• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelengkapan Resep

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1994, Guide to Good Prescribing, diterjemahkan oleh Zunilda S. Bustami,, Penerbit ITB, Bandung.

Anonim, 1998, NCC MERP Taxonomy of Medication Errors, http://www.nccmerp.org/pdf/taxo2001-07-31.pdf, diakses tanggal 3 Januari 2008.

Anonim, 2000a, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 9, 12-13, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2000b, Medication Errors, FDA, http://www.fda.gov/cder/drug/Med Errors/default.htm, diakses tanggal 13 Oktober 2007.

Anonim, 2003, USP Quality Review, U.S. Pharmacopeia, http://www.usp.org/ hqi/practitionerPrograms/newsletters/qualityReview/qr772003-04-01.html, diakses tanggal 3 November 2007.

Anonim, 2004a, NHS National Patient Safety Agency Seven steps to patient safety - The full reference guide, 188, London.

Anonim, 2004b, Surat Keputusan .Menteri Kesehatan No.1027/MenKes/SK/IX /2004, http://bankdata.depkes.go.id/data%20intra net/Regulasi/Kepmenkes /Kepmenkes%201027-MENKES-SK-X2004.pdf, diakses tanggal 3 Januari 2008.

Anonim, 2004c, Surat Keputusan .Menteri Kesehatan No.1197/MENKES/SK/X /2004, http://bankdata.depkes.go.id/data%20intranet/Regulasi/Kepmenkes /Kepmenkes%201197_MENKESSKX2004.pdf, diakses tanggal 3 Januari 2008.

Anonim, 2005a, Defining the Problem and Developing Solutions, http://www. nccmerp.org/pdf/reportFinal2005-11-29.pdf, diakses tanggal 3 Januari 2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anonim, 2005b, Glossary of terms related to patient and medication safety, www.who.int/patientsafety/highlights/COE_patient_and_medication_safet y_gl.pdf, diakses tanggal 3 Januari 2008.

Anonim, 2005c, Preventing Medication Error: Technicians Role, http://www.con tin uingeducation.com/pharmtech/preventerrors/preventerrors.pdf, diakses tanggal 3 November 2007.

Anonim, 2005d, Summit : Setting a Research Agenda for Patient Safety, Agency for Health research and Quality, Summary Statement by American Academy of Pediatric, American Academy of Pediatric, www.aap.org/ advocacy/washing/patientsafety.htm, diakses tanggal 10 Desember 2007.

Anonim, 2006a, Medication Practice Standard, http://www.cno.org/prac/learn /modules/medication/slides/Errors.pdf, diakses tanggal 3 Januari 2008.

Anonim, 2006b, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi edisi 6 tahun 2006/ 2007, PT Indomaster, Jakarta.

Aspden, P., Corrigan J. M., Wolcott J., dan Erickson S. M. (Eds), 2004, Patient Safety: Achieving a New Standard for Care, 550, Institute of Medicine, Committee on Data Standards for Patient Safety, National AcademyPress, Washington, D.C.

Aspden, P., Wolcott, J., Bootman, J.L., dan Cronenwett, L.R., 2007, Preventing Medication Errors: Quality Chasm Series, National Academy of Sciences, United States of America, http://www.nap.edu/catalog/11623.html, diakses tanggal 3 Januari 2008.

Bell, E.A., 2003, Medication errors in pediatrics, Infectious Diseases in Children, http://www.idinchildren.com/200302/pharmcon.asp, diakses tanggal 10 Desember 2007.

Cohen, Michael R., 1999, Medication Errors, 1.1-2.4, 16.1-16.7, American Pharmaceutical Association, Washington DC.

Cox, A., dan Marriott, J., 2000, Dealing With Dispensing Errors, http://www. pharmj.com/Editorial/20000513/comment/bs_errors.html, diakses tanggal 3 November 2007.

DiPiro, J., 2005, Pharmacotheraphy a Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, 98,The Mcgraw Hill Companies, United States of America.

Hartayu, T.S., dan Widayati, A., Kajian Kelengkapan Resep Pediatri yang Berpotensi Menimbulkan Medication Error di Rumah Sakit dan 10 Apotek di Yogyakarta, Risalah Seminar Ilmiah Nasional Hasil Penelitian ”Fitofarmaka : Imunomodulator Masa Kini, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Koyle, B.H., dan Butkus, S.J., 2002, Medication Error/ Event Reporting, www. state.sc.us/ddsn/qpl/directives/appendixK.pdf, diakses tanggal 3 Januari 2008.

Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance L.L., 2006, Drug Information Handbook, 14th Ed., Lexi-comp, Ohio.

Lestari, C.S., 2002, Seni Menulis Resep Teori dan Praktek, 3, 4, 11, P.T. Perca, Jakarta.

Lisby, M., Nielsen, L.P., and Mainz, J., 2004, Errors in The Medication Process: Frequency, Type, and Potential Clinical Consequences, International Journal for Quality in Health Care, http://intqhc.oxfordjournals.org/cgi/ content/full/17/1/15, diakses tanggal 3 Januari 2008.

McEvoy, G., 2005, American Hospital Formulary Service (AHFS) Drug Information 2005, American Society of Health-System Pharmacists, United States of America.

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, 11-14, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Seviella, Ochave, Punsalan, Regala, dan Uriarte, 1988, An Introducing to Research Methods, diterjemahkan oleh Alimuddin Tuwu, 163, Universitas Indonesia, Jakarta.

Siregar, C. dan Kumolosasi E., 2005, Farmasi Klinik Teori dan Terapan, 383-388, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sugiyono, 2007, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 85, Alfabeta, Bandung.

Suhadi, R., 2007, Evaluasi Patient Safety Terapi Dengan Sediaan Racikan Pada Pasien Di Bangsal Anak RS Bethesda Juli-Agustus 2007 (Kajian Farmasetik, Kimia Analitik, Farmasi Klinik), Proposal Penelitian Payung, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Thomas, M.R., Holquist, C., dan Phillips, J., 2001, Med Error Reports To FDA Show A Mixed Bag, MEDWATCH, http://www.fda.gov/cder/drug/ MedErrors/mixed.pdf, diakses tanggal 3 November 2007.

Winotopradjoko, M., 2005, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) volume 40-2005, PT Anem Kosong Anem, Jakarta.

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Jumlah Populasi Resep Pediatrik Bulan Juli 2007 di Rumah Sakit Bethesda

Tanggal Jumlah resep racikan Jumlah resep non racikan

4 Juli 30 6 5 Juli 25 5 6 Juli 45 10 7 Juli 31 6 9 Juli 32 11 10 Juli 29 8 11 Juli 28 4 12 Juli 39 4 13 Juli 18 5 14 Juli 29 12 16 Juli 40 16 17 Juli 38 13 18 Juli 22 7 19 Juli 43 11 20 Juli 27 10 21 Juli 21 15 23 Juli 42 8 24 Juli 35 6 25 Juli 28 14 26 Juli 34 5 27 Juli 27 15 28 Juli 29 7 30 Juli 51 7 31 Juli 40 9 1 Agust 55 8 2 Agst 43 7 3 Agst 42 20 4 Agst 31 11 Total 954 260

Lampiran 2. Bentuk, Presentase, dan Frekuensi Kejadian Medication Error

yang Sampai ke Tangan Pasien dan yang Belum Sampai ke Tangan Pasien pada Bulan Juli 2007 di Rumah Sakit Bethesda

No Bentuk Kesalahan Frekuensi kesalahan Presentase kesalahan (n=456) (%) Frekuensi yang sampai ke tangan pasien Frekuensi yang belum sampai ke tangan pasien 1 Pengetikan Nama Obat 1 0,2 1 2 Pengetikan Kekuatan Obat 4 0,9 2 2 3 Pengetikan BSO 6 1,3 1 5 4 Pengetikan Jumlah Obat 3 0,7 3 5 Pengambilan Jumlah Obat 29 6,4 15 14 6 Salah Ambil Kekuatan Obat 2 0,4 1 1 7 Pelabelan 2 0,4 2 8 Kesalahan Pengemasan 1 0,2 1 9 Perhitungan Dosis 7 1,5 4 3 10 Peracikan Membuat BSO 4 0,9 4 11 Peracikan Mempengaruhi Dosis 17 3,7 14 3 12 Penyebutan Nama Pasien 1 0,2 1 Total 77 16,8 39 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Jumlah dan Presentase Kelengkapan Resep Racikan Pediatrik pada Bulan Juli 2007 di Rumah Sakit Bethesda

Variabel Jumlah Kelengkapan Resep Presentase Kelengkapan Resep (n=456) Nama Pasien 456 100 Umur 425 93.2 Jenis Kelamin 396 86.8 Berat badan 2 0.44 Alamat pasien 396 86.8

Nama orang tua 81 17.8

Nama Dokter 456 100

SIP 13 2.85

Alamat 13 2.85

Paraf dokter 3 0.66

Tanggal penulisan resep 421 92.3

Ruangan unit asal 3 0.66

Dosis 456 100

Kekuatan 456 100

Jumlah obat 456 100

Bentuk sediaan obat 456 100

Aturan pakai 456 100

Nama obat 456 100

Lampiran 4. Jumlah Kelengkapan Aturan Waktu Minum Resep Racikan Pediatrik pada Bulan Juli 2007 di Rumah Sakit Bethesda

Tanggal

Jumlah Resep yang

Diikuti

Jumlah Resep yang Harus Ada

Waktu Minum Jumlah Resep yang Lengkap Jumlah Resep yang Tidak Lengkap 4 Juli 24 3 2 1 5 Juli 21 0 0 0 6 Juli 20 3 2 1 7 Juli 10 4 3 1 9 Juli 29 4 3 1 10 Juli 17 2 0 2 11 Juli 16 3 2 1 12 Juli 25 5 4 1 13 Juli 16 5 5 0 14 Juli 15 1 1 0 16 Juli 27 3 3 0 17 Juli 29 4 3 1 18 Juli 14 4 4 0 19 Juli 11 3 3 0 20 Juli 14 4 3 1 21 Juli 7 0 0 0 23 Juli 8 0 0 0 24 Juli 10 3 0 3 25 Juli 6 1 1 0 26 Juli 9 1 1 0 27 Juli 9 3 0 3 28 Juli 12 1 1 0 30 Juli 15 4 3 1 31 Juli 20 2 1 1 1 Agust 15 8 6 2 2 Agst 17 0 0 0 3 Agst 11 0 0 0 4 Agst 12 1 1 0 Total 439 72 52 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Jumlah Informasi Yang Diberikan Selama Penyerahan Obat Resep Racikan Pediatrik pada Bulan Juli 2007 di Rumah Sakit Bethesda

Tanggal Informasi yang Dapat Diikuti Aturan Pakai Indikasi Obat Waktu Minum 4 Juli 24 24 3 2 5 Juli 23 23 9 2 6 Juli 20 20 2 1 7 Juli 8 8 9 Juli 27 27 6 8 10 Juli 17 17 5 5 11 Juli 15 15 2 9 12 Juli 26 26 6 5 13 Juli 17 17 9 5 14 Juli 15 15 5 1 16 Juli 24 24 7 11 17 Juli 20 20 12 4 18 Juli 9 9 3 4 19 Juli 10 10 5 20 Juli 11 11 6 1 21 Juli 0 0 0 0 23 Juli 4 4 3 24 Juli 5 5 4 3 25 Juli 3 3 2 26 Juli 5 5 3 27 Juli 8 8 5 28 Juli 5 5 3 30 Juli 2 2 2 31 Juli 13 13 7 1 1 Agst 2 2 2 Agst 8 8 3 1 3 Agst 3 3 1 1 4 Agst 7 7 2 2 Total 301 301 96 67

Lampiran 6. Hasil Wawancara Asisten Apoteker

Question No.: 1.1 Apakah Anda mengetahui tentang Medication Error (ME)? Tolong jelaskan pengertian ME!

Response:

Respondent ID 1 : Kesalahan obat

Respondent ID 2 : Kesalahan yang kita (AA) lakukan. Kesalahan bukan karena disengaja karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi seperti ramai dan kurangnya SDM.

Respondent ID 3 : Tahu. Kesalahan dalam pelayanan obat Respondent ID 4 : Kesalahan obat

Respondent ID 5 : Tahu. Kesalahan dalam pengobatan

Respondent ID 6 : Kesalahan yang dibuat karena tidak memenuhi prosedur (kesalahan yang melakukan).

Question No.: 2.1 Sebutkan contoh ME yang pernah terjadi di RS ini dalam 6 bulan terakhir!

Response:

Respondent ID 1 : Ada. Contoh : salah nama pasien (nama depan sama, nama belakang beda. Obat yang diberikan tertukar. Kemudian dicari kembali dan ketahuan. Ibunya dipanggil lagi.) Mengambil obat dengan mg salah. Obat 200 mg tertukar dengan 100mg. Tapi kesalahan ini belum keluar sampai ke pasien (potensi).

Respondent ID 2 : Ada. Keliru nama. Nama hampir sama. Obat sudah dibawa pulang. Pasien A diberikan obat untuk pasien B. Terjadi pada bulan Juli awal. Pasien tidak bisa dilacak.

Respondent ID 3 : Ada tapi jarang.

Contoh : -Ada ibu mengembalikan pro lacta for mother seharusnya dia mendapatkan prolacta for baby (bentuknya berbeda).

-Obat tertinggal atau jumlahnya kurang. Biasanya ditangani apoteker jika tidak ada akan

ditangani AA

Respondent ID 4 : obat salah (mg salah), salah mengentry (tetapi tidak sampai ke pasien)

Respondent ID 5 : -Obat tertukar. Contoh : terjadi pada resep pagi, obat A diambil oleh

pasien B. A datang ingin mengambil obat A tapi tidak ada, yang ada adalah obat B. Ibu yang A dibuatkan obat yang baru. Sedangkan yang B tidak bisa dilacak tapi tetap disiapkan obat untuk B tapi tidak diambil.

- Salah bentuk sediaan . Contoh : obat puyer dibuat kapsul diserahkan ke pasien tapi sudah menjelaskan ke pasien.

Respondent ID 6 : Kesalahan dalam memberi harga dan kesalahan membaca obat (tidak sampai ke tangan pasien). Obat tertukar. Obat salep A diberikan pasien B. Pasien sadar karena namanya berbeda. Pasien A menelepon Bethesda. Pengatasan yang dilakukan adalah membuatkan obat A lagi lalu diantarkan ke A kemudian mencari obat A yang sudah diserahkan ke B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Hasil Wawancara Asisten Apoteker

Question No.: 2.2 Apakah selama ini ada komplain dari pasien mengenai ME yang terjadi?

Response:

Respondent ID 1 : Ada. Kebanyakan pasien tidak marah, malah kadang-kadang obat yang kurang diingatkan oleh pasien.

Respondent ID 2 : Tidak tahu

Respondent ID 3 : Mungkin. Tetapi ibu yang mengembalikan tidak marah Respondent ID 4 : mg salah. Pasien dikejar untuk membenarkan kesalahan Respondent ID 5 : Belum pernah.

Respondent ID 6 : Komplain dari rawat inap. Obat tertukar sudah diminum 1.Pasien sadar. Perawat tahu ketika menuliskan resep putih ke kartu kuning. Lalu dibetulkan (obat ditukar). Pasien dari dokter anak pernah mengalami ME tetapi tidak tahu pasti.

Question No.: 2.3 Apakah pernah terjadi ME yang berakibat fatal? Response:

Respondent ID 1 : Tidak ada

Respondent ID 2 : Ada karena salah dosis Respondent ID 3 : tidak ada

Respondent ID 4 : Pernah. Pasien sakit parah diberi obat. Entah karena obatnya atau bukan tetapi pasien bertambah parah kemudian opname. Obatnya dextiome. Respondent ID 5 : Belum pernah.

Respondent ID 6 : Tidak ada

Question No.: 2.4 Apakah selama ini ada kesalahan dalam hal pembacaan resep? Dalam hal apa sajakah? Berikan contohnya!

Response:

Respondent ID 1 : Pernah. mg, nama obat dan jumlah obat

Respondent ID 2 : sering. Karena tidak jelas di bagian nama obat dan nominal (misal : berapa mg)

Respondent ID 3 : Ada. jumlah obatnya, dokter menulis mencurigakan sehingga kemudian menghubungi dokter, dan mg (tapi jarang terjadi)

Respondent ID 4 : Pernah salah baca. Pada bagian nama obat (Flagil dan Flagistatin). Pada bagian jumlah obat dan kekuatan (mg) kurang jelas

Respondent ID 5 : -Pernah membaca resep salah. Contoh : salah membaca obat dan salah mengambil obat (primperan com diberi primperan). Sudah diminum 1. -Dari dokter anak, kesalahan signa, daktarin oral gel 3 x1 cth padahal seharusnya dioleskan 3x sehari. AA menelpon ke dokter dan ternyata dioleskan 3x sehari . Obat belum sampai ke tangan pasien.

-Rifampisin dan pehadoxin dengan signa 1x1pagi dan histrin cobazym dengan signa 1x1sore. ditulis pagi dan pagi kemudian diteleponkan dokter

-Dokter THT , tulisannya sulit dibaca , ditelepon menjawab lupa - dokter anak pernah ada tulisannya tidak jelas tetapi mau menjelaskan

Lampiran 6. Hasil Wawancara Asisten Apoteker

Respondent ID 6 : Sering. Dalam hal nama obat, mg (contoh: Qten ada 2 macam biasa dan 100mg).

Question No.: 2.5 Pernahkah ada kesalahan dalam pengambilan obat? Sebutkan contohnya!

Response:

Respondent ID 1 : Pernah. Contoh : Celebrex 200 mg diambilkan Celebrex 100mg

Respondent ID 2 : Pernah. Contoh : pengambilan obat yang salah karena letaknya berdekatan dan terburu-buru

Respondent ID 3 : Pernah. Obat mirip. Ada yang mengembalikan salah tempat. Jadi yang mengambil salah.

Respondent ID 4 : Pernah karena jarak letak obat dekat sehingga bisa tertukar Respondent ID 5 : Pernah. Primperan com diambilkan primperan

Respondent ID 6 : Pernah tetapi tidak sampai ke tangan pasien. Ketahuan di pemeriksaan ulang. (Qten 100mg diberi Qten biasa) tertukar. Ketika akan menyerahkan ketahuan salah, lalu dibetulkan. Medixon (5) dan metil prednisolon (10) tertukar.

Question No.: 2.6 Pernahkah ada kesalahan dalam penyerahan obat? Berikan contohnya!

Response:

Respondent ID 1 : Pernah. Contoh : Nama aneh sehingga salah memanggil. Pernah labelnya salah.

Respondent ID 2 : Pernah. Nama yang dipanggil tidak salah tetapi orang yang mengambil beda. Salah berbicara, seharusnya 1x1

Respondent ID 3 : Salah memanggil sehingga tidak ada yang maju. Label 1x1 dibaca 2x1 pernah

Respondent ID 4 : Pernah . Salah memanggil nama. Respondent ID 5 : Pernah.

Contoh: -Kapsul diracik, dibutuhkan kapsul besar sekali, kemudian dibagi 2, yang meracik lupa memberi tahu.Di resep ditulis 3x1 dengan jumlah obat 30. Tapi AA menyadari karena obat banyak sekali kemudian dijelaskan ke pasien bahwa minumnya 3x2.

- Salah memanggil nama orang. Ibu Suprihatin ada 2 lembar resep hanya diberi harga 1 lembar yang satu lembar belum dihargai. Kemudian ada resep Ibu Suprihati dari dokter lain.

Respondent ID 6 : Nama tidak pernah salah

Question No.: 3.1 Menurut Anda apa sajakah penyebab terjadinya ME dalam pelayananan resep?

Response:

Respondent ID 1 : terlalu tergesa-gesa, kurang teliti, lelah, ramai, dan tulisan dokter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Hasil Wawancara Asisten Apoteker

Respondent ID 2 : SDM kurang, keadaan ramai sehingga terburu-buru. Respondent ID 3 : ramai dan human error

Respondent ID 4 : Tulisan dokter tidak jelas dan AA sedang lelah, sakit dan lengah.

Respondent ID 5 : Tulisan dokter sulit dibaca, tulisan dokter tidak jelas. Pernah ada dari dokter kulit, bahan A dan B tidak bisa bercampur (pecah).

Respondent ID 6 : kurang konsentrasi (resep dokter yang dibaca bila tidak konsentrasi bisa salah seperti yekaflu dan yekapon) dan tergesa-gesa karena ramai dan ditunggu.

Question No.: 3.2 Menurut Anda pada bagian kerja pembaca resep manakah yang paling berpotensial menyebabkan medication error? Mengapa?

Response:

Respondent ID 1 : Pada saat penyerahan obat karena pada saat penyerahan obat itu mencakup semua proses yang telah dilakukan.

Respondent ID 2 : Penyerahan obat. Penyerahan merupakan yang akhir karena dari awal, proses dilakukan banyak orang. Etiket paling sering dilihat.

Respondent ID 3 : Yang menghargai (bagian validasi) salah. Karena validasi merupakan awal. ia harus tahu keseluruhan. Jika validasi salah, bagian etiket belum tentu tahu.

Respondent ID 4 : Bagian entry karena yang pertama kali membaca. Jika salah dan tidak bertanya kesalahan akan bisa sampai belakang. Karena yang meracik kadang-kadang tidak memeriksa lagi.

Respondent ID 5 : Yang meracik dan yang mengambilkan obat. Kalau racikan, jika ramai tidak sempat dicek ulang. Jika mengambil kadang tertukar yang atqas dan yang bawah. Harus ada kalkulator saat meracik untuk mengecek kerja computer.

Respondent ID 6 : Pemberian harga(validasi) karena merupakan titik awal dari segalanya. Jika validasi salah, pelabelan juga bisa ikut salah, pengambilan obat hanya melihat label sehingga bisa salah. Ketahuan ketika dicek ulang.

Question No.: 3.3 Apakah selama ini sering terdapat banyak penulisan resep yang tidak jelas? Pada bagian mana (singkatan, nama obat, angka, desimal, atau satuan)?

Response:

Respondent ID 1 : Ada. dari dokter THT (jika ditelepon dijawab lupa) Jika dari dokter anak, tidak ada.

Respondent ID 2 : ya

Respondent ID 3 : Sering. bagian jumlah obat, mg (jarang) Respondent ID 4 : Nama obat, jumlah, dan mg

Respondent ID 5 : Ada. Bagian nama obat, mg/ desimal (ofloxasin 500 mg padahal yang tersedia 400 mg), obat-obat baru (tulisannya tidak jelas), obat dicopi resep, pasien mencari keman-mana tidak mendapatkan obatnya. kembali lagi ke RS dan akhirnya obatnya diganti.

Lampiran 6. Hasil Wawancara Asisten Apoteker Respondent ID 6 : Nama obat

Question No.: 3.4 Apakah penulisan dokter yang buruk dapat menjadi penyebab timbulnya ME? Apakah pernah terjadi di RS ini?

Response:

Respondent ID 1 : Ya. Dari dokter anak tidak ada.

Respondent ID 2 : dapat. Dokter dihubungi, tetapi dokter lupa menulis apa. Pada dokter anak jarang terjadi.

Respondent ID 3 : bisa

Respondent ID 4 : Ya. Kadang-kadang dokter salah tulis Respondent ID 5 : mempengaruhi

Respondent ID 6 : Ya

Question No.: 3.5 Menurut Anda apakah resep yang diserahkan selama ini sudah cukup lengkap?

Response:

Respondent ID 1 : Tidak. Sering tidak ada nama pasien (jika tidak ada label) dan kurang signa

Respondent ID 2 : Resep belum cukup lengkap. kurang tanggal, paraf, mg → dosis (jarang terjadi), dan nama dokter

Respondent ID 3 : Tidak lengkap. Kurang tanggal, jumlah obat dan mg (jarang) Respondent ID 4 : Kadang-kadang lengkap. kadang-kadang tidak. Mg tidak jelas, nama pasien juga tidak jelas dan tidak ditempeli stiker.

Respondent ID 5 : Pernah tidak lengkap. Sekarang sedang digalakkan pencantuman nomor telepon pasien. Kurang tanggal (pada dokter anak), stiker kadang tidak valid (umur tidak tepat), ditulis nona padahal sedang hamil.

Respondent ID 6 : Nomor rekam medik tidak semuanya ada. Jadi ketika akan memasukkan data harus meminjam kuitansi atau kartu periksa.

Question No.: 3.6 Menurut Anda, informasi apa sajakah yang harus diberikan pada saat penyerahan obat?

Response:

Respondent ID 1 : Aturan pakai, cara penyimpanan, dan terima kasih

Respondent ID 2 : Aturan minum (tidak diminum bersamaan), tempat penyimpanan, cara pakai

Respondent ID 3 : Cara minum (sebelum makan atau sesudah makan), jam-jam minum (seperti obat antivirus), jenis obat (misal : obat panas, obat antibiotik), cara pakai obat

Respondent ID 4 : Aturan minum, cara minum/ cara makan, kegunaan, keterangan

misalnya bila perlu (prn) → bila pasien bertanya

Respondent ID 5 : Cara minum obat (diminum, dioleskan, diteteskan), aturan minum, cara pakai, jika pasien bertanya menjawab pertanyaan pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Hasil Wawancara Asisten Apoteker

Respondent ID 6 : Obat ada berapa item, jenis obat (antibiotik), aturan minum (jam 6.00 dan 14.00, tiap 8 jam), fungsi obat(analgetik) jika perlu saja, simpan di lemari es (jangan di freezer), sirup yang sudah dioplos diberitahu kalau sudah dioplos, jika sirup ada 2 botol (sama obatnya) diberitahu dihabiskan dulu salah satu.

Question No.: 3.7 Ada target waktu yang harus dicapai dalam pelayanan resep. Apakah waktu tersebut sudah dirasa cukup?

Response:

Respondent ID 1 : Target waktu cukup asal SDM memadai. Pada kenyataannya SDM kurang memadai.

Respondent ID 2 : Target waktu untuk racikan 45 menit, nonracikan 15 menit. Jika hanya satu resep yang masuk, target waktu tersebut cukup tetapi bila masuknya ramai-ramai (bersamaan) tidak cukup.

Respondent ID 3 : Tidak membuat tertekan. Bekerja secepatnya. Masalahnya dokter praktek bersamaan sehingga kesannya lama.

Respondent ID 4 : Target waktu bukan beban, yang penting pasien cepat dapat obat. Target waktu kadang tidak cukup , jika 2 lembar resep walaupun obat paten tetap tidak cukup.

Respondent ID 5 : Target waktu dirasa cukup jika SDM mencukupi tapi untuk farmasi timur atas tidak cukup target waktunya. Di atas banyak racikan, AA kurang, reseptir cukup. Adanya target waktu tidak mempengaruhi. Jalan sesuai kenyataan (jika ditanya pasien berapa lama, jika ramai menjawab sesuai keadaan). racikan banyak yang antri dan kerja harus sesuai prosedur.

Respondent ID 6 : Target waktu sudah cukup. Target waktu tidak membuat buru-buru. Untuk 1 resep 15 menit cukup. tapi bila menumpuk akan ada jeda waktu sehingga lebih lama. Jeda waktu yang membuat lama.

Question No.: 3.8 Apakah banyaknya pasien dan tekanan dalam pekerjaan dapat menyebabkan timbulnya ME?

Response:

Respondent ID 1 : Patokan waktu membuat terburu-buru. Jika ramai, membuat bingung sehingga dapat terjadi ME.

Respondent ID 2 : Ya. kurang SDM, kondisi AA lelah, dan terburu-buru dapat berpotensi ME

Respondent ID 3 : Berpotensi. Jika ramai, sedangkan orang kurang. Respondent ID 4 : Tidak

Respondent ID 5 : Ya, jika ramai pasien terburu-buru, mengganggu konsentrasi Respondent ID 6 : Ya. Jika ramai dan tidak ada teman apalagi pasien bertanya-tanya

terus, membuat pusing.

Question No.: 4.1 Upaya apa sajakah yang selama ini telah dilakukan RS Bethesda dalam mencegah terjadinya ME?

Lampiran 6. Hasil Wawancara Asisten Apoteker Response:

Respondent ID 1 : Pengecekan ulang dan ketelitian

Respondent ID 2 : Lebih hati-hati, yang mengontrol dan menyerahkan berbeda petugas

Respondent ID 3 : Satu resep tidak hanya dilayani satu orang, 1 resep dilayani 5 orang

(validasi, label, pengambilan obat, cek ulang, penyerahan) untuk mencegah ME. Respondent ID 4 : Saling memeriksa. Ada pemberitahuan ke pasien melalui spanduk dan kantong plastic untuk mengecek ulang obat dan etiket.

Respondent ID 5 : - ada cek ulang

- cek dan ricek (tapi di atas kurang orang sehingga tidak mungkin cek dan ricek, takut mengganggu konsentrasi yang lain)

-BO3 memberi motivasi untuk diri sendiri

-meletakkan sususan obat yang mirip agak dijauhkan

Respondent ID 6 : dibuat prosedur, di farmasi dibuat protap. Menjalani protap dapat menghindari ME. Protap = menerima resep , mencap, menulis jam, entry, membaca satu per satu.

Question No.: 4.2 Bagaimana tindakan Anda bila terjadi kesalahan penulisan resep, tulisan tidak jelas, tidak terbaca, dan resep tidak lengkap?

Response:

Respondent ID 1 : 1. bertanya ke yang lebih senior, atau ke beberapa orang 2. bertanya ke apoteker

3. bertanya ke dokter (telepon)

4. Jika dokter tidak bisa dihubungi, telepon ke hp dokter Respondent ID 2 : 1.bertanya kepada sesama AA

2. menghubungi dokter. Jika dokter lupa atau tidak bisa dihubungi, resep ditunda, meminta nomor telepon pasien untuk dihubungi lagi

Respondent ID 3 : Bertanya ke teman (AA), jika tidak bisa bertanya ke apoteker, jika tidak tahu bertanya kepada dokter. Jika dokter tidak bisa dihubungi melihat status (rekam medik).

Respondent ID 4 : 1.bertanya kepada teman, 2.menelepon ke dokter (ke hp), 3.bertanya ke pasien atau melihat status

Respondent ID 5 : -tanya ke teman-teman (AA) jika signa atau obat tidak jelas

Dokumen terkait