Anggorodi, R. 1985, Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT Gramedia Jakarta
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Arora, S. P. 1989. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Diterjemahkan oleh R.Murwanidan Srigandono. Gadjah Mada University Press. Yohyakarta.
Arthur, J.R. 1997. Non-glutathione proxidase fuction of selenium”. In Lyons and K.A. Jacques. Biotechnology and feed industry. Norttingham University Press. Nottingham
Church, D.C. and W.G. Pond. 1976. Digestive Physiology and Nutrition of Ruminants. Vol 1, 2nd. Edition. USA.
Church, D.C. 1979. Digestive Physiology and Nutrition of Ruminant. Vol : 1, 2nd Edition. Jhon Wiley and Sons. New York.
Church, D.C. 1988. The Ruminant Animal Digestive Physiology and Nutrition Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey
Ensminger, M.E., J.E. Oldfield and W.W. Heinemann. 1990. Feeds and Nutritions. The Ensiminger Publishing Company. California.
Erna Hartati. 1998. “Suplementasi Minyak Lemuru dan Seng ke Dalam Ransum yang Mengandung Silase Pod Coklat dan Urea untuk Memacu Pertumbuhan Sapi Holstein Jantan”. Disertasi, Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Erwanto. 1995. ,,Optimalisasi Sistem Fermentasi melalui Suplementasi Sulfur, Defaunasi, Reduksi Emisi Metan, dan Simulasi Pertumbuhan Mikroba pada Ternak Ruminansia,,.Disertasi. Program pascasarjana institut Pertanian Bogor.
40
Fathul, F. 1999. Penuntun Praktikum Penetuan Kualiatas Zat Makanan dalam Bahan Makanan Ternak. Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Pertanian.
Universitas Lampung
Haber, J. R. dan L. Kung. 1981. ‘’Protein or non protein utilization in dairy
cattle”. Journal Dairy Science. 64: 117
Hungate, R.E. 1966. The Rumen and Its Microbes. Academic Press Inc. New York
Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Kanisus. Jakarta
Klemesrud, M. J., T.J. Klopfenstein, and A. J. Lewis. 1998. “Complementary responses between feather meal and poultry by-product meal with or without ruminally protected methionine and lysin in growing calves”. Journal Animal Science. 76: 1970
Little, D.A. 1986. The Mineral Content of Ruminant Feeds and the Pontential For Mineral Supplementation in South-East. Asia with Particular Reference to Indonesia. Canberra.
Lubis, D. A. 1963. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan. Jakarta.
Maynard, L. A.,J.K. Loosly, H,f. Hintz, and R.G. Warner. 1979. Animal Nutrition. 7th edition. Mc Grew-Hill book Co. Inc. New York
Maynard L.A., John K.L., Harold F.F., Richard G.W. 1982. Animal Nutrition 7ed. Mc Graw-Hill Publishing Company Limited. New Delhi
Mc Donald, P.,R.A. Edwards, J.F.D. Greenhalgh, C.A. Morgan. 1995. Animal Nutrition. 5th Ed. Library of Congress Cataloging Publication. London.
McDowel, L.R. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. Academic Press. Orlando.
Mc Dowell, L. R. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. Departement of Animal Science. University of Florida. Florida
Mc Donald, P.,R.A. Edwards, J.F.D. Greenhalgh, C.A. Morgan. 1995. Animal Nutrition. 5th Ed. Library of Congress Cataloging Publication. London
Muhtarudin. 2002. “Pengaruh Amoniasi, Hidrolisat Bulu Ayam, Daun Singkong, dan Campuran Lisin-Zn-Minyak Lemuru terhadapo Penggunaan Pakan pada Ruminansia. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Muhtarudin. 2003. “Pembuatan dan penggunaan zn-proteinat dalaam ransum untuk meningkatkan nilai hayati dedak gandum dan optimalisasi bioproses dalam
pencernaan ternak kambing”. Jurnal Penelitian Terapan. Vol. III (5): 385—393.
Morrison,F.B. 1959. Feeds and Feeding. The Morisson Publishing Coy. Ithaca Muhtarudin, Liman, dan Y. Widodo. 2003. “Penggunaan Seng Organik dan Polyunsaturated Fatty Acid dalam Upaya Meningkatkan Ketersediaan Seng, Pertumbuhan, serta Kualitas Daging Kambing.” Laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi
Nasoetion, 1984. Nutrisi Mineral. Edisi Kelima. Institut Pertanian Bogor, Bogor NRC (National Reseach Council). 1980. Mineral Tolerance of Domestic Animals. National Academy Press, Washington, D.C.
NRC (National Research Council). 1989. Nutrient Requirement of Dairy Cattle. 6th Revised edit. National Academy Press, Washington, D.C.
North, M.O. 1972. Commersial Chiken Production. Poultry Mananagement Consultantt Oceanside California Wesst Connecticut. The AVI Publishing Company, Inc
Olson,R. E, H.P. Broquist, C.O. Chichester, A. C. Derby, A.C. Kolbye, R. M. Stalvey. 1988. Pengetahuan Gizi Mutakhir Mineral. Gramedia. Jakarta
Parakkasi, A. 1983. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Penerbit angkasa bandung Paraksasi, A. 1985. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
__________. 1995. “Ilmu gizi ruminansia”. Diktat. IPB Press. Bogor
Parakkasi, A. 1998. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press.
Putra, S. 1999. “Peningkatan Performans Sapi Bali Melalui Perbaikan Mutu Pakan dan Suplementasi Seng Asetat”. Disertasi, Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rojas, L.X., L.R. Mc Dowell., R.J. Consins.,F.G. Martin. N.S. Wilkinson, A.B.
Johnson, and J.B. Velasquez. 1995. “Relative bioavailability of two in organic
zinc sources fed to sheep”. J. Anim. Sci. 73: 1202.
Schwarz, K. and W. Mertz. 1959. “Chromium (III) and glucose tolerance factor.
42
Siregar, S. 1994. Ransum Ternak Ruminasia. Cetakan Ketiga. Penebar Swaadaya. Jakarta
Siregar, S. 1984. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutardi. 1976. ‘’Metabolisme of Some Essential Amino Acids by Rumen Microbes With Special Reference to Alpha-Keto Acids’’. Tesis. University of Wiscosin. Madison
Sutardi, T. 1979. “Ketahanan protein bahan makanan terhadap degradasi oleh mikroba dan manfaatnya bagi peningkatan produktivitas ternak”. Prosiding Seminar Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertanian. Bogor. Bogor
Sutardi, T. 1980. “Landaan Ilmu Nutrisi”. Jilid I. Diktat Kuliah. Dapertemen Ilmu Makanan Ternak. Yogyakarta
Sutardi, T. 2001. “Revitalisasi Peternakan Sapi Perah melalui Penggunan Ransum Berbasis Limbah Perkebunan dan Suplemen Mineral Organik.” Laporan Akhir RUT VIII.1 Institut Pertanian Bogor. Bogor
Tillman, A.D. H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan. 1) pengaruh penambahan mineral mikro organik dalam ransum tidak berbeda
nyata (P>0,05) terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum pada sapi pedaging;
2) penambahan mineral mikro organik (Zn, Cu, Cr, Se) dalam ransum rata-rata menghasilkan nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum lebih tinggi dibandingkan dengan ransum tanpa pemberian mineral mikro organik 3) nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum yang tertinggi
terdapat pada perlakuan dengan penambahan mineral mikro organik 1 kali dari rekomendasi di dalam ransum.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penambahan mineral mikro organik dengan level yang berbeda untuk mengetahui level yang tepat untuk meningkatkan kecernaan.