• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Chomaria, Nurul. 2012. Pendidikan Seks untuk Anak. Solo: Alqowam.

Desmita, Samsunuwiyati. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fajar, Dwi Ario., Susanto dan Achwandi. “Strategi Optimalisasi Peran Pendidikan Seks Usia Dini di PAUD dalam Menanggulangi Pelecehan Seks Terhadap Anak Dipekalongan”. Jurnal LITBANG Kota Pekalongan, 2014.

Fitria, Nadzifah. 2012. “Analisis Terhadap Pemahaman Pendidikan Seks Remaja Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan Orangtua

(Studi Kasus Di Dusun Remame, Jumoyo, Salam, Magelang)”. Skripsi

tidak di terbitkan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Gramono, S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Haditono, Siti rahayu (pen). 1999. Psikologi Perkembangan: Pengantar

dalam berbagai bagiannya. Yogyakarya: Gadjah Mada University

Press.

Jamin, Ibnu. 2008. “Metode Pendidikan Seks Bagi Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan (Prespektif Pendidikan Islam)” Skripsi Tidak diterbitkan.

Jatmikowati, Tri Endang., Angin dan Ernawati. “Model dan Materi

Pendidikan Seks Anak Usia Dini Perspektif Gender Untuk

Menghindarkan Sexual Abuse”. Cakrawala Pendidikan, No.3. 2015.

Jusni, Evie Yanti. 2015. “Program Reproduksi Anak Usia Dini Untuk Orang Tua” Thesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: UGM

Latif, Muhktar (et.al). 2014. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Lubis, Dina Putri Utami. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Mengajarkan Penididikan Seksual Pada Anak 4-6 Tahun di TK Dharma

Bakti IV Tamantirto Bantul Yogyakarta”. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu. 2016.

Rahman, Ulfiani.

"Karakteristikperkembangananakusiadini." DalamLenteraPendidikan 1 2.1 (2009): 46-57.

Sudjana, Djudju. 2006. Cet 1. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumberdaya

Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana. 1998. Dasar Dasar Proses Belajar mengajar. Bandung: Sinar baru.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Suraji dan Rahmawatie, Sofia. 2008. Pendidikan Seks Bagi Anak: Panduan

Keluarga Muslim. Yogyakarta: Pustaka Fahima.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kulaitatif dan R&D. Bandung: Alfabetha.

Syarbini, Amirullaoh. 2016. Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Bab 1 Pasal 1. 2003. Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing.

Yulia, Ayu. 2012. “Peran Orangtua dalam Pendidikan Seks Anak Usia Dini meneurut perspektif Agama Islam di Sekolah Among Siwi, Pandes,

Panggungharjo, Sewon, Bantul”. Skripsi tidak di terbitkan. Yogyakarta:

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

http://www.kpai.go.id/berita/kpai-2014-ada-622-kasus-kekerasan-anak/. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015.

No Materi Pertanyaan Informan

1. Keadaan Lingkungan 1. Bagaimana letak geografis dan denah desa ?

2. Bagaimana kondisi lingkungan desa ? 3. Bagaimana kondisi sosial warga ? 4. Berapa jumlah penduduk desa ini ?

5. Berapa jumlah penduduk yang memiliki anak usia dini?

Ketua RT

2. Pelaksanaan Pendidikan

Seks

6. Bagaimana cara anda memperlakukan anak laki-laki dengan perempuan?

7. Apakah anda mengenalkan bagian tubuh dan fungsinya kepada anak?

8. Apakah anda menjelaskan kepada anak jenis sentuhan apa saja yang diperbolehkan?

9. Apakah anda mengajarkan kepada anak untuk buang air sendiri? 10. Apakah anda membiasakan anak selalu berpakaian yang sopan? 11. Apakah anda membiasakan anak untuk bersikap sopan?

(contohnya cara duduk seorang perempuan dan laki-laki)

12. Apa yang menjadi hambatan anda dalam mengajarkan hal-hal mengenai pendidikan seks?

3. Metode pendidikan seks

anak usia dini

13. Apakah anda memisahkan tempat tidur anak laki-laki dengan perempuan?

14. Apakah anda memisahkan kamar orang tua dengan anak? 15. Apakah anda membiasakan anak untuk meminta izin setiap

masuk ke kamar anggota keluarga lainnya? 16. Bagaimana cara bergaul anda dengan lawan jenis?

17. Apakah anda memberikan hadiah kepada anak jika melakukan perbuatan baik?

18. Apakah anda memberikan hukuman kepada anak jika

melakukan kesalahan?

19. Apakah anda memberikan penjelasan kepada anak seputar pendidikan seks anak usia dini?

20. Apakah anda tanya jawab dengan anak mengenai perbuatan yang baik dan yang buruk serta madharatnya?

21. Apakah anda selalu mengawasi kegiatan anak baik dari lingkungan rumah dan sekolah?

22. Apakah anda selalu mengawasi tontonan anak dari media?

4. Hambatan dalam

menyampaikan

pendidikan seks anak usia dini

23. Apa kesibukan anda selain mengurus keluarga dan rumah? 24. Apakah sebelumnya anda mengetahui tentang pendidikan seks

untuk anak usia dini?

25. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan seks anak usia dini?

1. Informan pertama

Informan pertama adalah ibu murti pekerjaannya adalah ibu rumah tangga dan suami jualan ayam kampung. nama anaknya berumur 3 tahun kurang 3 bulan, pada umur segini sudah mulai di ajarkan anggota tubuh. Sudah bisa mulai diajarkan BAK dan BAB sendiri walaupun masih dibantu orang tua. Belum bisa merangkai kata-kata baru bisa. Mulai dibiasakan makan dan minum sendiri. Yang biasanya mandiin orang tua atau keluarga dan ketika bermain selalu dijaga oleh tuanya. Sudah mulai diajarkan untuk berlaku sopan dengan orang tua. Jika dengan teman sebaya dia ngga terima jika nakali. Belum mengetahui pendidikan seks anak usia dini, hanya mengetahui tentang pendidikan anak usia dini karna dia pernah mengajar di PAUD sebentar dan sudah mengetahui untuk melakukan sesuatu sendiri.

Tidur masih dengan orang tua, bu murti memberikan apresiasi kepada anak dengan kata-kata dan motivasi. Jika melakukan kesalahan diselentik untuk menaknakuti dan anaknya diam karna takut. Biasa main sama teman-teman yang sering mendampingi adalah bapak. Film yang sering ditonton adalah upin-ipin. Hambatan dalam mendidik anak susah ketika nangis dan susah diatur. Pendidikan seks yang ibu murti ketahui adalah cara makan sendiri, baju sendiri, ke kamar mandi sendiri. Cara mengatasi perilaku kekerasan anak usia dini dengan selalu mendampingi ketika bermain karena anaknya pemberani ketika diajak sama orang yang tidak kenal dia mau saja.

2. Informan kedua

Informan kedua adalah ibu Rara nama anaknya annisa, annisa adalah anak pertama sudah tahu anggota tubuh seperti tanga, kaki, mata, telinga. Sudah dibiasakan BAK dan BAB sendiri, ketika nakal dijewer

dan ketika dia melakukan kebaikan diberikan apresiasi “jempol”.

Biasanya dirumah main dan didampingi oleh ibunya. Pekerjaan bu rara ibu rumah tangga dan suaminya sebagai buruh proyek bangunan. Ibu rara sudah pernah mendengar pendidikan seks anak usia dini, pendidikan seks yang bu rara ketahui adalah anak kecil jaman sekarang serem karna orang dewasa yang tidak dapat menahan hawa nafsunya.

3. Informan ketiga

Informan ketiga ibu fitriana, nama anaknya amira berumur 2 tahu setengah, sudah mulai ajarkan anggota tubuh yang umu seperti tangan dan kaki. Amira sering bermain layaknya perempuan tetapi ketika temannya banyak laki-laki mainnya sama laki-laki. Sudah mulai dibiasakan untuk BAK sendiri walaupun masih dibantu dan BAB mulai bilang sama orang tua. Biasanya main kadang diawasi walaupun kadang sendiri tapi sudah tau mainnya kemana. Tidur masih bareng dengan orang tua karna masih belum tega untuk memisahkan tempat tidur. Media yang sering di tonton adalah video-video anak yang sudah di downloadkan oleh ibunya..bu fitriana bekerja sebagai karyawan swasta dan suaminya bekerja di kalimantan sebagai teknisi listrik. Latar belakang pendidikan bu fitriana yaitu S1 pendidikan akuntansi di UNY. Ketika anak nakal suka dimarahin

kalo keterlaluan di jewer telinganya.kalo melakukan hal baik jarang diberikan apresiasi walaupun hanya dalam bentuk kata-kata. Hambatan dalam mengajarkan pendidikan seks anak usia dini adalah anak yang masih ngeyel dan bantah. Lebih sering di didik oleh neneknya.

4. Informan keempat

Ibu pipin nama anaknya zahra anak kedua, sudah mulai diajarkan anggota tubuh. Sudah bisa BAK dan BAK sendiri. Biasanya mau dianterin sama ibunya aja. Bu pipin ibu rumah tangga suaminya wiraswasta jualan soto. Tidurnya masih bareng sama orang tua tapi kalo kakaknya sudah sendiri. Hambatan dalam mendidik yaitu jika dilarang malah seperti disuruh dan ngeyel. Kalo nakal suka dimarahin, sudah penah tau pendidikan seks anak usia dini. seperti mananamkan rasa malu seperti ketika habis dari kamar mandi harus langsung masuk ke kamar mandi. Dan kalo pake rok duduknya harus sopan. Mandi maunya sama orang tua dan dibiasakan BAK di kamar mandi.

5. Informan kelima

Ibu mugiyati, nama anaknya abit sekolah di TK B karangangyar umurnya 5 tahun. Sudah hafal anggota tubuh, dan sudah bisa melakukan semua kegiatan sendiri. Tapi karna kelamaan jadi bantuin sama ibunya biar cepet. Kamar mandi jauh dari rumah. Abit selalu nonton transformer, power ranjer, upinipin. Kalo di bully sama teman dia menarik diri tapi ketika barang miliknya dia diambil dia marah. Belum pernah denger pendidikan seks anak usia dini tapi sudah mulai mengajarka pendidikan

seks sedini mungkin. Ibu mugiyati kerja di sekolah BIAS. Hambatan mengajarkan pendidikan seks susah mencari kata-kata untuk menjelakan pendidikan seksnya dan belum menemukan bahasa yang pas untuk menjelaskan. Dan anaknya sudah mulai kritis menanyakan perbedaan anatara laki-laki dan perempuan. Dan sudah mulai memiliki rasa malu ketika melakukan sesuatu yang memang seharusnya orang lain tidak mengetahuinya.

Dokumen terkait