• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdullah, R. (2012). Pembelajaran Berbasis Pemanfaatan Sumber Belajar. Jurnal Ilmiah DIDADUKA.(12) 2: 216-231

Asyhari, A. dan Silvia, H. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran berupa Buletin dalam Bentuk Buku Saku untuk Pembelajaran IPA Terpadu. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, (5) 1: 1-14.

Chandrasegaran, et, al. (2007). Enchancing Student’s Usse Of Multiple Level Of Representation To Describe And Explain Chemical Reactions. School Science Review. 88: 325.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Ed.ke-3 Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Depdiknas [Departemen Pendidikan Nasional]. (2006). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA. (Online) http://sasterpadu.tripod.com/sas_store. Diakses pada tanggal 28 April 2017).

Depdiknas [Departemen Pendidikan Nasional]. (2008). Penulisan Modul. Jakarta: Depdiknas.

Duwiri, Y. I. dan Tiurlina S. (2016). Pengembangan Modul Kimia Topik Sifat Larutan Asam Basa Kelas XI IPA Dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Mandiri Siswa Di SMA Negeri 1 Teminabuan Kabupaten Sorong Selatan. Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia. (4) 1

Erifal. (2013). Pengembangan Modul Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Geometri di SMA. Skripsi. Palembang: FKIP UNSRI.

Heuvelen, V. dan Zou X. L. (2001). Multiple Representations Of Work–Energy Processes. American Journal of Physics. (69) 2: 184

Huzni, I. (2008). Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Belajar. Jurnal

Iqra’. (2) 2: 77-83

Johnstone, A. H. (2006). The Development Of Chemistry Teaching: A Changing Response To Changing Demand. Journal Chemistry Education (70) 9: 701

Johnstone, A. H. (2006). Chemical Education Research In Glasgow In Perspective. Chemistry Education Research and Practice (7) 2: 49-63 Ulia, D. (2016). Pengembangan Modul Berbasis Multiple Representasi Pada

Kirik dan Yezdan. (2012). Cooperative Learning Ntruction For Conceptual Change In The Concepts Of Chemical Kinetics. The Royal Society of Chemistry. 13 221-236

Kustandi, C. dan Bambang, S. (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Lestari, I. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia Permata

Meltzer, D. E. (2002). The Relationship Between Matematics Preparation and Conceptual Learning Gains in physicn: A possible “ hidden variable” in diagnostic pretest score”. American Journal of Physics, 70(12) : 1259 – 1268

Meltzer, D. E. (2005). Relation between students’ problem solving performance and representational format. American Journal of Physics. (73) 5: 463

Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabet.

Nawawi, H. (2005). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.

Nugroho, B. N. (2014). Pengembangan RPP dan LKS Berbasis Problem Based Learning pada Materi Himpunan untuk Siswa SMP Kelas VII.(Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Nurpratami, H., Farida, I. C. dan Helsy, I. (2015). Pengembangan Bahan Ajar pada Materi Laju Reaksi Berorientasi Multipel Representasi Kimia. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains: 353. Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

Diva Press.

Prilita, H., Eko, S. dan Feriansyah, S. (2014). Pengembangan Modul Berbasis Multi Representasi pada Materi Listrik Dinamis. Jurnal Pembelajaran Fisika (1) 7.

Rahmawati, A. (2015). Pengembangan modul kimia dasar berbasis multipel representasi untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa. Jurnal pendidikan MIPA (5) 2: 5-18

Rohaeti, E., Widjajanti, E. dan Padmaningrum, R. T. (2009). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan. (10) 1: 1-11

Sastrohamidjojo, H. (2010). Kimia Dasar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press

Sudarman, L. G. (2008). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat (Salingtemas) Untuk SMP Kelas VII. Skripsi. (Online) http://pembelajaranfisika.blogspot.com/pengembangan -bahan-ajar-ipa-terpadu.html. Diakses pada tanggal 12 April2017.

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitisn Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet.

Sunyono. (2012). Kajian Teoritik Model Pembelajaran Kimia Berbasis Multipel Representasi (Simayang) Dalam Membangun Model Mental. Prosiding Seminar Nasional Kimia. 15 Januari 2012. Universitas Negeri Surabaya. Hal: 486-495

Sutamiati, K, dkk. (2015). Lks Berbasis Multipel Representasi Menggunakan Model Simayang Pada Materi Larutan Asam Basa. Jurnal pendidikan dan Pembelajaran Kimia. (4) 1

Tohir, A., Herpratiwi., Rudibyani dan Betta, R. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Modul Kesetimbangan Kimia Berbasis Multipel Representasi Di Sma Kota Bandar Lampung. Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan. (3) 3

Treagust, D. F, et, al. (2003). The Role Of Submicroscopic And Symbolic Representations In Chemical Explanations. International Journal of Science Education. (25) 11: 1353-1368

Treagust, D. F. (2008). The Role of Multiple Representations in Learning Science. Sense Publisher. 7-23

Wicaksono, P. D., Kusmayadi, A. T. dan Usodo. B. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbahasa Inggris Berdasarkan Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) pada Materi Balok dan Kubus untuk Kelas VIII SMP. Jurnal Elektronik Pembelajaran, Vol. 2; 5, Hal 534-549.

Widodo, C. S. dan Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: Alex Media Komputindo.

Widoyoko, E. P. (2014). Penilaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

55 Hari/Tanggal : Rabu, 1 Februari 2017

Narasumber : YA

Tempat : Ruang Guru SMA Panca Bhakti Pontianak

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Kurikulum apa yang diterapkan dalam proses pembelajaran di SMA Panca Bhakti Pontinak

Di sekolah ini masih menggunakan kurikulum KTSP, karena menurut kepala sekolah kurikulum KTSP lebih mudah diterapkan pada proses pembelajaran di sekolah ini.

2.

Bagaimana karakteristik siswa pada pembelajaran kimia?

Bervariasi, ada yang cepat mengerti ada juga yang agak lama memahami materi yang diajarkan

3.

Bagaimana keberlangsungan

pembelajaran kimia di kelas XI IPA 1

Tertib dan kondusif

4. Bagaimana aktivitas siswa ketika belajar kimia?

Kurang aktif, mereka cenderung diam dan tidak mau bertanya jika ada yang belum paham. Padahal saya selalu memberi kesempatan mereka untuk bertanya. Apalagi jika diberi soal dan disuruh mengerjakan di depan, mereka takut untuk maju dan beralasan jika takut salah.

5. Di kelas XI pada materi apa siswa mengalami kesulitan?

Sebenarnya semua materi kimia itu rata-rata sulit untuk dipahami oleh siswa, terbukti dengan nilai siswa yang rata-rata masih di bawah KKM. Namun rata-rata nilai yang paling rendah terdapat pada materi Laju reaksi.

Dalam materi laju reaksi pada kurikulum KTSP,

Iya terdapat sub-sub materi seperti konsep laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju

materinya lagi. Sub materi yang mana yang dianggap siswa paling sulit.

reaksi), serta teori tumbukan. Dari sub materi tersebut siswa cenderung lebih memahami materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, sedangkan untuk sub materi yang lain siswa masih mengalami kesulitan untuk memahaminya

6.

Bagaimana cara Bapak untuk membantu siswa mengatasi kesulitannya pada materi tersebut?

Saya sering kasi latihan, PR dan saya minta siswa maju mengerjakan soal di depan. Yang bisa menjawab dengan benar saya beri nilai plus.

7.

Metode pembelajaran seperti apa yang Bapak gunakan?

Saya lebih sering pakai metode ceramah, tapi kadang saya juga mengadakan diskusi, tapi hanya diskusi kelompok biasa.

8.

Media pembelajaran seperti apa yang sering Bapak gunakan?

Saya jarang pakai media yang elektronik kaya ppt, karena saya lebih suka pakai metode ceramah

9. Bagaimana dengan bahan ajar yang bapak gunakan?

Saya memanfaatkan LKS yang diberikan dari sekolah, selain itu saya juga buku paket yang lain, untuk menambah referensi saya.

10.

Menurut bapak, bagaimana bahan ajar yang ibu gunakan tersebut?

Menurut saya kalau buku paketnya sudah bagus dan lengakap. Kalau untuk LKS yang digunakan siswa, mungkin perlu ditambahkan lebih banyak contoh lagi dan gambar-gambar yang berkaitan dengan materinya, agar siswa mudah memahainya.

BHAKTI PONTIANAK

Dokumen terkait