• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abda, Selamet Muhaimin. Perinsip-Perinsip Metodologi Dakwah. Surabaya : Al-Ikhlas , 1994.

Al-Qordowi, Yusuf.Nasyid Versus Musik Jahiliyah.Kairo : Mujahid Press, 2001. Aziz, Muhammad Ali.Ilmu Dakwah,Jakarta : Prenada Media, 2004.

Chodjim, Ahmad.Mistik dan Makrifat Sunan Kali Jaga.Jakarta : Serambi Ilmu semesta 2004.

Aziz, Muhammad Ali.Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004. Al-Qahthani, Sa’id.Menjadi Da’i Yang Sukses.Jakarta : Qitshi Press, 2005. Betts, Ian L.Jalan Sunyi Emha: Jakarta : Penerbit Kompas, 2006

Fszwed, Jhon.Memahami Dan Menikmati Jazz.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Husin Al Munawwar, Said Agil. Kata Sambutan Dalam BukuMetode Dakwah Karangan Himpunan Rahmat Semesta. Jakarta : Prenada Media, 2003.

Hoesin, Oemar Amin.Kultur islam. Jakarta : Bulan Bintang 1975.

Machfoed, A.Filsafat Dakwah “Ilmu Dakwah dan Penerapannya”. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2004.

Munir, M.Metode Dakwah. Jakarta : Prenada Media, 1997.

Moeloeng, Lexi.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

Najamuddin,Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.

Nasution, S.Sosiologi Pendidikan.Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2002.

Omar, H.M. Toha Yahya.Islam dan Dakwah. Jakarta: PT. AL Mawardi Prima, 2004. Purwodarminta, WJS.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 1976. Rahmat, Jalaludin.Metode Penelitian Komunikasi. Bandung :PT Remaja

Rosdakarya , 2005.

Samoedi,Jazz Sejarah dan Tokohnya. Semarang : Dahara Prize, 1989.

Semesta, Himpunan Rahmat.Metode Dakwah.Jakarta : Prenada Media, 2003. Sulthon, Muhammad.Desain Ilmu Dakwah.Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003. Yunus, Mahmud.Kamus Arab Indonesia.Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penafsiran Al-Qur’an, 1996.

Zaidillah, Al-Wisral Imam.Stategi Dakwah. Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

INTERNET

http://www.bebenjazz.com/artikel-detail.php?id=4diakses tanggal 28 April 2014

pada pukul 16:16

http://warnamusik.com/sejarah-jazz/diakses tanggal 28 April 2014 pukul 16:30

http://www.bebenjazz.com/beben-jazz-cv.phpdiakses tanggal 07 Juni 2014 pukul

10:16

Lampiran I

Wawancara Beben Jazz, 15 Maret 2013

J: Bapak lahir di garut, ibu orang bandung lahir di jakarta. Dua-duanya dari sunda bapak dari garut,namanyaHASAN ARIFIN DENDA HADI KUSUMA, ibuKURNAINI KARTA NEGARA. Ibu lahir di jakarta, saya lahir di jakarta. Kemudian mamah kurnaini bapak terakhir chafe di hotel , presiden hotel . ibu terakhir bekerja di bank idonesia sudah pensiun. Ibu keluarga karta negara ayahnya bernama uung karta negara

T: Yang menurunkan darah seni dari keluarga ?

J: Kakek, kakek itu bupati tapi dia sama kaya saya, dia hobi olahraga dan hobi musik dia maen rebab bisa, main badminton bisa tapi karena namnay bupati kan, bupati maeni kan gak buat prestasikan . tapi depan rumahnya ada lapangan badmintonjadi kakek itu multitalent sih . kalau ayah saya olahraga doang, kalau mamah saya seni, mamah saya itu dari mulai masak bikin kerajinan, menari, masak, kerja di bank, olahraga juga badminton. Kalau ayah saya olahraga volly, renang, badminton, olahragawan tuh bapak saya tuh. Kalau mamah saya olahragawan dan seni dan kerajinan. Nah kakek saya, dari ibu, uung tuh pelukis tuh, uung karta negara lukisan tuh. Ya bukan pelukis terkenal tapi dia pelukis. Kalau apa namanya, kalau nenek itu kan nenek sumarini itukan jago masak

T: Berarti memang sudah ada darah kesenian yang mengalir yang di wariskan bahkan dari seorang kakek. Sampe badminton, musik..

J: Yahh iyaa tapi yaa bukan orang-orang yang terkenal di situh. di bilang hobi bisa kesukaan yah. Maksudnya begini loh, kaya indra lesmana kan jack lesmana jazzer terkenal gitu kan. Kalau saya apa di sebutnya,, kecintaan apa yahhh terserah dah.. ya pokoknya ibu tuh aslinya karyawan bank indonesia. jadi kalau ada kejuaraan kantor ikut dia pasti badminton. Kalau ada kegiatan seni dia ikut nari, kerjaninan tangan mamah itu apa aja. Kayanya minat-minta itu. Minat-minta kaya mamah itu turun kesaya. Sosialnya mamah ke saya, dik doank. Jiwa-jiwa sosial yang deket sama orang. Papah ngajarin disiplin

T: Apakah dulu ikut kursus-kursus, musik atau sekolah musik, atau kesenian yang lain ?

J: Kursus, kalau di bilang kursus ya musik. Saya perna kursus di vidi vici, pernah privat sama om ule . terus sempat juga mencicipi beberapa smester gitu kuliah musik tapi gak sampai selesai karena saya lebiha banyak belajar di jalan. Sekolah saya adalah kehidupan. Kalau dari kecil. Jadikan basic saya di

didik untuk jadi juara dunia badminton. Tapi setelah selesai badminton saya kuliah di IT akhirya jadi programer, musik ya diwaktu luang itu. Di waktu luang itu say kursus musik, kursus gitar clasic, saya mempelajari jazz, sempet kursus pirvat sama om ule. Terus kemudian ada institute musik dayak saya cobain masuk untuk memperbandingkan apa sih yang saya dapat di sana. Apakah yang saya pelajari selama ini sudah benar ?, habis itu belajar sendiri lagi. Pada saat belum masuk iimd juga. Saya ada yang sudah ngerti beberapa , jadi masuk itu hanya unutk membandingkan. Kaya mails davis lah. Masuk kuliah dapet dua semester cabut ...gitu... Rata-rata tokoh-tokoh jazz kan begitu. hahaha T: Kenapa tertarik dan memilih jazz?

J: Mudah saja menjawabnya. Jadi kenapa memilih jazz. pertam karena satu, jazz adalah saya, saya maksudnya gini jazz adalah cara saya berfikir cara saya hidup, cara saya menjalani kehidupan ini itu dengan cara jazz. jadi saya tahunya juga kan mungkin awalnya tertarik akan jazz adalah karena musiknya. Musik yang menitik beratkan pada improvisasi. Dan improvisasi adalah investasi dari sebuah kebebasan yang dituangkan secara spontan terus lebih dalam lagi ternyata setelah mempelajari musiknya filosofi-filosofi jazz, musiknya sesuai dengan jiwa saya. Makanya kenapa saya tertaik jazz , kok tertaiknya kesana kok termagnetnya kesana. Karena mesikup saya belum maen jazz saya menjalani hidup dengan cara jazz makanya mudah saja untuk tertarik ke jazz karena jazz itu adlah saya. Jadi awal mungkin kok gue suka jazz ya. Mungkin sebagai manusiawi ditentukan oleh rasa, rasa itu yang mengikat saya. Tapi kenapa rasa itu terikat. Ya ternyata di dalam jazz itu ada beben jazz. ada cara beben jazz berfikir, cara beben jazz bertindak , cara beben jazz mengambil keputusan, disitu ada di dalam jazz. jadi saya dan jazz adalah satu ikatan yang gak bisa dipisahkan dan ketika dia hadir sebagai sebuah bentuk musik ya saya suka gitu. Tapi bukan di balik bukan karena suka musiknya . kenapa suka jazz karena musiknya. Tapi sesungguhnya adalah unsur-unsur di dalam jazz itu adalah saya . makanya saya tertarik ke jazz dan harusnya kan orang. Memilih jensi musik harus sesuai dengan jiwanya. Jadi didalam dirinya itu ada jiwa-jiwa rock, ada jiwa-jiwa pop, jiwa-jiwa jazz, nah ketika orang-orang sudah meiliki jiwa jiwa itu akan bertaut pada yang sesuai dengan jiwanya. Karena mengapa orang suka pop mungkin pop adalah musik yang mungkin sederhana mungkin juga gak perlu terlalu banyak. kalau sudah jadi yang tinggal ngikutin aja sama gitu. Kan di dunia ini ada orang yang gitu. Ada orang ytang gak perlu maksa berkreasi. Ada orang-orang yang gak suka di tunut kreatif, beda. Udah lah ikutin rullnya aja. Bikin sederhana udah jadi ikutin aja. Kan ada orang sukanya gitu.

T: Tapi peroses untuk menuju jazz itu sendiri bagaimana ?

J: Ya perosesnya dari musik . gini nih, kan kuping saya sekolah. Semua panca indra kita itu sekolah, maata sekolah , hati bersekolah, kuping bersekolah nah dalam hal musik kuping saya sudah bersekolah. Saya dengerin musi pop dulu, saya dengerin rock dulu led zeplin, deep purpel . terus

makanan yang kadang-kadang ketika awal kita cukup dengan ceplok telor, terus ternyata telor itu bisa di rendang, telor itu bisa di kecapin, suatu saat berkembang lagi oh ternyata ada daging, semur, oh ada lagi ayam goreng, jadi panca indra kita begitu kadang-kadang membutuhkan fariasi kadang ingin membutuhkan rasa ingin tahu yang lebih, sehingga akhirnya interval-interval itu yang membuat makanan itu kita itu lebih enak rasanya dibandingkan dengan makanan yang laen. Kita yakin rendang itu enak dan makin enak ternyata setelah nyobaikn makana n yang laen oh ternyata reendang lebih enak dari pada yang laen namun pada akhirnya kita memilih rendang menjadi makanan favorite bukan karena rendang satu-satunya makanan di dunia karena kita sudah nyobain semuanya ternyata, burger enak, pisang goreng enak, gado-gado enak, tapi dari semua yang enak itu gua yang paling suka rendang. Nah jadi saya pun udah nyobain rock, saya rasa jarang lah orang yang langsung ke jazz gitu jarang, kecuali yang mungkin orang zaman dulu yang mungkin musiknya Cuma ada jazz dalah kehidupan sehari-harinya. Atau orang yang dipaksakan orang tuanya langsung ngejazz dan gak pernah nengok yang lian. Tapi kalau saya sih dari pop, ke rock, progresif baru ke jazz. dan di jazzlah saya pelabuan terakhir saya, atau gak tahu mungkin ada lagi yang lain nanti. Tapi artinya ketika saya berlabuh ke jazz . saya udah jalanin musik yang laen. Dan ternyata jazzlah yang paling cocok bagi saya kenapa karena saya orangnya memang improvisasi

T: Aliran om dalam jazz, katanya lebih ke swing ?

J: Memang alangkah lebih bijaksananya kalau memulai jazz dari yang tradisonal dulu ya. Yaa gini saya kan suka segala sesuatu yang kentel , saya sukan yang , ya kalau jazz ya mulai dari yang swing, bebop, nah dlam hidup kan kadang-kadang ada kopromi. Misalkan dalam suatu tempat ada tempat yang gak mau kadar jazznya yang paling dalam. Tapi tetep basicnya sih saya swing atau beeboplah, sedikit pop jazzy terus sedikit latin brazizlian gitu.

T: Grup band yang pertama di bentuk ?

J: Major saven, dulu trio dulu saya pernah trio. Oh tapi lebih awal lagi ada sih beatels mania fanilan band itu special bawain lagu-;agu the beatels, terus group keduanya majaer saven, abis itu pake nama beben terus, beben kuartet, beben jazz and friends waktu membentuk group the beatels itu waktu kuliah pas baru keluar dari diklat ragunan.

Cuma masih main badminton. Ya dulu sama atlit juga. Jadi ada dua atlit renang yang main gitar yang jadi jhon lenonnya itu atlit renang ridwan muis, terus s. Japlink onang yang jadi paul mickarty , terus ada anak badmintonnya tapi bukan ragunan aris, yang main drum yang jadi rimbers stars, saya jadi jose rison, pokonya kita sama dengan the beatels kalau jos yang misalakn ada lagu-lagu some one, traying to be my best , pokoknya yang di kasetnya jose nyanyi saya nyannyi . kan ada group beatels mania yang nyanyi satu orang aja, kalau kit enggak kita sesuai dengan deatelsnya. Itu lima tahun tuh. Dari delapan 5 lulus sma 90. 85-90 tuh beatel mania fenilans band dari mulai ada taman ria monas, di

ancol. Nah dari situ baru bikin lagu-lagu sendiri namany major 7. Itu lagu satu yang pasti itu sebenarnya sudah ada di lagunya major saven sudah saya ciptain di situ sebenarnnya Cuma waktu itu groupnya udah gak ada kan . Cuma saya masih jalan kan. Jadi lagu kaya satu yang pasti dan beberpa lagu tuh di awali dari major 7.

Nah selanjutnya mulai masuk ke swing, udah mulai pake beben kuartet, beben jazz and friends,sampe sekarang pake nama beben . ya awalnya juga ayang ngusulin temen udahlah nama broupnya beben aja lah yaa gak tahu karena waktu itu mereka kenapa mereka menganggap nama beben menjual katanya . tapi kalau saya ngusulin nama sendiri gak enak. Tapi temen yang nyuruh yang minta yaa udahlah setuju nih yahh iklas ya.. ok , yaudah samoe sekarang pake nama beben . dan saya djuga di dalam musik. Hampir mempelajari semuanya . jadi saya belajar clasic, belajar blues, belajar rock, baru jazz. belajar progresif, semunya. Jadi memang sesungguhnya di bukunya juga begitu. Sebaiknya orang jazz tiak hanya belajar jazz. orang jazz harus luas wawasannya orang jazz harus banyak belajar untuk memperkaya improvisasinya nanti.

Kalau bicara jazz, bagi saya jazz itu sastra kita jangan bicara bikin karya sastra lah sebelum kita bisa bikin kalimat yang bener aja kita gak bisa ya kan. Jadi kalau udah bicara jazz karena masalahnyakan apakah semua karaya tulisa adalah semua karya sastra. Tapi saya pernah ngomong dengan salah satu

sastrawan “ paling nggak karya sastra itu indikasinya harus menggali sisi puitis. Sisi putis, sisi romantis dari seseorang. Tar kalau saya bilang saya mau pergi ke mall saya tulis begitu aja, apakah itu sebuah karya sastra ? selain kurang menarik kurang menggali aspek romantika diri seseorang , sisi sensitvitas gitu. Mungkin orang sastra gak akan menluis begitu.

Mungkin dia kan nulis ditengah kemacetan ibu kota berdirilah mal mal kaya gitu kan, itu lah gambaran kehidupan sekarang .. nahhh nanti macem-macam tuhh nahhh itu orang jazz orang jazz dari c gak langsung ke forang jazz dari c mau ke f itu lewat sembilan cod dulu bisa gitu loh tapi untuk menemukan sembilan cord lainnya dia harus punya sensitifitas. Kan kalau kata cak nun kan di antara dua titik hujan kan bisa jadi tengahnya tebih luas kna. Yaa bagi orang yang bisa melihat. Pertama bagi orang yang memperhatikan dulu, bagi orang yang memperhatikan lalu bagi orang yang bisa melihat tapi kadang-ladang unutk itu di butuhakan wawasan dan ilmu agar bisa melihat. Kan sensitifitas itu bisa digali memang orangnya sesitive, kedua karena dia memiliki ilmu maka dia sensitiveatau dia memiliki wawasan maka dia sensitive ya kann

T: Bagaiman perkembangan jazz sekarang ?

J: Yaa jazz sebenarnya sudah ada sebelum indonesia merdeka, jazz setiap sepuluh tahun setiap satu dekade pasti ada Cuma jazz dulu cenderung yang maen itu itu aja, ya tempat maen tempat nyari duit

jazz masih sedikit dan yang maen cenderung yang itu-itu aja makanya kadang-kadang jadi segmanted terus maennya masih di tempat-tmpat eksklusive, makanya ada dikotomi jazz itu milik orang kaya, mahal, tapikan sebenarnya berdasarkan sejarah tidak seperti itu kan . lahirnya dari kulit hitam tertindas lagi, sudah miskin tertindas lagi. Padahal ada sisi positive dari jazz kan yang belum tergali makanya saya mendirikan kounitas jazz kemayoran dengan niatan yang pertama ayao kita silaturahmi lewat jazz , yang kedua memperkenalkan maka gak kenal kan gak sayang jadi memperkenalkan jazz dalam aspek yang lebih luas, musiknya, filosofinya, kehidupannya, sejarahnya, supaya orang tahu gitu. Supaya oran bisa apresiasisupaya orang bisa menikmati jazz dan mengembalikan jazz sesuai proporsinya yaa kalau dulu yang maen yang itu-itu aja, segmanted, kurang cair, tempatnya gak banyak.

T: Apakah jazz ekarang sudah berkembang atau maju ?

J: Sangat, dulukan makanya sempet ada anggapan bahwa,, ahh jazz mah musik orang tua karena yang maen orang-orang tua memang , sekarang remaja, anak-anak, pemuda banyak sekali pemain jazz dan mainnya di mana aja. Gak Cuma maen di hotel bintang lima di teras rumah, di food court, di taman, dimanapun, dan surat kabar kompas tahun 2005 pernah menulis kan, kemayoran dari keroncong ke jazz, di 2009 jazz meningkat mengalakhan dangdut . banyangin secara perkembangan secara industri jazz sangat meningkat pesat pergerakannya sangat meningkat pesat dan belum berhenti . di mall mall di wedding, sunatan, di mana saja orang sekarang butuh jazz dan insyallah belum stop.

Nah Cuma pr keduanya adalah ketika orang banyak orang bermain jazz pr keduanya adalah jangan sampe seperti jazz seakan-akan jazz tapi bukan benar-benar jazz jadi jadi jangan seperti hadits Nabi Muhammad SAW oarng islam banyak tapi seperti buaih. Jazz juga seperti itu jangan sampe banyak yang main jazz tapi seperti buih yang benar-benar berkulaitas , yang benar-benar jazz, ternyata dikitgitu, Cuma ada jazz-jazz san dan orang untuk orang gak bisa maksakan dirinya jazz kalau di hartinya belum ada jazz.

jadi, main jas bukan sekadar nyari populairtas dan uang memang di hatinya ada jazz . yang mencari keutamaan, hakekat musik untuk kebahagiaan , meskipun gak jadi populer meskipun gak jadi kaya. Karena basic jazz tidak mencari itu. Tapi sudah bahagia dengan itu, makanya cak nun oerah ngomong, jazzer itu pejalan tashauf sejati harusnya, jadi kalau maen jazz mau populer main jazz mau kaya tujuannya itu salah kalau itu akibat boleh , jadi kalau maen jazz nggak sepopuler musisi lain ya jangan sedih memang bukan itu tujuannya.

T: Puncak jazz itu sendiri apa ?

J: Puncak jazz iotu sendiri ketika seorang pemain sudah bisa total hati dan pikiran jiwanya jadi diri sendiri , masalahnya jazz itu punya kesejatian diri manusia lahir udah sejati jadi dirinya sendiri,

menjalani hidup jadi penuh skat-skat, nah orang harus kembali ke hakekat menjadi dirinya sendiri lagi. Nah kalau lewat musik lewat jazz. tapi itu kan yang membungkus orang-orang menjadi diri sendir kan jadi orang terpaksa artifisial , orang hidup penuh dengan kepalsuan. Adi gak suka kerja di bank. Pasti kata tetangga kerja di bank itu keren gedungnya tinggi terpeksa kerja di bank. Adi gak suka jadi dokter sebenarnya tapi karnea pake baju putih-putih itu keren padahal minatnya di teknik tapi kerjannya di bengkel harus berlumur dengan olei nah adi milih dokter tapi tidak kenalmanusia . kan lucu kalau dokter hewan tidak mengenla hewan dokter anak tidak mengela anak, sebenarnya lucukan tapi mungkin dokter hewan uangnya banyak iyaa atau dokter anak uangnya banyak .jazzer yang sukses adalah jazzer yang bisa jadi dirinya sendiri secara total karena dia menjadi diri sendiri karena totalkeluar auranya . jadi orang khusu mainnya dari khusu lahirlah keindahan karena dia indah jadi jobnya banyak , jobnya banyak uangnya banyak, kan sukses juga ya kan.

T: Pengalaman pertama mengikuti reguler juga ?

J: Rerguler itukan sebuah dinamikan didalam menjalani hidup sebagai musisi . ada reguler ada evan ada main di lapangan ada maen di caffe, ada maen di kantor, ada maen di mall kan. Ya kan itu dinamika. Sebuah dinamika yang pasti kita jalani. Dan maslah mulai itu relatife tapi ketika masuk di dalamnya pasti ya ada itu seorang musisi kan bisa dapet duit dari ngajar , evan, itu sebuah ikatan sistem yang pasti menghampiri kita

T: Kalau menciptakan lagu ?

J: Pop jazzy lah mengandung unsur jazz, satu yang pasti bukan satu-satunya lagu, masih ada lagu yang laion Cuma belum di keluarkan, belum tepat waktunya. Lagu itu kan seperti karya lukis bagi seorng pelukis . ketika dia melukis kan tinggal keputusan dia di pajang di rumahnya aja, atau mau di pamerin, terus pas dipamerin ada yang mau beli dia bilang gak di jual kan terserah , tetapi pasti dia melukis. Kalau dia tujuannya mau kaya maka dia harus jual kan. Tapi dia bialgn sayang ah di miliki orang kan gak salahkan nah lagu saya masih ada yang mungkin sayang biarin aja gitu. Ituka hak personal. Ketika satu yang pasti, coba ah lagu pop yang ada swingnya. Itu akn punya niatkan. Istilahnya dari sebuah lagu kita dapat apa sih alasannya. Kalau tujuannya uang, berapa banyak sih uangnya terus apakah kita tidak bisa mendapatkan uang dari cara yang lain. Tapi ada juga orang yang nyari uangnya di situ gak salah karena hidup adalah pilihan yan kann

T: Kebersamaan di kenduri cinta. Siapa yang mengenalkna ?

J: Kalau saya bilang sih itu sudah jalan allah karena gini kan, saya kenal c=sosok caknun dari buku.

Buku yang pertama yang saya baca kan “dan tuhanpun berpuasa” nah saya tahu Emha ainunnadjib dari situ, dan beberapa berita-beritanya ketika tahun 98. Tapi kan gak tahu jalannya seperti apa saya

bisa bertemu dengan beliau nantinyakan. Tapi allah membuka jalan, dari ketika saya mulai mengajar

Dokumen terkait