• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia. Jakarta Banerjee, G.C. 1978. Animal Nutrition. Oxford & IBM Pub. Co Calcutta Bappenas. 1999. Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. www.iptek.net.id. Diakses pada Kamis, 13/09/12 pukul 21:34

Belasco, J.C. 1954. New Nitrogen Compound for Ruminant A Laboratory Evaluation. J. Anim. Sci.

Chalupa, W. 1975. Rumen By Pass and Protection of Protein and Amino Acids. J. Dairy Sci.

Davies, Z.S., Mason, A.E. Brooks, G.W. Griffith, Merry, and M.K. Theodora. 2000. An Automated System For Measuring Gas Production From Forages

Innoculated With Rumen Fluid and Its Use In Determining The Effect Of Enzymes On Grass Silage. Animal Feed Sci. Technol. 83 (15) : 205-221

Devendra, C. 1980. Utilization of Feedingstuffs from the Oil Palm. Interaksi: Feedingstuffs for Livestock in South East Asia. Malaysia Society of Animal Production. Serdang Selangor. Malaysia

Direktorat Pakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Teknologi Pengolahan Pakan Amoniasi. Jakarta

Fath, V. 2009. Nenas (Pineapple (Ingg.), Anenas comosus (L.). Merr. (Latin)). http://agrohort.blogspot.com. Diakses pada Jumat, 22/02/13 pukul 11:37

Fathul, F. 1999. Penentuan Kualitas dan Kuantitas Zat Makanan Dalam bahan Makanan Ternak (Penentuan Bahan Makanan Ternak). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Hanafi, N.D. 2004. Perlakuan Silase dan Amoniasi Daun Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pakan Domba. Skripsi. Fakultas Pertanian Program Studi Produksi Ternak Universitas Sumatera Utara. Medan

---. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. USU Repository. Medan

53 Hesty, N. 2012. Berbagai Metode Pengolahan Pakan Berserat.

www.elibrary.ub.ac.id. Diakses pada Kamis, 13/09/12 pukul 20.17

Isroi. 2008. Karakteristik Lignoselulosa. http://isroi.com. Diakses pada Selasa, 01/01/13 pukul 13.49

Jackson, M.G. 1977. The Alkali Treatment of Straw. Anim. Feed Sci and Tech. 2 :105 – 130

Jung, H.G. 1989. Forage Lignins and Their Effect on Feed Digestibility. Agron. J. Vol. 81 : 33 – 38

Kartasudjana, R. 2001. Mengawetkan Hijauan Makanan Ternak. Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Depdiknas. Jakarta

Kementrian Perindustrian. 2004. Pemanfaatan Serat Nanas (Ananas comosus). http://www.bbt.kemenperin.go.id. Diakses pada Kamis, 13/09/12 pukul 22:21 Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami Sebagai Makanan Ternak. Yayasan Dian Grahita. Bandung

Leng, R.A. 1991. Application of Biotechnology to Nutrition of Animals in Developing Countries. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. 126 p.

Lubis. D.A. 1963. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan. Jakarta

---. 1992. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Pembangunan. Jakarta Lundquist, K. and J. Parkas. 2011. Different Types of Phenolic Units In Lignins Bioresources 6(2), 920-926

Mc.Donald, P. and B.K. Whittenbury. 1973. The Ensilage Process. Chemistry and Biochemistry of Herbage. 3. (G.W. Butter and R.W. Bailey, eds). London,

Academic Press

Murni, R., Suparjo, Akmal, dan B.L. Ginting. 2008. Metode Pengolahan Limbah Untuk Pakan Ternak. Universitas Jambi. Jambi

Onggo, H. dan T. Jovita, 2003. Pengaruh Sodium Hidroksida dan Hidrogen Peroksida Terhadap Rendemen dan Warna Pulp Dari Serat Nanas. LIPI. Bandung Owen, E., E. Klopfenstein, and N.A. Urio. 1984. Treatment with other chemicals, In: Straw and Other Fibrous By-Products as Feed. (Ed.: Sundstol and E. Owen). Elsevier. pp: 248-275.

Pathak, N. 1977. Textbook of Feed Processing Technology. Vikas Publishing House. New Delhi

54 Permata, A.T. 2012. Pengaruh Amoniasi Dengan Urea Pada Ampas Tebu

Terhadap Kandungan Bahan Kering, Serat Kasar Dan Protein Kasar Untuk Penyediaan Pakan Ternak. Artikel Ilmiah. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya

Pigden, W.J. and F. Bender. 1978. Utilization of Lignocellulosic by Ruminant. World. Anim. Rev

Rahardi, S. 2009. Pembuatan Amoniasi Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak. http://ilmuternak.wordpress.com/nutrisi/teknik-pembuatanamoniasi-urea-jerami-padi-sebagai-pakan-ternak/. Diakses pada Jumat, 22/02/13 pukul 15:37

Reksohadiprodjo, S. 1998. Pakan Ternak Gembala. BPFE. Yogyakarta Safan. 2008. Produksi Enzim Selulase oleh Aspergillus niger dengan Substrat Jerami dalam Solid State Fermentation. Wordpress.com. Diakses pada Kamis, 13/09/12 pukul 22:50

Setyono, H., Kusriningrum, Mustikoweni, T. Nurhayati, R. Sidik, M. Anam, M. Lamid, dan W.P. Lokapirnasari. 2009. Teknologi Pakan Hewan. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya

Siregar, S.B. 1995. Pengawetan Pakan Ternak. PT. Penebar Swadaya. Jakarta Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT. Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta

Sumarsih, S. dan B.I.M. Tampoebolon. 2003. Pengaruh Aras Urea dan Lama Pemeraman yang Berbeda Tehadap Sifat Fisik Eceng Gondok Teramoniasi. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. 4: 298-301.

Sundstol, F. and E. Coxworth. 1984. Ammonia Treatment. In : Straw and Other Fibrous Byproducts as Feeds. Ed. By Sundstol and E. Owen. Elsevier.: 196-247 Suparjo. 2008. Pemanfaatan Limbah Sebagai Bahan Pakan Ternak.

Wordpress.com. Diakses pada Kamis, 13/09/12 pukul 22:53

Sutardi, T. 1977. Ikhtisar Ruminologi. Bahan Penataran Khusus Peternakan Sapi Perah di Kayu Ambon. Lembang. BPLPP. Direktorat Jenderal Peternakan. Bogor ---. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi I. Departemen Ilmu Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Sutardi, T., D. Sastradipraja, T. Toharmat, S. Anita, T. Jakadidjaja, dan I.G. Permana. 1993. Peningkatan Produksi Ternak Ruminansia melalui Amoniasi Pakan Serat Bermutu Rendah, Defaunasi dan Suplementasi Sumber Protein Tahan Degradasi dalam Rumen. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor

55 Van Soest, P.J. and L.H.P. Jones. 1968. Effect of Silica Interaction Forages Upon Digestion. J. Dairy Sci. 51 : 1644 – 1648

Wahyuni, dan R. Bijanti. 2006. Uji Efek Samoing Formula Pakan Komplit Terhadap Fungsi Hati dan Ginjal Pedet Sapi Friesan Holstein. MKH. 22(3) : 174-178

Wanapat, M.S., S. Praserdsuk, H. Chatai, and A. Sivapraphagon. 1982. Effects on Rice Straw Utilization Of Treatment With Ammonia Released From Urea and Or Supplementation With Cassava Chips. Paper at the 2nd. Annual workshop of the AFAR Research Network 3-7 May 1982. UPM. Malaysia

Warly, L. 1994. Study On Improving Nutritive Value of Rice Straw and Physico-Chemical Aspects of Its Digestion In Sheep. Ph. D. Thesis. The United Graduated School of Agriculture Sciences, Tottori University. Japan

Whiting, G.C. 1970. Sugars. Dalam: A.C. Hulme. The Biochemistry of Fruits and Their Products. Volume 1. Academic Press. London & New York

Wirahadikusumah, M. 2004. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. Bandung. Institut Teknologi Bogor

57 Tabel 13. Analisis ragam warna daun nenas setelah inkubasi selama 7 hari

SK DB JK KT F-hitung F-0,05 F-0,01 Perlakuan 3 0,01 0,003 0,02tn 4,07 7,59

Galat 8 1,47 0,18 Total 11 1,48

Keterangan: tn = Tidak nyata

Tabel 14. Warna daun nenas setelah inkubasi selama 7 hari Perlakuan 1 2 3 4 5 Jumlah

panelis Nilai Jumlah

P01 5 5 2,0 P02 5 5 2,0 P03 4 1 5 1,2 1,04 ± 0,46 P11 4 1 5 2,2 P12 3 1 1 5 1,6 P13 3 1 1 5 1,6 1,08 ± 0,35 P21 4 1 5 1,4 P22 1 3 1 5 2,0 P23 1 3 1 5 2,0 1,08 ± 0,35 P31 3 2 5 2,4 P32 3 1 1 5 1,6 P33 4 1 5 1,4 1,08 ± 0,53 Keterangan:

1 = Hijau sedikit coklat 3 = Coklat merata 5 = Hitam berjamur

2 = Hijau kecoklatan 4 = Coklat kehitaman

Tabel 15. Analisis ragam tekstur daun nenas setelah inkubasi selama 7 hari SK DB JK KT F-hitung F-0,05 F-0,01 Perlakuan 3 0,07 0,02 0,19tn 4,07 7,59

Galat 8 0,96 0,12

Total 11 1,03

58 Tabel 16. Tekstur daun nenas setelah inkubasi selama 7 hari

Perlakuan 1 2 3 4 5 Jumlah

panelis Nilai Jumlah

P01 2 3 5 2,6 P02 1 4 5 2,8 P03 5 5 2 1,48 ± 0,42 P11 2 3 5 2,6 P12 3 2 5 2,4 P13 2 3 5 2,6 1,52 ± 0,12 P21 4 1 5 2,2 P22 1 4 5 2,8 P23 5 5 3 1,60 ± 0,42 P31 1 3 1 5 3 P32 4 1 5 2,4 P33 4 1 5 2,4 1,56 ± 0,35 Keterangan:

1 = Kaku sedikit renyah 3 = Lunak 5 = Lunak dan berair

2 = Agak Lunak 4 = Sangat lunak

Tabel 17. Analisis ragam aroma daun nenas setelah inkubasi selama 7 hari SK DB JK KT F-hitung F-0,05 F-0,01

Perlakuan 3 0,12 0,040 0,48tn 4,07 7,59

Galat 8 0,67 0,08

Total 11 0,79

Keterangan: tn = Tidak nyata

Tabel 18. Aroma daun nenas setelah inkubasi selama 7 hari Perlakuan 1 2 3 4 5 Jumlah

panelis Nilai Jumlah

P01 3 1 1 5 2,6 P02 1 3 1 5 3 P03 3 2 5 2,4 1,60 ± 0,31 P11 4 1 5 3,4 P12 3 1 1 5 2,6 P13 2 3 5 2,6 1,72 ± 0,46 P21 1 4 5 2,8 P22 1 4 5 2,8 P23 1 3 1 5 3 1,72 ± 0,12 P31 1 4 5 2,8 P32 2 3 5 2,6 P33 2 3 5 2,6 1,60 ± 0,12 Keterangan:

1 = Hijauan segar sedikit asam 3 = Asam 5 = Asam sangat menyengat

59 Tabel 19. Analisis ragam kadar bahan kering daun nenas setelah inkubasi

selama 7 hari (berdasarkan bahan segar)

SK DB JK KT F-hitung F-0,05 F-0,01 Perlakuan 3 2,92 0,97 9,70** 4,07 7,59

Galat 8 0,83 0,10

Total 11 3,75

Keterangan: ** = berbeda pada taraf nyata 5% dan atau 1%

Tabel 20. Analisis ragam kadar abu daun nenas setelah inkubasi selama 7 hari (berdasarkan bahan kering)

SK DB JK KT F-hitung F-0,05 F-0,01 Perlakuan 3 0,53 0,18 4,50* 4,07 7,59

Galat 8 0,35 0,04

Total 11 0,88

Keterangan: * = berbeda pada taraf nyata 5%

Tabel 21. Analisis ragam kadar serat kasar daun nenas setelah inkubasi selama 7 hari (berdasarkan bahan kering)

SK DB JK KT F-hitung F-0,05 F-0,01 Perlakuan 3 41,16 13,72 3,76tn 4,76 9,78

Galat 6 21,87 3,65

Total 9 63,03

Gam

Gambar 8

Dokumen terkait