• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Amin, N.S. 2008. Pengaruh Kascing dan Pupuk Anorganik terhadap Efisiensi Serapan P dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) pada Tanah Alfisols Jumantono. Skripsi. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 59 hal.

Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi Jagung. http//www.bps.go.id/. [21 Mei 2011].

Delvian. 2005. Respon Pertumbuhan dan Perkembangan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Tanaman Terhadap Salinitas Tanah. USU Repository. Medan. 21 hal.

______. 2006. Aspek Molekular dan Selular Simbiosis Cendawan Mikoriza Arbuskula. USU Repository. Medan. 24 hal.

Dinas Pertanian Majalengka. 2011. Budidaya jagung. http://distan.majalengkakab.go.id/. [23 Agustus 2011].

Fadhly, A.F. dan F. Tabri. 2007. Pengendalian Gulma pada Pertanaman Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Departemen Pertanian. 17 hal.

Fakuara, M.H. 1988. Mikoriza, Teori, dan Kegunaan dalam Praktek. Pusat Antar Universitas IPB. Bogor. 123 hal.

Farnham, D.E., G.O. Benson, and R.B. Pearce. 2003. Corn perspective and culture, p. 1-33. In P.J. White and L.A. Johnson (Eds.). Corn Chemistry and Technology Second Edition. American Association of Cereal Chemists, Inc. Minnesota.

Hartatik, W. dan L.R. Widowati. 2006. Pupuk kandang, hal. 59-82. Dalam R.D.M. Simanungkalit, D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W. Hartatik (Eds.). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Imas, T., R.S. Hadioetomo, A.W. Gunawan, dan Y. Setiadi. 1992. Mikoriza vesikula arbuskula, hal. 69-83. Dalam I. Anas (Ed.). Mikrobiologi Tanah II. Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB. Bogor.

Indriyanto. 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Bumi Aksara. Jakarta. 234 hal.

Iriany, R.N., M. Yasin, dan A. Takdir. 2007. Asal, Sejarah, Evolusi, dan Taksonomi Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. 15 hal.

Juliardi, I. 2009. Pemberian pupuk berimbang untuk mengoptimalkan hasil gabah pada pertanaman padi. http://perpadi.or.id/. [04 Juli 2011].

Kabirun, S. 2002. Tanggapan padi gogo terhadap inokulasi jamur mikoriza arbuskula dan pemupukan fosfat di entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3(2):49-56.

Kandi, R.D. 2011. Impor Jagung 2011 Akan Naik 33.3 %. http://www.indonesiafinancetoday.com/. [10 Juni 2011].

Kapugu, L.B. 2009. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam pada hasil Paprika (Capsicum annum Var. Grossum). Soil Environment 7(1):23-25.

Kasryno, F., E. Pasandaran, Suyamto, dan M.O. Adnyana. 2007. Gambaran Umum Ekonomi Jagung Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Departemen Pertanian. 24 hal.

Khasa, D., Y. Piche, and P. Coughlan. Advances in Mycorrhizal Science and Technology. NRC Research Press. Ottawa. 197 p.

Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Akar, Jenis, dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal.

Mayerni, R. dan D. Hervani. 2008. Pengaruh jamur mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan tanaman selasih (Ocimum sanctum L.). Jurnal Akta Agrosia 11(1):7-12.

Mawardi, dan M. Djazuli. 2006. Pemanfaatan pupuk hayati mikoriza untuk meningkatkan toleransi kekeringan pada tanaman nilam. Jurnal Littri 12(1):38-43.

Mugnisjah, W.Q. 2008. Kinerja pertanian terpadu yang menerapkan konsep leisa. http://kecubung6.com/. [05 November 2010].

Musfal. 2008. Efektifitas Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. Medan. 58 hal. Nurbaity, A., D. Herdiyantoro, dan O. Mulyani. 2009. Pemanfaatan bahan organik

sebagai bahan pembawa inokulan fungi mikoriza arbuskula. Jurnal Biologi 23(1):7-11.

Rao, N.S.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. UI Press. Jakarta. 353 hal.

Riahi, E. and H.S. Ramaswamy. 2003. Structure and composition of cereal grains and legumes, p. 1-16. In A. Chakroverty, A.S. Mujumdar, G.S.V. Raghavan, H.S. Ramaswamy (Eds.). Handbook of Postharvest Technology Cereals, Fruits, Vegetables, Tea, and Spices. Marcel Dekker Inc. New York.

Rosliani, R., Y. Hilman, dan N. Sumarni. 2006. Pemupukan fosfat alam, pupuk kandang domba, dan inokulasi cendawan mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun pada tanah masam. Jurnal Hortikultura 16(1):21-30.

Rukmana, R. 2004. Budidaya Bawang Putih. Kanisius. Yogyakarta. 77hal.

Setyorini, D. 2005. Pupuk organik tingkatkan produksi pertanian. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/. [16 Maret 2011].

Subekti, N.A., Syafruddin, R. Efendi, dan S. Sunarti. 2007. Morfologi dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. 13 hal. Suprapto dan I.B. Aribawa. 2002. Pengaruh residu beberapa jenis pupuk organik

terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah di lahan kering. http://jatim.litbang.deptan.go.id/. [10 November 2011].

Sutedjo, M.M. 1987. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 175 hal.

Suratmi, P. 2009. Kombinasi pemupukan urea dan pupuk organik pada jagung manis di lahan kering. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 28(2):83-88. Suriadikarta, D.A. dan R.D.M. Simanungkalit. 2006. Pendahuluan, hal. 1-10.

Dalam R.D.M. Simanungkalit, D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W. Hartatik (Eds.). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Susanti, H., S.A. Aziz, dan M. Melati. 2008. Produksi biomassa dan bahan bioaktif kolesom (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) dari berbagai asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam. Bul. Agron. 36(1):48-55.

Wachjar, A., Y. Setiadi, dan T.R. Hastuti. 1998. Pengaruh dosis inokulum cendawan mikoriza arbuskula (Gigaspora rosea) dan pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta (Coffea canephora Pierre ef Foehner). Bul. Agron. 26(2):1-7.

_____________________, dan N. Yunike. 2002. Pengaruh inokulasi dua spesies cendawan mikoriza arbuskula dan pemupukan fosfor terhadap pertumbuhan dan serapan fosfor tajuk bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.). Buletin Agronomi 30(3):69-74.

Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 81 hal.

Yusnaini, S. 2009. Keberadaan mikoriza vesikular arbuskular pada pertanaman jagung yang diberi pupuk organik dan anorganik jangka panjang. J. Tanah Trop. 14(3):253-256.

Yuwono, N.W. 2007. Unsur hara dalam tanah (makro dan mikro). www.nasih.staff.ugm.ac.id/. [06 Juli 2011].

Zuhry, E. dan F. Puspita. 2008. Pemberian cendawan mikoriza arbuskular (CMA) pada tanah podzolik merah kuning (PMK) terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merill). Sagu 7(2):25-29.

Lampiran 1. Deskripsi Jagung Varietas Bisma

Nama Varietas : Bisma

Kategori : Varietas unggul nasional (released variety)

Tahun : 1995

Tetua : Persilangan Pool-4 dengan bahan introduksi disertai seleksi massa selama 5 generasi

Potensi Hasil : 7.5 ton/ha pipilan kering Golongan : Bersari bebas

Umur : 50% keluar rambut ± 60 hari Panen : ± 96 hari

Batang : Tegap, tinggi medium (± 190 cm) daun : Panjang dan lebar

Tongkol : Besar dan silindris

Biji : Setengah mutiara (semi flint) Warna daun : Hijau tua

Warna biji : Kuning

Kelobot : Menutup tongkol dengan cukup baik (± 95%) Kolom biji : Lurus dan rapat

Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang Perakaran : Baik

Kerebahan : Tahan rebah Bobot 1000 butir : 307 gram

Ketahanan penyakit : Tahan terhadap karat dan bercak daun.

(Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2011)

Lampiran 2. Kandungan Hara Pupuk Kandang Ayam

Unsur hara Kadar (%)

C-Organik 39.41

N 3.46

P 0.61

K 2.25

Sumber : Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB (2011)

Lampiran 3. Prosedur Analisis Derajat Infeksi CMA pada Akar Tanaman

Analisis derajat infeksi akar CMA dilakukan dengan menggunakan metoda Kromanik dan Mc. Graw. Berikut merupakan prosedur analisis derajat infeksi akar CMA.

1. Dipilih akar halus segar, dicuci dengan air mengalir hingga bersih

2. Contoh akar yang telah dicuci bersih, dimasukkan kedalam larutan KOH 10 % dan dibiarkan selama 24 jam atau sampai terlihat putih atau pucat. Tujuan perendaman dengan KOH ini untuk mengeluarkan isi sitoplasma dari sel akar sehingga memudahkan dalam pengamatan infeksi CMA.

3. Akar dicuci kembali dengan air mengalir, selanjutnya direndam dalam larutan HCl 2 % selama semalam.

4. Akar selanjutnya direndam dalam larutan Trypan Blue 0.05 % dan larutan Lacto Glycerol.

5. Pengamatan dilakukan dengan menyusun potongan akar berukuran 1 cm diatas kaca preparat, selanjutnya diamati di bawah mikroskop.

6. Akar yang terinfeksi ditandai dengan terdapatnya hifa, vesikel, arbuskel, maupun spora yang ditandai dengan (+) sedangkan yang tidak terdapat hifa, arbuskel, vesikel maupun spora ditandai dengan (-).

Perhitungan :

Lampiran 4. Data Curah Hujan

Bulan Total curah hujan

(mm/bulan) Temperatur rata-rata (0C) Intensitas penyinaran (cal/cm2/menit) Januari 202.7 25.4 223 Februari 86.0 25.6 282 Maret 140.0 25.7 280 April 278.4 25.9 317

Lampiran 5. Rekapitulasi Sidik Ragam pada Perlakuan CMA dan Dosis Pupuk Kandang Ayam

No. Parameter

Perlakuan

CMA Pupuk kandang

ayam Interaksi

1. Derajat infeksi akar * tn tn

2. Tinggi tanaman 2 MST tn tn * 3 MST tn tn tn 4 MST tn * tn 5 MST tn * tn 6 MST tn * tn 7 MST tn * tn 8 MST tn ** tn 9 MST * ** tn 3. Jumlah daun 2 MST tn tn tn 3 MST tn * tn 4 MST tn * tn 5 MST tn * tn 6 MST tn * tn 7 MST tn * tn 8 MST tn * tn 9 MST tn * tn 4. Diameter batang 5 MST tn * tn 6 MST tn * tn 7 MST tn * tn 8 MST tn * tn 9 MST tn * tn 5. Bobot brangkasan/tanaman tn * tn 6. Bobot brangkasan/ubin tn ** tn 7. Bobot tongkol/tanaman tn tn tn 8. Bobot tongkol/ubin tn ** tn 9. Bobot pipilan/tanaman tn tn tn 10 Bobot pipilan/ubin tn ** tn 11. Panjang tongkol tn tn tn 12. Lingkar tongkol tn * tn

keterangan : tn = tidak nyata

* = nyata pada taraf 5% ** = nyata pada taraf 1%

Lampiran 6. Bobot Pipilan Jagung per Ubin pada Perlakuan CMA dan Dosis Pupuk Kandang Ayam

Dosis pupuk kandang ayam (ton/ha) Tanpa CMA (kg/ubin) Dengan CMA (kg/ubin) 0 3.91 4.09 5 3.79 3.99 10 4.15 4.31 15 4.47 4.48 20 4.60 4.60

Dokumen terkait