• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aboenawan, L. 1991. Pertambahan berat badan, konsumsi ransum, dan total digestible nutrient (TDN) pellet isi rumen dibanding pellet rumput pada domba jantan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Atabany, A. & A. Ruhimat. 2004. Penampilan produksi kambing hasil persilangan antara kambing Peranakan Ettawah (PE) dengan kambing Saanen. J. Pengembangan Peternakan Tropis. Edisi Khusus. Oktober 2004. Seminar Nasional Ruminansia. Buku 2 : 58-63.

Baba, A. S. H., F. B. Castro, & E. R. Orskov. 2002. Partioning of energy and degradability of browse plants in vitro and the implication of blocking the effects of tannin by the addition of polyethylene glycol. J. Anim. Feed Sci. and Tech. 95 (1-2): 93-94.

Balai Taman Nasional Baluran. 2004. Pengendali Ekosistem Hutan dan Pembuatan Herbarium, Baluran.

Batubara, A., B. Tiesnamurti, F. A. Pamungkas, M. Doloksaribu & E. Sihite. 2007. Koleksi ex-situ & karakterisasi plasma nutfah kambing. Laporan akhir RPTP. Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Bogor.

Bernard, L., J. Rouel, C. Leroux, A. Ferlay & Y. Faulconnier. 2005. Mammary lipid metabolism and milk fatty acid secretion in Alpine goats fed vegetable lipids. J. Dairy Sci. 88: 1478-1489.

Devendra, C. 2001. Small ruminant: Impreratives for productivity enhacement improved livelihoods and rural growth. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14 (10): 1483-1496.

Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Cirebon. 2009. Rencana Strategis Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Cirebon Tahun 2010-2014. Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Cirebon.

Direktorat Jendral Peternakan. 2010. Data Statistik Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta.

Erlangga. 2009. Jenis Ternak Kambing Indonesia. http://susuwedus.Wordpress.com. [25 Maret 2011].

FAO. 2004. Gliricidia sepium. http://www.fao.org. [29 April 2011].

Heriyadi, D. 2001. Teknik Produksi Ternak Ruminansia. Departemen Pendidikan Nasional. Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengolahan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.

Heriyadi, D. 2004. Standarisasi Mutu Bibit Kambing Peranakan Ettawah. Kerjasama Penelitian antara Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat dengan Fakultas

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Edisi ke-2. Terjemahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Jakarta. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Edisi ke-4. Terjemahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Jakarta. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Hutasoit, R., S. Juniar, & G. P. Simon. 2009. Budidaya dan Pemanfaatan Bachiaria ruziziensis (Rumput Ruzi) sebagai Hijauan Pakan Kambing. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Hal. 16-19. Kantor Desa Cigobang. 2010. Data Profil Desa Cigobang Tahun 2010. Desa

Cigobang Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon, Cirebon.

Lowry, J. B. 1990. Toxic Factor & Problem Method of Alleviating Them in Animal. In Animal. In: C. Devendra (Ed.) Shrubs & Tree Fodders for Farm Animal. Proceeding of a Workshop in Denpasar, Indonesia, 24-29 juli 1989. Pp. 76- 88.

Mannetje, L. & K. P. Haydock. 1963. The dry weight rank method for the botanical analysis of pasture. J. British Grassland Society. Vol. 18.

McDonald, P., R. A. Edwards, & J. F. D. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition. 6th edition. Longman Scientific and Technical, New York.

McIlroy, R. J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. (Terjemahan S. Susetyo Soedarmadi, dan I. Kismono). Pradnya Pramita, Jakarta.

Nell. A. J. & D. H. L. Rollinson. 1974. The Requirement and Availability of Livestock Feed in Indonesia, Jakarta.

Palmer, B., D. J. Macqueen, & R. A. Bray. 1995. Opportunity and Limitation in Calliandra. In: H. M. Shelton, C. M. Pinggin and J. L. Brewbaker (Eds.) Leucaena-Opportunities and Limmitation. Proc. of a Workshop Held in Bogor, Indonesia 24-29 Juli 1994. Pp. 29-34.

Pamungkas, F. A., A. Batubara, M. Doloksaribu, & E. Sihite. 2009. Potensi Beberapa Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hal. 23-25.

Pasambe. D., M. Sariubang, A. Ella & H. Tabrang. 2003. Peningkatan Produktivitas kambing melalui tatalaksana perbaikan pakan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan, Bogor.

Quattrocchi, U. 2006. CRC World Dictionary of Grasses. Vol. III. Taylor & Francis Group. New York, USA.

Reksohadiprojo. 2000. Pengantar Hijauan Makanan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soedarjat, S. 2000. Potensi dan prospek bahan pakan lokal dalam mengembangkan industri peternakan di Indonesia. Buletin Peternakan. Edisi Tambahan: 11-15. Soerjani, M., A. J. G. H. Kostermans & G. Tjitrosoepomo. 1987. Weed of Rice in

Stone, BC. 1983. A guide to collecting Pandanaceae ( Pandanus, Freycinetia, Sararanga). Ann. Missouri Bot. Gard. 70 : 137-14.

Sumarsono, 2002. Ketahanan sentro (Centrosema pubescen Benth) dalam pertanaman campuran dengan (Centrosema pubescens Benth) yang menerima pupuk fosfat dan kotoran ternak. J. Pengembangan Peternakan Tropis. 27 (2) : 76-82.

Sutama, I. K. 1994. Kinerja Reproduktivitas Sekitar Puberitas dan Beranak Pertama Kambing Peranakan Ettawa (PE). Ilmu dan Peternakan. Balitnak Ciawi, Bogor.

Willkins, R. J. 2000. Forages and Their Role in Animal System. In: D. I. Given, E. Owen, R. F. E. Axford, and H. M. Omed (Eds.). Forages Evaluation in Ruminant Nutrition. CABI Publishing, Wallingford.

Wiradarya, T. R. 1989. Peningkatan produktivitas ternak domba melalui perbaikan efisiensi nutrisi rumput lapang. Laporan Hasil Penelitian. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wood, C. D., J. L. Stewart, & J. E. Vargas. 1998. Genetic variation in the nutritive value of Gliricidia sepium. 2. Leaf chemical composition and fermentability by an in vitro gas production technique. J. Anim. Feed Sci. & Tech. 75:125- 143.

Lampiran 1. Peta Wilayah Desa Cigobang, Kabupaten Cirebon

Sumber: http://maps.google.co.id/maps.

Lampiran 3. Gambar Jenis Legum Hijauan Pakan di Desa Cigobang

Leucaena leucocephala LAMK. Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex Walp

Albizzia falcata BACKER Pterocarpus indicus WILLD.

Sesbania grandiflora L. PERS. Cassia siamea LAMK.

Calliandra calothyrsus Meissn Trifolium repens LINN.

Arachis hypogaea LINN. Erythrina lithosperma MIQ.

Lampiran 4. Gambar Jenis Rumput Hijauan Pakan di Desa Cigobang

Axonopus compressus (S.W.) Beauv. Brachiaria reptans (L.) Gardn & Hubb.

Brachiaria subquadripara (Trin) A. Mitchc.

Eleusine indica (L) Gaerta.

Eragrostis amabilis (L) Wight R. Arnott ex Nees.

Eragrostis brownii (Kaath) Nees.

Eulalia trispicata (Schalt) Hanrard. Fimbristylis miliacea (L.)

Hymenachne acutigluma(Steud) Gilliland. Murdannia nudiflora (L.) Brenan.

Lampiran 5. Gambar Jenis Ramban Hijauan Pakan di Desa Cigobang

Cyperus compressus L. Cyperus rotundus L.

Alstonia scholatis R. BR. Artocarpus heterophyllus LAMK.

Lantana camara L. Hibiscus rosa-sinensis LINN.

Shorea pinanga Scheff. Manihot utilissima POHL.

Psophocarpus tetragonolobus DC. Mutinga calabura L.

Eupatorium odoratum L. Eugenia aquena BURM.f.

Lannea grandis ENGL Spondias lutea LINN.

Sida rhombiflora PERS. Ceiba petandra GAERTN.

Moringa oleifera LAMK. Albizzia procera BENTH.

Lampiran 6. Gambar Jenis Kambing di Desa Cigobang

Peranakan Ettawah (PE) Jawa Randu Benggala

Lampiran 7. Kondisi Peternakan Rakyat di Desa Cigobang

Kandang Peternak Sistem Cut and Carry Penimbangan Ternak

Lampiran 8. Kapasitas Daya Tampung Ternak Metode Nell dan Rollinson

Tabel 1. Populasi Ternak Riil

Ternak Populasi (ekor) Dewasa (ekor) Muda (ekor) Anak (ekor)

Sapi 80 3 4 1

Domba 20 6 9 5

Kambing 315 80 102 133

Kuda 3 3 0 0

Perhitungan Konversi Satuan Ternak

Sapi = (3 x 1)+(4 x 0,6)+(1 x 0,25) = 5,65 ST Domba = (6 x 0,14)+(9 x 0,07)+(5 x 0,04) = 1,67 ST Kambing = (80 x 0,16) + (102 x 0,08) + (133 x 0,04) = 26,28 ST

Total Populasi Ternak Riil = 5,65 ST + 1,67 ST + 26,28 ST + 2,4 ST = 35,95 ST

Perhitungan asumsi produksi hijauan di desa Cigobang yang dilakukan dengan menganalisis data sekunder luas lahan di desa tersebut.

Tabel 2. Konversi Lahan Garapan di Desa Cigobang terhadap Padang Rumput Permanen berdasarkan Metode Nell dan Rollinson

Lahan Luas Lahan* Kesetaraan (Ha) Keterangan

Padang rumput permanen 15 ton

BK/Ha/thn

Total luas sawah 149,922 Ha 2,998

Galengan sawah 4,498 Ha 4,498 Tegalan 87,177 Ha 8,717 Perkebunan 10,354 Ha 5,177 Pinggir Jalan 3,500 km 1,75 Pemakaman desa 4,250 Ha 0,425 Hutan Rakyat 204,070 Ha 15,30 Total 463,771 38,865

Sumber: *Data Profil Desa Cigobang (2010)

1. Konversi ke dalam padang rumput permanen = 38,865 Ha x 15 ton BK/Ha/thn = 582,98 ton BK/Ha/thn

2. Daya Dukung = Potensi HMT (BK) kg BK / Th Keb/konsumsi ternak/hari x 365 = 582,98 x 1000 (BK) kg BK / Th 6,29(kg BK / ST) x 365 (Th) = 253,93 ST

3. KPPTR Efektif = Daya Dukung – Populasi Riil = 253,93 ST – 35,95 ST

JENIS HIJAUAN PAKAN PADA PETERNAKAN KAMBING

Dokumen terkait