• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statitiska 2012 Statistika Peternakan, Jakarta.

Blakely, J & D. H Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. Terjemahan : B. Srigandono. UGM Press, Yogyakarta.

David, F. 2009. Strategic Management. Edisi ke-12. Salemba Empat, Jakarta.

Dewan Ketahanan Pangan Jawa Barat. 2007. Rencana Strategi. http://bkpd.jabarprov.go.id/index.php?mod=manageMenu&idMenuKiri=522&i dMeu=. [ 2 Maret 2012].

Dinas Peternakan. 1997. Brosur Peternakan Kambing. Dinas Peternakan, Jakarta. Dinas Peternakan Kabupaten Bogor. 2006. http://disnakan.bogorkab.go.id/. [2 Maret

2012].

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2012. http://dinak.jabarprov.go.id. [18 April 2012].

Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2012. Statistika Peternakan Tahun 2010. Departemen Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.

Duldjaman, M & S. Rahayu. 1996. Budidaya Ternak Domba dalam: Prospek Pengembangan Usaha Ternak Ayam dan Domba Lokal di Pedesaan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Einstiana, A. 2006. Studi keragaman fenotipik dan pendugaan jarak genetik antar domba lokal di Indonesia. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gatenby, R. M. 1991. The Tropical Agriculturalist, Sheep. Mac Millan Education Ltd. London.

Hadiningrum V. 2006. Strategi pengembangan usaha ternak domba Tawakkal Dusun Cimande Hilir Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Heryadi, D., A. Anang., R. Setiadi., Ismeth., D. C. Budinuryanto., H. Hasan., Elly A. Ibrahim Hadist, D. Pangesti, & U. Darusman. 2002. Standarisasi Mutu Bibit Domba Garut. Fakultas Peternakan. UNPAD, Bandung.

Ikhsan, M. 2009. Strategi pengembangan usaha peternakan domba Agrifarm Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Irawan, B. 2002. Suplementasi Zn dan Cu organik pada ransum berbasis limbah agroindustri untuk memacu pertumbuhan domba. Tesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jauch, L. R & W. F. Glueck. 1995. Manajeme Strategis dan Kebijaksanaan Perusahaan. Edisi ketiga. Erlangga, Jakarta.

Kusumaningrum, R. 2004. Fungsi produksi usaha penggemukan domba lokal sistem koloni di Desa Pesawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Skripsi.

54

Program Studi Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Departemen Sosial Ekonomi Ternak. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mastika, I., K. Suaryana., I. Oka., & I. Sutrisna. 1993. Produksi Kambing dan Domba. Sebelas Maret University Press, Surakarta.

Menteri Pertanian. 2000. Surat Keputusan No. 315/Kpts/KP.150/6/2000 tanggal 28 Juni 2000 tentang Komisi Bibit Ternak Nasional, Jakarta.

Mulyono, S. 2005. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan ke-7. Penebar Swadaya, Jakarta.

National Research Council. 1985. Nutrient Requirment of Shepp. 6th Revised Edition.National Academy Pres, Washington.

Pearce, J. A & R. B. Robinson. 1997. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid Satu. Binarupa Aksara, Jakarta.

Pulungan, H., J. E. Van Eys, & M. Rangkuti. 1985. Penggunaan Ampas Tahu Sebagai Makanan Tambahan pada Domba Lepas Sapih yang Memperoleh Rumput Lapangan. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Putong, I. 2003. Teknik Pemanfaatan Analisis SWOT Tanpa Skala Industri (A- SWOT-TSI). Jurnal Ekonomi Bisnis No.2, Jilid 8. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit Gramedia, Jakarta.

Sasongko, T. 2006. Analisis strategi pengembangan usaha peternakan kambing dan domba pada MT Farm, Ciampea, Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Standar Nasional Indonesia. 2009. Bibit Domba Garut. SNI 7532:2009, Jakarta Sudarmono, A. S. & Y. B. Sugeng. 2005. Beternak Domba. Cet-17. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Sugeng, Y. B. 2007. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suharno, B. & Nazaruddin. 1994. Ternak Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta. Toelihere, R. 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa, Bandung.

Tomaszewska, M. W., A. Djajanegara, S. Gardiner, T.R Wiradarya, & I. M. Mastika.1993. Small Ruminant Production in the Humid Tropics. Sebelas Maret University, Surakarta, Indonesia.

Umar, H. 2003. Strategic Management in Action. Cetakan Ketiga. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wicaksono, D. 2002. Kajian pengembangan usaha ternak domba di Desa Cigudeg, Kecamatan Cigudeg. Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Williamson G. & W. J. A. Payne., 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Terjemahan oleh: IGN Djiwa Darmadja. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Winarso, A. P. 2000. Analisis pemasaran ternak domba di Kabupaten Bogor. (Studi Kasus di Peternakan Desa Sadeng Kecamatan Leuwiliang). Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yamin, M. 2001. Budidaya penggemukan ternak domba. Makalah pelatihan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

56

Lampiran 1. Data Kuantitatif Beberapa Bibit Anakan dan Indukan di Peternakan Domba Tawakkal

No. Umur Jenis domba Jenis kelamin Lingkar dada (cm) Panjang badan (cm) Tinggi badan (cm)

1. 1 minggu Garut Betina 37 32 37

2. 1 minggu Garut Betina 36 30 31

3. 1 minggu Garut Betina 34 31 35

4. 10 hari Garut Betina 37 34 40

5. 10 hari Garut Jantan 37 37 39

6. 2 bulan Ekor tipis Betina 57 43 49

7. 2 bulan Ekor tipis Betina 58 44 47

8. 3 bulan Garut Jantan 72 58 55

9. 3 bulan Garut Betina 66 59 51

10. 4 bulan Garut Betina 74 64 62

11. 4 bulan Garut Jantan 92 61 67

12. 5 bulan Garut Jantan 90 60 67

13. 7 bulan Garut Jantan 94 66 72

14. 12 bulan Garut Betina 59 60 64

15. 12-18 bulan Garut Betina 61 61 70

16. 12-18 bulan Garut Betina 65 54 67

17. 18 bulan Garut Betina 105 73 67

18. 18 bulan Garut Betina 63 69 66

19. 18 bulan-2 Garut Jantan 102 83 110

tahun

58

Lampiran 2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Faktor Strategis Eksternal Bobot (A) Rating (B) Bobot x Peringkat Peluang :

1. Permintaan bibit domba yang tinggi 4 4 16 2. Persaingan usaha pembibitan masih sedikit 4 4 16 3. Tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi 4 4 16 4. Adanya dukungan masyarakat sekitar 3,5 3 10,5 5. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan 2 2 4

konsumsi daging (gizi)

6. Instansi pemerintah maupun swasta banyak 3,5 3 10,5 yang mengajak kerjasama

7. Budaya masyarakat mejelang Idul Adha 3 3 9 Ancaman :

1. Penyebaran penyakit dari induk yang dibeli dari Jawa

4 4 16

2. Kenaikan biaya transportasi 3,5 3 10,5 3. Dukungan pemerintah kabupaten yang

rendah dalam segi modal dan administrasi 4. Perjanjian kerjasama yang tidak kuat dan

terikat dari pemasok indukan dari Jawa Total 4 4 39,5 3 12 3,5 14

Lampiran 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor internal Bobot

(A) Peringkat (B) Bobot x Peringkat Kekuatan :

1. Bibit yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik

2. Induk dan pejantan yang digunakan dipilih yang bagus

4 4 16

4 4 16

3. Lokasi peternakan yang strategis 3 3,75 11,25 4. Jumlah pekerja yang memadai

5. Pekerja yang digunakan terampil, ramah, dan mau belajar

6. Adanya mess, mushola, saung dan fasilitas lainya di peternakan

7. Adanya pembagian kerja yang jelas 8. Kandang dan lokasi peternakan yang

bersih dan tidak bau

9. Lokasi peternakan yang aman dari pencurian Kelemahan : 3,5 3,5 3 3,5 4 3 3 3 3,75 3,5 4 3 10,5 10,5 11,25 12,25 16 9

1. Sistem recording yang tidak teratur 4 4 16

2. Keterbatasan modal 4 3,25 13

3. Teknologi pembibitan tidak digunakan

2 2 4

4. Jumlah kandang masih terbatas 5. Lahan yang masih terbatas

3 3

3.5 3

9 10.5

60

Lampiran 3. Kata Kunci Pertanyaan Terbuka dalam Indentifikasi Internal di Usaha Pembibitan oleh Kepala Kandang Faktor- faktor internal Kekuatan Kelemahan Alasan

1. Karakteristik bibit 2. Lokasi peternakan 3. Fasilitas kandang 4. pembibitan Jumlah pekerja 5. Pengalaman pekerja 6. Pembagian kerja 7. Teknologi pembibitan 8. Strategi pemasaran 9. ………. 10. ……….

61

Lampiran 4. Kata Kunci Pertanyaan Terbuka dalam Indentifikasi Faktor Eksternal di Usaha Pembibitan oleh Kepala Kandang Faktor- faktor eksternal Peluang Ancaman Alasan

1. Permintaan bibit domba 2. Penerimaan masyarakat

terhadap usaha pembibitan domba

3. Tingkat persaingan antar peternak 4. Budaya masyarakat 5. Tingkat kepercayaan pelanggan 6. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan usahaternak 7. Kesadaran masyarakat akan gizi 8. Penyebaran penyakit 9. ……… 10. ………..

62

Lampiran 5. Rekapan Pembobotan dan Peringkat pada Faktor Internal

Bobot Peringkat

Bobot Bobot Rata- Peringkat Peringkat rata-rata

Faktor internal total rata

(A)

Total (B)

Kekuatan 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Bibit yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 2. Induk dan pejantan yang digunakan dipilih yang bagus 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4

3. Lokasi peternakan yang strategis 4 3 3 2 12 3 4 4 4 3 15 3,75

4. Jumlah pekerja yang memadai 4 3 4 3 14 3,5 3 3 3 3 12 3

5. Pekerja yang digunakan terampil, ramah dan mau belajar 4 4 3 3 14 3,5 3 3 3 3 12 3 6.

7.

Adanya mess, mushola, saung dan fasilitas lainnya di peternakan

Adanya pembagian kerja yang jelas

3 4 3 3 4 4 2 3 12 14 3 3,5 4 3 4 4 4 4 3 3 15 14 3,75 3,5 8. 9.

Kandang dan lokasi peternakan yang bersih dan tidak bau

Lokasi peternakan yang aman dari pencurian

4 4 4 3 4 3 4 2 16 12 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 16 12 4 3 Kelemahan

1. Sistem recording yang tidak teratur 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4

2. Keterbatasan modal 4 4 4 4 16 4 4 3 3 3 13 3,25

3. Teknologi pembibitan tidak digunakan 2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 8 2

4. Jumlah kandang yang terbatas 4 3 3 2 12 3 4 3 3 2 12 3

5. Lahan yang masih terbatas 4 4 3 3 14 3,5 4 3 3 2 12 3

63

Lampiran 6. Rekapan Pembobotan dan Peringkat pada Faktor Eksternal

Faktor Eksternal Bobot Bobot

total Bobot Rata- rata (A) Peringkat Peringkat Total Peringkat rata-rata (B) Peluang 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Permintaan bibit domba yang tinggi 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4

2. Persaingan usaha pembibitan masih sedikit 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 3. Tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4

4. Adanya dukungan masyarakat sekitar 4 3 4 3 14 3,5 3 3 3 3 12 3

5. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan konsumsi 2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 8 2 daging (gizi)

6. Instansi pemerintah maupun swasta banyak yang 3 4 3 4 14 3,5 4 3 3 2 12 3 mengajak kerjasama

7. Budaya masyarakat mejelang Idul Adha 3 3 3 3 12 3 3 3 3 3 12 3

Ancaman

1. Penyebaran penyakit dari induk yang dibeli dari Jawa 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4

2. Kenaikan biaya transportasi 4 3 4 3 14 3,5 3 3 4 2 12 3

3. Dukungan pemerintah kabupaten yang rendah dalam 4 4 4 4 16 4 3 3 3 3 12 3 segi modal dan administrasi

4. Perjanjian kerjasama yang tidak kuat dan terikat dari 4 4 4 4 16 4 4 4 3 3 14 3,5 pemasok indukan dari Jawa

RINGKASAN

Andina Avika Hasdi. D14080083. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Pembibitan Domba (Studi Kasus pada Peternakan Tawakkal, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor). Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing utama : Ir. Dwi Joko Setyono, MS Pembimbing anggota : Dr. Ir. Moh. Yamin, M.Agr.Sc

Salah satu subsektor peternakan yang berpeluang untuk dikembangkan adalah peternakan domba. Seiring dengan meningkatnya jumlah populasi manusia maka akan meningkatkan kebutuhan daging sebagai sumber pangan. Cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan melakukan pembibitan. Salah satu peternakan yang telah memulai usaha pembibitan adalah peternakan domba Tawakkal. Usaha ini masih tergolong baru sehingga memerlukan strategi pengembangan usaha pembibitan agar lebih berkembang dan bertahan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha pembibitan domba di Peternakan Domba Tawakkal dan menyusun strategi yang tepat untuk mengembangan usaha pembibitan domba di Peternakan Domba Tawakkal.

Penelitian dilaksanakan di Peternakan Domba Tawakkal yang terletak di Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor dengan menggunakan metode studi kasus. Data yang digunakan adalah data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara, dan menggunakan kuisioner serta data sekunder yang diperoleh dari literatur perpustakaan, buku, jurnal, skripsi maupun data lainnya. Metode pengolahan data yang digunakan adalah dengan menggunakan Analisis Deskriptif, Matriks IFE dan EFE, dan Matriks SWOT.

Perkawinan dilakukan secara alami tanpa menggunakan inseminasi buatan. Domba yang tidak birahi tidak bisa dipaksakan kawin sehingga lamanya pejantan dikandang kawin yaitu 2x siklus birahi atau sekitar 35 hari. Pembibitan yang dilakukan adalah sekitar 60 hari sesudah induk beranak, induk tersebut akan dikawinkan kembali sehingga dalam 2 tahun, domba akan beranak 3 kali. Berdasarkan analisis faktor-faktor internal dan eksternal di usaha pembibitan domba Tawakkal, Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan terbesar pada usaha pembibitan ini adalah bibit yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, menggunakan induk dan pejantan yang bagus, kandang dan lokasi peternakan yang bersih dan tidak bau. Skor pembobotan untuk masing-masing faktor sama yaitu 0,332. Kelemahan terbesar yang dimiliki usaha pembibitan ini adalah sistem recording yang tidak teratur (skor pembobotan 0,332). Faktor eksternal yang menjadi ancaman terbesar pada usaha pembibitan domba ini adalah penyebaran penyakit dari induk yang dibeli dari Jawa (skor pembobotan 0,404). Peluang terbesar yang dimiliki usaha pembibitan ini adalah permintaan bibit domba yang tinggi, persaingan usaha pembibitan masih sedikit, dan tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi. Skor pembobotan untuk masing-masing faktor adalah 0,404.

Strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan usaha pembibitan domba Tawakkal adalah (1) mengadakan kerjasama dalam hal penelitian dan pengembangan peternakan, (2) meningkatkan kapasitas usaha pembibitan dengan melakukan kerja sama dengan pihak swasta dalam segi penanaman modal, (3) pengadaaan kandang

karantina untuk domba yang baru datang dari perjalanan jauh, (4) melakukan sistem kontrak yang jelas dengan pihak pemasok induk, dan (5) melakukan kerjasama dengan masyarakat dalam pengadaan hijauan. Strategi yang dapat diterapkan dalam waktu dekat (jangka pendek) adalah mengadakan kerjasama dalam hal penelitian dan pengembangan peternakan. Sehingga usaha pembibitan domba memiliki potensial untuk dikembangkan dengan strategi dan manajement yang benar dan tepat.

iii

ABSTRACT

Development Strategy of Breeding Sheep Farming (Case Study at Tawakkal Farm, Cimande Village, Caringin Subdistrict, Bogor District)

Hasdi, A. A, D. J. Setyono, M. Yamin

Sheep breeding becomes a key factor in the development to increase sheep population. Nowadays, the sheep breeding is still rarely developed because it is considered as a less profitable and more complicated business, therefore, it is very important to make sheep breeding business development strategy. The research was aimed to identify and analyze internal and external environments factors that influence the development of breeding sheep in Tawakkal Sheep Farm to formulate appropriate of sheep breeding business. This research was conducted at Tawakkal sheep farm to identify internal and external factors of the business and by using SWOT analysis. The results showed that sheep mating program was done naturally without the use of artificial insemination. Breeding program was applied 3 times pregnancy in 2 years, consisting 3 periods of 8 month (5 month of pregnancy, 2 months of lactation and 1 month of mating. Based on the SWOT analysis, the results showed that there were five steps which can be applied for developing sheep breeding in Tawakkal Farm. Firstly, collaboration for research and development of farm. Secondly, increase the breeding capacity by developing the private business relation in terms of capital investment. Thirdly, devolepment a quarantine cage for new arrival sheep. Forthly, clear contract system with the supplier. Lastly, collaboration with public people in supplying animal feed. In conclusion, sheep breeding business could be potential to develop with the right management system and strategy.

PENDAHULUAN

Dokumen terkait