• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abrar M, Bachtiar I, Budiyanto A. 2012. Struktur Komunitas dan Penyakit pada Karang (Scleractinia) di Perairan Lembata, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol. 17 (2) : 109-118.

Allen GR, Steene R. 1996. Indo-Pacific Coral Reef Field Guide. Singapore:

Tropical Reef Research.

Atlas. 1999. Sumber Wilayah Pesisir Lampung. ISBN : 979-95617-36

Aziz A. 1994. Tingkah Laku Bulu Babi di Padang Lamun. Oseana. Vol. XIX(4):

35-43.

Bahri S, Rudi E, Dewiyanti I. 2015. Kondisi Terumbu Karang dan Makro Invertebrata di Perairan Ujung Pancu, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Depik, 1 (1): 1-7.

Barus BS. 2013. Keterkaitan Sedimentasi Terhadap Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Di Perairan Teluk Lampung Provinsi Lampung [tesis]. Bogor.

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Damhudy D, Kamal MM, Ernawati Y. 2011. Kondisi Kesehatan Terumbu Karang Berdasarkan Kelimpahan Ikan Herbivora di Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia.

17(1): 215-225.

Darsono P, Aziz A. 2001. Echinodermata dari beberapa Pulau di Teluk Lampung, Lampung, Sumatera. Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Oseanologi – LIPI Jakarta.

Endang ER, Pratomo A, Zulfikar A. 2015. Analisis Kejadian Penyakit pada Karang Keras di Perairan Kampung Teluk dalam Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Pekanbaru.

English S, Wilkinson C, Baker V. 1994. Survey Manual For Tropical Marine Resources. Thailand: Department of Marine Science.

Fachrurrozie A, Patria MP, Widiarti R. 2012. Pengaruh Perbedaan Intensitas Cahaya Terhadap Kelimpahan Zooxanthella pada Karang Bercabang (Marga: Aropora) di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Jurnal Akuatika. Vol. III/2 : 115-124.

Firmandana TC, Suryanti, Ruswahyuni. 2014. Kelimpahan Bulu Babi (Sea Urchin) pada Ekosistem Karang dan Lamun di Perairan Pantai Sundak, Yogyakarta. Diponegoro Journal Of Maquares. 3(4): 41-50.

42 Kawuri LR, Suparjo MN, Suryani. 2012. Kondisi Perairan Berdasarkan Bioindikator Makrobentos Di Sungai Seketak Tembalang Kota Semarang.

Journal Of Management Of Aquatic Resourcer. Volume 1, No 1, Tahun 2012 Halaman 1-7.

Kohler KE, Gill SM. 2006. Coral Point Count with Excel extention (CPCe): A Visual Basic Program for the Determination of Coral and Substrate Coverage using Random Point Count Methodology. Computers and Geosciences. Vol. 32 : 1259-1269.

Kusumo S. 2012. Panduan Penggunaan CPCe 4.1 Untuk Pengamatan Pertumbuhan Karang (Uji Coba Transplantasi Karang Hias). September 2012 : 1-17. http ://www.ppkkp3kk.kkp.go.id/myzbox/assets/uploads/files/panduan%20CP Ce%204 1%20-%20pertumbuhan%20karang.pdf. [11 April 2016]

Manzello DP, Berkelmans R, Hendee JC. 2007. Coral Bleaching Indices and Thresholds for The Florida Reef Tract, Bahamas, and St. Croix, US virgin Islands. Marine Pollution Bulletin. Vol. 54 : 1923 – 1931.

Mellawati J, Susiati H, SBS Y. 2012. Pemetaan Awal Terumbu Karang di Ekosistem Pantai Sekitar Calon Tapak PLTN Bangka Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir. 5.

Miala I, Pratomo A, Irawan H. 2015. Hubungan Antara Bulu Babi, Makroalgae dan Karang di Perairan Daerah Pulau Pucung. Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH Muhlis. 2011. Ekosistem Terumbu Karang dan Kondisi Oseanografi Perairan

Kawasan WIsata Bahari Lombok. Hayati : 16 (111-118).

Mustaqim MM, Ruswahyuni, Suryanti. 2013. Kelimpahan Jenis Bulu Babi (Echinoidea, Leske 1778) di Rataan dan Tubir Terumbu Karang di Perairan Si Jago – Jago, Tapanuli Tengah. Diponegoro Journal Of Maquares. 2(4): 61-70.

Natsir SM. 2010. Foraminifera Bentik Sebagai Indikator Kondisi Lingkungan Terumbu Karang Perairan Pulau Kotok Besar dan Pulau Nirwana, Kepulauan Seribu. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. Vol. 36/2 : 191 – 192.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis (Terjemahan dari M.

Eidman., Koesoebiono, D.G. Bengen., M. Hutomo dan S. Suharjo). P.T.

Gramedia Jakarta. 459 p.

Nyström M, Folke C, Moberg F. 2000. Coral Reef Disturbance and Resilience in A Human-Dominated Environment. Trends in Ecology and Evolution. Vol.

15 (10).

43 Odum EP. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi 3 Samingan T, penerjemah : Srigandono, penyunting. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 676 hlm.

Purbiantoro W, Utomo NBP dan Sudrajat OA. 2014. Penambahan Ulva Reticulata Sebagai Perangsang dalam Pakan Buatan Terhadap Kondisi Gonad Bulu Babi Kolektor (Tripneustes Gratilla Linnaeus 1758). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol. 6 (1) : 63-79.

Purwandatama RW, A’in C, Suryanti. 2014. Kelimpahan Bulu Babi (Sea Urchin) pada Karang Massive dan Branching di Daerah Rataan dan Tubir di Legon Boyo, Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa. Diponegoro Journal Of Maquares. 3(1): 17-26.

Radjab AW. 2001. Reproduksi dan Siklus Bulu Babi (Echinoidea). Oseana.

Volume XXVI. Nomor 3, 2001 : 25-36. ISSN 0216-1877.

Rauf KP, Supriharyono, Purnomo PW. 2015. Kelimpahan Zooxanthellae pada Acropora sp. Berdasarkan Kedalaman Perairan dan Naungan yang Berbeda di Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta. Diponegoro Journal Of Maquares. Vol. 4 (1) : 46-54.

Rembet UNWJ. 2012. Simbiosis Zooxanthellae dan Karang Sebagai Indikator Kualitas Ekosistem Terumbu Karang. Jurnal Ilmiah Plantax. Vol. 1-1.

ISSN : 2302-3589.

Rudi E. 2005. Kondisi Terumbu Karang di Perairan Sabang Nanggroe Aceh Darussalam Setelah Tsunami. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol. 10 (1) : 50-60.

Rudi E. 2012. Pemutihan Karang di Perairan Laut Natuna Bagian Selatan Tahun 2010. Biospecies. 5(1): 1-7.

Ruswahyuni, Subiyanto, Setiawan G. 2013. Kajian Kelimpahan Bulu Babi dan Penutupan Terumbu Karang pada Daerah Barat dan Timur Pulau Burung, Kabupaten Belitung. Journal Of Management Of Aquatic Resources. 2(2):

60-65.

Salim D. 2012. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Akibat Pemutihan (Bleaching) dan Rusak. Jurnal Kelautan. 5(2): 142-155.

Setyawan B, Sulardiono B, Purnomo PW. 2014. Kelimpahan Bulu Babi (Sea Urchin) pada Ekosistem Terumbu Karang dan Ekosistem Padang Lamun di Pulau Panjang, Jepara. Diponegoro Journal Of Maquares. 3(2): 74-81.

Simanjuntak M. 2012. Kualitas Air Laut Ditinjau dari Aspek Zat Hara, Oksigen Terlarut dan pH di Perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 4(2): 290-303.

44 Simbolon SA, Thamrin, Elizal. 2013. Analysis of Butterfly Fish (Chaetodontidae) Abundance in The Coral Reef Ecosystem In Beralas Pasir Island Bintan Regency. Faculty Of Fisheries and Marine Sciences University Of Riau.

Sudarto. 1993. Pembuatan Alat Pengukur Arus Secara Sederhana. 18(1): 35 - 44.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suharsono. 2008. Jenis-Jenis Karang di Indonesia. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Press. ISBN 978-979-799-229-3.

Suryanti dan Ruswahyuni. 2014. Perbedaan Kelimpahan Bulu Babi (Echinoidea) pada Ekosistem Karang dan Lamun di Pancuran Belakang, Karimunjawa Jepara. Jurnal Saintek Perikanan. 10(1): 62-67.

Suryanti, Supriharyono, Indrawan W. 2011. Kondisi Terumbu Karang dengan Indikator Ikan Chaetodontidae di Pulau Sambangan Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. Buletin Oseanografi Marina. Vol.1: 106 - 119.

Talib MF. 2008. Struktur dan Pola Zonasi (Sebaran) Mangrove Serta Makrozoobenthos yang Berkoeksistensi, di Desa Tanah Merah dan Oebelo Kecil Kabupaten Kupang. Institut Pertanian Bogor

Thamrin, Setiawan YJ, Siregar SH. 2011. Analisis Kepadatan Bulu Babi Diadema Setosum pada Kondisi Terumbu Karang Berbeda di Desa Mapur Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu Lingkungan. 5(1): 45-53.

Utomo SPR, Ain C, Supriharyono. 2013. Keanekaragaman jenis ikan karang di daerah rataan dan tubir pada ekosistem terumbu karang di Legon Boyo, Taman Nasional Karimunjawa, Jepara. Management of Aquatic Resources Journal. 2(4): 81-90.

Veron J. 2000. Corals of The World Volume 1. Australia: Australian Institute of Marine Science.

Vimono IB. 2007. Sekilas Mengenai Landak Laut. Oseana. Vol. 20 (3) : 37-46.

Wijayanti MH. 2007. Kajian Kualitas Perairan di Pantai Kota Bandar Lampung Berdasarkan Komunitas Hewan Makrobenthos [Tesis]. Semarang : Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Hal 14 – 19.

Wiryawan B, Susanto HA, Mahi AK, Ahmad M, Dutton IM, Duff JP, Marsden B.

2000. Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Lampung. Bandar Lampung: Pemerintah Daerah Propinsi Lampung dengan Proyek Pesisir Lampung dan PKSPL - IPB.

45 Wulandewi NLE, Subagio JN, Wiryatno J. 2015. Jenis dan Densitas Bulu Babi (Echinoidea) di Kawasan Pantai Sanur dan Serangan Denpasar - Bali.

Jurnal Simbiosis. 3(1): 269-280.

Yusuf S, Jompa J, Suharto, Awaludinnoer. 2013. Mass Bleaching Phenomenon Impacted To Reef Fisheries In Buton Island, Southeast Sulawesi. J.

Segara. 9(2): 135-143.

Zakaria IJ. 2013. Komunitas Bulu Babi (Echinoidea) di Pulau Cingkuak, Pulau Sikuai dan Pulau Setan Sumatera Barat. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Halaman : 381-387.

Dokumen terkait