• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Dalam dokumen pembuatan bioetanol dari eceng gondok me (Halaman 29-43)

Kurva Standar

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1966, Eceng Gondok, http://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok, diakses tanggal 22 September 2011Makassar

Ardiwinata.R.O. 1985. Musuh Dalam Selimut di Rawa Pening, Kementrian Pertanian. Vorking: Bandung.

Contributed by Administrator. 2007. Bio-Etanol, Sentra Teknologi Polimer. http://www.sentrapolimer.com, diakese tanggal 22 September 2011 Makassar

Glori K. Wadrianto.2012 Danau Tondano Dikepung Eceng Gondok, (http://travel.kompas.com/read/2012/11/01/09005234/Danau. Tondano.Dikepung.Eceng.Gondo) diakses tanggal 22 September 2011 Makassar.

Izzati Nurul, dkk. 2010. Pengaruh Perlakuan Awal Autoklaf dan Autoklaf-Impregnasi Terhadap Persen Sakarifikasi Ampas Tebu Secara Enzimtis Menjadi Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Program Kreativitas Mahasiswa, Universitas Negeri Malang.

Kadar Z, dkk. 2007. Ethanol F ermentation of Various Pretreated and Hydrolyzed Substrates at Low Initial pH. Applied Biochemistry and Biotechnology Vol. 136–140; pp 847–858. Naila, 2010, F ermentasi Bioethanol, [online] http://dunianaila.blogspot. com/2010/04/proses fermentasi-glukosa-menjadi-bioethanol, diakses tanggal 22 September 2011 Makassar.

Taherzadeh, M. J, dkk. 2008. Pretreatment of Lignocellulosic Wastes to Improve Ethanol and Biogas Production. International Journal of Molecular Sciences, 1621-1651. ISSN 1422-0067. Taufikrahmat’s Park. 2008. Problema Eceng Gondok di Ibu Kota [online],

(http://taufikurahman.wordpress.com/2008/02/06/problema-eceng-gondok-di-ibu-kota/) diakses tanggal 22 September 2011Makassar.

Tomy Linelejan,2009, Ancaman Eceng Gondok (http://sman1ah .wordpress.com /2009/07/20/ancaman-eceng-gondok/), diakses tanggal 22 September 2011, Makassar

30 LAMPIRAN Pembuatan Larutan Kimia

Buffer Asetat

Larutan A = 0,2 M larutan Asam Asetat (11,55 ml dalam 1 liter)

Larutan B = 0,2 M larutan Natrium Asetat (16,4 g CH3COONa atau 27,2 g CH3CHOONa 3 H2O dalam 1 liter)

x ml larutan A + y ml larutan B encerkan sampai 100 ml.

A B pH x y 46,3 3,7 3,6 44 6 3,8 41 9 4 56,8 13,2 4,2 30,5 19,5 4,4 25,5 24,5 4,6 20 30 4,8 14,8 35,2 5 10,5 39,5 5,2 8,8 41,2 5,4 4,8 45,2 5,6 Larutan Luff

 Dilarutkan 143,8 g Na2CO3 dalam 300 ml air *.

 DIlarutkan 50 g asam sitrat dalam 50 ml air suling

 Dilarutkan 25 g CuSO4. 5H2O dalam 100 ml air

 Dalam gelas kimia yang berisi larutan Na2CO3 dimasukkan perlahan- lahan asam sitrat dan mengaduknya perlahan-lahan (guna menghilangkan gas CO2 yang berasal dari Na2CO3)

 Lalu ditambahkan larutan CuSO4. 5H2O ke dalam larutan Na2CO3 dan asam sitrat.

 Diaduk perlahan-lahan hingga tercampur semua

 Dipindahkannya ke dalam labu ukur yang berkapasitas 1 liter, dihimpitkannya.

31

NB (*) Larutan tersebut bersifat eksoterem maka dari itu perlunya perendaman.

Larutan H2SO4 4 N

 Diisi air ¼ bagian ke dalam gelas kimia.

 DImasukkan H2SO4 pekat sebanyak 111 ml ke dalam gelas kimia berisi air tersebut *

 Diaduknya.

 Dipindahkan larutan tersebut ke labu ukur kapasitas 1 liter

 Dihimpitkan hingga tanda garis dan dihomogenkannya.

NB(*)Larutan tersebut bersifat eksoterem maka dari itu perlunya perendaman dan hati-hati sebab H2SO4 pekat merupakan larutan berbahaya.

Pembuatan Larutan Tio 0,1 N

 Ditimbang 25 g Na2S2O3. 5 H2O

 Dilarutkan ke dalam 300 ml H2O

 Dimasukkan ke dalam labu ukur 1 liter, dihimpitkan dan dihomogenkannya

 Dimasukkan ke dalam botol coklat, jauhkan dari sinar matahari langsung.

 Ditambahkan 0,1 g Na2CO3 atau 3 tetes CHCl3 ‘Supaya larutan awet atau tidak rusak’

Standarisasi Tio 0,1 N

 Ditimbang 0,5 g K2Cr2O7 pa ke dalan labu ukur 100 ml dan dihomogenkannya

 Dipipet 25 ml ke dalam erlenmeyer asah 500 ml yang berisi KI 10 ml larutan KI 20 % dan 25 ml larutan HCl 4 N

32

 Dititrasi dnegan tio 0,1 N . setelah larutan kuning, ditambahkan 1 ml kanji, lalu dititar kembali.

 Warna larutan berubah dari biru menjadi hijau muda Kenormalan Na2S2O3 = mg K2Cr2O7

Fp x V x 49 HCl 4 N

 disiapkan alat, memipet 0,83 ml ke dalam labu ukur 100 ml yang sebelumnya telah diisikan sedikit H2O

 Dihimpitkan dan dihomogenkannya

 Dipindahkan ke dalam botol. Larutan Kanji 0,5 %

 Ditimbang amilum 0,5 g

 Ditimbang NaCl 2 g

 Dididihkan H2O 75 ml

 Dimasukkan amilum yang sudah ditimbang ke dalam air mendidih.

 Diaduknya, menambahkan NaCl 2 g, sambil diaduk-aduk (Tujuannya agar amilum awet)

 Disimpannya ke dalam botol. Larutan H2SO4 1 N

 Diisi air ¼ bagian ke dalam gelas kimia.

 Dimasukkan H2SO4 pekat sebanyak 28 ml ke dalam gelas kimia berisi air tersebut *

 Diaduknya.

 Dipindahkan larutan tersebut ke labu ukur kapasitas 1 liter

 Dihimpitkan hingga tanda garis dan dihomogenkan.

NB(*)Larutan tersebut bersifat eksoterem maka dari itu perlunya perendaman dan hati-hati sebab H2SO4 pekat merupakan larutan berbahaya.

33 Larutan H2SO4 72 % N

 Diisi air ¼ bagian ke dalam gelas kimia.

 Dimasukkan H2SO4 pekat sebanyak 75 ml ke dalam gelas kimia berisi air tersebut *

 Diaduknya.

 Dipindahkan larutan tersebut ke labu ukur kapasitas 100 ml

 Dihimpitkan hingga tanda garis dan menghomogenkannya.

NB(*)Larutan tersebut bersifat eksoterem maka dari itu perlunya perendaman dan hati-hati sebab H2SO4 pekat merupakan larutan berbahaya.

Stadarisasi Natrium Tiosulfat  Berat K2Cr2O7 = 0,5030 Volume Tio = 24,1 ml Kenormalan Na2S2O3 = mg K2Cr2O7 Fp x V x 49 = 0,5030 g 4 x 0,0241 ltr x 49 g/ grek = 0,1065 N  Berat K2Cr2O7 = 0,5030 Volume Tio = 23,9 ml Kenormalan Na2S2O3 = mg K2Cr2O7 Fp x V x 49 = 0,5030 g 4 x 0,0239 ltr x 49 g/ grek

34 = 0,1073 N Pengolahan Data Perhitungan

Uji Kadar Gula Pada Eceng Gondok. Pada suhu 800 C selama 30 menit Volume titrasi blangko = 26,1 ml Volume titrasi sampel = 25,4 ml N tio = 0,1065 N

� = � � � � � � �

� = , − , , � � , = ,

mg gula menurut tabel Luff Schoorl 0,7455 ml x 2,4 = 1,7892 mg

% ℎ� = � �� � � � � , � %

% ℎ� = , � � , � % = , %

% � = � � � � � %

% � = , � � % = , % = , % /

Sesuai perhitungan diatas sehingga didapatkan tabel. No Suhu (0C) Waktu (Menit) Volume Tio (ml) % Gula (b/v) % Karbohidrat 1 80 30 25,4 0,286 0,644 60 25 0,50 1,012 2 120 30 24,4 1,39 3,127 60 23,9 1,80 4,049 3 150 30 23,5 3,19 7,97 60 22,9 3,9 8,8 4 170 30 22,7 5.62 12,645 60 22,6 5,78 13,02

Perhitungan Uji Lignin Dan Selulosa Dengan Metode Chesson Untuk sampel tanpa perlakuan

35

Bobot sampel = 1,0495 g ( a)

Cawan kosong = 19,0322 g

Berat kertas saring = 0,9350 g Berat cawan setelah pemanasan I = 20,8491 g Berat cawan setalah pemanasan II = 20,7326 g Berat cawan setelah pemanasan III = 20,6856 g Berat cawan dan sampel setalah pemijaran = 19,0376 g

Untuk( b) = (Berat cawan setalah pemanasan I - bobot kertas saring - bobot cawan kosong)

= (20,8491 – 0,9350 – 19,0322) g = 0,8819 g

Untuk( c) = (Berat cawan setalah pemanasan II - bobot kertas saring - bobot cawan kosong)

= (20,7326 – 0,9350 – 19,0322) g = 0,7626 g

Untuk( d) = (Berat cawan setalah pemanasan III - bobot kertas saring - bobot cawan kosong)

= (20,6856 – 0,9350 – 19,0322) g = 0,7184 g

Untuk( e) = (Berat cawan setalah pemanasan IV - bobot cawan kosong) = (19,0376 –19,0322) g = 0,0054 g

% � =�− � %

% � = , ,− , � % = , %

% �� � = � %

36 Pengujian Kadar lignin dan Selulosa

Sampel a b c d e %

Lignin % Selulosa

Tanpa perlakuan 1,0495 0,8819 0,7654 0,7184 0,0054 67,9 4,5

Hidrothermal pada suhu 170

0C 1,0085 0,6981 0,5796 0,3537 0,0171 33,4 13,1

Setelah hidrolisis dengan

37 Pengujian SEM

38 2. Hydrothermal suhu 1200C

39 3. Hydrothermal suhu 1500C

40 4. Hydrothermal suhu 1700C

41 5. Proses hydrothermal

42 Dokumentasi Kegiatan

Pengambilan Bahan Baku

Pencucian

Pengeringan

Penghancuran

Pengayakan

Proses Hydrothermal

43 Pengujian Lignin dan Selulosa

Hidrolisis

Fermentasi

Uji SEM

Produk

Dalam dokumen pembuatan bioetanol dari eceng gondok me (Halaman 29-43)

Dokumen terkait