Alamsyah. (2013b). “Sosiologi Elit Politik Sumsel”. Surat Kabar Harian Sumatera Ekspress, 5 Maret 2013.
Alikodra, H.S., dkk. (2013). Konsep Menuju Pembangunan Kawasan Esensial Koridor Satwa: Kawasan Hutan Harapan-Suaka Margasatwa Dangku Provinsi Sumatra Selatan. Palembang: Unsri Press.
Antara. (2019). “Bupati Musi Banyuasin Pantau Karhutla di Desa Muara Medak”. Harian Antara Senin, 19 Agustus 2019. Dikutip dari https://www.antaranews.com/berita/1019366/ bupati-musi-banyuasin-pantau-karhutla-di-desa-muara-medak. Diakses pada 2 Februari 2019
Article 33. (2014). “Ekonomi Politik Mekanisme Distribusi Manfaat (Benefit Sharing Mechanism) untuk Mitigasi Deforestasi dan Degradasi Hutan: Kasus Musi Banyuasin Sumatera Selatan”. Laporan Riset 2014. Article 33 Indonesia.
Aspinall, E. (2011). “Democratization and Ethnic Politics in Indonesia: Nine Theses”. Journal of East Asian Studies, 11(2), 289-319. Auty, R.M. (1993). Sustaining Development in Mineral Economies: The
Resource Curse Thesis (London: Routledge, 1993).
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan (BPS Prov. Sumsel). (2019). “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Selatan Menurut Lapangan Usaha 2014-2018”. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. Palembang.
Bakker, L., & Moniaga, S. (2010). “The Space Between: Land Claims and the Law in Indonesia”. Asian Journal of Social Science, 38(2), 187–203. https://doi.org/10.1163/156853110X490890 Beritasatu. (2019). “Karhutla di Sumatera Selatan Mencapai 1.822
Hektare”. Beritasatu Senin 26 Agustus 2019. Dikutip dari https://www.beritasatu.com/nasional/571628/karhutla-di-sumatera-selatan-mencapai-1822-hektare. Diakses pada 3 Februari 2019
Bettinger, K. A. (2015). “Political Contestation, Resource Control and Conservation in an Era of Decentralisation at Indonesia’s Kerinci Seblat National Park”. Asia Pacific Viewpoint, 56(2), 252–266. https://doi.org/10.1111/apv.12069
BRPPUP. (2019). “Pengelolaan Areal Pemberdayaan Suku Anak Dalam di Desa Muara Medak”. Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan Palembang (BRPPUPP). Palembang. Dikutip pada http://bp3upalembang.kkp.go.id/posting/276- pengelolaan-areal-pemberdayaan-suku-anak-dalam-di--desa-muara-medak. Diakses pada 2 Februari
CNN Indonesia. (2018). “UNESCO Soroti Permasalahan Sampah di Taman Nasional Komodo”. CNN Indonesia. Dikutip dari https://www.cnnindonesia.com/gaya- hidup/20180423125537-269-292823/unesco-soroti-permasalahan-sampah-di-taman-nasional-komodo. Diakses pada 25 Januari 2020
Dewi, S., Ekadinata, A., & Leimona, B. (2016). Sumatera Selatan: Menuju Pertumbuhan Ekonomi Hijau.
Dobson A, (2009),``Citizens, citizenship and governance for sustainability’’, in Governing Sustainability Eds W N Adger, A Jordan (Cambridge University Press, Cambridge) pp 125-141 Duncan, C. R. (2007). “Mixed Outcomes: The Impact of Regional
Autonomy and Decentralization on Indigenous Ethnic Minorities in Indonesia”. Development and Change, 38(4), 711-733.
Escobar, A. (2006). “Difference and Conflict in the Struggle Over Natural Resources: a Political Ecology Framework”. Development, 49(3), 6-13.
Escobar, A. (2008). Territories of Difference: Place, Movements, Life, Redes. Duke University Press.
Fay, C., & Michon, G. (2016). “Redressing Forestry Hegemony when A Forestry Regulatory Framework is Best Replaced by an Agrarian One”, 15, 193–209. https://doi.org/10.1080/147280 28.2005.9752520
Finlayson, Robert. (2017). “The Role of Agroforestry in Climate-Change Adaptation in Southeast Asia”. Appropriate Technology. 44. 24-26.
Forsyth, T. (2003). Critical Political Ecology The Politics of Environmental Science. London: Routledge.
Giddens, A. (1990). The Consequences of Modernity. Polity Press. The Board of Trustees of the Leland Stanford Junior University. Giddens, A. 1990. Konsekuensi-Konsekuensi Modernitas.
Hackmann, H. and Y. Asunción St. Clair. (2012). “Transformative Cornerstones of Social Science Research for Global Change”. Paris: Report of the International Social Science Council. http:// www.worldsocialscience.org/documents/ transformative-cornerstones.pdf
Handoyo, Rochmayanto, Nurfatriani, N., dan Charity D. (2018). “Pemetaan Hidden Population Terkena Dampak dan Valuasi Ekonomi Kerugiannya: Sebuah Tinjauan Ekonomi Politik atas Praktik Penguasaan Sumber daya Hutan dan Lahan di Indonesia”. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Bogor November 2018. Hapsari, M. (2011). “The Political Economy of Forest Governance in
Post-Suharto Indonesia”. In H. Kimura, Suharto, A. Javier, & A. Tangsupvattana (Ed.), Limits of Good Governance in Developing Countries (hal. 103–137). Yogyakarta, Indonesia: Gadjah Mada University Press.
Hardin, G. (1968). “The Tragedy of the Commons”. Science, New Series. Vol 162. No. 3859 (Dec.13.1968), pp.1243-1248. Hein, J. (2019). “Political Ecology of REDD+ in Indonesia. Agrarian
Conflicts and Forest Carbon”. Routledge Studies in Political Economy. Abingdon, UK; New York, NY: Routledge.
Holmes, G. (2013). “Exploring the Relationship Between Local Support and the Success of Protected Areas”, Conservation and Society 11(1): 72-82.
Kartodiharjo, H. (2020). “Politik Bencana vs Bencana Politik di Indonesia”. Forest Digest, 13 Januari 2020. https://www. forestdigest.com/detail/456/politik-bencana-vs-bencana-politik-di-indonesia.
KLHK. (2019). Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan dan Lahan (Ha) Per Provinsi Di Indonesia Tahun 2014—2019. Diambil dari http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/luas_kebakaran
Kurniawan. (2019). “Sampah Belum Teratasi, Sembilang Belum Siap Menjadi Kawasan Ekowisata”. Mongabay. Dikutip dari https://www.cnnindonesia.com/gaya- hidup/20180423125537-269-292823/unesco-soroti-permasalahan-sampah-di-taman-nasional-komodo. Diakses pada 1 Februari 2020
Litta, H. (2012). Regimes in Southeast Asia: An Analysis of Environmental Cooperation. Wiesbaden, Germany: Springer Fachmedien.
Martinez-Alier, J. (2003). The Environmentalism of the Poor: a Study of Ecological Conflicts and Valuation. Edward Elgar Publishing. Maxton-Lee, B. (2017). “Material Realities: Why Indonesian
Deforestation Persists and Conservation Fails”. Journal of Contemporary Asia, (in press), 1–26. https://doi.org/10.1080/ 00472336.2017.1402204
McCarthy, J. F. (2000). “The Changing Regime: Forest Property and Reformasi in Indonesia”. Development and Change, 31(1), 91–129. https://doi.org/10.1111/1467-7660.00148
Moeliono, M., Wollenberg, E., & Limberg, G. (2009). The Decentralization of Forest Governance. London: Earthscan. Mongabay (2019). “Kubah Gambut di Muara Medak Terbakar Lagi”.
Mongabay 16 Agustus 2019. Dikutip dari https://www. mongabay.co.id/2019/08/16/kubah-gambut-di-muara-medak-terbakar-lagi/. Diakses pada tanggal 3 Februari 2019
Mongabay. (2019). “Direstorasi, Gambut di Muara Medak Tidak Bakal Merana Lagi.” Mongabay 1 Mei 2019. Dikutip dari https:// www.mongabay.co.id/2019/05/01/direstorasi-gambut-di-muara-medak-tidak-bakal-merana-lagi/. Diakses pada Februari 2019
Mongabay. (2019). “Karhutla Parah di Desa Muara Medak, Sebagian Warga Mengungsi”. Mongabay 24 Agustus 2019. Dikutip dari https://www.mongabay.co.id/2019/08/24/karhutla-parah-di-desa-muara-medak-sebagian-warga-mengungsi/. Diakses pada tanggal 2 Februari 2019
Myers, R., Intarini, D., Sirait, M.T., & Maryudi, A. (2017). “Claiming the Forest: Inclusions and Exclusions Under Indonesia’s ‘New’ Forest Policies on Customary Forests”. Land Use Policy, 66 (December 2016), 205–213. https://doi.org/10.1016/j. landusepol.2017.04.039
Nopriansyah, A. (2019). “Turis Asing Kagumi Keramahan Warga Sungsang Banyuasin, Akui Budaya & Wisata Sungsang Fantastis”. Sripoku.com. Dikutip dari https://palembang. tribunnews.com/2019/04/27/turis-asing-kagumi-keramahan- warga-sungsang-banyuasin-akui-budaya-wisata-sungsang-fantastis. Diakses pada 2 Pebruari 2020
Otten, F., Jonas Hein, Hannah Bondy & Heiko Faust (2020): “Deconstructing Sustainable Rubber Production: Contesting Narratives in Rural Sumatra”, Journal of Land Use Science, DOI: 10.1080/1747423X.2019.1709225
Paine, R. (2000). “Aboriginality, authenticity and the Settler world”. In Anthony P. Cohen, ed., Signifying Identities: Anthropological Perspectives on Boundaries and Contested Values, pp. 77–116. London: Routledge.
Paulson, S., Gezon, L.L., & Watts, M. (2003). “Locating the Political in Political Ecology: An Introduction”. Human Organization, 62(3), 205–217.
Peet, R., Robbins, P., & Watts, M. (2011). “Global Nature”. In R. Peet, P. Robbins, & M.J. Watts (Eds.), Global Political Ecology (pp. 1–47). London: Routledge.
Peluso, N.L. (1993). “Coercing Conservation? The Politics of State Resource Control”. Global Environmental Change, June.
Pemerintah Kabupaten Banyuasin. (2019). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuasin Tahun 2018—2023. Pemerintah Kabupaten Banyuasin. Pangkalan Balai.
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. (2017). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Tahun 2017—2022. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Sekayu. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. (2014). Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013—2018. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Palembang.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. (2019). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019—2023. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Palembang.
Puter. 2017. “Profil Desa: Muara Medak. Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan”. Dokumen laporan ini disampaikan oleh Yayasan Puter Indonesia untuk Zoological Society of London (ZSL), dalam rangka mendukung Proyek Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang—Dangku (KELOLA Sendang) di Provinsi Sumatera Selatan. Yayasan Puter Indonesia, Juli 2017.
Putri, R. H. (2019). “Tiga Faktor yang Membuat Sriwijaya Jadi Kerajaan Kuat”. Historia. Dikutip dari https://historia.id/kuno/ articles/tiga-faktor-yang-membuat-sriwijaya-jadi-kerajaan-kuat-D8JOo. Diakses pada 16 Januari 2020
R. Maherlsa, A.I. Purwiyanto, F. Agustriani, W.A. Putri, Fauziyah, Ferdiansyah. 2019. “Identification of Surface Macro Debris in River Flow and Estuary of Musi River, South Sumatera Province, Indonesia” dalam Journal of Physics: Conference Series, IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1282 (2019) 012106
Rachman, B. (1978). “Strategy for Smallholder Rubber Development in South Sumatra”. A Dissertation Submitted in partial fulfillment for the requirements of the degree of Master of Agricultural Development in the Australian National University October 1978. ANU. Australia.
Rahmat, M. (2013). “Restorasi Hutan Rawa Gambut untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan: Sebuah Tilikan di Sumatera Selatan”. Dalam Purwito, D., Komar, T.E., Subiakto, A., Kuntadi (Eds). Prosiding Workshop Stakeholder Consultation the Application of Method and Technologies to Enhance the Restoration of PSF Ecosystem. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi. Bogor.
Rangkuti, N. (2014). “Hunian Pra-Sriwijaya di Daerah Rawa Pantai Timur Sumatera”. KALPATARU. Majalah Arkeologi Vol 23. No. 2 November 2014: 81-150.
Sari, Dwi Amalia, Sayer, Jeffrey, Margules, Chris and Boedhihartono, Agni Klintuni, (2019), “Determining the Effectiveness of Forest Landscape Governance: A Case Study from the Sendang Landscape, South Sumatra”, Forest Policy and Economics, 102, issue C, p. 17-28.
Savitri, Y. (2019). “Musi River’s Tributaries Diminishing”. The Jakarta Post. Dikutip dari https://www.thejakartapost.com/ news/2019/03/23/musi-rivers-tributaries-diminishing.html. Diakses pada 2 Februari 2020
Sayer, J. (2009). “Reconciling Conservation and Development : Are Landscapes the Answer? Approach to Biodiversity”. Biotropica, 41(6), 649–652.
Scoones, I., Leach, M., and Newell, N. (2015). The Politics of Green Transformations. Angdon, Earthscan, 2015, 220 pp., £22.94 (pbk), ISBN 978-1-138-79290-6
Semedi, P., and Bakker, L. (2014). “Between Land Grabbing and Farmers’ Benefits: Land Transfer in West Kalimantan Indonesia”. The Asia Pasific Journal of Anthropology 155:4,376-390. Agustus 2014.
Stott, P.A., & Sullivan, S. (2000). Political Ecology: Science, Myth and Power. Arnold. London, UK
Tasmalinda. (2019). “Disinggahi 120 Wisman, Sungsang Kenalkan Pindang Udang”. Gatra.com. Dikutip dari https://www.gatra. com/detail/news/412951/lifestyle/disinggahi-120-wisman-sungsang-kenalkan-pindang-udang. Diakses pada 27 Januari 2020
The World Bank. (2016). The Cost of Fire: An Economic Analysis of Indonesia’s 2015 Fire Crisis.
Walker, P.A. (2005). “Political Ecology: Where is the Ecology?” Progress in Human Geography, 29(1), 73–82.
Walker, P.A. (2007). “Political Ecology: Where is the Politics?” Progress in Human Geography, 31(3), 363–369. https://doi. org/10.1177/0309132507077086
Warta Ekonomi. 2018. “Peroleh Izin Kelola Hutan, Warga Muba Ucapkan Terima Kasih pada Jokowi”. Warta Ekonomi, Minggu, 25 November 2018. Dikutip dari https://www. wartaekonomi.co.id/read204866/peroleh-izin-kelola-hutan-warga-muba-ucapkan-terima-kasih-pada-jokowi.html. Diakses pada tanggal 1 Februari 2019
Wijaya, T. (2017). “Menguak Lapisan Persoalan Perizinan Batubara di Sumsel”. Mongabay. 4 Mei 2017. https://www.mongabay. co.id/2017/05/04/menguak-lapisan-persoalan-perizinan-batubara-di-sumsel-bagian-1/. Diakses pada tanggal 29 Januari 2019.
Wijaya, T. (2019). “Berbagai Proyek Dijalankan. Karhutla tetap Terjadi di Sumatera Selatan”. Mongabay, 15 November 2019. https://www.mongabay.co.id/2019/11/15/berbagai- proyek-dijalankan-karhutla-tetap-terjadi-di-sumatera-selatan-mengapa/.
Yustian, Indra & Setiawan, Arum & Setiawan, Doni & Hanum, Laila & Dahlan, Zulkifli. (2017). “The Development Of Inventory, Monitoring And Information Networks System Of Faunal Diversity In South Sumatra”. BIOVALENTIA: Biological Research Journal. 3. 10.24233/BIOV.3.2.2017.79.
ZSL. (2018). A World Where Wildlife Thrives. London, UK.
ZSL. Tanpa Tahun. Proposal Perhutsos: PERHUTANAN SOSIAL KELOLA SENDANG. Laporan tidak dipublikasikan, diperoleh tahun 2019.
ZSL. 2019. Social Forestry: A Gateway for Better Land Managements and Civil Registration Service. The Zoological Society of London (ZSL) Indonesia.