• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdullah. K., A. K. Irwanto, N. Siregar, E. Agustina, A.H. Tambunan, M. Yamin, dan E. Hartulistiyoso. 1991. Energi dan Listrik Pertanian, JICA IPB. Bogor.

Agromedia Redaksi, 2007. Cara praktis membuat Kompos Agromedia pustaka, Jakarta.

Ahmad Rasyidi F., T. Indah Sari, A. YudhavDipura. 2007. Teknik Pembuatan Briket Campuran Enceng Gondok Dan Batubara Sebagai Bahan Bakar Alternatif Bagi Masyarakat Pedesaan. Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-16 ISBN: 978- 979-95620-6-7.

Ali Munawar. 2011. Kesuburan tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor: IPB Press Anang, M.F. 2010. Teknik Pembuatan Kompos. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian, Kalimantan Tengah.

Annisa Adelia, N.R. 2014. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Rebung dan Tauge Terhadap Pertumbuhan Tunas dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.,). Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. hal 44.

Ayu Lestarie Sania. 2015. Aplikasi Tanah Pasir Guna Perbaikan Media Tanam Tanah Gambut Dalam Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum L.,). Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. hal 47.

Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2013. Prosising Seminar Nasional Teknologi Pemupukan dan pemulihan Lahan Terdegradasi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Pgor. Bakri. 2008. Komponen Kimia Dan Fisik Abu Sekam Padi Sebagai Campuran

Untuk Pembuatan Komposit Semen. Fakultas Kehutanan Universitas hasanuddin. Jurnal Perennial, 5(1) : 9-14.

Benyamin Lakitan. 2004. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta. Cetakan Kelima PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Budi Nining W., Wardah Khusuma W., dan Edi Sarwono. 2015. Pengaruh Rasio C/N Bahan Baku Pada Pembuatan Kompos Dari Kubis Dan Kulit Pisang. Jurnal Integrasi Proses Vol. 5, No. 2 (Juni 2015) 75 - 80 .

Budi Samadi dan Bambang Cahyono. 2005. Bawang Merah Intensifikasi Usaha Tani. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. hal 10

Delta Setya Nugroho. 2011. Kajian Pupuk Organik Enceng Gondok Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Putih Dan Bayam Merah (Amaranthus

tricolor L.). Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 44

hal.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. 2013. Perbenihan Bawang Merah( Allium Ascalonicum L) Varietas Tiron Bantul. Diakses dari : http://warintek. bantulkab.go.id/web.php?mod= basis data&kat =1&sub=2&file=29. Diakses pada tanggal 20 Januari 2016

Dwita W.G., 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang.

Ekawati, M. 2006. Pengaruh Media Multipikasi terhadap Pembentukan Akar dan Tunas in Vitro Nenas ( Ananas comosus L Merr) cv. Smooth Cayeene

pada Media Penangkaran. Skripsi Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Engestald. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. UGM Press. Yogyakarta. Hal 293-322.

Fitri A., R. Sipayung dan C. Hanum. Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah Dengan Pemberian Berbagai Pupuk Organik. 2014. Jurnal Online Agroteknologi. ISSN No. 2337-6597 Vol.2, No.2 : 482-496, Maret 2014. Fakultas Pertanian UMSU Medan.

Gardner, Franklin P., R. Brent Pearce dan Roger L. Mitchell.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta.

Giller, K.E. 2011. Nitrogen Fixation in Tropical Croping System dalam Fuskhah E., R.D. Soetrisno, S.P.S. Budhi dan A. Mass. 2009. Pertumbuhan dan Produksi Leguminose Pakan Hasil Asosiasi dengan Rhizodium Pada Media Tanah Salin. Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan Semarang. Hal 289-294.

Gunawan Budiyanto. 2009. Bahan Organik dan Pengelolaan Nitrogen Lahan Pasir. Unpad Press. Bandung. 192 h.

Gusmailina dan Gustan Pari. 2002. Pengaruh Pemberian Arang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah (Capscium Annum). Buletin Penelitian Hasil Hutan 20(3), 217-229.

Hartoyo. 1983. Pembuatan Arang Dari Briket Arang Secara Sederhana Dari Serbuk Gergaji Dan Limbah Industri Perkayuan. Puslitbang Hasil Hutan. Pgor.

Houston, D.F.,. (1972). Rice Chemistry and Technology, American Association of

Cereal Chemist, Inc. Minnesota

Hughes, C. E., 1987. Biological consi-derations in designing a seed collec-tion

strategy for Gliricidia sepium. Commonwealth Forestry Review. 66: 31 –

48.

Isa Darmawidjaya. 1992. Klasifikasi Tanah, Balai Penelitian Teh dan Kina. Ismail, M. S. and Waliuddin, A. M. 1996. Effect of Rice Husk Ash on High

Strength Concrete. Construction and Building Materials. 10 (1): 521 – 526

Jaber, F.H., Shukla,S., Stofella,P.J., Aobreza,T.A. and Hanlon,E.A. 2005. Impact of Organic Amendement on Ground Water N Consevation for Sandy and

Calcareous Soli. Compost Science and Utilization Vol. 13 No. 3 : 194-

202.

Justin Rexanindita N. 2013. Karakteristik Termal Briket Arang Ampas Tebu Dengan Variasi Bahan Perekat Lumpur Lapindo. Fakultas Teknik Universitas Jember. Jember.

Kriswiyanti. 2009. Kandungan Kimia Eceng Gondok , Surabaya.

Krishnarao R. V., Subrahmanyam J., Kumar, T. J., (2000), “Studies on the formation of black in rice husk silica ash”, J. Ceramic Society, 21 , 99 – 104.

Lia Yuda Wirana. 2015. Pengaruh pupuk Pelet NPK-Azolla Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Baby Corn (Zea Mays. L) Pada Tanah Regosol. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Liliek Agustina. 1990. Nutrisi Tanaman. Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta.

MacDicken, K.G., K. Hairiah, D. Otsamo, B. Duguma, N.M. Majid, 1977. Shadebased control of Imperata cylindrica: Tree fallows and cover crops. Agroforestry System. 36: 131

Marliah Ainun, Mariani Nasution dan Armin. 2011. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas cabai Merah Pada Media Tumbuh yang Berbeda. Jurnal Floaratek 6: 84-91.

Mathius, I. M. 1984. Hijauan Gliricidia maculata Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Mia Juliana. 2011. Karakteristik Fisik Dan Kimia Kompos Bokashi, Arang Sekam, Dan Arang Kayu Terhadap Penyerapan Gas Amoniak (NH3). http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47429/F11mju.pd f?sequence =1 diakses 26 Desember 2015.

Muhammad Arko Giantrisna. 2015. Kajian Pupuk Pelet NPK-Blotong Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum) Pada Tanah Regosol. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi.

Mody L dan Hermin T. 2012. Aplikasi Arang Aktif Tempurung Kemiri Sebagai Komponen Media Tumbuh Semai Melina. Makassar.

Nataniel Palimbungan, R. Labatar.,dan F. Hamzah. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem. Vol 2(2) : 96 – 101.

Nodali Ndraha. 2009. Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan .Skripsi Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Noviana Widayanti. 1995. Pengeringan Hasil Panen dengan Tenaga Sekam. Penebar Swadaya, Jakarta.

Partoyo. 2005. Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lahan Pasir Pantai Samas Yogyakarta. Universitas Pembangunan Nasional. Yogyakarta. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2, 2005 : 140 – 151

Poerwidodo Mas’ud. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa Bandung. Bandung. 273 hal.

Prasad, R., Sankhyan, S. K., Karim, S.A. 2000. Utilization of Different Protein

Supplements in The Diet of Broiler Rabbits. Indian J. Anim, Sci., 70 (12):

1266-1267

Prawiratna, W. S dan Tjondronegoro, H. P. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan II. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Rahmat Alfianto. 2011. Kajian Pembuatan Arang Aktif Dari Sekam Padi Dengan Teknik Pelarutan Silika. Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Institut Pertanian Bogor.

Rina Hidayati P., 2014. Potensi Kapuk Randu (Ceiba Pentandra Gaertn.) Dalam Penyediaan Obat Herbal. Universitas Indraprasta PGRI. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan Vol. 1 No. 1, 2014 : 53-60

Roheni, E.S., N. Amali, dan A. Subhan. 2006. Janggel jagung fermentasi sebagai pakan alternatif untuk ternak sapi pada musim kemarau. Prosiding Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung- Sapi. Puslitbangnak, Pontianak, 9-10 Agustus 2006, p. 193-196.

Riseanggara RR. 2008. Optimasi Kadar Perekat pada Briket Limbah Biomassa. Bogor : Perpustakaan Institut Pertanian Bogor.

Rita P. Mendrofa, Ryan Tito, dan Yakub J. Silaen. 2013. Pembuatan Briket Dari Tempurung Kelapa. Diakses dari : http://www.scribd.com/doc/ 238487162/Pembuatan-Briket-Dari-Tempurung-Kelapa#scribd. Diakses pada tanggal 17 Mei 2015.

Salikin, Karawan. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Cetakan ke-3. Kanisius. Yogyakarta.

Salisbury, F.B and C.W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid. Edisi Terjemahan Penerbit ITB Bandung. 241 h.

Sudihardjo, AM. 2000. Teknologi Perbaikan Sifat Tanah Subordo Bosaments dalam Upaya Rekayasa Budidaya Tanaman Sayuran di Lahan Beting Pasir. Prosiding Seminar Teknologi Pertanian untuk Mendukung Agribisnis dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah dan Ketahanan Pangan. Yogyakarta.

Sudrajat, R. (1983). “Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Tekanan Kemapanan Terhadap Kualitas Briket Arang”. Laporan P3H/FPRDC No. 165. Bogor.

Sumarni, N., Rosliani R., Basuki. R. S.,dan Hilman Y. 2012. Pengaruh Varietas Tanah, Status K-Tanah Dan Dosis Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan Hasil Umbi, Dan Serapan Hara K Tanaman Bawang Merah. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta. J-hort 22 (3) : 233- 241, 2012.

Sunardi dan Y. Sarjono. 2007. Penentuan Kandungan Unsur Makro Pada Lahan Pasir Pantai Samas Bantul Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Prosiding PPI – PDIPTN: 123-129.

Sutaya, R.,G. Grubben, dan H. Sutarno. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. UGM Press. Yogyakarta.

Sutidjo. 1986. Pengantar Sistem Produksi Tanaman Agronomi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 66.

Soerodjotanoso. 1993. Pengembangan Tanaman Lamtoro pada Tanah-Tanah Kritis. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sri Wahyuni, Indratin, dan Asep Nugraha Ardiwinata. 2013. Teknologi Arang Aktif untuk Penanggulangan Pencemaran Residu Insektisida Klorpirifos di Lahan Sayuran Kubis. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Bogor. Syamsul A. Siradz dan Siti Kabirun. 2007. Pengembangan Lahan Marginal Pesisir

Pantai Dengan Bioteknologi Masukan Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 7(2): 83-92.

Weil, R.R., K.R. Islam, M.A. Stine, J.B. Gruver, S.E. Susan-Liebeg, (2003).

Estimating active carbon for soil quality assessment: a simplified method

for laboratory and field use. American Journal of Alternative Agriculture

18(1), 3I7.

Yoga Maulana Nugraha. 2010. Kajian Pengguanaan Pupuk Organik dan Jenis Pupuk N Terhadap Kadar N Tanah, Serapan N dan Hasil Tanaman Sawi

(Brassica juncea L.) Pada Tanah Litosol Gemolong. Fakultas Pertanian

63 LAMPIRAN

Lampiran 1. Layout Penelitian

P4 (5) P0 (4) P2 (4) P6 (1) P3 (4) P1 (1) P7 (2) P8 (2)

P5 (3)

P3 (1) P0 (3) P4 (2) P6 (3) P2 (1) P4 (1) P6 (5) P2 (5) P2 (2) P7 (5) P1 (5) P5 (1) P3 (2) P8 (1) P3 (5) P5 (5) P7 (1) P8 (5) P5 (2) P0 (5) P1 (4) P7 (4) P5 (4) P8 (4) P1 (1) P4 (3) P4 (4) P0 (1) P2 (3) P7 (3) P6 (2) P1 (3) P6 (4) P8 (3) P3 (3) P0 (2)

64 P0 : 20 ton/hektar pupuk kandang

P1 : 10 ton/hektar kompos daun lamtoro + 10 ton/hektar arang sekam padi P2 : 13,33 ton/hektar kompos daun lamtoro + 6,67 ton/hektar arang sekam padi P3 : 10 ton/hektar kompos daun lamtoro + 10 ton/hektar arang tempurung kelapa P4 : 13,33 ton/hektar kompos daun lamtoro + 6,67 ton/hektar arang tempurung kelapa P5 : 10 ton/hektar kompos enceng gondok + 10 ton/hektar arang sekam padi

P6 : 13,33 ton/hektar kompos enceng gondok + 6,67 ton/hektar arang sekam padi P7 : 10 ton/hektar kompos enceng gondok + 10 ton/hektar arang tempurung kelapa P8 : 13,33 ton/hektar kompos daun lamtoro + 6,67 ton/hektar arang tempurung kelapa

Lampiran 2. Jadual Penelitian

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Tahap Persiapan 2 Pembuatan Kompos 3 Pembuatan Briket 4 Pengaplikasian Briket 5 Pengamatan 6 Analisis data dan Pembahasan 7 Seminar Hasil

Lampiran 3. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Tanaman Bawang Merah

Jarak tanam 15 x 20 cm = 300 cm2

Jumlah tanaman per hektar = = 333.333 tanaman

1. Pemberian pupuk disesuaikan dengan rekomendasi BPTP Biromaru, (1999) dalam Annisa Adelia N.R. (2014) yakni 100 kg/ha N, 150 kg/ha P2O5 dan 100 kg/ha K2O

a. Kebutuhan Urea (46% N) / hektar = 100 / 46 x 100 kg = 217,391

Kebutuhan Urea (46% N) / tanaman = 217,391/333.333 = 0.65 gram / tanaman b. Kebutuhan Sp36 (36 % P2O5) / hektar = 100 / 36 x 150

= 416,66

Kebutuhan Sp36 (36 % P2O5) / tanaman = 416,66 / 333.333 = 1.2 gram / tanaman c. Kebutuhan KCl (60 % K2O) / hektar = 100 / 60 x 100

= 166,67

Kebutuhan KCL (60 5 K2O) / tanaman = 166,67 / 333.333 = 0.5 gram / tanaman 2. Dosis pupuk kandang 20 ton/ha = 20.000.000 gram = 60 gram

333.333 tanaman P0 : 20 ton/ha Pupuk Kandang

: 20.000.000 gram = 60 gram 333.333 tanaman

P1 : Briket (1 : 1 ) Kompos lamtoro = 30 gram Arang sekam padi = 30 gram

P2 : Briket (2 : 1) Kompos lamtoro = 40 gram Arang sekam padi = 20 gram P3 : Briket (1 : 1) Kompos lamtoro = 30 gram Arang T.Kelapa = 30 gram

P4 : Briket (2 : 1) Kompos lamtoro = 40 gram Arang T.Kelapa = 20 gram

P5 : Briket ( 1 : 1 ) Kompos E.gondok = 30 gram Arang sekam padi = 30 gram

P6 : Briket ( 2 : 1) Kompos E.gondok = 40 gram Arang sekam padi = 30 gram

P7 : Briket ( 1 : 1 ) Kompos E.gondok = 30 gram Arang T.kelapa = 30 gram

P8 : Briket ( 2 : 1 ) Kompos E.gondok = 40 gram Arang T.Kelapa = 20 gram

3. Kedalaman efektif akar bawang merah : 15-30 cm Kedalaman akar / 2 = 45 / 2 = 22.5 2/3 x 22.5 = 45/3 = 15 Vol = Ԥ. R2 . t = 3,14 . 7,5 . 22.5 = 3986 cm3 BV = Berat/Volume = 1,93 g/cm3 Berat = BV x Volume = 1,93 g/cm3 x 3986 cm3 = 7692

Lampiran 4. Deskripsi Bawang Merah varietas Tiron (Bantul)

Bawang merah varietas Tiron telah banyak dikembangkan di wilayah Kabupaten Bantul. "Tiron" diambil dari nama seorang petani yang menemukan umbi bibit bawang di pesisir wilayah Kretek Bantul, dan menanam beberapa siung di kaleng bekas, kemudian ditanam di lahan swah dan terus berkembang sampai saat ini.

Bawang Merah Tiron Kabupaten Bantul telah dilepas sebagai varietas unggul dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 498/kpts/TP.240/8/2002 tanggal 21 Agustus 2003.

Asal tanaman : Kabupaten Bantul

Umur tanaman : mulai berbunga 45 hari panen 55 hari (daun melemas >60%)

Tinggi tanaman : 37-44 cm

Jumlah anakan : 9-21 umbi

Jumlah daun per umbi : 3-5 helai Jumlah daun per rumpun : 34-57 helai

Bentuk daum : pipa dengan ujung runcing

Warna daun : hijau keputihan

Panjang daun : 24-42 cm

Diameter daun : 33-35 mm

Bentuk bunga : seperti payung

Warna bunga : Putih

Bentuk biji : Bulat

Warna biji : abu-abu

Potensi hasil : 9-13 ton umbi basah per hektar

Susut Berat umbi : 30%

Ketahanan terhadap OPT : tahan terhadap busuk ujung daun (Phytophyhora

porii) agak tahan terhadap busuk umbi (Ptrytis

allii)

Keterangan : cocok untuk ditanam pada ketinggian 0-100 meter diatas permukaan laut dan lahan berpasir serta dapat dikembangkan pada musim hujan

Lampiran 5. Hasil Sidik Ragam

A. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sumber Ragam Db JK KT F Hitung Pr>F Model 8 70.5871111 8.8233889 0.43 0.8936 Perlakuan 8 70.5871111 8.8233889 0.43 0.8936 Galat 36 734.3960000 20.3998889 Total 44 804.9831111

B. Sidik Ragam Berat Segar Tanaman Sumber Ragam db JK KT F Hitung Pr>F Model 8 1726.352200 215.794025 1.34 0.2538 Perlakuan 8 1726.352200 215.794025 1.34 0.2538 Galat 36 5777.075920 160.474331 Total 44 7503.428120

C. Sidik Ragam Berat Kering Tanaman Sumber Ragam db JK KT F Hitung Pr>F Model 8 14.50661778 1.81332722 1.99 0.0766 Perlakuan 8 14.50661778 1.81332722 1.99 0.0766 Galat 36 32.86464000 0.91290667 Total 44 47.37125778

D. Sidik Ragam Jumlah Umbi Per Rumpun Sumber Ragam db JK KT F Hitung Pr>F Model 8 80.3111111 10.0388889 1.08 0.4016 Perlakuan 8 80.3111111 10.0388889 1.08 0.4016 Galat 36 336.0000000 9.3333333 Total 44 416.3111111

E. Sidik Ragam Berat Umbi per Rumpun Sumber Ragam Db JK KT F Hitung Pr>F Model 8 628.093840 78.511730 2.15 0.0563 Perlakuan 8 628.093840 78.511730 2.15 0.0563 Galat 36 1316.780880 36.577247 Total 44 1944.874720

F. Sidik Ragam Berat Segar Tajuk Sumber Ragam Db JK KT F Hitung Pr>F Model 8 218.929404 27.366176 0.63 0.7431 Perlakuan 8 218.929404 27.366176 0.63 0.7431 Galat 36 1551.733720 43.103714 Total 44 1770.663124

G. Sidik Ragam Berat Kering Tajuk Sumber Ragam db JK KT F Hitung Pr>F Model 8 1.14943111 0.14367889 0.52 0.8303 Perlakuan 8 1.14943111 0.14367889 0.52 0.8303 Galat 36 9.86640000 0.27406667 Total 44 11.01583111

H. Sidik Ragam Berat Segar Akar Sumber Ragam db JK KT F Hitung Pr>F Model 8 10.78308000 1.34788500 2.65 0.0214 Perlakuan 8 10.78308000 1.34788500 2.65 0.0214 Galat 36 18.30584000 0.50849556 Total 44 29.08892000

I. Sidik Ragam Berat Kering Akar Sumber Ragam Db JK KT F Hitung Pr>F Model 8 0.22191111 0.02773889 3.34 0.0058 Perlakuan 8 0.22191111 0.02773889 3.34 0.0058 Galat 36 0.29892000 0.00830333 Total 44 0.52083111

Lampiran 7. Dokumentasi

a. Pengeringan Bahan Kompos Enceng Gondok

b. Persiapan Bahan Kompos Lamtoro

c. Pencampuran Arang , Bahan Organik dan Perekar Randu

d. Adonan Briket

g. Fungisida untuk pengendalian penyakit pada Bawang Merah

h. Tanaman Bawang Merah yang terinfeksi penyakit busuk ujung daun

i. Pengukuran Tinggi Tanaman Bawang Merah

j. Tanaman Bawang Merah 7 minggu setelah tanam

k. Perlakuan P0 (57 HST) l. Perlakuan P1 (57 HST) m.Perlakuan P2 (57 HST) n.

o. Perlakuan P3 (57 HST) p. Perlakuan P4 (57 HST) q. Perlakuan P5 (57 HST) r. s. Perlakuan P6 (57 HST) t. Perlakuan P7 (57 HST) u. Perlakuan P8 (57 HST) v. Penimbangan berat segar tajuk

w. Penimbangan berat umbi per rumpun (60 HST)

x. Penjemuran sebelum tanaman di oven

KOMBINASI BERBAGAI SUMBER BAHAN ORGANIK DAN ARANG

Dokumen terkait