• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anonim. 2007. Staphylococcus. http://en.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus [28 Maret 2007, pukul 20.05 WIB]

Budiharta S. 2002. Kapita Selecta Epidemiologi Veteriner. Yogyakarta: Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH UGM.

Castle ME dan Watkins P. 1984. Modern Milk Production. Boston : Faber and Faber London.

Cristian R. 2004. Kemampuan Kombinasi Beberapa Bakteri Membentuk Enzim Reduktase Didalam Susu Menggunakan Uji Reduktasi (tesis). Bogor. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor

[Ditjennak]. Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan. 2004. Statistik Peternakan Tahun 2004. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan Departemen Pertanian.

Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pengolahan Pangan. Bogor: PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pengolahan Pangan Lanjutan. Bogor: PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

[FDA] Food and Drug Administration. 2006. Staphylococcus aureus. http://www.mow@cfsan-fda.gov. [18 Mei 2007, pukul 21.00 WIB]. Freeman Jr DH. 1987. Applied Categorial Data Analysis. New York : Marcel

Dekker, Inc.

Gaman PM dan Sherington KB. 1992. Pengantar Ilmu Pangan dan Mikrobiologi. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Helianti I. 2005. Inovasi Teknologi di Balik Proyek Pembacaan Genom. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri BPPT. http://www.google.co.id/search?q=bakteriofage&hl=id&start=0&sa=N [1 juli 2007, pukul 20.31 WIB].

Herdiana UR. 2007. Tingkat Keamanan Susu Bubuk Skim Impor Di Tinjau dari Kualitas Mikrobiologi (tesis). Bogor. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor

Hermanianto J. 2004. Antara Susu Bubuk dan Cair. Harian Surat Kabar Republika 7 Mei 2004. http://www.republika.co.id [24 Januari 2007, pukul 14.05 WIB].

Juergens K, Heeringa D dan Johnson G. 2002. The Production and Processing of Fluid Milk Into Dried Milk Powder and Mozzarella Cheese. http://www.westfaliasurge.com [27 Juni 2007, pukul 08.30 WIB].

Lay BW. Analisis Mikroba di Laboratorium. Bogor: FKH IPB. (Tidak diterbitkan)

Lukman DW. 2004. Pengujian Jumlah Bakteri pada Pangan Asal Hewan. Bogor : Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner. FKH-IPB. (Tidak diterbitkan).

Lukman DW. 2007. Penyakit yang Ditularkan melalui Makanan (bahan kuliah). Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.

Lukman DW, Sudarwanto M, Sanjaya AW, Soejoedono RR, Purnawarman T, Latif H. 2007. Penuntun Praktikum Higiene Pangan. Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner. Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

Mattjik AA dan Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan untuk Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Bogor: Percetakan Jurusan Statistik FMIPA IPB. IPB Press.

Muchtadi TR dan Sugiono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Petunjuk Laboratorium. Bogor: PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Noleto AL, Bergdoll MS. 1980. Staphylococcal Enterotoxin Production in the

Presence of Non-Enterotoxigenic Staphylococci. http://www. pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=291501&blobtype=pdf [15 Juni 2007, pukul 20.47 WIB].

Oliveira CAF, Mestieri L, Santos MV, Moreno JFG, Spres A dan Germono PML. 2000. Effect of Microbiological Characteristics of Raw Milk on The Quality of Whole Milk Powder. Braz J Microbiol 31:95-98.

[PKH]. Pusat Karantina Hewan. 2004. Laporan Tahunan. Jakarta: Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian.

Priest FG dan Campbell I. 1999. Brewing Microbiology. Gaitthersburg, Maryland: An Aspen PublicationR Aspen Publisher, Inc.

Saksono I dan Saksono L. 1986. Pengantar Sanitasi Makanan. Bandung: Penerbit Alami.

Saleh E. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. http://library.usu.ac.id/download/fp/ternak-eniza2.pdf [15 Juni 2007, pukul 21.00 WIB].

Shiddieqy MI. 2005. Mulas Saat Minum Susu?. http://www.pikiran-rakyat.com. [pukul 15 Juni 2007, pukul 20.30 WIB].

[SNI]. Standar Nasional Indonesia. 1992. No. 01-2897-1992. Cara Uji Cemaran Mikroba. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

[SNI]. Standar Nasional Indonesia. 1999. No. 01-2970-1999. Susu Bubuk. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

[SNI]. Standar Nasional Indonesia. 2000. No. 01-6366-2000. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Batas Maksimum Residu Dalam Bahan Makanan Asal Hewan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Soejodono RR. 2004. Bahan Kuliah Mikrobiologi Pangan. Bogor: Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat Veteriner. Institut Pertanian Bogor. (Tidak diterbitkan).

Spreer E. 1995. Milk and Dairy Product Technology. New York: Marcel Dekker, Inc.

Stehulak N. 1998. Staphylococcus aureus, A Most Common Cause. http://ohioline.osu.edu/hyg-fact/5000/5564.html [11 Juli 2007, pukul 20.00 WIB]

Sudarwanto M dan Lukman DW. 1993. Petunjuk Laboratorium Pemeriksaan Susu dan Produk Olahannya. Bogor: PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Sudarwanto M. 2004. Bahan Kuliah Hygiene Makanan. Bogor: Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat Veteriner. Institut Pertanian Bogor. (Tidak diterbitkan).

Syarief R dan Halid H. 1997. Teknologi Penyimpanan Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.

Thahjoleksono A. 2007. Teknologi DNA Rekombinan. Jurusan Biologi FMIPA. Institut Pertanian Bogor. http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/ materi/genetika/ dnarekombinan/textdnarekombinanpdf.pdf [1 Juli 2007, pukul 20.30 WIB].

Todar K. 2002. The Control of Microbial Growth. University of Wisconsin Madison Department of Bacteriology. http://textbookofbacteriology.net/ control.html. [11 Juli 2007, pukul 20.46 WIB]

[USDEC]. United State Dairy Export Council. 2006 .Skim Milk Powder. Arlington USA. U.S. Dairy Export Council

Yuswari R. 2006. Kajian Cemaran Mikroba pada Susu Pasteurisasi Asal Pedagang Keliling di Wilayah Jakarta Selatan (tesis). Bogor. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor

Lampiran 1 Data Pengiriman Susu Bubuk No. Negara Asal Jumlah

Sampel Tanggal Pemuatan dari Negara Asal Tanggal Kedatangan Tanggal Bongkar Tanggal Produksi Tanggal Kadaluwarsa Kemasan

1 Australia 4 07 - 06 - 2006 12 - 06 - 2006 12 - 06 - 2006 18 - 03 - 2006 18 - 03 - 2008 Bag 25 kg, 1 lapis plastik, 4 lapis kantung semen 3 07 - 06 - 2006 12 - 06 - 2006 12 - 06 - 2006 20 - 03 - 2006 20 - 03 - 2008 Idem 4 09 - 06 - 2006 15 - 06 - 2006 15 - 06 - 2006 09 - 03 - 2006 09 - 03 - 2008 Idem 3 09 - 06 - 2006 15 - 06 - 2006 15 - 06 - 2006 09 - 03 - 2006 09 - 03 - 2008 Idem 2 Denmark 4 15 - 03 - 2006 17 - 04 - 2006 18 - 04 - 2006 28 - 02 - 2006 28 - 02 - 2008 Idem 3 Belanda 4 09 - 07 - 2006 05 - 08 - 2006 05 - 08 - 2006 21 - 04 - 2006 21 - 04 - 2008 Idem 4 09 - 07 - 2006 05 - 08 - 2006 05 - 08 - 2006 24 - 04 - 2006 24 - 04 - 2008 Idem 4 New Zealand 4 10 - 05 - 2006 18 - 05 - 2006 18 - 05 - 2006 13 - 11 - 2005 13 - 11 - 2007 Idem 3 10 - 05 - 2006 18 - 05 - 2006 18 - 05 - 2006 15 - 11 - 2005 15 - 11 - 2007 Idem 3 20 - 05 - 2006 28 - 05 - 2006 28 - 05 - 2006 18 - 11 - 2005 18 - 11 - 2007 Idem 5 Jerman 4 02 - 04 - 2006 29 - 04 - 2006 29 - 04 - 2006 17 - 08 - 2005 17 - 08 - 2008 Idem

Lampiran 2 Data Alat Angkut

No. Negara Asal Ventilasi dan Sirkulasi Udara

Suhu Udara (0C) Kelembaban (%) Keterangan 1 Australia Ada 29 89 Ada daging dalam kontainer

yang berbeda

2 Denmark Ada 29 89 Ada produk olahan susu

dalam kontainer yang berbeda

3 Belanda Ada 29 90 Ada produk olahan susu

dalam kontainer yang berbeda

4 New Zealand Ada 28 88 Ada daging dalam kontainer yang berbeda

5 Jerman Ada 29 89 Ada produk olahan susu

dalam kontainer yang berbeda

Lampiran 3 Data Tempat Penyimpanan

No. Negara Asal Ventilasi dan Sirkulasi Udara Suhu Kontainer (0C) Kelembaban (%) Kapasitas Alat Penyimpanan (ton) Bahan Alat Penyimpanan Muatan selain Susu Bubuk dalam Kontainer

1 Australia Ada 25 68 + 9 Besi Tidak ada

Ada 25 68 + 12 Besi Tidak ada

Ada 24 68 + 9 Besi Tidak ada

Ada 24 68 + 9 Besi Tidak ada

2 Denmark Ada 24 68 + 12 Besi Tidak ada

3 Belanda Ada 24 65 + 15 Besi Tidak ada

Ada 25 68 + 15 Besi Tidak ada

4 New Zealand Ada 23 65 + 12 Besi Tidak ada

Ada 25 68 + 12 Besi Tidak ada

Ada 25 68 + 12 Besi Tidak ada

5 Jerman Ada 24 65 + 12 Besi Tidak ada

Lampiran 4 Data Pemeriksaan Organoleptik dan Mikrobiologik

Pemeriksaan Mikrobiologik No. Sampel pH Pemeriksaan Organoleptik

TPC (101 cfu/g) S. aureus (cfu/g) I New Zealand 1 7 Putih susu, bau khas susu, tidak menggumpal 16 3 0

New Zealand 2 6,5 Idem 4 4 0

New Zealand 3 7 Idem 10 20 0

New Zealand 4 6,5 Idem 11 6 0

New Zealand 5 6,6 Idem 5 5 0

New Zealand 6 6,8 Idem 9 5 0

New Zealand 7 6,5 Idem 12 23 0

New Zealand 8 6,8 Idem 17 9 0

New Zealand 9 6,8 Idem 14 3 0

New Zealand 10 6,5 Idem 7 14 0

II Denmark 1 6,8 Idem 12 3 0

Denmark 2 6,8 Idem 14 9 0

Denmark 3 6,5 Idem 15 9 0

Denmark 4 7 Idem 17 6 0

III Jerman 1 6,5 Idem 21 1 0

Jerman 2 6,8 Idem 0 0 0 Jerman 3 6,8 Idem 12 1 0 Jerman 4 7 Idem 13 7 0 IV Australia 1 6,8 Idem 4 1 0 Australia 2 6,5 Idem 2 1 0 Australia 3 6,8 Idem 9 0 0 Australia 4 6,5 Idem 1 0 0 Australia 5 7 Idem 27 25 0

Australia 6 6,4 Idem 13 1 0 Australia 7 6,8 Idem 3 0 0 Australia 8 7 Idem 11 7 0 Australia 9 6,5 Idem 47 19 0 Australia 10 6,5 Idem 3 0 0 Australia 11 6,7 Idem 3 1 0 Australia 12 6,6 Idem 5 0 0 Australia 13 6,5 Idem 2 0 0 Australia 14 6,5 Idem 3 1 0 V Belanda 1 6,5 Idem 0 0 0 Belanda 2 6,7 Idem 0 0 0 Belanda 3 6,8 Idem 0 0 0 Belanda 4 6,5 Idem 0 0 0 Belanda 5 6,8 Idem 0 0 0 Belanda 6 6,5 Idem 16 0 0 Belanda 7 6,8 Idem 13 0 0 Belanda 8 6,8 Idem 9 0 0

Dokumen terkait