• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Bogor (ID): IPB.

Arumasari. 1989. Komunitas Burung Pada Berbagai Habitat di Kampus UI, Depok [skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

22

Bibby C, Jones M, Marsden S. 2000. Expedition Field Techniques Bird Surveys.Cambridge (UK): BirdLife International.

Bishop JA, Myers WL. 2004. Associations between avian functional guild response and regional landscape properties for conservation planning. EI. 5(1): 33-48.

De Graaf RM, Wentworth JM. 1986. Avian guild structure and habitat associations in suburban bird communities. Urban Ecology. 9: 399-412. Dewi TS. 2005. Kajian keanekaragaman spesies burung di berbagai tipe lanskap

hutan tanaman pinus [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Dewi RS, Mulyani YA, Santosa Y. 2007. Keanekaragaman jenis burung di beberapa tipe habitat Taman Nasional Gunung Ciremai. MK. 12(3): 114-118.

Diamond JM, Bishop KD, van Balen S. 1987. Bird survival in an isolated Javan woodland: island or mirror? Conservation Biology. 1:2.

Fadrikal R, Fadliah E, Nugroho J. 2015. Komunitas burung urban: Pengaruh luas wilayah dan jenis pohon terhadap keanekaragaman burung. PSNMBI. 1(8): 1842-1846.

Hermawan W. 2001. Keanekaragaman jenis burung di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hernowo JB, Prasetyo LB. 1989. Konsepsi ruang terbuka hijau di kota sebagai pelestarian burung. MK. 2(4): 61-71.

Ichwandi ANU. 2015. Pemanfaatan ruang terbuka hijau sebagai habitat burung di Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Idris ND. 2002. Potensi wisata birdwatching di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Imanuddin. 2009. Komunitas Burung di Bawah Tajuk pada Hutan Primer dan Hutan Sekunder di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Intari NMRS. 2011. Pengembangan indeks komunitas burung dan analisis tutupan lahan di kawasan Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali [tesis]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

Irwan ZJ. 1998. Tantangan Lingkungan dan Lanskap Hutan Kota. Jakarta (ID): PT Pustaka Cidesindo.

Karr JR. 1991. Biological integrity: a long-neglected aspect of water resource management. EA. 1: 66-84

Karr JR, Chu EW. 2000. Sustaining Living River. Di dalam: Jungwirth M, S Muhar, dan S Schmutz. Assesing The Ecological Integrity of Running Water. Belanda (NL): Kluwer Academic Publisher. Hlm 1-14.

Krebs CJ. 1978. Ecological Methodology. New York (US): Harper and Row. Kunia I. 2003.Studi keanekaragaman spesies burung untuk pengembangan wisata

Birdwatching di Kampus IPB Dramaga Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Lambert FR, Collar NJ. 2002. The future for Sundaic lowland forest birds: long-term effects of commercial logging and fragmentation. Forktail 18: 127-146.

Loewn CJ, Bartini L, Clay RP, Toblas JE. 1996. Biological Surveys and Conservation Priorities in Eastern Paraguay. Cambridge (UK): Conservation Publication.

23 MacKinnon J, Phillips K, van Balen B. 1998. Seri Panduan Lapangan

Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Bogor (ID): BirdLife International-Indonesia.

Maguran AE. 2004. Measuring Biological Diversity. Oxford (UK): Blackwell Publishing.

Mardiastuti A, Mulyani YA, Rinaldi D, Dewi LK, Kaban A, Sastranegara H. 2014. Pamduam Praktis Menentukan Kualitas Ruang Terbuka Hijau dengan Menggunakan Burung sebagai ndikator. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mulyani. 2001. Keragaman spesies burung di Kampus IPB Dramaga [skripsi]. Bogor (ID); Institut Pertanian Bogor.

Mustikaweni R. 2008. Pengaruh perubahan pemanfaatan ruang kawasan lingkar luar Kebun Raya Bgor terhadap iklim mikro [skripsi].Bogor (ID); Institut Pertanian Bogor.

Noss RF. 1990. Indicator for monitoring biodiversity: A heirarchial approach. CB. 4: 355-364

Novarino W, Mardiatuti A, Prasetyo LB, Widjakusuma R, Mulyani YA, Kobayashi H, Salsabila A, Jarulis, Janra MN. 2008. Komposisi guild dan lebar relung burung strata bawah di Sipisang, Sumatera Barat. Biota. 13(3): 155-162.

O’Connell TJ, Jackson LE, Brooks RP. 1998. The Bird Community Index: A Tool For Assessing Biotic Integrity in The Mid-Atlantic Highlands. EMA. 51: 145-156.

Rusmendro H. 2009. Perbandingan keanekaragaman burung pada pagi dan sore hari di empat tipe habitat di wilayah Pangandaran, Jawa Barat. VIS VITALIS 2(1).

Sastranegara H. 2014. Analisis guild burung di beberapa tipe habitat di Hutan Lambusango, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sukara GN. 2014. Perencanaan interpretasi wisata ”Birdwatching” di pusat konservasi tumbuhan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sutherland WJ, Lewton I, Green R. 2004. Bird Ecology and Conservation: A Handbook of Techniques. New York (US): Oxford University Press. Tirtaningtyas FN. 2004. Dinamika keberadaan dan penggunaan habitat oleh

burung di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Nasional Jakarta.

Tews J, Brose U, Grimm V, Tielborger K, Wichmann MC, Schwager M, Jeltsch F. 2004. Animal species diversity driven by habitat heterogeneity/diversity: The importance of keystone structure. JB. 31: 79-92.

Wiens JA. 1989. The Ecology of Bird Communities. Cambridge (GB): Cambridge University Press.

Wong M. 1986. Trophic organization of understory birds in a Malaysian Dipterocarp forest. Auk (103): 100-116.

24

Lampiran 1 Karakter burung yang digunakan untuk perhitungan (*jenis spesialis)

Parameter No. Karakter Burung Kode

Pakan 1 Pemakan biji BIJ

2 Pemakan buah BUA

3 Pemakan nektar (madu bunga) * NEK

4 Pemakan ikan* IKA

5 Pemangsa (pemakan daging)* DAG

6 Pemakan serangga dengan melubangi pohon* SLU 7 Pemakan serangga sambil terbang/

melayang*

SLY

8 Pemakan serangga dengan cara menyambar mangsa*

SSA

9 Pemakan serangga di lantai hutan/di dalam serasah*

SLT

10 Pemakan serangga di ranting pohon SRA

Asal spesies 11 Penetap TET

12 Migran* MIG

Reproduksi 13 Parasit telur/anakan* PAR

14 Bukan parasit telur/anakan NPA

Sarang 15 Bersarang di semak SMK

16 Bersarang di cabang dan kanopi pohon CAB 17 Bersarang di permukaan tanah* TAN

18 Bersarang di lubang pohon* LUB

19 Bersarang di lubang tebing/tanah* TEB

20 Bersarang di bangunan (rumah, gedung, jembatan)*

GED

Waktu aktif 21 Nokturnal (aktif pada malam hari)* MAL

22 Diurnal (aktif pada siang hari) SIA Habitat 23 Areal perairan (sungai, danau, tepi laut)* AIR

24 Areal terbangun (dominasi bangunan perkotaan)*

KOT

25 Lampiran 2 Nilai untuk masing-masing karakter burung

Karakter Burung Persentase Nilai

Pakan - GENERALIS

Pemakan biji (BIJ) Pemakan buah (BUA)

0 - 10 5 10,1 - 20 4 20,1 - 40 3 40,1 - 80 2 80,1 - 100 1 Pakan - SPESIALIS

Pemakan nektar (madu bunga) (NEK) Pemakan ikan (IKA)

Pemangsa (pemakan daging) (DAG)

Pemakan serangga dengan melubangi pohon (SLU)

Pemakan serangga sambil terbang/ melayang (SLY)

Pemakan serangga dengan cara menyambar mangsa (SSA)

Pemakan serangga di lantai hutan/di dalam serasah (SLT) 0 1 0,1-2 2 2,1-5 3,5 5,1-10 4,5 10,1-100 5 Pakan - GENERALIS

Pemakan serangga di ranting pohon (SRA)

0 - 10 5

10,1 - 20 3,5 20,1-40 2 40,1-100 1

Asal Spesies - GENERALIS

Penetap (TET)

0-60 5

60,1-90 2,5 90,1-100 1

Asal Spesies - SPESIALIS

Migran (MIG) 0 1 0,1-2 2 2,1-5 3,5 5,1-10 4,5 10,1-100 5 Reproduksi - SPESIALIS

Parasit telur/anakan (PAR)

0 1 0,1-2 2 2,1-5 3,5 5,1-10 4,5 10,1-100 5 Reproduksi - GENERALIS

Bukan parasit telur/anakan (NPA)

0-60 5

60,1-90 2,5 90,1-100 1

26

Lampiran 3 Nilai untuk masing-masing karakter burung

Sarang - GENERALIS Bersarang di semak (SMK) 0 - 10 5 10,1 - 20 3,5 20,1-40 2 40,1-100 1 Sarang - GENERALIS

Bersarang di cabang dan kanopi pohon (CAB)

0-10 5 10,1-20 4 20,1-40 3 40,1-80 2 80,1-100 1 Sarang - SPESIALIS

Bersarang di permukaan tanah (TAN) Bersarang di lubang pohon (LUB) Bersarang di lubang tebing/tanah (TEB)

Bersarang di bangunan (rumah, gedung, jembatan) (GED) 0 1 0,1-2 2 2,1-5 3,5 5,1-10 4,5 10,1-100 5

Waktu aktif - SPESIALIS

Nokturnal (aktif pada malam hari) (MAL)

0 1

0,1-2 2

2,1-5 3,5

5,1-10 4,5 10,1-100 5

Waktu aktif - GENERALIS

Diurnal (aktif pada siang hari) (SIA)

0-60 5

60,1-90 2,5 90,1-100 1

Habitat - SPESIALIS

Areal perairan (sungai, danau, tepi laut) (AIR)

Areal terbangun (dominasi bangunan perkotaan) (KOT)

0 1 0,1-2 2 2,1-5 3,5 5,1-10 4,5 10,1-100 5 Habitat - GENERALIS

Areal terestrial (daratan) (DAR)

0-60% 5

60,1-90% 2,5 90,1-100% 1

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada 22 Mei 1991. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Hardjono dan Ibu Rohanah. Tahun 1997-2003 penulis mengawali pendidikan di SDIT Ummul Quro Bogor, dilanjutkan di SMPIT Ummul Quro Bogor pada tahun 2003-2006, dan SMA Plus BBS Bogor pada tahun 2006-2009. Penulis diterima sebagai mahasiswa program S1 (Sarjana) di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010 melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM) di Fakultas Kehutanan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Penulis sebelumnya diterima sebagai mahasiswa program S1 (Sarjana) di Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 2009 melalui jalur Tes Tulis di Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum selama 2 semester (1 Tahun). Penulis aktif di berbagai organisasi di IPB, seperti Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) periode 2011-2013 pada Kelompok Fotografi Konservasi (FOKA) dan Kelompok Pemerhati Burung (KPB “Perenjak”) serta Komunitas Fotografi Shutter IPB. Penulis telah melaksanakan praktik dan kegiatan lapang antara lain Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Gunung Kamojang dan Sancang Barat pada tahun 2012, Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) HIMAKOVA di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Riau tahun 2013, Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) tahun 2013, Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) HIMAKOVA di Taman Nasional Manusela, Maluku tahun 2013, dan Praktik Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Laut Kepuluan Seribu (TNLKpS), Kepulauan Seribu, Jakarta tahun 2014. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Keanekaragaman Jenis dan Indeks Komunitas Burung di Tiga Lokasi Kebun Raya Bogor” dibawah bimbingan Prof Dr Ir Ani Mardiastuti, MSc dan Dr Ir Yeni Aryati Mulyani, Msc.

Dokumen terkait