Anonim. 1997. Benomyl fact sheet. Pesticides News (35):20-21.
Asie, K. V.. 2004. Matriconditioning plus Pestisida Botani untuk Perlakuan Benih Cabai Terinfeksi Colletotrichum capsici: Evaluasi Mutu Benih Selama Penyimpanan. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 97 hal.
Copeland, L. O., M. B. McDonald. 2001. Principles of Seed Science and Technology. 4th ed. Kluwer Academic Publishers. USA. p.467.
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Cet. 1. Agromedia Pustaka. Jakarta. 340 hal.
Fadhilah, S. 2003. Pengaruh Matriconditioning plus Minyak Cengkeh atau Fungisida terhadap Mutu dan Kesehatan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 56 hal. Handayani, D. 1999. Pengaruh Perlakuan Matriconditioning dan Fungisida pada
Dua Tingkat Vigor Benih Cabai (Capsicum annuum L.) terhadap Viabilitas dan Vigor Benih, Pertumbuhan dan Hasil. Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 45 hal.
BPS. http://www.bps.go.id/sector/agri/pangan/table1.shtml [23 Januari 2008] IRRI. http://www.knowledgebank.irri.org/seedMgmt/Seed_lot_characteristics.htm
[22 Oktober 2007]
Huynh V. N. and Ashok G. 2004. Role of Bipolaris oryzae in producing abnormal seedling of rice (Oryza sativa). Omonrice 12:102-108.
Ilyas, S. 1994. Matriconditioning benih cabai (Capsicum annuum L.) untuk memperbaiki performansi benih. Keluarga Benih 5(1):59-66.
_______. 1995. Perubahan fisiologis dan biokemis benih dalam proses seed
conditioning. Keluarga Benih 6(2):70-75.
Ilyas, S., G. A. K. Sutariati, F. C. Suwarno, and Sudarsono. 2002. Matriconditioning improves the quality and protein level of medium vigor hot pepper seed. Seed Tech. 24(1):65-75.
_______. 2005. Invigorasi Benih. Makalah Magang Vigor Benih, Bagian Ilmu dan Teknologi Benih. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Bogor, 6-19 Desember 2005.
_______. 2006. Matriconditioning improves thermotolerance in pepper seeds through increased in 1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid synthesis and utilization. Hayati 13(1):13-18.
Ilyas, S., T. S. Kadir, Amiyarsi, Yosita, S. Fadhilah, U. S. Nugraha, Sudarsono. 2007. Teknik Peningkatan Kesehatan dan Mutu Benih Padi. Laporan Hasil Penelitian KKP3T. Fakultas Pertanian. IPB-BB PADI.
Islam, M. Sh., Q. S. A. Jahan, K. Bunarith, S. Viangkum, and S. D. Merca. 2000. Evaluation of seed health of some rice varieties under different conditions. Bot. Bull. Acad. Sin. 41:293-297.
ISTA. 2008. Annexe Chapter 7: Seed Health Testing Methods. International Rules for Seed Testing. Switzerland.
Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi. Cet. 4. Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hal.
Khan, A. A., H. Miura, J. Prusinski, and S. Ilyas. 1990. Matriconditioning of Seeds to Improve Emergence. Proceedings of The Symposium on Stand Establishment of Horticultural Crops, Minneapolis, Minnesota, USA. p. 19-39.
Khan, A. A., J. D. Maguire, G. S. Abawi, and S. Ilyas. 1992a. Matriconditioning of vegetable seeds to improve stand establishment in early field plantings. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 117(1):41-47.
Khan, A. A., G. S. Abawi, and J. D. Maguire. 1992b. Integrating matriconditioning and fungicidal treatment of table beet seed to improve stand establishment and yield. Crop. Sci. 32:231-237.
Kumalasari, V. 2005. Pengaruh Agens Biokontrol terhadap Pertumbuhan
Colletotrichum capsici (Syd.) Butl. Et Bisby secara in vitro dan Mutu Benih
Cabai (Capsicum annuum). Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 57 hal.
Mariam. 2006. Pengaruh Perlakuan Matriconditioning plus Fungisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 47 hal.
Neergard, P. 1977. Seed Pathology. A Halsted Press. USA. p.839.
Nugraha, S. dan J. Setiawati. 2001. Peluang Agribisnis Arang Sekam. Balai Penelitian Pascapanen Pertanian. Jakarta.
Nugroho, H. 2006. Efektivitas Fungisida Nabati sebagai Perlakuan Benih untuk Mengatasi Pythium spp. Penyebab Damping-off pada Cabai Merah
40
(Capsicum annuum L.). Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 64 hal.
Ou, S. H. 1985. Rice Diseases. CAB International. UK. p.320.
Pham V. D., Le C. L., Nguyen D. C., Huynh V. N., and Nguyen D. T.. 2001. Survey on seedborne fungi and its effects on grain quality of common rice cultivars in the Mekong Delta. Omonrice 9:107-113.
Prakash, A. and J. Rao. 1997. Botanical Pesticides in Agriculture. CRC Press. India. p.480.
Sathyanarayana, S. G., S. Lokesh, T. V. Kumar, and H. S. Shetty. 2006. Dravya: a putative organic treatment against Alternaria padwickii infection in paddy. Integrative Biosciences 10:21-25.
Sirait, M. R. 2006. Pengujian Daya Simpan dan Kesehatan Benih Cabai (Capsicum annuum L.) yang Telah Diberi Perlakuan Benih dengan Fungisida Nabati. Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 54 hal.
Semangun, H. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 471 hal.
Soekarno, B. P. W. 1993. Studi Penularan Alternaria padwickii (Ganguly) M. B. Ellis yang Terbawa Benih Padi dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Tanaman. Tesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 36 hal.
________________. 2007. Hama dan Penyakit Benih dan Pasca Panen. Diktat Kuliah. Departemen Proteksi Tanaman. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Soepardi, G., I. A. Chaniago, dan Sudarsono. 1982. Pemanfaatan sekam, terak, dan pasir kuarsa sebagai sumber silikat bagi pertumbuhan tanaman padi. Laporan Penelitian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 75 hal.
Suryani, N. 2003. Pengaruh Perlakuan Matriconditioning plus Fungisida pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.) dengan Berbagai Tingkat Kontaminasi Colletotrichum capsici (Syd.) Butl. Et Bisby terhadap Viabilitas dan Vigor Benih. Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 hal.
Sutariati, G. A. K., K. V. Asie, S. Ilyas, dan Sudarsono. 2005. Efektivitas daya hambat pestisida nabati terhadap pertumbuhan koloni Colletotrichum capsici secara in vitro. Agriplus 15(1):75-82.
Untari, M. 2003. Pengaruh Perlakuan Minyak Cengkeh terhadap Tingkat Kontaminasi Cendawan Patogenik Tular Benih Colletotrichum capsici (SYD.) Butl. Et Bisby dan Viabilitas Benih Cabai Merah (Capsicum
annuum L.). Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 52
hal.
Widiastuti, R. D. 2006. Penggunaan Fungisida Botani dan Kimia secara in vitro sebagai Upaya Eradikasi Cendawan Penyebab Damping-off pada Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 51 hal.
Yunitasari, M. 1995. Kemungkinan Penggunaan Beberapa Media Padatan sebagai Media Matriconditioning Benih Cabai. Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 68 hal.
42
LAMPIRAN
Tabel Lampiran 1. Analisis sidik ragam pengaruh perlakuan benih padi varietas Ciherang terhadap perkecambahan
Sumber Keragaman DB JK KT F-hitung Pr > F
Kecambah Normal Non-fitotoksik
Perlakuan 9 871.4 96.82 7.08 0.0001
Galat 30 410.5 13.68
Total Terkoreksi 39 1281.9
KK = 4.74
Kecambah Normal Fitotoksik
Perlakuan 9 580.5 64.5 11.28 0.0001 Galat 30 171.5 5.72 Total Terkoreksi 39 752 KK = 47.82 Kecambah Abnormal Perlakuan 9 599.5 66.61 5.29 0.0002 Galat 30 378 12.6 Total Terkoreksi 39 977.5 KK = 33.02 Benih Mati Perlakuan 9 186.4 20.71 3.93 0.0022 Galat 30 158 5.27 Total Terkoreksi 39 344.4 KK = 37.01
Tabel Lampiran 2. Analisis sidik ragam pengaruh perlakuan benih padi varietas Ciherang terhadap vigor dan tingkat infeksi Alternaria
padwickii
Sumber Keragaman DB JK KT F-hitung Pr > F
Indeks Vigor
Perlakuan 9 11739.53 1304.39 35.96 0.0001
Galat 30 1088.25 36.28
Total Terkoreksi 39 12827.78 KK = 12.34
Kecepatan Tumbuh Relatif
Perlakuan 9 2777.63 308.63 5.58 0.0002
Galat 30 1659.64 55.32
Total Terkoreksi 39 4437.27 KK = 10.91
Tingkat Infeksi A. padwickii*
Perlakuan 9 2734.49 303.83 17.34 0.0001
Galat 30 525.58 17.52
Total Terkoreksi 39 3260.07 KK = 41.56
Keterangan: * merupakan data analisis sidik ragam setelah ditransformasi dengan rumus arc sin √ .
44
Tabel Lampiran 3. Analisis sidik ragam percobaan utama: pengaruh perlakuan benih terhadap viabilitas, vigor dan tingkat infeksi Alternaria
padwickii benih padi varietas Ciherang
Sumber Keragaman DB JK KT F-hitung Pr > F
Daya Berkecambah
Perlakuan 5 1294.71 258.94 2.89 0.0434
Galat 18 1610.25 89.46
Total Terkoreksi 23 2904.96 KK = 14.71
Laju Pertumbuhan Kecambah
Perlakuan 5 5.59 1.12 1.62 0.2058 Galat 18 12.44 0.69 Total Terkoreksi 23 18.03 KK = 10.15 Indeks Vigor* Perlakuan 5 7976.75 1595.35 30.68 0.0001 Galat 18 935.9 51.99 Total Terkoreksi 23 8912.65 KK = 21.36
Kecepatan Tumbuh Relatif
Perlakuan 5 760.18 152.04 1.92 0.1406
Galat 18 1424.56 79.14
Total Terkoreksi 23 2184.74 KK = 13.62
Tingkat Infeksi A. padwickii*
Perlakuan 5 2123.39 424.68 19.61 0.0001
Galat 18 389.79 21.66
Total Terkoreksi 23 2513.18 KK = 36.64
Keterangan: * merupakan data analisis sidik ragam setelah ditransformasi dengan rumus arc sin √ .
Tabel Lampiran 4. Analisis sidik ragam percobaan utama: pengaruh perlakuan benih terhadap viabilitas, vigor dan tingkat infeksi Alternaria
padwickii benih padi varietas IR 64
Sumber Keragaman DB JK KT F-hitung Pr > F
Daya Berkecambah
Perlakuan 5 224.21 44.84 1.28 0.3171
Galat 18 632.75 35.15
Total Terkoreksi 23 856.96 KK = 6.97
Laju Pertumbuhan Kecambah
Perlakuan 5 2.19 0.44 0.40 0.8405 Galat 18 19.64 1.09 Total Terkoreksi 23 21.83 KK = 12.27 Indeks Vigor* Perlakuan 5 14516.01 2903.2 20.8 0.0001 Galat 18 2512.62 139.59 Total Terkoreksi 23 17028.63 KK = 48.09
Kecepatan Tumbuh Relatif
Perlakuan 5 2969.49 593.89 19.49 0.0001
Galat 18 548.54 30.47
Total Terkoreksi 23 3518.03 KK = 7.29
Tingkat Infeksi A. padwickii*
Perlakuan 5 329.76 65.95 2.45 0.0735
Galat 18 484.75 26.93
Total Terkoreksi 23 814.51 KK = 87.02
Keterangan: * merupakan data analisis sidik ragam setelah ditransformasi dengan rumus arc sin √ .
46
Tabel Lampiran 5. Komposisi kimiawi arang sekam
Komponen Kandungan (%) Menurut Suharno (1979) Kadar air 9,02 Protein kasar 3,03 Lemak 1,18 Serat kasar 35,68 Abu 17,71 Karbohidrat kasar 33,71 Menurut DTC-IPB
Karbon (zat arang) 1,33 Hidrogen 1,54 Oksigen 33,64 Silika (SiO2) 16,98