• Tidak ada hasil yang ditemukan

Affandi R, Riani E. 1994. Studi adaptasi benih ikan sidat (elver)Anguilla bicolor bicolorpada berbagai tingkat salinitas. Bogor: Fakultas Perikanan. IPB. Affandi R, Tang M. 2002.Fisiologi Hewan Air. Jakarta (ID): Unri Press

Affandi R. 2005. Strategi pemanfaatan sumberdaya ikan sidat Anguilla sp. di indonesia.Jurnal lktiologi Indonesia.5: 77‒81.

Anggoro S. 1992. Efek osmotik berbagai tingkat salinitas media terhadap daya tetas telur dan vitalitas larva udang windu Panaeus monodon Fabricius [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Barton BA, Schreck CB, Barton LD. 1987. Effect of chronic cortisol administration and daily acute stress responses in juvenil rainbow trout.

Diseases of Aquatic Organisms.2: 173‒185.

Calta M. 2000. The effect of calcium concentration of water on chloride cell density in gill of brown trout (Salmon trutta L.) larvae.Journal Biology.24: 331‒336.

Cameron JN. 1985. Post-moult calcification in the blue crab (Callinectus sapidus): Relationships between apparent net H+ excretion, calcium and bicarbonate.Journal of Experiment Biology.119: 275‒285.

Carrion RL, Alvarellos SS, Guzman JM, Maria P, Rio MD, Soengas JL, Manceraa JM. 2005. Growth performance of gilthead sea bream conditions:

22

implication for osmoregulation and energy metabolism. Aquaculture. 250: 849‒861.

Diansyah S, Budiardi T, Sudrajat AO. 2014. Kinerja pertumbuhan Anguilla bicolor bicolor bobot awal 3 gram dengan kepadatan berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia.13(1): 46‒53.

Fujaya. Y. 2004.Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

Goddard S. 1996. Feed management in Intensive aquaculture. New York (US): Chapman and Hall.

Harianto E, Budiardi T, Sudrajat AO. 2014. Kinerja pertumbuhan Anguilla bicolor bicolor bobot awal 7 g dengan kepadatan berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia.13(2): 120‒131.

Hartnoll RG. 1982. Growth in the Biology of Crustacea. Volume 2.Embryiology, morphology and genetics. New York (US): Academic Press. A Subsidiary of Harcourt Brace Jovanovich Publisher.

Hastuti S, Mokoginta I, Dana D, Sutardi T. 2004. Resistensi Terhadap Stres dan Respons Imunitas Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy, Lac.) yang Diberi Pakan Mengandung Kromium-Ragi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia.11: 15‒21.

Hastuti S, Supriyono E, Mokoginta I, Subandiyono. 2003. Respons glukosa darah ikan gurami Osphronemus gouramy LAC terhadap stres akibat perubahan suhu lingkungan.Jurnal Akuakultur Indonesia.2: 73‒77.

Hastuti YP, Faturrohman K, Nirmala K. 2014. Kalsium karbonat (CaCO3) pada media bersalinitas untuk pertumbuhan benih ikan patin (Pangasius sp.).

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan.5: 181‒188.

Herianti I. 2005. Rekayasa lingkungan untuk memacu perkembangan ovarium ikan sidat Anguilla bicolor. Jurnal Oseanologi Limnologi Indonesia. 37: 25‒41.

Holiday FGT. 1969.The effect of salinity on the egg and larvae of teleost.InHour WSDJ, Randall, Brett JR. Fish physiology. New York: Academic Press. Imsland Ak, Arnpor G, Snorry G, Atle F, Son A, Ingolfur A, Arnar FJ, Heiddis S,

Helgi T. 2008. Effect of reduce salinities on growth, feed conversion efficiency and blood physiology of juvenile atlantic halibut (Hippoglossus hippoglossus L).Aquaculture.274: 254‒259.

Islama D. 2014. Rekayasa salinitas dan kalsium pada media pemeliharaan untuk meningkatkan produksi pendederan benih ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kadarini T. 2009. Pengaruh Salinitas dan Kalsium terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Benih Ikan Balashark (Balanthiocheilus melanopterus) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Naskah pidato dirjen budidaya kementerian kelautan dan perikanan. Disampaikan dalam acara Seminar Minapolitan.

Knosche R. 1994. An effective biofilter type for eel culture in resirculation system.

Aquaculture Engineering.13: 71‒82.

Kubilay A, Ulukoy G. 2002. The effect of acute stress on rainbow trout (Oncorhynchus Mykiss).Turkish Journal of Zoology.26: 249‒254.

23 Li E, Chen C, Zeng X, Chen N, Yu Q, Lai, Qin IG. 2007. Growth, body composition, respiration and ambient ammonia nitrogen tolerance of the juvenile white shrimp, Litopenaeus vannamei, at different salinities.

Aquaculture.265: 385‒390.

Liao IC, Huang HJ. 1975. Studies on the respiration of economic prawns in Taiwan. I. Oxygen consumption and lethal dissolved oxygen of egg up to young prawn of Panaeus monodon Fabricius. Journal Fisheries Society Taiwan.4: 33‒50.

Muliani, Djokosetyanto D, Budiardi T. 2013. Sintasan dan pertumbuhan ikan patin siamPangasius hypopthalamus akibat respons fisiologi yang berbeda pada berbagai tingkat kalsium media.Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia.1: 1‒12.

Pickering AD. 1981.Stress and fish. New York (US): Academic Press.

Piliang WG. 2005. Nutrisi mineral. Edisi ke-5. Bogor. Pusat Antar Universitas. IPB. 258 hal.

Priatna HA. 2013. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Sidat

Anguilla marmorataUkuran 1 Gram pada Sistem Resirkulasi dengan Padat Penebaran Berbeda [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pusat Teknologi Sumberdaya Lahan. 2010. Alih teknologi pemeliharaan benih ikan sidat teradaptasi di kawasan segara anak. Ketahanan Pangan. Jakarta. Ritonga T. 2014. Respons Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) terhadap

Derajat Keasaman (pH) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Scabra AR. 2015. Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor

Berukuran Awal 10 g/ekor pada Media Budidaya dengan Salinitas dan Kalsium Karbonat (CaCO3) yang Berbeda [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Steel RGH, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Stickney RR. 1979. Principles or warm water aquaculture. New York. John Willey and Sons.

Subekti S, Prawesti M, Arief M. 2011. Pengaruh kombinasi pakan buatan dan pakan alami cacing sutera (Tubifex tubifex) dengan persentase yang berbeda terhadap retensi protein, lemak dan energi pada ikan sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Kelautan.4(1): 90‒95.

Subyakto S. 2012. Budidaya Sidat Janjikan Omset Menggiurkan. Jakarta (ID): Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Perikanan dan Kelautan [KKP] RI. Suitha IM. 2008. Teknik Pendederan Elver/Glass Eel Ikan Sidat. Makalah yang

Disampaikan dalam Seminar Indonesian Aquaculture 2008 pada Tanggal 17‒20 November di Inna Grand Hotel, Yogyakarta. Departemen Kelautan dan Perikanan, Indonesia.

Sutrisno. 2008. Penentuan salinitas air dan jenis pakan alami yang tepat dalam pemeliharaan ikan sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Akuakultur Indonesia. 7:71‒77.

Tseng WY. 1987. Srimp mariculture. Departement of Fisheries, Universitas Papua New Guinea, Port Moresby. 305 p.

24

Wedemeyer GA dan WT Yasutake. 1977. Clinical methods for the assessment of the effect environmental stres on fish health. Technical Paper of The U.S. Fish and Wildife Service US. Department of the Interior.89: 1‒17.

Yamagata Y dan Niwa M. 1982. Acute and chronic toxicity of ammonia to eel

Anguilla japonica. Bulletin of the Japanese Society for the Science of Fisheries.48(2): 171‒176.

25

26

Lampiran 1 Prosedur pengukuran tingkat konsumsi oksigen (TKO)

1. Menyiapkan toples volume 5 liter lalu memberi penutup dari stirofom yang berfungsi menghindari masuknya udara dari luar. Pada penutup tersebut dibuat lubang sebagai tempat masuknyaprobeDO‒meter.

2. Memasukkan air media pemeliharaan sebagai perlakuan ke dalam masing-masing toples.

3. Memberikan aerasi kuat selama 24 jam agar kadar oksigen terlarut pada toples menjadi maksimal.

4. Mengukur kadar oksigen terlarut awal, kemudian memasukkan ikan sidat dengan kepadatan 4 gram/liter.

5. Mengukur kadar oksigen terlarut setelah satu jam kemudian dicatat sebagai data tingkat konsumsi oksigen.

Lampiran 2 Prosedur pengkuran tingkat kerja osmotik

1. Menyalakanmain power.

2. Memanaskan alat semala 15-20 menit dengan indikasi lampu spontcryst result dan no cryst menyala secara bergantian kemudian lampu sampel akan menyala.

3. Zero net:

a. Menyiapkan akuades dan memasukkan ± 50 µm ke dalam tabung sampel, masukkan ke sensor.

b. Menekan tombol zero sampai keluar angka 0.000

c. Menurunkan handle sampel sampai display 0.000 dan lampu result

menyala.

d. Mengangkathandle.

e. Membilas sensor dengan akuades dan dan membersihkan dengan tissu. 4. Kalibrasi:

a. Menyiapkan cairan standar kalibrasi dan memasukkan ± 50 µm dalam tabung sampel dan masukkan ke sensor.

b. Menekan tombol Cal sampai kelar angka 0.300

c. Menurunkan handle sampel sampai muncul display 0.300 dan lampu

resultmenyala. d. Mengangkathandle

e. Membilas sensor dengan menggunakan akuades dan membersihkan dengan tissu

5. Sampel:

a. Menyiapkan cairan sampel dan masukkan 50 µm dalam tabung sampel lalu masukkan ke sensor.

b. Menekan tombol sampel.

c. Menunggu handle sampel sampai pengukuran selesai dan lampu resultnya menyala.

d. Mengangkathandle

e. Membilas sensor dengan menggunakan akuades dan membersihkan dengan tissu.

27 6. Setelah seslesai melakukan pengukran:

a. Membersihkan menggunakan tissu yang dibasahi akuades.

b. Pada saat tidak digunakan sensor ditutup dengan tabung kosong (handle

dalam posisi turun). c. Mematikan main power.

d. Mencabut aliran listrik dari pusat listrik.

Lampiran 3 Prosedur pengukuran kadar kortisol

Sebelum sampel diuji, reagen pengencer dibuat terlebih dahulu. Serum kontrol lyophilised ditambah dengan 500 µl akuades kemudian dihomogenkan. Setelah air dan serum tercampur merata, larutan dikalibrasi pada suhu ruang minimal 20 menit. Metode pengujian sampel sebagai berikut:

1. Sampel yang akan diuji terlebih dahulu dikalibrasi pada suhu ruang

2. Coated tube diberi label standar (S1-S6), kontrol (C), sampel (Sx), tabung yang belum dilapisi untuk jumlah total (T).

3. Semua reagen dan sampel dihomogenkan dengan cara dikocok secara pelan-pelan untuk menghindari terbentuknya buih.

4. Selanjutnya setiap standar, kontrol dan sampel dimasukkan sebanyak 10 µl kedalam tabung sesuai dengan label.

5. Tracerdimasukkan sebanyak 500 µl pada semua tabung.

6. Antiserum dimasukkan pada semua tabung kecuali tabung total (T)

7. Semua standar dan kontrol dibuat menjadi dua tabung. Rak tabung yang akan diuji kemudian difiksasi pada shaker plate. Semua tabung ditutup menggunakan plastik dan dihomogenkan.

8. Tabung-tabung diinkubasi selama 2 jam pada suhu ruang.

9. Supernatan dari setiap tabung dituang dengan cara membalikkan rak kemudian dialasi kertas saring dan didiamkan selama 2 menit. Kemudian setiap endapan pada tabung dihitung dengangamma counterselama 1 menit.

Lampiran 4 Prosedur pengukuran kadar kalsium tubuh

1. Memasukkan ±10 gram sampel ikan sidat ke dalam erlenmeyer berukuran 125 ml/100 ml.

2. Menambahkan 5 ml HNO3 dan mendiamkannya selama 1 jam pada suhu ruang asam.

3. Memanaskan di atas hot plate dengan temperatur rendah selama 4-6 jam (dalam ruang asam) dan membiarkan selama 1 malam (sampel ditutup). 4. Menambahkan 0,4 ml H2SO4 dan memanaskan di atas hot plate hingga

larutan berkurang atau lebih pekat selama ± 1 jam.

5. Menambahkan 2-3 tetes larutan campuran HCl4: HNO3dengan perbandingan 2:1. Mengamati selama 1 jam hingga larutan mengalami perubahan warna dari coklat menjadi kuning tua dan kuning muda. Pemanasan masih tetap dilanjutkan selama 10-15 menit.

6. Memindahkan sampel, mendinginkan dan menambahkan 2 ml akuades dan 0,6 ml HCl.

28

Lampiran 5 Analisis statistik parameter kinerja produksi ikan sidat

Anguilla bicolor bicolor berukuran 3 g/ekor pada tingkat

penambahan salinitas media yang berbeda dalam sistem resirkulasi

Anova

Parameter Sumber Keragaman JK DB KT F P

LPMB Perlakuan 8,391 3 2,797 8,786 0,007 Sisa 2,547 8 0,318 Total 10,937 11 GD Perlakuan 148,411 3 49,470 0,437 0,733 Sisa 906,346 8 113,293 Total 1054,757 11

Nilai pada kolom P<0,05 menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey dengan hasil sebagai berikut:

Glukosa darah Perlakuan N α= 0,05 1 2 2 ppt 3 0,7160 6 ppt 3 0,19 4 ppt 3 1,51 0 ppt 3 2,95 Sig.

Lampiran 6 Analisis statistik parameter kinerja produksi ikan sidat

Anguilla bicolor bicolor berukuran 3 g/ekor dengan pemberian

kalsium karbonat (CaCO3) pada media budidaya dalam sistem resirkulasi

Anova

Parameter Sumber Keragaman JK DB KT F P

LPMB Perlakuan 1,557 3 0,519 14,330 0,001 Sisa 0,290 8 0,036 Total 1,846 11 RKP Perlakuan 7,627 3 2,542 7,880 0,009 Sisa 2,581 8 0,323 Total 10,208 11 KK Perlakuan 221,374 3 73,791 7,623 0,010 Sisa 77,441 8 9,680 Total 298,815 11

Nilai pada kolom P<0,05 menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey dengan hasil sebagai berikut:

29 1. Laju pertumbuhan mutlak biomassa

Perlakuan N α= 0,05 1 2 150 mg/L 3 0,8600 0 mg/L 3 0,9267 100 mg/L 3 1,1100 50 mg/L 3 1,7700 Sig. 0,426 1,000

2. Rasio konversi pakan

Perlakuan N α= 0,05 1 2 50 mg/L 3 2,2700 100 mg/L 3 3,4067 3,4067 0 mg/L 3 4,1100 150 mg/L 3 4,3067 Sig. 0,144 0,285 3. Koefisien keragaman Perlakuan N α= 0,05 1 2 100 mg/L 3 10,9500 50 mg/L 3 14,7867 14,7867 150 mg/L 3 19,3567 0 mg/L 3 22,1833 Sig. 0,475 0,075

Lampiran 7 Analisis statistik parameter respons stres ikan sidat Anguilla

bicolor bicolor berukuran 3 g/ekor dengan pemberian kalsium

karbonat (CaCO3) pada media budidaya dalam sistem resirkulasi

Anova

Parameter Sumber Keragaman JK DB KT F P

Glukosa Perlakuan 138,667 3 46,222 3,773 0,059 Sisa 98,000 8 12,250 Total 236,667 11 TKO Perlakuan ,241 3 0,080 7,942 0,009 Sisa ,081 8 0,010 Total ,322 11 TKOs Perlakuan ,000 3 0,000 7,981 0,009 Sisa ,000 8 0,000 Total ,000 11 Kortisol Perlakuan 34,698 3 11,566 ,190 0,900 Sisa 486,334 8 60,792 Total 521,032 11

30

Nilai pada kolom P<0,05 menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey dengan hasil sebagai berikut:

1. Kadar glukosa darah

Perlakuan N α= 0,05 1 2 50 mg/L 3 31,3333 0 mg/L 3 34,0000 34,0000 100 mg/L 3 35,3333 35,3333 150 mg/L 3 40,6667 Sig. 0,533 0,169

2. Tingkat konsumsi oksigen

Perlakuan N α= 0,05 1 2 50 mg/L 3 0,4067 100 mg/L 3 0,4333 0 mg/L 3 0,5333 0,5333 150 mg/L 3 0,7667 Sig. 0,495 1,084

3. Tingkat kerja osmotik

Perlakuan N α= 0,05 1 2 50 mg/L 3 0,2697 100 mg/L 3 0,2740 0,2740 0 mg/L 3 0,2773 150 mg/L 3 0,2783 Sig. 0,199 0,199 4. Kadar kortisol Perlakuan N α= 0.05 1 50 mg/L 3 31,5233 100 mg/L 3 33,3843 0 mg/L 3 33,9540 150 mg/L 3 36,2873 Sig. 0,500

31

Lampiran 8 Analisis statistik parameter kadar kalsium tubuh ikan sidat

Anguilla bicolor bicolor berukuran 3 g/ekor dengan pemberian

kalsium karbonat (CaCO3) pada media budidaya dalam sistem resirkulasi Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 0,001 3 0,000 0,145 0,930 Sisa 0,019 8 0,002 Total 0,020 11

32

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sekotong, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 29 April 1989. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Ibrahim, SPd dan Hafsah, SPd dengan empat bersaudara, yaitu kakak Eka Irmansyah serta adik Try Kaspian Cahyadi dan Aji Santoso (almarhum).

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SDN 5 Sekotong (1995-2001), SMPN 1 Sekotong (2001-2004), dan SMKN 1 Lembar (2004-2007). Penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram melalui jalur undangan pada tahun 2007. Penulis diterima menjadi mahasiswa Pascasarjana (Magister) pada Program Studi Ilmu Akuakultur, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler pada tahun 2013.

Selama perkuliahan, penulis aktif dibeberapa organisasi kampus antara lain pengurus diFisheries Diving Club(FDC) Fakultas Pertanian UNRAM pada tahun 2008-2013, pengurus UKM Pramuka Racana Sankareang Teratai Putih UNRAM pada tahun 2008-2013, dan anggota Kelompok Studi Islam (KSI) Al-Isyra Fakultas Pertanian UNRAM 2007-2013.

Penulis juga aktif diberbagai karya tulis dan artikel ilmiah. Lomba yang pernah dimenangkan penulis antara lain pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) DIKTI pada tahun 2010. Penulis melakukan Praktik Kerja Lapang (PKL) pada tahun 2010 di Balai Benih Ikan (BBI) Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan judul “Pendederan Tahap II Benih Ikan Patin (Pangasius djambal)”.

Tugas akhir pada pendidikan tinggi sarjana diselesaikan oleh penulis dengan menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Dosis Arang Tempurung Kelapa dan Kepadatan terhadap Sintasan Benih Ikan Nila Oreochromis niloticus pada Pengangkutan Sistem Tertutup”, sedangkan tugas akhir pada pendidikan tinggi magister diselesaikan oleh penulis dengan menyusun tesis yang berjudul “Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berukuran Awal 3 Gram dengan Pemberian Kalsium Karbonat (CaCO3) pada Salinitas Optimum dalam Sistem Resirkulasi”. Artikel yang berjudul “Kinerja Produksi Ikan SidatAnguilla bicolor bicolor dengan Pemberian Kalsium Karbonat” dimuat pada Jurnal Akuakultur Indonesia volume 15 nomor 1 Bulan Januari 2016. Karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari penelitian tesis penulis.

Dokumen terkait