• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Undang-undang No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Prof. Dr. Emil Salim, 1991

3. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Prof. Dr. Otto Sumarwoto, 1989 4. Peraturan Pemerintahan No. 51 tahun 1993 tentang AMDAL

5. Peraturan pemerintahan No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. 6. Keputusan Menteri Negara KLH No. 02/MENKLH/1988 tentang Pedoman Penetapan

Baku Mutu Lingkungan

7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 69/KPTS/1995 tentang Pedoman Teknis AMDAL Proyek

RANGKUMAN

Pada umumnya di Indonesia maupun beberapa negara, tingkat pendidikan pekerja dalam sektor konstruksi relative rendah bila dibandingkan dengan sector lain. Tenaga kerja di Indonesia perlu dilindungi, bukan karena peraturan yang menghapuskan, tetapi karena tenaga kerja adalah modal usaha yang perlu dijaga dan dibina, agar dapat memberi manfaat bagi tenaga kerja dan keuntungan perusahaan. Dalam modul Sistem Manajemen K3 Konstruksi, RPL dan RKL disusun dan dirangkum sebagai berikut.

Bab I

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK K3) merupakan rangkaian proses pekerjaan yang mempunyai siklus, mulai dari perencanaan, aplikasi, pemantauan dan peninjauan kembali terhadap perencanaan yang telah dibuat.

Ada beberapa system manajemen K3 yang telah dikenal diantaranya : 1. SMK3 Permenaker no. 5 tahun 1996

2. OHSAS 18001; 1999 (Occupational Health and Safety Assesment Series)

3. COHSMS (Construction Industry Occupational Health and Safety Management System)

Bab II

Dasar pelaksanaan K3 adalah komitmen pimpinan puncak suatu organisasi. Dari komitmen munculah kebijakan yang dijabarkan melalui pembuatan program, elemen SMK3 dan penerapan (implementasi) dan operasi K3.

Bab III

Untuk memudahkan dan menyamakan pengertian sebagaimana diamanatkan undang-undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan, dalam pasal 87 ayat 2 menyebutkan setiap perusahaan wajib menjalankan SMK3 sesuai dengan Permenaker no. 5 tahun 1996 maka penjelasan detail kesetiap elemen SMK3 diberikan dengan tetap mengacu pada SMK3 yang dimaksud oleh undang-undang. Penjelasan detail pada elemen SMK3 meliputi lingkup SMK3, perencanaan K3, tujuan dan sarana penerapan SMK3, perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko program manajemen K3, penerapan rencana.

Penjelasan detail juga meliputi jaminan kemajuan terhadap sumber daya manusia, sarana dan dana, ini adalah sangat penting untuk menjamin pelaksanaan SMK3 sesuai

persyaratan yang telah ditetapkan seperti pelatihan kompetensi kerja, tangung jawab dan tanggung gugat serta komunikasi.

Bab IV

Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan pengendalian yang mengatur bagaimana cara melaksanakan pemeriksaaan atas pelaksanaan penerapan K3.

Prosedur pemeriksaan dan tindakan perbaikan dilakukan agar dapat diketahui pencapaian sasaran dan target, peninjauan ketidaksamaan dan tindak lanjut hasil inspeksi, tes dan commissioning. Siklus penanganan K3 dilakukan, siklus harian, mingguan dan bulanan secara berjenjang

Bab V

Pekerjaan administrasi K3 terdiri dari administration internal dan administration external. Manfaat administrasi internal yaitu komunifikasi informasi, bukti dari kesesuaian terhadap persyaratan dan sumbangan pengetahuan untuk dipelihara dan disebarluaskan.

Sedangkan administrasi eksternal yaitu hubungan dengan pihak luar perusahaan misal dinas Tenaga Kerja kantor wilayah, suku dinas tenaga kerja, astek dsb. Demikian juga laporan ke suku dinas tenaga kerja atau dinas tenaga kerja kantor wilayah dilakukan secara berkala dan rutin dengan sarana formulir yang telah disiapkan.

Untuk lingkungan hidup, RPL (Rencana Pematauan Lingkungan) dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dirangkum sebagai berikut

Bab I

Isu lingkungan hidup muncul tahun 1972, sejak diselenggarakan konferensi lingkungan hidup sedunia di Stockholm.

Di Indonesia mulai mengeluarkan kebijakan pemerintah atas isu lingkungan hidup seperti Undang-undang no. 4 tahun 1982 tentang pokok pengelolaan lingkungan hidup.

Dilanjutkan dengan Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 1986, no. 51 tahun 1993.

Bab II

Lingkungan hidup pada dasarnya terdiri atas 4 unsur yaitu materi, energi, ruang, dan kondisi.

Permen no. 51 tahun 1993 tentang analisis mengenai dampak lingkungan serta pedoman umum pelaksanaannya, maka aspek lingkungan hidup yang terkait dengan pekerjaan konstruksi dapat dibedakan :

- Komponen biologi

- Komponen sosial ekonomi dan sosial budaya

Dalam lingkungan hidup juga dikenal ekologi dan ekosistem serta baku mutu lingkungan yang terdiri dari baku mutu air, udara dan air laut.

Bab III

AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan dari dokumen amdal terdiri dari dokumen

- KA-AMDAL

- AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) yang menelaah secara cermat tentang dampak penting suatu rencana atau kegiatan

- RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dokumen yang mengandung upaya pemantauan terhadap lingkungan hidup yang terkena dampak penting akibat rencana kegiatan

Setiap tahapan pengembangan proyek mulai dari perencanaan umum, studi kelayakan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dari pasca konstruksi berlaku kegiatan AMDAL.

Pelaksanaan RKL dan RPL berlaku pula pada tahapan pra konstruksi, konstruksi dan pasca kontruksi.

Bab IV

Prinsip dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi prinsip pengelolaan lingkungan, pendekatan pengelolaan lingkungan, mekanisme pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Dampak yang timbul pada pekerjaan konstruksi antara lain - Meningkatnya pencemaran udara dan debu

- Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta genangan air - Pencemaran kualitas air

- Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum - Gangguan lalu lintas

Bab V

Pesatnya kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat manusia berbenturan dengan nilai-nilai baru yang ditawarkan. Dalam Perda Pasal 111 disebutkan bahwa wajib mengakui dan menghormati hak, asal usul dan adat istiadat desa.

Pasal 110 UU no. 22 tahun 1999 menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten atau pihak ketiga yang merencanakan pembangunan bagian wilayah desa, wajib mengikut sertakan pemerintah desa dan badan perwakilan desa dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya.

Dalam undang-undang jasa konstruksi no. 18 tahun 1999 juga memasukan unsur masyarakat melakukan pengawasan untuk ketertiban pelaksanaan jasa konstruksi.

1. Undang – undang No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Prof. Emil Salim, 1991

3. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Prof. Dr. Otto Sumarwoto,

1989

4. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1993 tentang AMDAL

5. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran

Air

6. Keputusan Menteri Negara KL No. 02/MENKLH/1988 tentang Pedoman

Penetapan Baku Mutu Lingkungan

7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 69/KPTS/1995 tentang Pedoman

Teknis AMDAL Proyek.

Dokumen terkait