• Tidak ada hasil yang ditemukan

Amanda F. 2009. Peningkatan peran masyarakat dalam upaya pengendalian kebakaran hutan di KPH Malang Perum Perhutani Unit II Jawa Timur [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Anderson IP, Manda ID, Muhnandar. 1999. Vegetation Fires in Sumatra,

Indonesia. Eropa: European Union and Indonesian Ministry of Forestry and

Estate Crops.

Arsyad S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Pratondo BJ. 2007. Kajian pembangunan insfratuktur dan spasial nasional (DSN) untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Studi Kasus di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat) [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Boonyanuphap J. 2001. GIS based method in developing wildlife risk model in Sasamba East Kalimantan Indonesia [tesis]. Bogor: Graduated Program, Bogor Agricultural University.

Brown and Davis. 1973. Forest Fire Control and Use. New York: McGraw-Hill Company Inc.

Chandler C, Cheney P, Thomas P, Trabaud L, Williams D. 1983. Fire in

Forestry Vol. I. Canada: John Wiley and Sons. .

Clar CR, Chatten LR. 1954. Principle of Forest FireManagement. California: Departement of Nature Resources Division of Forestry. .

Darwo. 2009. Perilaku api dan sebab akibat kebakaran hutan. [terhubung berkala] http://www.p3hka.org/pdf/394Karo.pdf. [10 Mei 2012].

Davis KP. 1959. Forest Fire Control and Use.New York: Mc. Graw–Hill Books Company, Inc.

Ekadinata A, Dewi S. 2011. Memahami Keragaman Sistem Penggunaan Lahan

dan Pengaruhnya terhadap Penghitungan Opportunity Cost. Bogor: World

Agroforestry Centre.

FAO. 2001. Deforestation Continues At A High Rate In Tropical Areas; FAO

calls upon countries to fight forest crime and corruption. FAO. Retrieved

10-07-2003,2003,from the World Wide Web [terhubung berkala] http://www.fao.org/WAICENT/OIS/PRESSNE/PRESSENG/2001/pren0106 1.htm. (10 Mei 2012)

Fuller M. 1991. Forest Fire An Introduction to Wildland Fire Behavior,

Management, Fire Fighting and Prevention. New York: John Willey and

Sons.

Hao M, Liu M, Crutzen P. 1990. Estimate of annual and regional release of CO2

and other trace gases to the atmosphere from fire in tropicbased on the FAO statistics for the period 1975 and 1980. Di dalam: Goldammer J, editor.Fire

32

in Tropical Biota (Ecological Studies 84). New York:Springer. hlm.

440-460.

Harahap AJ, Hutagalung L. 1998. Status Tanah Gambut di Sumatera Utara dalam Prosiding Seminar Lahan Gambut. Universitas Tanjungpura.

Hartanto. 2006. Land Use dan Land Cover. [terhubung berkala].

http://hartanto.wordpress.com/2006/08/14/land-use-dan-land-cover/[30September2012].

Hidayanti. 1993. Masalah perubahan iklim di Indonesia beberapa contoh kasus. [terhubung berkala]. http://www.rudyct.250x.com/sem012.rinihidayanti.htm [30 september 2012].

Heryalianto S. 2006. Studi tentang sebaran titik panas (hotspot) sebagai penduga kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Kalimantan Barat tahun 2003 dan tahun 2004 [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Kusmana C, BI Setiawan, Istomo, DR Nurromat, S Hardjoamidjojo. 2008.

Menumbuhkembangkan Implementasi Hutan Tanaman di Indonesia. Bogor:

Departemen Silvikultur-Fakultas Kehutanan IPB.

[LAPAN] Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional. 2004 .Kebakaran hutan/lahan dan sebaran asap di Sumatra dari Data Satelit Lingkungan dan cuaca. Bidang Pemantauan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh Lembaga

PenerbangandanAntariksa Nasional (LAPAN). [terhubung

berkala]http://www.lapanrs.com/SMBA/smba.php?hal=3&data_id=hn_hr_2 0040626_all. (15 September 2012)

Noor M. 2001. Pertanian Lahan Gambut: Potensi dan Kendala. Jakarta: Kanisius.

Pratondo B, Saharjo B, Kardono P. 2006. Aplikasi infrastruktur data spasial nasional (IDSN) untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan.Jurnal

Ilmiah Geomatika 12(2):70-71.

Rahmah. 2012. Catatan backpacker Taman Nasional Sebangau[terhubung berkala]http://chemistrahmah.com/wp-content/uploads/2012/04/GAMBAR-PETA-SUMATRA-SELATAN-150x150.gif. [2 Oktober 2012].

Ratnasari, E. 2000. Pemantauan kebakaran hutan dengan menggunakan data Citra NOAA AVHRR dan Citra Landsat TM: Studi kasus di daerah Kalimantan Timur. [skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Saharjo, B. H. 2002. Strategi Pengendalian Limbah Vegetasi dan Kebakaran

Hutan di Indonesia. Di dalam: Semiloka Pengendalian Hukum Kebakaran

Hutan dan Lahan; Pekanbaru, 27-28 September 2000. hlm 30-40.

Saharjo, B. H. 2003. Pengendalian Kebakaran Hutan. Suratmo F. G. et al. Penyunting. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Samsuri. 2008. Model Spasial Tingkat kerawanan kebakaran hutan dan lahan TM: studi kasus di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. [tesis]. Bogor. Program Pasca Sarjana Magister, Institut Pertanian Bogor.

33

Seiler W, Crutzen P. 1980. Estimates of gross an net fluxes of carbon between the biosphere and the atmosphere from biomass burning. Climate Change 2:207-247.

Septocorini E. 2006. Studi penentuan tingkat kerawanan kebakaran hutan di Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatra Selatan [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Soares R, Sampaio O. 2000. Klasifikasi Penutupan Lahan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Suratmo F, Husaeni E, Jaya N. 2003. Pengetahuan Dasar Pengendalian

Kebakaran Hutan. Bogor. Fakultas Kehutanan IPB.

Syaufina L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di IndonesiaPerilaku Api,

Penyebab,dan Dampak Kebakaran. Malang: Bayumedia.

Syaufina L. 2002. The effect of climate variation on peat swamp forest condition and peat combustibility [doctoral thesis]. Malaysia: Faculty of Forestry University Putra.

Triani W. 1995. Keterkaitan kebakaran dengan faktor-faktor iklim di KPH Banyuwangi Selatan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

34

35

Lampiran 1 Nilai koefisien muatan biomasa (fuel load) dan efisiensi pembakaran (burning effieciency) menurut Seiler and Crutzen (1980)

Kode Penutupan Lahan Koefisien Bahan

Bakar (ton/ha)

Efisiensi Pembakaran

SSH Semak belukar rawa 30 0,5

USF Hutan rawa primer 70 0,4

DSF Hutan rawa sekunder 50 0,4

UDF Hutan primer 70 0,4

DIF Hutan sekunder 50 0,5

TPL Hutan tanaman industri 50 0,5

MTC Pertanian tanah kering

bercampur semak 30 0,7

CPL Tanaman perkebunan 10 0,6

OPL Kelapa sawit 40 0,5

DIM Hutan mangrove

sekunder 30 0,5

UDM Hutan mangrove primer 30 0,5

DCL Pertanian tanah kering 30 0,7

SCH Semak belukar 25 0,8 RCF Sawah 10 0,9 CFP Tambak 0 0 SET Pemukiman 5 0,8 WAB Rawa 20 0,7 MIN Pertambangan 5 0,8 BRL Tanah terbuka 30 0,5

36

Lampiran 2 Matriks luas perubahan tutupan lahan tahun 2000-2005

No LU Luas Penutupan Lahan Luas Terbakar Presentase

1 brl-brl 378.791,60 105.101,01 27,75 2 brl-cpl 3.665,51 351,63 9,59 3 brl-ssh 4.808,06 3.439,12 71,53 4 brl-opl 3.441,87 1.181,86 34,34 5 brl-sch 1.211,47 122,23 10,09 6 brl-dcl 544,08 - - 7 brl-tpl 1.186,53 2.603,05 8 cfp-cfp 50.378,88 3.450,70 6,85 9 cpl-sch 4.403,45 1.345,12 30,55 10 cpl-cpl 513.882,59 60.707,57 11,81 Keterangan:

ssh : semak belukar rawa tpl : hutan tanaman industri opl : perkebunan kelapa sawit cpl : tanaman perkebunan sch : semak belukar dcl : pertanian tanah kering brl : tanah terbuka cfp : tambak

37

Lampiran 3 Matriks luas perubahan tutupan lahan tahun 2005-2009

No LU Luas penutupan lahan Luas terbakar Presentase

1 brl-brl 483.947,18 404.263,46 83,53 2 brl-sch 570,91 460,22 80,61 3 brl-cpl 3.206,95 2.127,59 66,34 4 brl-dcl 71,84 71,84 100, 5 brl-mtc 1.355,42 1.257,50 92,78 6 brl-rcf 10,41 10,41 100 7 brl-opl 14.644,46 14.550,74 99,36 8 cfp-cfp 59.321,01 45.784,29 77,18 9 cfp-opl 320,67 320,67 100 10 cpl-cpl 510.986,59 416.409,78 81,49 Keterangan:

opl : perkebunan kelapa sawit cpl : tanaman perkebunan sch : semak belukar rcf : sawah

dcl : pertanian tanah kering

mtc : pertanian tanah kering bercampur semak min : pertambangan

brl : tanah terbuka cfp : tambak

38

Lampiran 4 Matriks emisi karbon perubahan penutupan lahan di tanah mineral tahun 2000-2005

No LU Luas terbakar M (co2) ton %

1 brl-brl 80.592,54 72.533,29 7,08 2 brl-cpl 351,63 316,47 0,03 3 brl-ssh 3.439,12 3.095,21 0,30 4 brl-opl 1.181,86 1.063,67 0,10 5 brl-sch 122,23 110,01 0,01 6 brl-dcl - - - 7 brl-tpl - - - 8 cfp-cfp 1.759,05 1.583,15 - 9 cpl-sch 1.345,12 1.210,61 0,05 10 cpl-cpl 54.052,14 48.646,93 1,90 Keterangan:

ssh : semak belukar rawa tpl : hutan tanaman industri opl : perkebunan kelapa sawit cpl : tanaman perkebunan sch : semak belukar dcl : pertanian tanah kering brl : tanah terbuka cfp :tambak

39

Lampiran 5 Matriks emisi karbon pada perubahan penutupan lahan di gambut Sumatra Selatan tahun 2000-2005

No LU Luas terbakar M (co2) ton %

1 brl-brl 24.508,47 57.901,26 6,70 2 brl-cpl - - - 3 brl-ssh - - - 4 brl-opl - - - 5 brl-sch - - - 6 brl-dcl - - 7 brl-tpl 2.603,05 7.379,65 0,85 8 cfp-cfp 1.691,65 - - 9 cpl-sch - - - 10 cpl-cpl 6.655,43 6.289,38 0,73 Keterangan:

ssh : semak belukar rawa tpl : hutan tanaman industri opl : perkebunan kelapa sawit cpl : tanaman perkebunan sch : semak belukar dcl : pertanian tanah kering brl : tanah terbuka cfp : tambak

40

Lampiran 6 Matriks emisi karbon pada perubahan penutupan lahan di tanah mineral Sumatra Selatan tahun 2005-2009

No LU Luas Terbakar M (CO2) ton

mineral % 1 brl-brl 284.207,20 1.726.558,74 4,27 2 brl-sch 460,22 2.795,84 0,01 3 brl-cpl 2.127,59 12.925,11 0,03 4 brl-dcl 71,84 436,43 0,00 5 brl-mtc 1.257,50 7.639,31 0,02 6 brl-rcf 10,41 63,24 0,00 7 brl-opl 13.495,82 81.987,11 0,20 8 cfp-cfp 30.537,41 - - 9 cfp-opl 9,00 - - 10 cpl-cpl 388.938,24 945.119,92 2,34 Keterangan:

ssh : semak belukar rawa tpl : hutan tanaman industri opl : perkebunan kelapa sawit cpl : tanaman perkebunan sch : semak belukar rcf : sawah

dcl : pertanian tanah kering

mtc : pertanian tanah kering bercampur semak brl : tanah terbuka

cfp :tambak

41

Lampiran 7 Matriks emisi karbon pada perubahan penutupan lahan di gambut Sumatra Selatantahun 2005-2009

No. LU luas terbakar M (CO2) ton %

1 brl-brl 120.056,26 283.632,91 11,30 2 brl-sch - - - 3 brl-cpl - - - 4 brl-dcl - - - 5 brl-mtc - - - 6 brl-rcf - - - 7 brl-opl 1.054,92 2.492,25 0,10 8 cfp-cfp 15.246,88 - - 9 cfp-opl 131,50 - - 10 cpl-cpl 27.471,54 25.960,61 1,03 Keterangan:

tpl : hutan tanaman industri opl : perkebunan kelapa sawit cpl : tanaman perkebunan sch : semak belukar rcf : sawah

dcl : pertanian tanah kering

mtc : pertanian tanah kering bercampur semak brl : tanah terbuka

cfp :tambak

Dokumen terkait