• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chang, K. H.2013. Product Performance Evaluation Using CAD/CAE, the Computer Aided Engineering Design Series. Academic Press, Elsevier Science & Technology. 30 Corporate Drive. Suite 400. Burlington. MA 01803. ISBN 978-0-12-398460-9.

Daywin, F.D., Radja., G.S, dan Imam, H. 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Daryanto. 2012. Dasar – Dasar Teknik Mesin. Bina Aksara, Jakarta.

Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Halim, A. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian dari Aspek Keuangan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hanafiah, Kemas Ali. 2010. Rancangan Percobaan dan Teori Aplikasi. Jakarta:

Rajawali Press. Hal. 29

Indriati, E. 2004. Antropologi Forensik. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Kastaman, R. 2006. Analisis Kelayakan Ekonomi Suatu Investasi. Tasikmalaya.

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YPKPN.

Nastiti, D., P. Sriwulan dan R.A Farid. 2008. Analisis Finansial Agribisnis Pertanian. BPTP. Kalimantan Timur.

Pratiwi, Nazriah., Diana Sofia Hanafiah., Luthfi Aziz Mahmud, Siregar. 2018.

Identifikasi Karakter Morfologis Durian (Durio Zibethinus Mur) di Kecamatan Tigalingga dan Pegagan Hilir Kabupaten Dairi Sumatera Utara.

Jurnal Agroekoteknologi FP USU No. 2337-6597. Medan.

Purnomo, A., B. Yanuar dan S. Harun. 2014. Rancangan dan Pembuatan Struktur Mekanik Sistem Inpeksi Visi. Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1.

Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri‖. Graha ilmu,Yogyakarta.

Putra, Bagas Somporn Supriadi. 2019. Hardness Test: Brinnel. Departement of Marine Engineering. ITS. Surabaya.

Raharja, Sapta D. S. 2006. Pengaruh Perbedaan Komposisi Bahan, Konsentrasi Dan Jenis Minyak Atsiri Pada Pembuatan Lilin Aromateraphi. Jurnal teknologi pertanian.

Rusmiati., E. Mulyanto., S. Ashari., M. A. Widodo., dan L. Bansir. 2013.

Eksplorasi, Inventrisasi dan Karakterisasi Durian Merah Banyuwangi.

Prosiding Semirata FMIPA. Universitas Lampung.

Sairullah, Jemris, Siradjuddin Haluti, Burhan Liputo. 2018. Redesain Alat Pembelah Buah Durian Menggunakan Prinsip Sistem Mekanik Vertical Press Dan Portable. Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG). Volume 3, Nomor 1. Politeknik Gorontalo. Gorontalo.

Sanda. 2015. Analisis Dimensi Lengan Pada Model Rancangan Renograf Thyroid Uptake Terpadu. Jurnal PRFN-BATAN, Volume 12, Nomor 1. Tangerang Selatan.

Sani, Andi Asrul. 2017. Studi Eksplorasi Proporsi Golden Section Pada Tubuh Manusia-Indonesia. Jurnal Arsitektur. Institut Teknologi Sumatera.

Santoso, Gempur. 2004. Ergonomi Manusia, Pralatan dan Lingkungan. Prestasi Pustaka. Sidoarjo.

Santoso, P, J., Novaril., M. Jawal., T. Wahyudi., dan A. Hasyim. 2008. Idiotipe Durian Nasional Berdasarkan Preferensi Konsumen. J. Hort. 18 (4) : 395-401.

Sinaga, J. G., D. P. Cahyaning, M. Hariyogi, G. K. P. Aryadinata, dan P. K. A.

Pradana. 2015. Pemodelan dan Simulasi. Jurnal Teknik Informatika.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan. Universitas Udayana. Bali.

Sobir. (2010). Bertanam Durian Unggul. Jakarta: PT Niaga Swadaya. p. 7. ISBN 9790024444. Diperoleh pada 9 Desember 2019.

Sobir dan E. Martini., 2014. Pedoman Budidaya Durian dan Rambutan di Kebun Campur Bogor, Indonesia: World Agrofrestry Centre Southeast Asia Regional Program.

Soeharno. 2007. Teori Mikroekonomi. Andi Press. Yogyakarta.

Sularso dan K. Suga. 2004. Dasar perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.

PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Syafaat, Agus. 2016. Proses Pembuatan Engsel dan Dudukan Suspensi Pada Sepeda Listrik Niaga Antasena. Fakultas Teknik. UNY. Yogyakarta.

Ulrich, Eppinger. 2001. Perancangan Pengembangan Produk, salemba teknika, Jakarta.

Waldiyono. 2008. Ekonomi Teknik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi Studi Gerak Dan Waktu‖, Edisi I, PT.Guna Widya, Surabaya.

Wildan, M. 2014. Pengupas Durian Hidrolis. Jurnal. Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Yuniastuti, Endang., Sri Hartati., Sujud Rianggono Widodo. 2010.

Karakterisasi Morfologi Tanaman Durian Sukun (Durio zibenthinus Murr). Fakultas Pertanian. UNS. Semarang.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Alur Penelitian

Mulai

Merancang bentuk alat

Menggambar dan menentukan dimensi alat

Memilih bahan

Mengukur bahan yang akan digunakan

Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

Merangkai alat

Mengelas alat

Menggerinda permukaan alat yang kasar

Selesai Menguji alat

Mengukur parameter

Data

Menganalisis data

Lampiran 2. Dokumentasi Penimbangan Berat Bahan

Penimbangan bahan seberat 0,4 kg

Penimbangan bahan seberat 1 kg

Penimbangan bahan seberat 1,5 kg

Lampiran 3. Dokumentasi Pengukuran Bahan

Pengukuran diameter buah

Lampiran 4. Dokumentasi pengukuran kekerasan material pisau

Meneropong jejak densitas

Ukuran mm yang ada pada teropong

Lampiran 5. Pemberian Beban Minimum Pembelahan Durian

`

Peletakan beban 5 Kg sebanyak 2 buah diujung tuas

`

3 Buah yang berhasil terkupas

Lampiran 6. Perhitungan Kekuatan Tekan Mata Pisau

Diasumsikan tekananan pada kulit oleh mata pisau mendekati tegangan geser lilin sebesar 0,05 Kgf/cm2 Sehingga gaya yang dihasilkan oleh mata pisau untuk menekan kulit durian sebesar:

P = ƒ′c x A (sesuai dengan hukum Pascal)

= 0.05 kg/cm2 × 3,14 × 1/4 × 3,8 cm2

= 0,49 N/cm2 x 3,14 x 14,44/4 cm2

= 0,49N/cm2 x 11,3354

= 5,554 N

Mata pisau berjumlah 3, maka masing2 memberikan gaya sebesar:

5,554 N/3 = 1,8513 N.

Lampiran 7. Perhitungan Tegangan Izin

Momen tahanan bengkok tuas besi pipa 80 cm x 10 cm setebal 3 mm adalah:

Wb = π

Tegangan bengkok yang diijinkan adalah:

Sf adalah factor keamanan yang bernilai 1-10.

𝜎𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 𝑚𝑎𝑘𝑠

𝑆𝑓 =350𝑁/𝑚𝑚2

4,3 = 81,39𝑁/𝑚𝑚2

Sehingga di dapat 𝜎𝑏 < 𝜎𝑏 ijin (pemilihan bahan besi pipa dengan ukuran 80 cm berdiameter 10 cm setebal 3 mm sudah tepat).

Lampiran 8. Perhitungan Kekerasan Material Mata Pisau Dik:

P = 1.000 KgF (Pisau) D = 5 mm2 (bola indentor) dpisau = 1,4 mm2

1. Kekerasan mata pisau

BHN = P

πD/2(D − √D2− d2)

BHN = 1.000

π5/2(5 − √52− 1,42)

BHN = 100

7,8539 mm(5 − √23,04) BHN =1.000

4,83

BHN = 207,039 HB

Lampiran 9. Perhitungan Momen Gaya Maksimum

Pada gambar diberi beban sampai buah dapat terbuka. Dan didapat beban minimum pada titik B yaitu 10 Kg untuk membelah buah. Maka dari gambar diketahui:

Qb = 10 Kg Rb = 9,8 N ϴ = 60o

La-b = 80 cm = 0,8 m La-c =35 cm = 0,35 cm

Hukum 1 Newton adalah FaksI = Freaksi

Maka, Rb = Ra

Untuk momen gaya pada poros memakai hukum 3 Newton. Dimana pada benda kelebaman benda ∑F = 0 karena poros tidak mengalami pergeseran. Sehingga:

∑Ma= 0

B

A C

Pada prinsip momen gaya, gaya harus tegak lurus dengan lengan. Karena gaya membentuk sudut sebesar 60o, maka gaya yang tegak lurus sebesar sinϴ.

Sin 60o = 0,866

Momen yang terjadi pada titik c:

∑Mc = Rb.Lb-c.Sinϴ

= (98N x 0,80 m x 0,866)

= 67,8944 Nm Momen yang terjadi pada titik b:

∑Mb = (Ra.La-b.Sinϴ) + (Rc.Lc-b.Sinϴ)

= (98N x 0,80 m x 0,866) + (224 Nm x 0,45m x 0,866)

= 67,8944 Nm + 77,5936 Nm

= 145,488 Nm

Dengan panjang tuas 80 cm, disimpulkan bahwa desain panjang tuas dan titik poros sudah tepat karena nilai momen maksimum berada di titik B yaitu titik genggaman.

Lampiran 10. Kapasitas Efektif Alat Pengupas Durian

1. Kapasitas efektif alat (KEA)

KEA = Jumlah bahan (buah) Waktu kerja (jam)

= 1 buah 0,0037 jam

= 270 buah/jam

Lampiran 11. Analisis Ekonomi

5. Kapasitas produksi/hari = 2.162 buah/hari 6. Biaya operator = Rp. 40.000/hari 7. Biaya perbaikan = Rp. 10,38/jam 8. Bunga modal dan asuransi = Rp. 120.000/tahun

9. Jam kerja alat per tahun = 2.080 jam/tahun (asumsi 260 hari efektif berdasarkan tahun 2019)

2. Perhitungan Biaya Produksi a. Biaya Tetap (BT)

Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode linear

Akhir tahun ke (Dt) (Rp) Nilai Akhir

2. Bunga modal (5 %) dan asuransi (2 %) 4. Biaya angkut sampah

Sampah non rumah tangga:

= Rp. 15.000/bulan + Biaya angkut sampah + Biaya sewa tempat

= Rp. 360.000 + Rp. 60.000 + Rp. 40.000 + Rp. 180.000 + Rp. 3.600.000

= Rp. 4.240.000/tahun

b. Biaya Tidak Tetap (BTT)

1. Biaya Perbaikan Alat (reparasi) Biaya reparasi = 1,2 % (P-S)

x jam

= 1,2 % (Rp.2.000.000-Rp.200.000) 2080 jam

= Rp. 10,38/jam x 8 jam/hari

= Rp. 83,04/hari 2. Biaya operator

Jumlah jam kerja = 8 jam/hari

Biaya operator = Rp. 5.000/jam × 8 jam/hari

= Rp. 40.000/hari 3. Biaya bahan baku

Modal bahan tanpa sortir= Rp. 4.000/buah untuk semua jenis durian Pembelian rata-rata = Rp. 4.000/buah x 600 buah/bulan

= Rp. 2.400.000/bulan

= Rp. 3.333,33/jam (720 jam/bulan)

= Rp. 80.000/hari (30 hari/bulan)

Total biaya tidak tetap = Biaya reparasi + Biaya operator + Biaya bahan baku

= Rp. 10,38 + Rp. 5.000 + Rp. 3.333,33

= Rp. 8.343,71/jam

c. Biaya pokok pengupasan buah durian Biaya pokok = [𝐁𝐓

𝐱 + BTT] C dimana :

BT = total biaya tetap (Rp/tahun) BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam) X = total jam kerja pertahun (jam/tahun) C = Kapasitas kerja alat (jam/buah) Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun

Tahun BT

Lampiran 12. Break Even Point

Analisis titik impas adalah perhitungan ekonomi dalam suatu usaha untuk menentukan apakah usaha tersebut dapat membiayai diri sendiri (self financing) dan selanjutnya mampu berkembang dan menguntungkan sendiri (self growing).

Dalam analisisnya, keuntungan awal dianggap nol.

Break even point = biaya tetap harga jual-biaya tidak tetap

Biaya tetap = Rp. 4.240.000/tahun

= Rp. 2.038,46/jam (1 tahun = 2080 jam)

= Rp. 101,92/buah (1 hari = 20 buah) Biaya tidak tetap = Rp. 28.800.000/tahun

= Rp. 13.846,15/jam (1 tahun = 2080 jam)

= Rp. 692,30/buah (1 hari = 20 buah)

Diasumsikan setiap proses pengupasan buah durian selama 1 hari sebanyak rata-rata 60 buah (data ini didapat dari lapagan). Harga modal buah diambil dari kebun durian Rp 4.000/buah untuk semua jenis ukuran (tanpa sortir).

Penerimaan setiap produksi= harga penjualan – harga modal buah Harga penjualan didapat dari harga rata-rata buah menurut ukurannya:

Besar = (Rp. 45.000 & Rp. 35.000)/Buah Sedang = (Rp. 20.000 & Rp. 25.000)/Buah

Kecil = Rp. 15.000/Buah

Maka harga penjualan didapat= Rp.(45.000 + 35.000 + 20.000 + 25.000 + 15.000) 5

= Rp. 28.000

= Rp. 28.000/buah – Rp 4.000/buah

= Rp. 24.000/buah

Alat akan mencapai break even point jika alat telah mengupas buah sebanyak : Tahun Biaya tetap

(Rp/tahun)

Penerimaan (Rp/buah)

Biaya tidak tetap (Rp/buah)

1 4.240.000 24.000 692,30

2 4.240.000 24.000 692,30

3 4.240.000 24.000 692,30

4 4.240.000 24.000 692,30

5 4.240.000 24.000 692,30

Produksi mengalami titik impas (break even point) saat penjualan buah sebanyak 182 buah/tahun.

Lampiran 13. Net Present Value NPV = PWB – PWC

Dimana :

PWB = Present worth of benefit PWC = Present worth of cost

NPV > 0 artinya alat menguntungkan untuk digunakan/layak NPV < 0 artinya alat tidak menguntungkan untuk digunakan Maka,

Penerimaan dari tiap buah = Rp. 24.000/buah

Pendapatan = Penerimaan x jam kerja per tahun = Rp. 24.000/buah x 2080jam/thn = Rp. 49.920.000/tahun

Pembiayaan = BTT x jam kerja per tahun

= Rp. 13.846,15/jam x 2080 jam/tahun = Rp. 28.799.992/tahun

PWB (present worth of benefit) 5 %

Pendapatan = Rp. 49.920.000/tahun (P/A, 5 %, 5) = Rp. 49.920.000/tahun (4,3294) = Rp. 216.123.648

Nilai akhir = Rp. 200.000 (P/F, 5 %, 5) = Rp. 200.000 (0,7835) = Rp. 156.700/tahun

PWB = Pendapatan + Nilai akhir

= Rp. 216.123.648/tahun + Rp. 156.700 = Rp. 216.280.348/tahun

PWC (present worth of cost) 5 %

Investasi = Rp. 2.000.000

Pembiayaan = Rp. 28.799.992/tahun (P/A, 5 %, 5) = Rp. 28.799.992/tahun (4,3294) = Rp. 124.686.685/tahun

PWB (present worth of benefit) 6 %

Pendapatan = Rp. 49.920.000/tahun (P/A, 6 %, 5) = Rp. 49.920.000/tahun (4,2124) = Rp. 210.283.008/tahun

Nilai akhir = Rp. 200.000 (P/F, 6 %, 5) = Rp. 200.000 (0,7473) = Rp. 149.460/tahun

PWB = Rp. 210.283.008/tahun + Rp. 149.460/tahun

PWC (present worth of cost) 6 %

Investasi = Rp. 4.000.000

Pembiayaan = Rp. 28.799.992/tahun (P/A, 6 %, 5) = Rp. 28.799.992/tahun (4,2124) = Rp. 121.317.086/tahun

PWC = Rp. 2.000.000 + Rp. 121.317.086/tahun

= Rp. 123.317.086

NPV 6 % = PWB – PWC

= Rp. 210.432.468/tahun - Rp. 123.317.086/tahun = Rp. 87.115.382/tahun

Jadi, besarnya NPV 5 % adalah Rp. 89.593.663/tahun dan NPV 6 % adalah Rp.

87.115.382/tahun Jadi nilai NPV dari alat ini > 0 maka alat ini layak/menguntungkan untuk digunakan.

Lampiran 14. Internal Rate of Return

Metode IRR digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan cash flow untuk pengembalian investasi yang dijelaskan dengan bentuk % periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.

Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Dari perhitugnan yang dilakukan, didapat hasil dari NPV1 (X)bernilai positif dan NPV2 (Y)bernilai positif.

Sehingga apabila X dan Y bernilai positif, harga IRR dapat dihitung dengan

Lampiran 15. Tabel Suku Bunga 1. Tingkat suku bunga 5 %

2. Tingkat suku bunga 6 %

Lampiran 16. Gambar Teknik Alat

Lampiran 17. Gambar Teknik Komponen Alat

Lampiran 18. Gambar Alat

Tampak Depan

Tampak Samping Tampak atas

Dokumen terkait