• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agrios, GN. 2005. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Ed ke-3. Munzir Busnia, penerjemah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: Plant Pathology.

[Anonim]. 2007. Hama dan penyakit utama tanaman lada dan pengendaliannya. Balittri 29: 4.

Aravind R, Antony D, Santosh J, Kumar A, Ramana KV. 2009. Isolation and evaluation of endophytic bacteria against plant parasitic nematodes infesting Black Pepper (Piper nigrum L.). Indian Journal of Nematology. Vol. 39 (2): 211-217.

Bacon CW, Hinton DM. 2006. Bacterial endophytes : the endophytic niche, its occupants, and its utility. Di dalam : Gnanamanickam SS, editor. Plant Associated Bacteria. Netherland : Springer.

Benhamou N, Kloepper JW, Quadt-Hallmann A, Tuzun S. 1996. Induction of Defense-related Ultrastructural Modification in Pea Toot Tissue Inoculated with Endophytic Bacteria.

Boyer MH, Sikora LJ. 1991. Rhizosphere interactions and siderophores. Di dalam: Keister DL, Cregan PB, editors. The rhizosphere and plant growth. Beltsuille symposia in agricultural research; Belsville, 8-11 May 1989. Dordrecht: Klower Academic Publishers. Hlm 263-269.

Cook RJ, Baker KF. 1983. The Nature and Practice of Biological Control of Plant Phatogens. Minnesota: The American Phytophatological Society. Daras U, Pranowo D. 2009. Kondosi Kritis Lada Putih Bangka Belitung dan

Alternatif Pemulihannya. Litbang Pertanian 28(1).

Departemen Pertanian. 2009. Lada, butiran kecil dan besar. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/723/ [24 Januari 2011].

Djiwanti SR. 2009. Nematoda parasit dan teknologi pengendalian budidaya tanaman nilam (Pogostemon cablin) di Indonesia. Perkembangan teknologi tanaman rempah dan obat. Bogor: Balai penelitian obat dan rempah.

Direktorat Budidaya Tanaman Rempah dan Penyegar. 2010. Pedoman Teknis Pengembangan Lada Organik.Deptan: Direktorat Jenderal Perkebunan. http://www. ditjenbun.deptan.go.id/budtanreyar [20 Desember 2010]. Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi Bangka-Belitung. 2007. Data dan

Statistik Perkebunan. Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi Bangka-Belitung, Pangkal Pinang.

Dropkin VH. 1992. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University.

Duarte MLR and Chu EY. 2005. Management of root and viral diseases affecting black pepper in Brazil. Focus on Pepper (Piper nigrum L.). J. Pepper Induatry 02(2) : 1-14.

Garbeva P, Van Veen JA, Van Elsas JD. 2004. Microbial diversity in soil: Selection of microbial populations by plant and soil type and implications for disease suppressiveness. Annual Review of Phytopathology 42: 243-270.

Hallmann J, Berg G. 2006. Spectrum and population dynamics of bacterial root endophytes. In: Schulz B, Boyle C & Sieber T. (Eds). Soil biology microbial root endophyte, vol. 9. Berlin, Heidelberg, Springer-Verlag, pp. 15-31.

Hallmann J, Quadt-Hallmann A, Mahaffe WF, Kloepper JW. 1997. Bacterial endophytes in agricultural crop. Can J Microbiol. 43: 895-914.

Hallmann J, Quadt-Hallmann A, Rodriguez-Kabana R, Kloepper JW. 1998. Interactions between Meloidogyne incognita and endophytic bacteria in cotton and cucumber. Soil Biol. Biochem, vol. 30 (7) : 925-937.

Harni R. 2010. Bakteri endofit untuk mengendalikan nematoda peluka akar (Pratylenchus brachyurus (Godfrey) Filipjev & Stekhoven) pada tanaman nilam [Disertasi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Harni R, Supramana, Sinaga MS, Giyanto, Supriadi. 2010. Pengaruh filtrate

bakteri endofit terhadap mortalitas, penetasan telur dan populasi nematoda peluka akar Pratylenchus brachyurus pada akar nilam. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Industri, Pakuan Sukabumi. Jurnal Littri Vol. 16(1) : 43-47.

Hasegawa S, Meguro A, Shimizu M, Nishimura T, Kunoh H. 2006. Endophytic actinomycetes and their interaction with host plant. Actinomycetologica. 20: 72-81.

Huili W, Kai W, Xiuyun Z, Xuedong W, Ailing L, Huazu H. 2009. The inhibitory activity of endophytic Bacillus sp. strain CHM1 against plant pathogenic fungi and its plant growth-promoting effect. China: Crop Protection Vol. 28 (8): 634-639.

Irawati AFC, Wirasti CA, Herwan, Issukindarsyah, dan Panggabean MTL. 2009. Pengembangan teknologi budi daya lada ramah lingkungan di Provinsi Bangka Belitung. Makalah Seminar Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor. Jeger MJ. 2001. Biotic interaction and plant-phatogen association. In: Jeger MJ,

Spence NJ. Biotic Interaction In Plant. Phatogen Association. New York (USA): CALB publishing.

Kennedy AC. 2005. Rhizosphere. Di dalam Principles and Applications of Soil Microbiology. Sylvia DM, et al. editor. 2005. 2nd Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Kloepper JW, Zablotowiz RM, Tipping EM, Lifshitz R. 1991. Plant growth promotion mediated by bacterial rhizosphere colonizers. In: Keister DL, Cregan PB (ed). The Rhizosphere and Plant Growth. Netherlands. Kluwer Acad Publ. p 315-326.

Kloepper JW, Zablotowicz RM, Tipping EM, Lifshitz R. 1999. Plant root-bacterial interaction in biological control of soilborne disease and potential extension to systemic and foliar disease. Austral Plant Pathol 28: 21-26. Lynch JM. 1983. Soil Biotechnology: Microbiological Factors in Crop

Productivity. London: Blackwell Scientific Publication.

Mekete T, Hallmann J, Kiewnick S, Sikora R. 2009. Endophytic bacteria from Ethiopian coffee plants and their potential to antagonize Meloidogyne incognita. Indian Journal of Nematology. Vol. 11 (1): 117-127.

Munif A. 2001. Studies on the importance of endophytic bacteria for te biological control of the root-knot nematode Meloidogyne incognita on tomato. Inaugural-Dissertation. Institut fur Pflanzenkrankheiten der Rheinischen Friedrich-Wilhelms. Universitat Bonn.

Mustika I. 1990. Studiea on the interaction of Meloidogyne incognit, Radopholus similis,and Fusarium solani on black pepper (Peper nigrum). Wageningen Agric. University of Nederland. 127 p.

Mustika I. 1996. Penyakit kuning lada dan upaya pengendaliannya. Dalam: Monograf Tanaman Lada, Balai Penel. Tan. Rempah dan Obat. Bogor, 130-141.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan. 2009. Kontroversi penggunaan bungkil jarak (Ricinus communis) pada penyakit busuk pangkal batang dan penyakit kuning tanaman lada. Departemen Pertanian. Vol 15:2.

Sarpian T. 2003. Pedoman Berkebun Lada dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius.

Siahaan IR. 2010. Pengenalan nematoda parasit akar pada tanaman kopi. Medan: Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/index.php?option=com_content& view=article&id=89:pengenalan-nematoda-parasit-akar-pada-tanaman-kopi [1 Maret 2011].

Simarmata R, Lekatompessy S, Sukiman H. 2007. Isolasi mikroba endofitik dari tanaman obat sambung nyawa (Gynura procumbens) dan analisi potensinya sebagai antimikroba. Berk Pene Hayati 13 : 85-90.

Sitepu D dan Mustika I. 2000. Disease of black pepper and their management in Indonesia. Dalam P.N. Ravindran (Ed): Black Pepper. Piper nigrum. Medicinal And Aromatic Plants – Industrial Profiles. Harwood Academic Publishers. P. 297-308.

Supramana, Supriadi, Harni R. 2008. Seleksi dan Karakterisasi Bakteri Endofit untuk Mengendalikan Nematoda Peluka Akar (Pratylenchus brachyurus) pada Tanaman Nilam. Laporan Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.

Sutarno, A Agus. 2000. Budidaya Lada: Si Raja Rempah-Rempah. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Tate RL. 2000. Soil Microbiology. 2nd Edition. Kanada. John Wiley & sons, Inc. Waard PWF de. 1979. Yellow disease complex in black pepper on the Island of

Bangka, Indonesia. J. Plant. Crops 7 : 42-49

Wahid P. 1996. Identifikasi Tanaman Lada. Monograf Tanaman Lada. Balittro: p. 27-32.

Wiryadiputra S, Mustika I, s’Jacob JJ. 1993. Sejarah hidup nematoda Meloidogyne incognita pada lada. Kongr. Nas. XII PFI, Yogyakarta, September. 955-959.

Zaubin R. 1979. Pengarh keasaman tanah terhadap pertumbuhan tanaman lada. Pembr Littri 33: p. 23-27.

Lampiran 1 Gejala penyakit kuning pada tanaman lada

Lampiran 2 Pertanaman lada yang terserang penyakit kuning (kebun sehat)

Lampiran 4 Perhitungan uji proporsi pada kejadian penyakit di Kabupaten Bangka dan Bangka Tengah

Misalkan p1 dan p2 adalah proporsi kejadian penyakit di Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Tengah.

H0 : p1 = p2 H1 : p1 > p2 Taraf nyata (α) = 0,025 Wilayah kritik: z > 1,96 Perhitungan: p1 = = = 0,82 p2 = = = 0,76 p = = = 0,0158

Oleh karena itu,

Z =

Z =

Z = 2,41

Kesimpulan: Tolak H0 sehingga dapat dikatakan bahwa proporsi kejadian penyakit di Kabupaten Bangka lebih tinggi daripada proporsi kejadian penyakit di Kabupaten Bangka Tengah.

Lampiran 5 Sidik ragam pengujian isolat bakteri endofit terhadap perkecambahan benih tomat pada media cawan petri (kertas saring) pada pengamatan 3HSP Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F-hitung Perlakuan 15 2,06326576 0,13755105 0,5366 Galat 32 4,69918300 0,14684947 Total 47 6,76244876

Lampiran 6 Sidik ragam pengujian isolat bakteri endofit terhadap perkecambahan benih tomat pada media cawan petri (kertas saring) pada pengamatan 6HSP Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F-hitung Perlakuan 15 0,48109828 0,03207322 0,1354 Galat 32 0,64928059 0,02029002 Total 47 1,13037887

Lampiran 7 Sidik ragam pengujian isolat bakteri endofit terhadap perkecambahan benih tomat pada media sekam pada pengamatan 7HSP

Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F-hitung Perlakuan 15 1,75967810 0,11731187 0,7099 Galat 32 4,94938956 0,15466842 Total 47 6,70906766

Lampiran 8 Sidik ragam pengujian isolat bakteri endofit terhadap perkecambahan benih tomat pada media blotter test pada pengamatan 7HSP

Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F-hitung Perlakuan 15 2,02812251 0,13520817 0,1659 Galat 32 2,89548458 0,09048389 Total 47 4,92360709

Lampiran 9 Sidik ragam pengujian isolat bakteri endofit terhadap pertumbuhan panjang akar tomat

Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F-hitung Perlakuan 15 10,36612251 0,69107483 0,0067 Galat 32 7,82482927 0,24452591 Total 47 18,19095178

Lampiran 10 Sidik ragam pengujian kultur filtrat isolat bakteri endofit terhadap mortalitas larva Meloidogyne spp. pada pengamatan 12 jam

Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F-hitung Perlakuan 5 2046,607509 409,321502 0,0021 Galat 12 655,515380 54,626282 Total 17 2702,122890

Lampiran 11 Sidik ragam pengujian kultur filtrat isolat bakteri endofit terhadap mortalitas larva Meloidogyne spp. pada pengamatan 24 jam

Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah kuadrat (JK) Kuadrat tengah (KT) F-hitung Perlakuan 5 1820,705152 364,141030 0,0001 Galat 12 183,632381 15,302698 Total 17 2004,337533

Dokumen terkait