• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdurachman, Suriadikarta. 2000. Pemanfaatan Lahan Rawa eks PLG Kalimantan Tengah untuk Pengembangan Pertanian Berwawasan Lingkungan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 19 (3): 76-87.

Agus F, Subiksa IGM. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF).

Alkadri, Djajaningrat. 2002. Revisi tata ruang dan Otonomi Daerah. Kajian Konsep dan Pengembangan. Bagaimana Menganalisis Potensi Daerah Konsep dan Contoh Aplikasi. Jakarta (ID): Pusat Pengkajian Teknologi Revisi tata ruang dan CV Cahaya Ibu.

Anwar A, Rustiadi E. 1999. Desentralisasi Spasial Melalui Pembangunan Agropolitan, dengan Mereplikasi Kota-Kota Menengah Kecil di Wilayah Perdesaan. Buletin Tata Ruang. 1(3): 1-57.

[Balitbang] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2006. Multifungsi dan Revitalisasi Pertanian. Jakarta (ID): Balitbang Pr.

[Balitra] Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa.1998. Laporan tahunan 1998-1999. Banjarbaru (ID): Balitra Pr.

70

[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2011. RTRW Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2011 - 2031. Kabupaten Tanjung Jabung Timur (ID): BAPPEDA Pr.

[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2013. Profil Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2013. Kabupaten Tanjung Jabung Timur (ID): BAPPEDA Pr.

[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jambi. 2005. RTRW Provinsi Jambi Tahun 2005 - 2020. Jambi (ID): BAPPEDA Pr.

Barus B, Iman LS. 2009. Perbandingan Hasil Pemetaan Kesatuan Hidrologis dan Kubah Gambut Dengan Citra Optik Landsat TM dan SAR. Di dalam: LPPM-IPB, LAPAN dan BAKOSURTANAL, editor. Prosiding Semiloka Geomatika-SAR Nasional; 2009 April; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): LPPM-IPB. hlm 187-194.

Barus B, Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografis. Bogor (ID): Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB Pr.

[BBPPSL] Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 2008. Pemanfaatan dan Konservasi Ekosistem Lahan Rawa Gambut di Kalimantan. Bogor (ID): BBPPSL Pr.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2014. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka 2014. Kabupaten Tanjung Jabung Timur (ID): BPS Pr.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2014. Sensus Pertanian 2013. Kabupaten Tanjung Jabung Timur (ID): BPS Pr.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2012. Laporan Tahunan Pertanian 2011. Kabupaten Tanjung Jabung Timur (ID): Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pr. Direktorat Pengembangan Kawasan. 2002. Pendekatan dan Program

Pengembangan Wilayah [editorial]. Bulletin Kawasan Edisi 2. Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, Deputi Otonomi Daerah dan Pengembangan Regional BAPPENAS. Jakarta.

Djaenuddin D, Basuni, Hadjowigeno S, Subagyo H, Sukardi M, Ismangun, Marsudi D, Suharta N, Hakim L, Widagdo, Dai J, Suwandi V, Bachri S, Joreds ER. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman Kehutanan (Land Suitability for Agricultural and Silvikultural Plants). Bogor (ID): Center for Soil and Agroclimate Research Pr.

[FAO] Foundation Agriculture Organization. 1976. A Frame Work Of Land Evaluation. Rome (IT): FAO Pr.

[FAO] Foundation Agriculture Organization. 2005. Panduan Lapang FAO: 20 Hal Untuk Diketahui Tentang Dampak Air Laut Pada Lahan Pertanian di Propinsi NAD. Jakarta (ID): FAO Pr.

Ferguson RB, Lark RM, Slater GP. 2003. Approaches to Management Zone Definition for Use of Nitrification Inhibitors. Soil Sci. Soc. Am. J. 67:937-947.

71 Gupta IC. 1979. Use of Saline Water in Agriculture in Arid and Semi-arid Zones of

India. New Delhi (IN): Oxford & IBH Pr.

Hardjowigeno S, Widiatmaka. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Bogor (ID): Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB Pr.

Hardjowigeno S, Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan & Perencanaan Tataguna Lahan. Yogyakarta (ID): Gajahmada University Press.

Hasyim W. 1988. Peasant Under Peripheral Capitalism. Malaysia (ML): Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia.

Johnson CK, Doran JW, Duke HR, Wienhold BJ, Eskridge KM, Shanahan JF. 2001. Field Scale Electrical Conductivity Mapping for Delineating Soil Condition. Soil Sci. Soc. Am. J. 65:1829-1837.

Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2012. Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur No. 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2011 - 2031. Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2012. Sekretariat Daerah. Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jambi.

Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2013. Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur No. 18 Tahun 2013 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013, No. 18. Sekretariat Daerah. Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jambi.

Kitchen NR, Sudduth KA, Drummond ST. 1999. Soil Electrical Conductivity as a Crop Productivity Measure for Claypan Soils. J. Prod. Agric. 12:607-617. Kusumastanto T. 2009. Pengelolaan Delta Mahakam Berkelanjutan. Di dalam:

PKSPL-IPB, editor. The Int’l Seminar Research on Plantation Forest

Management; 2009 Nov 5-6; Bogor, Indonesia. Bogor (ID) PKSPL-IPB. Materechera SA. 2011. Soil Salinity in Irrigated Fields Used for Urban Agriculture

Under a Semi-arid Environment of South Africa. African Journal of Agricultural Research 6(16): 3747-3754.

Menteri Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Kementrian Pekerjaan Umum. Jakarta. Noor M, Saragih S. 1993. Peningkatan Produktivitas Lahan Pasang Surut dengan

Perbaikan Sistem Pengelolaan Air dan Tanah. Di dalam: P3TP, editor. Makalah Penunjang pada Simposium Penelitian Tanaman Pangan III; 1993 Agt 21-24; Bogor, Indonesia. Bogor (ID) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Noor M. 1996. Padi Lahan Marjinal. Jakarta (ID): Penebar Swadaya Pr.

Pahlevi N, Hadi S, Soma S. 2014. Studi Revisi tata ruang Kota Sukabumi. Jurnal Tata Loka 16(1):132-144.

Parish F, Sirin A, Charman D, Joosten H, Minayeva T, Silvius M, Stringer L. 2007. Assessment on Peatlands, Biodiversity and Climate Change. Kuala Lumpur (ML): Global Environment Centre Pr.

72

Rachman A, Dariah A. 2008. Permodelan dalam Perencanaan Konservasi Tanah dan Air. Dalam: Fahmuddin A, Sinukaban N, Ginting AN, Santoso H, Sutadi, editor. Seminar Konservasi Tanah dan Air: 2008; Jakarta, Indonesia. Jakarta (ID) Pengurus Pusat Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia. hlm. 28-33.

Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Lembaran Negara RI Tahun 1999, No. 167. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No. 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Lembaran Negara RI Tahun 1999, No. 182. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 68. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 2011. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai.

Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 74. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 209. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta.

Ritung S. 2011. Karakteristik dan Sebaran Lahan Sawah di Indonesia. Dalam: Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, editor. Seminar Nasional Teknologi Pemupukan dan Pemulihan lahan Terdegradasi; 2012 Juni 30; Bogor, Indonesia. Bogor (ID) Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. hlm 83-98.

Ritung S, Wahyunto, Agus A, Hidayat H. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Center Pr. Sabiham S, Mulyanto B. 2005. Biomass Utilization in Indonesia: Integration of

Traditional and Modern Principles of Organic Matter Management, In: APECATC, editor. APECATC Workshop on Biomass Utilization held in Tokyo and Tsukuba Japan; 2005 Jan 19-21; Tokyo, Japan. Tokyo (JP) APECATC. Pp 35-48.

Santoso D, Sofyan A. 2005. Pengelolaan Hara Tanaman pada Lahan Kering Masam Dalam: Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Jakarta (ID) : Balai Penelitian Tanah Pr. Sitorus SRP. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung (ID): Penerbit Tarsito. Sudduth KA, Kitchen NR, Hughes DF, Drummond ST. 1995. Electromagnetic

Induction Sensing as an Indicator of Productivity on Claypan Soils. In: P.C. Robert (Ed.), Proceedings of the 2nd Internal Conference on Site-specific Management for Agricultural Systems. ASA, CSSA, SSSA, Madison, WI. Pp 671-681.

73 Suherman D. 2007. Mata Air Sebagai Sumber Air Bersih di Pulau Kai Kecil Maluku Tenggara. Dalam Hehanusa PE dan Bhakti H. 2004. Sumber Daya Air di Pulau Kecil. Bandung (ID): Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Team ITSL IPB. 1975. Laporan Survey dan Pemetaan Tanah Daerah Pasang Surut Muara Sabak, Delta Berbak. Bogor (ID) ITSL IPB Pr.

van Asten PJA, van Zelfde JA, van der Zee SEATM, Hammecker C. 2004. The Effect of Irrigated Rice Cropping on the Alkalinity of Two Alkaline Rice Soil in the Sahel. Geoderma. 119:233-247.

Watson DF, Philip GM. 1985. A Refinement of Inverse Distance Weighted Interpolation, Geo-processing. Vol.2:315–327.

Widjaja-Adhi IPG, Nugroho K, Suriadikarta DA, Karama AS. 1992. Sumber daya lahan rawa: potensi, keterbatasan dan pemanfaatannya. Dalam: Partohardhono dan M. Syam (Ed.). Pengembangan Terpadu Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak. Bogor (ID) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan. hlm. 19−38.

Yan L, Zhou S, Feng L, Yi LH. 2007. Delineation of Site-specific Zones Using Fuzzy Clustering Analysis in a Coastal Saline Land. Journal of Computers and Electronics in Agriculture. 56:174-186.

74

Lampiran 1. Titik Pengamatan dan Data Hasil Uji Laboratorium

Titik Pengamatan Warna Tanah DHL Air (Laboratorium) (µmhos/cm) DHL Tanah (Laboratorium) (µmhos/cm) pH Tanah (Laboratorium) 1 Gelap 367 307 3.88 2 Gelap 3,020 347 3.39 3 Terang 6,710 581 3.58 4 Gelap 13,640 583 3.93 5 Terang 2,300 245 3.94 6 Gelap 990 206 3.41 7 Gelap 1,395 176 3.22 8 Gelap - 173 2.94 9 Gelap - 741 3.55 10 Gelap - 520 3.87 11 Terang - 3,420 5.74 12 Terang - 277 4.59 13 Terang - 4,330 5.10 14 Gelap - 247 3.68 15 Terang - 25 5.15 16 Terang - 159 4.10 17 Gelap - 239 3.35 18 Gelap 2,740 242 3.45 19 Gelap 1,970 436 3.17 20 Terang 24,600 1,465 5.58 21 Terang - 456 5.27 22 Gelap 24,700 3,130 4.33 23 Gelap 20,000 3,860 4.06 24 Gelap 373 471 3.69 25 Gelap 605 188 3.64 26 Terang - 107 3.49 27 Gelap - 143 3.87 28 Terang 14,880 1,228 3.45 29 Terang 15,090 1,230 4.62 30 Terang - 626 4.83 31 Terang 19,370 480 5.76 32 Terang 8,780 296 4.49 33 Terang - 385 4.91 34 Terang 4,880 197 4.56 35 Terang 2,790 506 3.89 36 Gelap - - - 37 Gelap 4,650 82 4.00 38 Gelap 1,150 781 3.28 39 Gelap 1,670 83 3.85 40 Gelap 1,866 - - 41 Gelap 3,780 237 4.24

75 Lampiran 1. Lanjutan.... Titik Pengamatan Warna Tanah DHL Air (Laboratorium) (µmhos/cm) DHL Tanah (Laboratorium) (µmhos/cm) pH Tanah (Laboratorium) 42 Terang - 2.430 2.60 43 Gelap 28,200 3,140 4.07 44 Terang 7,000 526 3.72 45 Gelap 18,150 2,380 2.79 46 Terang 41,500 6,060 4.61 47 Terang - 4,690 5.33 48 Terang - 194 3.72 49 Terang 2,300 - - 50 Terang 39,300 2,800 6.32 51 Terang - 6,070 5.14 52 Terang - 165 3.51 53 Terang 36,100 5,400 3.98 54 Terang 20,600 4,290 2.46 55 Terang - 2,040 4.82 56 Terang - 1,172 5.12 57 Terang 27,100 665 4.52 58 Terang - 1,822 5.03 59 Terang 6,890 395 3.33 60 Terang 26,000 1,889 5.07 61 Gelap 9,450 1,811 2.93 62 Terang - 330 3.44 63 Terang - - - 64 Gelap - 1,028 3.48 65 Terang - 1,362 3.30 66 Gelap - 406 3.51 67 Gelap 3,300 309 3.81 68 Gelap 5,640 367 3.60 69 Terang 4,580 199 3.69 70 Terang 35,900 4,210 5.34 71 Terang 38,900 3,920 4.32 72 Terang 41,000 4,030 5.34 73 Terang 21,100 1,139 3.01 74 Gelap 7,160 179 4.26 75 Gelap 16,090 - - 76 Terang 23,000 3,060 2.66 77 Terang 12,910 2,080 3.01

76

Lampiran 2. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Padi Sawah

No. Persyaratan Penggunaan / Karakteristik Lahan

KRITERIA KESESUAIAN LAHAN

S1 S2 S3 N

1. Temperatur (tc)

Temperatur rata-rata (°C) 24 - 29 22 - 24 18 - 22 < 18

29 -32 32 -35 > 35

2. Ketersediaan Air (wa)

a. Zone agroklimat

(Oldeman) B2,B3,C2 A1,A2,B1,C1 C3,C4,D1,D2 E3,E4

D3,D4,E1,E2

b. Kelembaban (%) 33 - 90 30 - 33 < 30 -

> 90

3. Media Perakaran (rc)

a. Draenase Agak Terhambat Terhambat Agak Cepat, cepat

Sedang Baik Sangat

Terhambat

b. Tekstur halus, agak halus halus, agak

halus agak kasar kasar

sedang sedang

c. Bahan kasar < 3 3 - 15 15 - 35 > 35

d. Kedalaman tanah (cm) > 50 40 - 50 25 - 40 < 25

4. Gambut

a. Ketebalan < 50 50 - 100 100 - 150 > 150

b. Kematangan saprik saprik, hemik hemik fibrik

5. Retensi Hara (nr) a. KTK tanah (cmol) > 16 5 - 16 < 5 - b. Kejenuhan basa (%) > 50 35 - 50 < 35 - c. pH H₂O 5,5 - 7 4,5 - 5,5 < 4,5 - 7,0 - 8,0 > 8,0 d. C-organik (%) > 1,2 0,8 - 1,2 < 0,8 -

6. Hara Tersedia (na)

a. N total (%) sedang rendah sangat rendah -

b. P205 (mg/100 g) tinggi sedang rendah -

sangat -

rendah

c. K2O (mg/100 g) sedang rendah sangat rendah -

7. Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) < 2 2 - 4 4 - 6 > 6 8. Sodisitas (xn) Alkalinitas / ESP (%) < 20 20 - 30 30 - 40 > 40 9. Bahaya Sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 40 - 75 < 40

10. Bahaya Erosi (eh)

a. Lereng (%) < 3 3 - 5 5 - 8 > 8

b. Bahaya erosi sangat ringan ringan sedang,

berat 11. Bahaya Banjir / Genangan Pada

Masa Tanam (fh)

a. Tinggi (cm) 25 25 - 50 50 - 75 > 75

b. Lama (hari) tanpa < 7 7 - 14 > 14

12. Penyiapan Lahan (lp)

a. Batuan dipermukaan (%) < 5 5 - 15 15 - 40 > 40

b. Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 - 25 > 25

Sumber : Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementrian Pertanian (Tahun 2011)

77

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Jambi Provinsi Jambi pada tanggal 16 Juni 1976 dari Ayah yang bernama H. Azyar Azis dan Ibu yang bernama Hj. Erniza. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri No. 25/VI Kota Jambi pada Tahun 1988. Selanjutnya penulis mengikuti pendidikan menengah di SMP Negeri No. 8 Kota Jambi (lulus Tahun 1991) dan SMA Negeri No. 5 Kota Jambi (lulus Tahun 1994). Penulis menempuh pendidikan sarjana mulai Tahun 1996 sampai 2002 pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang Provinsi Sumatra Barat dengan memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST).

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil mulai Tahun 2006 di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, pada Inspektorat (2006 – 2013) dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Seksi Survey dan Pengukuran. Pada Tahun 2014, penulis mendapatkan kesempatan melanjutkan studi ke jenjang S2 yang dibiayai oleh Pusbindiklatren Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yaitu pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB).

Sebagian dari hasil penelitian yang berjudul ‘Analisis Spasial Sebaran Salinitas dan Lahan Sulfat Masam di Kawasan Hidrologis Gambut Muara Sabak Timur, telah direviu dan disetujui untuk terbit di Jurnal Tanah dan Lingkungan dengan ISSN 1410–7333.

Dokumen terkait