• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Buku Bacaan

Abdul Hamid Ritonga, 2010, 16 Tema Pokok Hadis (Seputar Islam dan Tata Kehidupan)(Bandung: Citapustaka Media Printis.

Abdul Ghofur Anshori, 2006, Filsafat HukumSejarah, Aliran Dan Pemaknaan, Jogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Ahmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence), Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

A. Rahmat Rosyadi, Rais Ahmad, 2006, Formalisasi Syariat Islam dalam perspektif Tata Hukum Indonesia ; Bogor;

Ghalia Indonesia.

Arif Sidharta, Meuwissen, tentang Pengembangan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum, dan Filsafat Hukum, Terjemahan, (Bandung, Reflika Aditama, 2009)

Dimas Dwi Irawan, Pengemis Undercover Rahasia Seputar Kehidupan Pengemis, Titik Media Publisher, Jakarta,2013.

Earl Rubington dan Martin S Weinberg, 1995, The Study Of Social Problems. Seven Perspektives. New York: Oxford University Press.

HR. Bukhari No 660 dan HR. Muslim No.1031

Imam Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ismai’l bin Ibrahim ibn Mughirah bin Bardizbah, bab al-Bukhari, Juz II, terj.

Ahmad Sunarto dkk (Semarang: CV. Asy-Syifa’,1993).

Ishak Abdulhak, 2000, Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, UPI, Press.

Johnny Ibrahim,2005, Teori dan Metode Penelitian Hukum Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang

Kartini Kartono, 1992, Patologi Sosial, Jakarta: Rajawali Press.

Koentjaraningrat, 2009, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Muhammad Jamaluddin Al-Qasimiy Ad-damasyqi , Mau’idhatul Mukminin dari Ihayaul Ulumuddin dalam pembahasan tentang Usaha dan dalam pembahasan ini di riwayatkan oleh Ibnu Mas’ud RA, bahwa Rasulullah Saw sangat membenci melihat orang-orang yang menganngur baik itu dalam kehidupan dunianya maupun kehidupan Akhiatnya; Dar-Al-ahdu Al-JAdid.

Parsudi Suparlan,1993, Kemiskinan Di Perkotaan. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia

Paisol Burlian, 2016, Patologi Sosial, Bumi Aksara, Jakarta.

Rachmat Syafe’i,Al-Had³a, Aqidah, Akhlak, Sosial &

Budaya(Bandung: PustakaSetia,2003).

Satjipto Rahardjo, 1979, Sisi-sisi Lain dari Hukum Indonesia, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2003.

Said ‘Aqil Husin Munawwar, Asbab al-Wurud (Studi Kritis Hadis Nabi Penedekatan Sosial-Historis-Kontekstual) cet.1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001).

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Nomratif:Suau Tinjauan Singkat, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Weisenberg, D.K.,1997, Feminist Legal Theory, Philadelphia:

Temple University Press.

B. Jurnal

Imam Sukadi, Tanggung Jawab Negara Terhadap Anak Terlantar Dalam Operasionalisasi Pemerintah Di Bidang Perlindungan Hak Anak, De Jure, Jurnal Syariah Dan Hukum, Volume 5 Nomor 2, Desember 2013.

Isma Riskawati, Abdul Syani, “Faktor Penyebab Terjadinya Gelandangan dan Pengemis (Studi Pada Gelandangan dan Pengemis Di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung)”, Jurnal Sociologie, Vol. 1, No.

1, (September 2013)

Magfud Ahmad, Strategi Kelangsungan Hidup Gelandangan dan Pengemis (Gepeng), Jurnal Penelitia STAIN Pekalongan:

Vol. 7. No. 2, Pekalongan, 2010.

pandang, Hak-Hak anak jalanan di kota Makassar dalam perspektif hukum Islam dan Hukum Positif; Jurnal Diskursus Islam; vol.2 Nomor 2, Agustus 2014

Siregar, Hairani, dkk. 2006. Faktor Dominan Anak Menjadi Anak Jalanan di Kota Medan.Jurnal. FISIP USU: Medan.

Yunie Herawati, Konsep Keadilan Sosialdalam Bingkai Sila Kelima Pancasila (The Concept Of Social Justice Within The Fifth Principle Framework Of Pancasila), Jurnal Paradigma (Masalah Sosial, Politik, Dan Kebijakan) Volume 18, Nomor 1, Januari 2014

C. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-daerah Otonom Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106).

Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kuatai Barat, dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 175, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962).

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) Sebagaimana telah diubah beberapa kali,

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangaan dan Pengemis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3177).

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1988 Usaha Kesejahteraan Anak Bagi Anak yang mempunyai Malasah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3367).

Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kota Layak Anak. (Lembaran Daerah Kota Bontang Tahun 2017 Nomor 8).

Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Bontang Tahun 2016 Nomor….), sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Bontang Tahun 2018 Nomor 5);

D. Sumber lainnya

Argo Twikromo, Gelandangan Yogyakarta: Suatu kehidupan dalam bingkai tatanan Sosial-Budaya “Resmi”, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,Yogyakarta,1999.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Departemen Sosial RI, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Jalanan, Departemen Sosial Republik Indonesia, Jakarta, 2005

Eksposkaltim.com. Kapasitas Rumah Singgah Taman Pelangi Bontang Tampung 50 Orang. Rabu, 07 Februari 2018

Jam: 19:53:22 WIB, di download tanggal 18 Agustus 2020

https://kaltimtoday.co/hati-hati-memberi-pengemis-perda- penanganan-anjal-dan-gepeng-akan-diberlakukan-di-bontang/

http://www.bontangkota.go.id/geografis

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia bekerjasama dengan Coastal Resources Management Project), Buku Narasi, Menuju Harmonisasi Sistem Hukum Sebagai Pilar Pengelolaan Wilayah Pesisir Indonesia, (Jakarta ; 2005).

Marpuji, dkk, Gelandangan di Kertasura, Monografi 3 Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah,Surakarta, 1990

Parsudi Suparlan,Gambaran tentang suatu masyarakat gelandangan yang sudah menetap, FSUI,1978.

Zulfadli, Pemberdayaan Anak Jalanan dan Orang tuanya Melalui Rumah Singgah (Studi Kasus Rumah Singgah Amar Makruf I Kelurahan Pasar Pandan Air Mati Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok Propinsi Sumatra Barat),Tesis. (Bogor: Institut Pertanian, 2004