• Tidak ada hasil yang ditemukan

Allo MPR. 2014. Pengaruh jenis bioaktivator pada laju dekomposisi sampah daun Kihujan (Samanea saman) dari wilayah Kampus Unhas. [skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanudin.

Ardi R. 2010. Kajian aktivitas mikroorganisme tanah pada berbagai kelerengan dan kedalaman hutan alami. [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatra Utara.

[Balinttan] Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisa Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor (ID): Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Harvested Area, Productivity, Production Paddy in Jawa Barat Province. [internet]. [Diakses pada 8 September 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id.

Bakrie MM, Anas I, Sugiyanta, Indris K. 2010. Aplikasi pupuk anorganik dan organik hayati pada budidaya padi SRI (System of Rice Intensification).

J Tan Lingk. 12:25-32.

Barison J, Uphoff N. 2010. Rice yield and its relation to root growth and nutrient-use efficiency under SRI and conventional cultivication: an evaluation in Madagaskar. J Paddy Water Environ. 9:65-78.

Berkelaar D. 2001. Sistem intensifikasi padi. Surono I, Penerjemah. Terjemahan dari: The System of Rice Intensification-SRI.

Darwati S. 2008. Kajian kualitas kompos sampah organik rumah tangga. J Permukim. 3(1):30-43.

[DISTANHUTBUNAK] Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan. 2013. Laporan Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Tahun Anggaran 2012 Kabupaten Karawang. Karawang (ID): Dinas Pertanian Karawang.

Dobermann A, Fairhurst T. 2000. Rice Nutrient Disorders and Nutrient Management. Kanada (CA): International Rice Research Institute (IRRI). Fahmi A. 2006. Dinamika unsur besi, sulfat, fosfor, serta hasil padi akibat

pengolahan tanah, saluran kemalir dan pupuk organik di lahan sulfat masam. J Tan Trop. 12:11-19.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2005. Duapuluh hal untuk diketahui tentang dampak air laut pada lahan pertanian di provinsi Nangroe Aceh Darusalam [internet]. [diunduh 2014 Peb 12]. Tersedia pada: http://www.fao.org/ag/tsunami /docs/20_think_on_ salinity_bahasa.pdf. Gahoonia TS, Care D, Nielsen NE. 1997. Root hairs and phosphorus acquasition

ofwheat and barley cultivars. : JPlant Soil. 191: 181-188.

Gomez AK, Gomez AA. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Terjemahan oleh Endang Sjamsudin dan Justika Baharsjha, edisi II. Jakarta (ID): UI Press.

Hameed KA, Mosa AKJ, Jaber FA. 2011. Irrigation water reduction using system of rice intensification compared with convensional cultivation methode in Iraq. J Paddy Water Environ. 9: 121-127.

Hanafiah AK. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.

28

Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akedemika Pressindo.

Hermawan D. 2011.Kompos dari sampah organik menggunakan bioaktivator [tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatra Utara.

Hidayati N. 2013. Fisiologi, anatomi dan sistem perakaran pada budidaya padi dengan metode System of Rice Intensification (SRI) dan pengaruhnya terhadap produksi [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hutabarat TR. 2011. Populasi mikrob tanah emisi metan dan produksi padi dengan kombinasi pemupukan pada budidaya padi SRI (System of Rice Intensification) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Maradhy E. 2009, Aplikasi campuran kotoran ternak dan sedimen mangrove sebagai aktivator pada proses dekomposisi limbah domestik. [tesis]. Makasar (ID): Universitas Hasanudin.

Mauli RL. 2008. Kajian sifat fisika dan kimia tanah akibat metode rotasi penggunaan lahan tembakau Deli. [tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatra Utara.

Ma’shum AM, Soedarsono J, Susilowati EL. 2003. Biologi Tanah. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Mutakin J. 2007. Budidaya dan keunggulan padi organik metode SRI (System of

Rice Intensification). Prosiding Seminar Nasional Menuju Pertanian Berdaulat. 12 September 2012. Bengkulu (ID): Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Noor M, Maas A, Notohadikusomo T. 2005. Kajian sifat kimia air lindian dari pembasahan dan pengeringan tanah sulfat masam Kalimantan Selatan. J Tan Ling. 5:55-62.

Notohadiprawiro T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud.

Pratiwi GR, Suhartaik E, Mukarim AK. 2009. Produktivitas dan Komponen Hasil Tanaman Padi. Edisi ke 2. Bogor (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kriteria Penilaian Data Sifat Analisa Kimia Tanah. Bogor (ID): Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Rachman A, Dariah A, Santosa DA. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Razie F, Anas I, Sutandi A, Sugiyanta, Gunarto L. 2013. Efisiensi serapan hara dan hasil padi pada budidaya SRI di persawahan pasang surut dengan menggunakan kompos diperkaya. J Tan Ling. 41(2):89-97.

Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid II. Lukman DR, Sumaryono, penerjemah. Bandung (ID): ITB Pr. Terjemahan dari: Plant Physiology. 4th Edition.

Saraswati R. 2008. Prospek Penggunaan Pupuk Hayati pada Tanah Sawah. [internet]. [diunduh pada 2015 Agustus 25]. Tersedia pada: http://balitanah.litbang.deptan.go.id /dokumentasi/buku/ sawahbaru/sawah %2008.pdf.

Sato S, Yamaji E, Kuroda T. 2010. Strategies and engeneering adaptions to diseminates SRI methodes in large-scale irrigation system in eastern Indonesia. JPaddy Water Environment. 9:79-88.

29

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2004. Standar Nasional Indonesia No. 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos Dari Sampah Organik Domestik. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional.

Sipayung R. 2003. Stres garam dan mekanisme toleransi tanaman. [internet]. [diunduh pada 12 Februari 2014]. Tersedia pada: http://reporsitory.usu.ac.id/handle /123456789.

Sumarsono S, Anwar S, Budianto, Widjayanto DW. 2006. Penampilan morfologi dan produksi bahan kering hijauan rumput gajah dan kolonjono di lahan pantai yang dipupuk dengan pupuk organik dan dua Level pupuk urea.

J Indones Trop Anim Agr. 32(1): 58-63

Suriadikarta DA, Simanungkalit RDM. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Suswadi, Suharto. 2011. Pembelajaran dan Penerapan SRI di Lahan Tadah Hujan; Manual System of Rice Intensification. Surakarta (ID): LSK Bina Bakat.

Suwarno. 1985. Pewarisan dan fisiologi sifat toleran terhadap salinitas pada tanaman padi. [disertasi]. Bogor (ID): Program Pasca sarjana Institut Pertanian Bogor.

Thomas V, Ramzi AM. 2011. SRI contributions to rice production dealing with water management constraints in Northeastern Afganistan. J Paddy Water Environ. 9:101-109.

Trautmann N, Olynciw E. 1996. Compost Microorganisms. Cornell Waste Management Institute. [internet]. [diunduh pada 2015 Agus 07]. Tersedia pada: http://compost.css.cornell.edu/microorg.html.

[WBIO] World Bank Indonesia Office. 2013. Special Focus : Reducing Pollution.

Indonesia Environment Monitor, Jakarta Stock Exchange, Jakarta (ID). Widawati S. 2005. Daya pacu aktivator fungi asal kebun biologi Wamena

terhadap kematangan hara kompos, serta jumlah mikroba pelarut fosfat dan penambat nitrogen. JBiodiversitas. 6(4):240-243.

Yamauchi T, Shimamura S, Nakozono M, Mochizuki T. 2013. Aerenchyma formation in crop species: A review. Field Crops Res. 152:8-16.

30

31

Lampiran 1 Tata letak pembuatan pupuk organik jerami dan sampah kota.

Keterangan:

Ukuran bak pengomposan adalah 4 x 5 meter JD0 = Jerami tanpa dekomposer

JD1 = Jerami dengan dekomposer SD0 = Sampah tanpa dekomposer SD1 = Sampah dengan dekomposer

32

Lampiran 2 Kandungan unsur hara pupuk anorganik yang digunakan

Perhitungan kebutuhan pupuk anorganik

Dosis pupuk yang diberikan pada penelitian ini adalah sebesar 50% dari dosis yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang dengan ukuran petak percobaan 4 x 5 m.

Dosis rekomendasi Urea = 250 kg ha-1 Dosis rekomendasi SP36 = 200 kg ha-1 Dosis rekomendasi KCl = 100 kg ha-1

Dosis pupuk yang akan dipergunakan pada penelitian ini adalah: Urea = 125 kg ha-1 atau setara dengan 250 g petak-1 percobaan SP36 = 100 kg ha-1 atau setara dengan 200 g petak-1 percobaan KCl = 50 kg ha-1 atau setara dengan 100 g petak-1 percobaan Total kebutuhan pupuk secara keseluruhan

Urea = 250 g petak-1 percobaan x 24 petak = 6 kg SP36 = 200 g petak-1 percobaan x 24 petak = 4.8 kg KCl = 100 g petak-1 percobaan x 24 petak = 2.4 kg

No. Nama pupuk Unsur Hara Total (%) 1. 2. 3. Urea SP36 KCl N P2O5 K2O 41.47 33.15 62.96

33

34

Lampiran 4 Hasil analisa tanah awal

Parameter Satuan Nilai

Kimia Tanah pH H2O C Organik N Total P Total K Total DHL KTK Eh Redoks Fisika Tanah Bulk Density Ruang Pori Total Kadar Air

Permeabilitas

Biologi Tanah

Total Populasi Bakteri Total Populasi Cendawan Respirasi Tanah % % mg kg-1 mg kg-1 mmhos me 100-1g tanah mVolt g cm-3 % % cm jam-1 SPK g-1 tanah SPK g-1 tanah mg kg-1 tanah hari-1 7.5 1.67 0.17 239 53 7.41 29.41 56.5 1.05 60.22 49.36 1.67 1.2 x 106 5.4 x 105 12.8

35

Lampiran 5 Tata letak pengujian pupuk organik dan metode tanam pada lahan salin di Karawang

Air masuk (Inlet)

36

Lampiran 6 Perhitungan kebutuhan pupuk organik

Dosis pupuk organik jerami dan sampah yang akan digunakan yaitu 5 ton/ha berat kering mutlak. Diasumsikan jika kadar air pupuk organik yang sudah matang adalah 25%, maka kebutuhan pupuk organik jerami adalah sebagai berikut:

5 ton pupuk organik jerami dengan kadar air 25%. 25 x 5= 1.25 ton

100

Kebutuhan untuk menggantikan 25% dari kadar air adalah 1.25 ton pupuk organik, maka total kebutuhan pupuk organik yang digunakan adalah:

5 ton ha-1 berat kering mutlak + 1.25 ton ha-1 pupuk organik = 6.25 ton ha-1 Kebutuhan untuk petak 20 m2 = 12.5 kg petak-1 Total kebutuhan 8 petak x 12.5 kg = 100 kg

Kebutuhan pupuk organik jerami dan sampah kota tiap petak masing-masing adalah 12.5 kg. Total kebutuhan pupuk organik jerami dan sampah kota untuk seluruh unit percobaan adalah 100 kg.

37

Dokumen terkait