flaminggo Band. Bermodal pengalamannya di group-group band tersebut, pada saat itu juga Rensi Ambang kerap dipanggil untuk Show Band di wilayah-wilayah Manggarai Raya pada saat itu. Perjalanan karier Rensi Ambang sudah mulai terlihat ketika pada tahun 1994 dirinya masuk ke dapur rekaman dengan album pertama berjudul

“Kawe Bokong” (arransemen asli) yang di dalamnya terdiri dari 10 karya lagu pop yang semuanya berbahasa Manggarai. Tahun 1995 Rensi Ambang berhasil mengeluarkan album volume kedua dengan judul “Liba Ko Toe” yang didalamnya juga terdiri dari 10 lagu pop berbahasa Manggarai. Pada tahun 1996 Volume ketiga dengan judul album “Somba Mori”. Di tahun 1997 Rensi Ambang kembali lagi mengeluarkan album keempat dengan judul “Mai Danding”. Dan mulai tahun inilah Rensi Ambang bergabung di Group Ulumbu Record (1997-2000). Tahun berikutnya yakni pada tahun 1998 kembali meluncurkan album volume kelima dengan judul album “Danding Caci”.

Selanjutnya perjalanan karir sebagai penyanyi paling top Manggarai saat itu Rensi Ambang kembali meluncurkan albumnya yang keenam di tahun 1999 dengan judul “Nia Daku Ende”. Tahun 2000 sebagai tahun awal-awalnya Reformasi, penyanyi Manggarai ini tampaknya sangat antusias menyambut hal itu, maka Rensi kembali meluncurkan album ketujuh dengan judul “Tabe Reformasi”. Pada tahun berikutnya yakni 2001, Rensi Ambang kembali meluncurkan album kedelapan dengan judul “Bangka Li Banda”, dan di tahun 2002 Album dengan judul “Tina” kembali diluncur sebagai album kesembilan dari Rensi Ambang. Pada tahun 2003 Rensi Ambang kembali berhasil meluncurkan albumnya yang kesepuluh dengan judul ” Anak Diong”. Mulai tahun 2004 Rensi Ambang kembali meluncurkan album yang kesebelas dengan judul

“Kador”. Album ini merupakan album perdana yang diproduksi dari bendera miliknya sendiri yakni Rensi Ambang Producition. Di tahun 2005 Rensi Ambang kembali mempersembahkan karyanya kepada pecinta musik Manggarai. Tak tanggung-tanggung di tahun itu Rensi Ambang meluncurkan tiga album sekaligus yakni satu album rohani berjudul Tiba Mori, dan dua dintarannya album Pop yaitu, album berjudul “Bupati Reformasi” dan satunya lagi berjudul

“Sambulawa”. Di tahun 2007, album rohani dengan judul “NGAJI MINGGU/Tiba Mori II” menjadi album volume ke 14 dari Rensi Ambang . Di tahun 2008 album “Molas Sekolah” diluncurkan menjadi album ke 15 sepanjang perjalanan karir dari musisi Manggarai ini. Pada 2008, Rensi Ambang kembali sukses meluncurkan albumnya yang ke 16 yakni dengan judul “Rueng”. Dua tahun kemudian di 2010, Rensi kembali meluncurkan album yang ke 17 “Toko Racap” yang merupakan album paling top sepanjang perjalanan kariernya.

Di tahun berikutnya yaitu pada 2011 Rensi Ambang kembali sukses meluncurkan album yang ke 18 dengan judul “My Momang”. Sedangkan album terakhir sampai saat ini dari musisi Rensi Ambang masih bertahan di album ke 19 yang berjudul “Reba Kota”. Rencananya, album ke 20 akan diluncurkan dalam beberapa waktu kedepan dengan judul ” Molas Wae Rebo”. Pembuatan album yang ke 20 ini rencananya akan bekerja sama dengan Pemkab Manggarai. Sosok Rensi Ambang bukan saja kita kenal lewat layar kaca, namun penyanyi sekaligus pencipta lagu ini sering kali tampil untuk menyelenggarakan konser di luar daerah. Seperti baru-baru ini, dalam rangka memeriahkan pergantian tahun tepatnya pada tanggal 2 Januari 2018 yang lalu, Rensi Ambang berhasil menggelar konser bertajuk Borneo Konser Rensi Ambang atas prakarsa IKB.

Flobamora Banjarmasin Kalimantan Selatan. Sementara pada Oktober 2017 silam musisi kebanggaan Bumi Congka Sae Ini tampil live di TVRI Kupang dalam acara lagu Daerah NTT. Musisi Rensi Ambang juga sudah pernah menjadi juara dalam kontestasi lomba lagu-lagu pop dan etnik daerah Manggarai pada tahun 1994. Dan sering tampil di layar kaca TVRI dalam acara Perjalanan Nasional dalam judul Sejenak di Kota Ruteng pada tahun 1996. Di tahun 1997 tampil lagi di TVRI dalam acara Wajah Negriku, serta di tahun 1998 tampil dalam acara Pariwisata di TVRI juga. Hal menarik dari pengalaman Rensi Ambang selama menjajaki dunia hiburan tarik suara selama ini, dimana menurut pengakuannya, secara garis besar di beberapa tahun belakangan ini dunia musik pada umumnya mengalami kemunduran akibat adanya pembajakan liar terhadap album-album hasil karya para musisi. Hal itu kemudian menjadi dasar industri musik menjadi agak lesu. Perkembangan dunia musik NTT dari tahun 2015 menurut pengakuan musisi kelahiran Manggarai ini sangat lesu. Khususnya dalam bidang industri rekaman (CASSETE TAPE RECORDER, VCD, DVD). Itu disebabkan ketika semua beralih ke sistem MP3,MP4, dan bahkan yang paling ngetren sekarang ialah dengan hadirnya aplikasi Joox.

Menurut penuturan Rensi Ambang, itu semua adalah resiko buruk dari arus globalisasi yang membuat maraknya perkembangan dunia electronik.

Ditambah pula dengan maraknya pengaruh Sosmed seperti penyebaran lewat media FB, YOUTUBE, Instagram dan WhatsApp. Yang mana akibatnya hasil karya seniman begitu mudah di bagikan kepada orang lain lewat media ini. Hal ini

sangat mempengaruhi pendapatan mereka sebagai musisi yang berharap pada penjualan album lewat Cassete Tape recorder, VCD, dan DVD. Namun menurut Rensi Ambang, ada hal positifnya juga yang bisa mendongkrak pendapatan mereka, ketika fenomena seperti itu marak terjadi, justru pendapatan seorang musisi atau pencipta lagu bisa bertambah ketika mereka diundang untuk tampil secara live. Namun, lagi- lagi Rensi Ambang kembali menekankan bahwa seorang penyanyi itu juga tidak asal tampil. Satu lagi kuncinya yaitu harus bisa tampil secara maksimal secara berkualitas. Bagi Rensi Ambang, dengan adanya geliat kemudahan akibat arus teknologi yang tidak bisa dibendung selama ini, begitu mudah sekali setiap orang untuk membuat album. Tetapi, satu yang mereka lupa yakni tidak memperhatikan kualitas secara natural. Sehingga akibatnya ketika tampil secara live, kualitas dari sang penyanyi itu tidak nampak bahkan boleh terbilang norak. Pengalaman Rensi Ambang bersama para sahabatnya selama ini, bahwa perkembangan musik NTT sudah agak lumayan baik. Dunia musik NTT selama dua tahun terakhir ini disebut mengalami kemajuan, karena musik etnik NTT misalkan Ja’i dari Bajawa, Congka Sae dari Manggarai sering dipakai sebagai back sound setiap acara di TV.

Kemudian untuk mengimbangi perkembangan jaman, dalam hal ini tehnologi misalnya youtube, Rensi Ambang mengaku sudah bekerja sama dengan chanell youtube terkait lagu-lagu miliknya yang sudah diunggah di youtube.

Sebab, menurut Rensi Ambang, para penonton dari hari ke hari semakin meningkat hingga puluhan ribu viewers. Sehingga dari pada itu dirinya bisa mendapat royalti dari setiap tayangan satu lagu miliknya dari you tube.

Harapan Rensi Ambang kepada generasi-generasi muda sekarang, dalam mengatasi masalah seperti ini ialah harus sebisa mungkin mengikuti perkembangan jaman. Kemudian lebih giat lagi berkarya dan menghasilkan sesuatu yang hits sehingga penonton semakin banyak dan otomatis pendapatan dari youtube bisa meningkat.

1) Lirik Lagu Ende Ge.(ibu ku)

Daerah Manggarai

Ende tenang kole lari koe (ibu rindu masa kecil ku) Mese momang mo (begitu besar cinta mu)

Wuat tuka leca (mengenang masa kecil)

Lari tenang meu sina (mengenang ibu yang disana)

Camanglima ntaung langit keor (satu sampai lima tahun) Aku ende yo o o (aku ingat ibu)

Landing toe ali mamur (bukan berarti aku) Ole ende impi koe (lupa padamu ibu) Manga kaut keor (percayalah pada ku) Anakmo ende geong (suatu saat anakmu) Am tamat liba ende ge (akan pulang ibu) Ref: Ende gereng sina (ibu tunggu aku disana)

Le tiong penti, manga kaut cai’g (aku akan datang pada bulan pesta adat) Ba’a mbu agu empo koe’m (mungkin bawa dengan cucumu)

Ngaji dami mori (doaku kepada tuhan)

Lewe koe mose nai’n, endege. (panjangkanlah umur ibuku) Bengkas dami mori (serta melindunginya selalu)

Neka koe mamur ta’a nawa’ne (memohon kepada tuhan agar ibu dianugrahi kesehatan)

2) Lirik Lagu Tiba Mori (Doa Kami) Daerah Manggarai

Tiba mori ngaji dami ga (Terimalah doa kami )

Tiba mori gesar dami ga ta (Terimalah tuhan persembahan kami) One lime dite yo mori kraeng go (ditangan mu Tuhanku)

Mose agu mata dami ga (hidup dan mati kami)

Tiba mori tilir gami ta….( Terimalah persembahan kami) Tiba mori bengkes dami ta (Terimalah belas kasih)

Cengkak koe gerak’m ta mori sambe ge (Beri kami terang tuhan) Te gerak salang wakar dami ta (tolong untuk terang roh kami)

Kilo agu mbaru pande agu gelur dami (Keluarga dan rumah untuk perbuatan kami)

Beti agu di’a dami (Sakit atau susah)

One ranga dite mori (Di dalam nama tuhan ..

Tiba ta tiba mori ge (Kami anakmu)

Ami anak loto torok (duduk bersama untuk berkumpul) Padi wai restu sa (Banyak orang datang)

Liup pikul ce’e lupi camping nggeluk dite mori (dengan tulus dihadapan tuhan) Dewa ge, dewa mese. (Tuhanku, tuhan yang maha kuasa).

3. Lirik Lagu Kole Beo (Pulang Kampung) Daerah Manggarai

Danong aku lako (Dulu saya pergi merantau)

Le dong tana dading (meninggalkan tanah kelahiran )

Pecang ende ema, agu ase kae (berpisah dari bapak, mama dan keluarga) Woko nuks (teringat akan kenangan)

Latung tunu tapa de ende momang ge (jagung yang dibakar oleh ibu tersayang) Ndurus wae lu’u (air mataku jatuh berderai)

Retang tenang kole beo (rindu ingin pulang) Ende ho’o kole a..nak me (ibu kini aku kembali) Ema naka cama ti tega…a (ayah dekaplah anakmu ini) Kamping ase kae (bersama sanak saudara)

Ce’e beo (dikampung kita yang tercinta)

Dokumen terkait