• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, NI-5 PKKI. 1961. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Jakarta: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.

Anggraini, R. 2012. Karakteristik Cross Laminated Timber Kayu Jabon Berdasarkan Ketebalan dan Orientasi Sudut Lamina. [Tesis]. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor

Apriliana, F. 2012. Pengaruh Kombinasi Tebal Dan Orientasi Sudut Lamina Terhadap Karakteristik Cross Laminated Timber Kayu Sengon (Paraserianthes Falcataria L. Nielsen). [Skripsi]. Bogor : Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Ati, I.T. 2012. Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi Sudut Lamina Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Produk Cross Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan Paku. [Skripsi]. Bogor : Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Associates H. 2010. Cross Laminated Timber. B & K Timber Structures A

Trading Division of B & K Steelwork Fabrications Limited.

[ASTM] American Society for Testing and Materials. 2005. Annual Book of ASTM Standards Volume 04-10, Wood. D143 (2005). Standard Test Methods for Small Clear Specimen of Wood. USA.

Asun S. 2011. Potret Kondisi Hutan Indonesia Periode 2000-2009. (http://sudirmanasun.blogspot.com/). [20 September 2012]

Bowyer, J.L, Shmulsky R., Haygreen, J.G. 2007. Forest Products and Wood Science,An Introduction. Iowa State University Press. Ames, Iowa.

Breyer, D.E, Fridley, K.J, Cobean, K.E, and Pollock, D.G. 2007. Design of Wood Structures, ASD/LRFD. RR Donnelley. McGraw-Hill Professional,Two Penn Plaza, New York, NY 10121-2298.

Frangi, A, Bochicchio, G, Ceccotti, A, Lauriola, M.P. 2006. Natural Full-Scale Fire Test on a 3 Storey XLam Timber Building. Institute of Structural Engineering. ETH Zurich. Switzerland.

Frick, H, Maoediartianto. 2004. Ilmu Konstruksi bangunan Kayu. Kanisius, Yogyakarta.

Hoyle, R.J.Jr. 1973. Wood Technology in The Design of Structure. Mountain. Martawijaya, A.I, Kartasujana, Mandang YI, Prawira SA, Kadir K. 1989. Atlas

Kayu Indonesia Jilid II. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan. Michael. 2008. Constructed of Beetle-Killed Cross-Laminated Timber (CLT).

(http://l41/Cross laminated Timber.html). [ 2 Agustus 2012].

Perdana, R.R. 2012. Karakteristik Beberapa Sifat Fisik dan Mekanik Panel Laminasi Silang Kayu Mindi (Melia azedarach Lina). [Skripsi]. Bogor : Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Perkins, P, McCloskey K. 2010. A Strategic Plan for the Commercialization of Cross-Laminated Timber in Canada and the United State. Canadian Wood Council.

Priadi, T. 2006. Degradasi Fisis dan Mekanis Kayu oelh Mikroorganisme di Wilayah Kota Bogor. J Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB 19(1).

Skaar, C. 1972. Water in Wood. Syracuce Wood Science Series. University Press New York

Soehendrajati, R.J.B. 1990. Kayu untuk Struktur Jilid 1, Bahan Kuliah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Surjokusumo, S, Sadiyo, S, Marzufli, Bismo, A.A, and Setyo, A.Ch. 1980. Sistim

Keteknikan Kayu. Studi Sambungan Gang Nail dan Sambungan Paku. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Surya, P.E. 2007. Aneka Cara Menyambung Kayu. Cetakan VIII. Puspa Swara. Jakarta.

Tsoumis, G. 1991. Science and Technology of Wood (Structure, Properties, Utilization). New York: Van Nostrand Reinhold.

Tular dan Idris. 1981. Sekilas Mengenai Struktur Bangunan Kayu di Indonesia. Proceeding Lokakarya Standarisasi Kayu Bangunan. Departemen Hasil Hutan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wirjomartono, S. 1977. Konstruksi Kayu, Jilid I, Cetakan VI, Bahan-Bahan Kuliah Penerbit Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Yokyakarta.

Wood Naturally. 2012. Cross Laminated Timber (CLT).

(http://www.naturallywood.com/emerging-trends/cross-laminated-timber- clt). [20 September 2012]

PENGEMBANGAN PRODUK CROSS LAMINATED TIMBER

MELALUI PEMANFAATAN KAYU SENGON (Falcataria

moluccana (Miq.) Barneby & J. W. Grimes) MENGGUNAKAN

SAMBUNGAN PAKU

FATWA ALAM ISLAMI

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PRODUK CROSS LAMINATED TIMBER

MELALUI PEMANFAATAN KAYU SENGON (Falcataria

moluccana (Miq.) Barneby & J. W. Grimes) MENGGUNAKAN

SAMBUNGAN PAKU

FATWA ALAM ISLAMI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

InstitutPertanian Bogor

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RINGKASAN

Fatwa Alam Islami. E24080061. Pengembangan Produk Cross Laminated Timber Melalui Pemanfaatan Kayu Sengon (Falcataria Moluccana (Miq.) Barneby & J. W. Grimes) Menggunakan Sambungan Paku. Dibimbing oleh Dr. Ir. Sucahyo Sadiyo, MS.

Ketersediaan kayu yang berkualitas baik dan berdiameter besar di alam saat ini semakin berkurang. Hal ini menyebabkan konsumen harus beralih ke kayu yang berasal dari hutan rakyat agar bisa terpenuhinya kebutuhan tersebut. Akan tetapi kualitas yang rendah dari kayu hutan rakyat dapat dimodifikasikan dalam pembuatan produk untuk bahan struktural yang berkualitas tinggi yaitu cross laminated timber (CLT). CLT dibuat dengan menyusun 3 sampai 7 lamina secara bersilangan kemudian direkatkan dan dikempa hidrolik pada seluruh permukaannya atau dapat dengan dipaku (Perkins dan McCloskey 2010). Salah satu modifikasi produk CLT adalah dengan melakukan kombinasi ketebalan lamina dan orientasi sudut.

Tujuan dari penelitian ini adalah menerangkan pengaruh kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina terhadap produk panel cross laminated timber dari kayu Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J. W. Grimes) dengan menggunakan sambungan paku.

Nilai rata-rata kerapatan panel CLT paku (0.37 g/cm3) lebih besar dibandingkan papan kontrol dan CLT perekat. Kadar air panel CLT paku (4.19%) lebih rendah dibandingkan papan kontrol dan lebih tinggi dibandingkan CLT perekat dan tidak terlalu berbeda karena rata-rata untuk Bogor ±15%. Pengembangan volume panel CLT paku (5.07%) lebih rendah dibandingkan papan kontrol dan CLT perekat tetapi tidak terlalu jauh berbeda. Penyusutan volume panel CLT paku (3.74%) lebih rendah dibandingkan papan kontrol dan CLT perekat. Nilai rata-rata MOE panel CLT paku hanya sekitar 20% dari papan kontrol dan hanya sekitar 15% dari CLT perekat dan MOR panel CLT paku dapat mencapai 82% dari papan kontrol dan sekitar 78% dari CLT perekat. Kekuatan lentur panel CLT paku baik tapi kekakuannya kurang baik dibandingkan CLT perekat. Nilai rata-rata kekuatan lateral paku panel CLT jauh lebih kecil dibandingkan dengan perhitungan PPKI 1961. Kekuatan geser panel CLT paku jauh lebih besar dari kekuatan geser panel CLT perekat. Panel CLT dengan ketebalan lamina penyusun 1.67 cm merupakan panel yang paling optimum berdsarkan hasil pengujian keseluruhan.

Kata kunci : Ketersediaan kayu, CLT, kayu sengon, sifat fisis dan mekanis, kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina.

ABSTRACT

Development of Cross Laminated Timber Product Through Sengon Wood (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J. W. Grimes) Utilization

Using Nail Connection

By 1)

Fatwa Alam Islami, 2)Sucahyo Sadiyo

The availability of good quality and big diameter wood in the natural forest, recently keep decreasing. It makes consumer should turn into public forest to fulfill their needs. However, low quality wood from public forest can be modified into product creation for structural material with high quality, which is cross laminated timber (CLT). CLT is created by arranging 3 to 7 laminas are crossed and then glued and compressed hydraulically on the entire surface or can be nailed (Perkins and McCloskey 2010). One of CLT product modification is by doing of combination lamina thickness and orientation angle. This study was aimed to determine the effect of thickness and orientation angle lamina comnbinations to the cross laminated timber panel product of Sengon wood (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J. W. Grimes) by using nail connection. The average of nail CLT panel density (0.37 g/cm3) larger than control board and adhesive CLT. The average of nail CLT panel moisture content (4.19%) lower than control board and higher than adhesive CLT and not far different from the average of Bogor moisture content ±15%. The volume shrinkage of nail CLT panel (5.07%) is lower than control board and adhesive CLT, but it‟s not far different. The average of volume swelling nail CLT panel (3.74%) lower than control board and adhesive CLT. The average of MOE nail CLT panel is only 20% from control board and only about 15% from adhesive CLT and MOR. Nail CLT nail panel is able to reach 82% from control board and about 78% from adhesive CLT. The MOR of nail CLT panel is good but MOE isn‟t better than adhesive CLT. The average of lateral force nail CLT panel, smaller than stated by PPKI 1961. The average of shear strength nail CLT panel is larger than adhesive CLT panel. CLT panel with laminas 1,67 cm is the most optimum panel according to all tests result

keywords: The availability of wood, CLT, sengon wood, physical and mechanical characteristic, thickness and orientation angle lamina combinations

1)

Student of Forest Products Department, Faculty of Forestry, IPB. 2)

Lecturer of Forest Products Department, Faculty of Forestry, IPB. DHH

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Dokumen terkait