• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

[Himakova] Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (ID). 2008. Laporan Studi Konservasi Lingkungan (Surili) 2008: Eksplorasi Keanekaragaman Hayati Flora Fauna di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

Abdiansyah R. 2011. Studi keanekaragaman jenis amfibi di Kawasan Lindung Sungai Lesan, Kalimantan Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Baker J, Beebee T, Buckley J, Gent A, Orchard D. 2011. Amphibian Habitat Management Handbook. Bournemouth: Amphibian and Reptile Conservation.

Biology Online. 2005. Disturbed Area. [internet]. [diunduh 31 Agustus 2014]. Tersedia pada: http://www.biology-online.org/dictionary/Disturbed_area. Brower JE, Zar JH. 1997. Field and Laboratory Methods for General Ecology.

Iowa: Brown.

Carey C, Alexander MA. 2003. Climate change and Amphibian declines: Is there a link? Diversity and Distributions 9: 111-121.

Darmawan B. 2008. Keanekaragaman Amfibi di berbagai tipe habitat: studi kasus di Eks-HPH PT Rimba Karya Indah Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Das I. 2007. Amphibians and Reptiles of Brunei: A Pocket Guide. Kinabalu: Natural History Publications (Borneo).

Direktorat Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2010. Pemanfaatan Kawasan. [internet]. [diunduh 7 Mei 2014].

Tersedia pada:

Ecology Dictionary. 2008. Definition of: Disturbed Area. [internet]. [diunduh 31

Oktober 2014]. Tersedia pada:

http://www.ecologydictionary.org/DISTURBED_AREA.

Fitrian F. 2013. Pengaruh luasan dan jarak dari daerah inti pada area terfragmentasi terhadap keanekaragaman herpetofauna [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hamer AJ, McDonnell MJ. 2008. Amphibian ecology and conservation in the urbanising world: are view. Biological Conservation 141 (2008) 2432– 2449.

Hedley SL, Buckland ST. 2004. Spatial models for line transect sampling. Journal of Agricultural, Biological, and Environmental Statistics Volume 9, Number 2, Pages 181–199.

Heyer WR, Donnelly MA, McDiarmid RW, Hayek LC, Foster MS. 1994. Measuring and Monitoring Biological Diversity: Standard Methods for Amphibians. Washington: Smihsonian Institution Press.

Hilwan I, Mulyana D, Pananjung WD. 2013. Keanekaragaman spesies tumbuhan bawah pada tegakan sengon buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dan trembesi (Samanea saman Merr.) di lahan pasca tambang batubara PT Kitadin, Embalut, Kutai Kartanagara, Kalimantan Timur. Jurnal Silvikultur Tropika 4 (1): 6-10.

Inger R, Iskandar D, Das I, Stuebing R, Lakim M, Yambun P. 2004a. Leptolalax hamidi. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3. [internet]. [diunduh 17 Desember 2014]. Tersedia pada: http://www.iucnredlist.org/details/57566/0.

Inger R, Stuebing R, Iskandar D, Mumpuni. 2004b. Ingerophrynus divergens. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.2. [internet]. [diunduh

3 November 2014]. Tersedia pada:

http://www.iucnredlist.org/details/54629/0.

Inger RF dan Stuebing RB. 1997. A Field Guide to The Frogs of Borneo. Kinabalu: Natural History Publications.

Iskandar DT, Bickford DP, Ruyani A, Karyado B, Gusman D. 2007. Laporan Ekspedisi Sumatra-Kalimantan: Aquatic Biodiversity of Sundaland. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Iskandar DT, Setyanto DY, Liswanto D. 1998. Keanekaragaman herpetofauna di Taman Nasional Bentuang Karimun, Kalimantan. Makalah pada Lokakarya “Rencana Pengelolaan Taman Nasional Bentuang Karimun: Usaha Mengintegrasikan Konservasi Keanekaragaman Hayati Dengan Pembangunan Propinsi Kalimantan Barat.” Pontianak, 29 April - 1 Mei 1998.

Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali–Seri Panduan Lapangan. Bogor: Puslitbang LIPI.

Kirono S dan Santoso E. 2010. Panduan Lapangan Amfibi Sekitar Hulu Belantikan. Indonesia: Pustaka Yayorin.

Kolanus F, Yunanti BD, Kaban A, R. Faid Abdul M. 2009. Keanekaragaman amfibi di Kawasan Penyangga Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (Studi kasus PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Barat) [PKM-AI]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kusrini MD. 2009. Pedoman Penelitian dan Survey Amfibi di Alam. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Long B, Zhang Z, Yu PS. 2010. Relational Data Clustering: Models, Alghorithma, and Applications. New York: CRC Press.

Magurran AE. 2004. Measuring Biological Diversity. Oxford: Blackwell Publishing.

Malkmus R, Manthey U, Vogel G, Hoffmann P, KosuchJ. 2002. Amphibians and Reptiles of Mount Kinabalu (North Borneo). Ruggell: ARG Gantner Verlag KG.

Marks R. 2006. Amphibians and Reptiles. Fish and Wildlife Habitat Management Leaflet Number 35. Washington: US Department of Agriculture (USDA). Mistar. 2008. Panduan Lapangan Amfibi & Reptil di Areal Mawas Propinsi

Kalimantan Tengah (Catatan di Hutan Lindung Beratus). Mawas: BOS. Nishikawa K, Matsui M, Yong HS, Ahmad N, Yambun P, Belabut DM, Sudin A,

Hamidy A, Orlov NL, Ota H, et al. 2012. Molecular phylogeny and biogeography of Caecilians from Southeast Asia (Amphibia, Gymnophiona, Ichthyophiidae), with Special reference do High cryptic species diversity in Sundaland. Molecular Phylogenetics and Evolution 63 (2012) 714–723. Pio D. 2005. Borneo’s Lost World. Newly Discovered Species on Borneo. Jakarta:

WWF-Indonesia.

Rahmania M. 2014. Keanekaragaman amfibi di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Saputra D, Setyawati TR, Yanti AH. 2014. Karakteristik populasi katak sawah (Fejervarya cancrivora) di persawahan Sungai Raya Kalimantan Barat. Protobiont Vol 3 (2) : 81 – 86.

Sardi M, Erianto, Siahaan S. 2014. Keragaman herpetofauna di Resort Lekawai Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari Vol. 2 (1).

Sudrajat. 2001. Keanekaragaman dan ekologi herpetofauna (reptil dan amfibi) di Sumatera Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sumargo W, Nanggara SG, Nainggolan FA, Apriani I. 2011. Potret Keadaan Hutan Indonesia. Edisi Pertama. Bogor: Forest Watch Indonesia.

Thiessen T. 2012. Borneo: Sabah-Brunei-Sarawak. Edition 2. Guilford: The Globe Pequot Press Inc.

Utama H. 2003. Studi keanekaragaman amfibi (ordo Anura) di areal PT Intracawood Manufacturing, Kalimatan Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

van Dijk PP, Inger R, Sukumaran J, Chuaynkern Y. 2004b. Leptolalax gracilis. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.2. [internet].

[diunduh 3 November 2014]. Tersedia pada:

http://www.iucnredlist.org/details/57565/0.

van Dijk PP, Iskandar D, Inger R, Lau MWN, Datong Y, Ohler A, Shunqing L, Sengupta S, Bordoloi S. 2004a. Limnonectes kuhlii. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3. [internet]. [diunduh 17 Desember 2014]. Tersedia pada: http://www.iucnredlist.org/details/58346/0.

van Dijk PP, Iskandar D, Inger R, Lau MWN, Ermi Z, Baorong G, Dutta S, Arachchi KM, de Silva A, Bordoloi S, et al. 2009. Fejervarya limnocharis. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3. [internet].

[diunduh 17 Desember 2014]. Tersedia pada: http://www.iucnredlist.org/details/58275/0.

Yani A, Said S, Erianto. 2015. Keanekaragaman jenis amfibi ordo anura di Kawasan Hutan Lindung Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari Vol. 3 (1): 15-20.

Zhigang Y, Ermi Z, Haitao S, Diesmos A, Alcala A, Brown R, Afuang L, Gee G, Sukumaran J, Yaakob N, et al. 2004. Fejervarya cancrivora. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3. [internet]. [diunduh 17 Desember 2014]. Tersedia pada: http://www.iucnredlist.org/details/58269/0.

Lampiran 1 Deskripsi jenis amfibi yang ditemukan di PT. Wana Hijau Pesaguan Famili Bufonidae

Ansonia leptopus Gunther, 1872

Nama Inggris: Brown Slender Toad

Deskripsi: Ansonia leptopus berperawakan ramping dan berukuran kecil. Tidak mempunyai kelenjar paratoid. Jari-jari tangan tidak berselaput, jari-jari kaki separuhnya berselaput kecuali jari kaki keempat yang hanya seperempatnya berselaput. Tekstur kulit berbintil-bintil kasar. Tubuh berwarna cokelat keabuan. Biasanya dijumpai bercak-bercak berwarna oranye sampai merah yang tersebar tidak beraturan di seluruh tubuh. Sering ditemukan di tepian sungai kecil sampai sedang ataupun di hutan riparian. Ketika pengamatan sering ditemukan di antara bebatuan atau di dedaunan rendah.

Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan. Ansonia spinulifer Mocquard 1890

Nama Inggris: Spiny Slender Toad

Deskripsi: Ansonia spinulifer berperawakan ramping dan berukuran kecil hingga sedang. Jari-jari tangan dan kaki hampir tidak berselaput. Tekstur kulit berbintil-bintil kasar. Tubuh berwarna hitam keabuan. Bagian samping tubuh berwarna lebih cerah. Dijumpai bercak berwarna oranye yang berbentuk oval atau diamond di punggung dekat kepala. Bercak-bercak lainnya tersebar tidak beraturan di seluruh tubuh. Sering ditemukan di tepian sungai kecil sampai sedang. Ketika pengamatan sering ditemukan di atas dedaunan.

Penyebaran: Tersebar di perbukitan dataran rendah. Endemik Borneo. Ingerophrynus divergens Peters, 1871

Nama Inggris: Crested Toad

Deskripsi: Ingerophrynus divergens mempunyai alur parietal di atas kepala. Jari tangan tidak berselaput, sedangkan jari kaki hanya separuhnya berselaput, kecuali jari keempat seperempatnya berselaput. Tekstur kulit berbintil-bintil kasar. Berukuran kecil hingga sedang. Berwarna cokelat muda. Kemudian pada bagian punggungnya ditemukan corak berwarna cokelat tua sampai kehitaman berbentuk silang ’X’ atau ’V’ terbalik. Ditemukan di sekitar hutan, rawa, ataupun pinggiran sungai. Ketika pengamatan ditemukan di atas dedaunan rendah, batang kayu rubuh, ataupun tanah.

Lampiran 1 Deskripsi jenis amfibi yang ditemukan di PT. Wana Hijau Pesaguan (lanjutan)

Phrynoidis asper Gravenhorst, 1829

Nama Inggris: River Toad

Deskripsi: Kodok berperawakan besar dan gemuk. Kelenjar paratoid membulat atau oval berada di belakang mata dan panjangnya sama dengan lebarnya. Lengan pendek dan gemuk. Ujung jari-jari tangan dan kaki tumpul atau sedikit membesar. Jari-jari tangan tidak berselaput sedangkan pada jari kaki berselaput sampai ke ujung kecuali jari keempat yang hanya menyempit sampai ke ujung jari. Tekstur kulit kasar, berbintil-bintil besar dan kecil, terutama pada bagian sisi tubuh dan lengannya. Warna tubuh cokelat tua, tidak jarang pula berwarna kehitaman. Ditemukan di sepanjang tepian sungai yang berarus lambat sampai agak cepat dan subtrat umumnya berpasIr

Penyebaran: Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Leptophryne borbonica Tschudi, 1838

Nama Inggris: Cross Toad

Deskripsi: Leptophryne borbonica adalah katak kecil dengan tubuh ramping, kaki panjang, dan kulit keriput. Tidak ada kelenjar paratoid. Jari tangan dan kaki bulat dan tumpul. Jari-jari kaki berselaput di dasar. Sesuai dengan nama umum, ia memiliki jam pasir hitam atau ‘X’ di punggungnya. Beberapa anggota spesies ini juga menunjukkan segitiga hitam menandai di belakang mata. Katak ini memiliki punggung berwarna cokelat keabu-abuan; tenggorokan dan dada berwarna cokelat; serta perut dan permukaan ventral kaki berwarna abu-abu kekuningan. Biasa ditemukan di serasah dedaunan di ruang terbuka di hutan.

Lampiran 1 Deskripsi jenis amfibi yang ditemukan di PT. Wana Hijau Pesaguan (lanjutan)

Famili Megophryidae

Leptolalax gracilis Günther, 1872

Nama Inggris: Sarawak Slender Litter Frog

Deskripsi: Katak bertubuh ramping dan berukuran sedang. Timpanum terkadang ditutupi oleh corak berwarna hitam. Lipatan supratimpanik dari belakang mata melengkung sampai pangkal lengan. Lengan panjang dan ramping, ujung jari tangan dan kaki membesar. Jari-jari tangan tidak berselaput sedangkan jari-jari kaki berselaput hanya pada dasar ruas. Tekstur kulit punggung berbintil halus kecuali sisi tubuhnya yang berbintik agak kasar. Tubuh umumnya berwarna kelabu sampai cokelat tua dan dipenuhi oleh bercak-bercak kehitaman yang tersebar tidak beraturan. Sisi tubuh berwarna kelabu lebih muda sampai keputihan. Biasa ditemukan di serasah hutan atau di semak-semak atau tumbuhan bawah.

Penyebaran: Tersebar di Kalimantan, Sumatera, dan Asia Tenggara. Leptolalax hamidi Matsui, 1997

Nama Inggris: White-Bellied Slender Litter Frog Deskripsi: Ujung jari tangan dan kaki tumpul membulat. Jari-jari kaki berselaput di pangkalan. Kulit halus. Tubuh berwarna cokelat dengan bercak hitam yang dikelilingi cahaya oranye yang tersebar di punggung dan kepala. Perut berwarna putih atau berwarna krem tanpa bintik-bintik. Spesies ini hidup di perbukitan hutan primer dan sekunder tua, 100-250 meter di atas permukaan laut. Saat pengamatan ditemukan di bawah batu di samping sungai.

Lampiran 1 Deskripsi jenis amfibi yang ditemukan di PT. Wana Hijau Pesaguan (lanjutan)

Megophrys nasuta Schlegel, 1858

Nama Inggris: Bornean Horned Frog

Deskripsi: Katak bertubuh gemuk, ukuran tubuh sedang sampai besar. Terdapat pelebaran kulit di atas kelopak mata dan ujung moncong yang ujungnya meruncing sehingga terlihat seperti tanduk. Pada pangkal rahang biasanya ditemukan lipatan kulit meruncing terutama pada individu dewasa. Kedua pasang lengan pendek dan pada permukaan atasnya ditemukan lipatan kulit tipis yang melintang, biasanya ditutupi pula oleh garis berwarna cokelat tua. Ujung jari tangan sedikit menumpul sedangkan ujung jari kaki membesar. Jari tangan tidak berselaput dan selaput pada pangkal ruas ditemukan pada jari kakinya. Tekstur kulit halus, sejumlah bintil besar dan runcing berwarna hitam dan beberapa bintik-bintik kecil yang ujungnya runcing di punggung dan sisi tubuh. Warna tubuh umumnya cokelat sampai cokelat tua. Bagian tenggorokan, dada dan perut dipenuhi oleh corak berwarna kehitaman. Katak juvenile biasa ditemukan di sekitar sungai, sementara katak dewasa hidup di serasah hutan (habitat terestrial).

Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia.

Famili Microhylidae

Microhyla borneensis Parker, 1928

Nama Inggris: Bornean Narrow-Mouthed Frog

Deskripsi: Katak bertubuh kecil dan gemuk. Timpanum tidak kelihatan. Lengan panjang dan ramping. Ujung jari-jari tangan dan kaki melebar kecuali jari pertama agak meruncing dan ukurannya sangat kecil. Jari-jari tangan tidak berselaput, jari kaki separuhnya berselaput. Tekstur kulit berbintik halus, begitu pula dengan bagian perut. Tubuh umumnya berwarna kelabu kecokelatan sampai cokelat dan biasanya pada bagian pangkal paha berwarna agak keunguan. Perut berwarna keputihan. Terdapat bercak berwarna hitam di bibir sampai menyentuh bawah mata. Kemudian terdapat corak berbentuk seperti anak panah di punggung yang berwarna cokelat tua di mana tepinya diliputi garis berwarna cokelat lebih muda. Biasa ditemukan di serasah hutan primer, sekunder, maupun tepi hutan.

Lampiran 1 Deskripsi jenis amfibi yang ditemukan di PT. Wana Hijau Pesaguan (lanjutan)

Famili Ranidae

Meristogenys phaeomerus Inger & Gritis, 1983

Nama Inggris: Brown Torrent Frog

Deskripsi: Katak berukuran kecil sampai sedang. Tubuhnya ramping sampai agak gemuk. Timpanum jantan lebih besar dibandingkan betina. Lengan panjang dan ramping. Ujung jari-jari tangan dan kaki melebar membentuk piringan sendi. Jari-jari tangan tidak berselaput. Jari kaki berselaput penuh, kecuali jari kaki keempat yang hanya 3/4 berselaput. Tekstur kulit halus kecuali pada sisi tubuh yang berbintik halus terutama pada lengan belakang. Memiliki lipatan dorsolateral yang dimulai dari belakang mata sampai pangkal paha. Punggung berwarna cokelat dan terdapat bercak-bercak hijau tua terkadang cokelat tua punggung. Sisi tubuh tubuh berwarna cokelat tua atau keunguan khususnya di bagian timpanum. Perut berwarna kekuningan sampai kuning. Saat pengamatan ditemukan melimpah di pinggir sungai.

Penyebaran: Endemik Kalimantan. Hylarana baramica Boettger, 1900

Nama Inggris: Brown Marsh Frog

Deskripsi: Berukuran sedang dan ramping. Lengan panjang dan ramping. Ujung jari-jari ramping. Ujung jari tangan dan kaki agak melebar dan membentuk piringan sendi. Jari-jari tangan tidak berselaput, sedangkan jari-jari kaki sepertiganya berselaput. Pada individu jantan biasanya terdapat tonjolan yang besar pada pangkal permukaan bawah lengan depan. Tekstur kulit berbintil-bintil kasar, bagian sisi tubuh dan perut berbintik lebih halus. Lipatan dorsolateral sangat tipis. Tubuh berwarna krem kecokelatan atau kelabu. Biasanya terdapat bercak-bercak bulat seragam berwarna cokelat lebih tua di punggung dan sisi tubuh. Kemudian terdapat garis-garis cokelat tua yang melintang pada permukaan atas lengan belakang. Perut berwarna kekuningan atau yang juga ditemukan bercak-bercak hitam lebih kecil. Ketika pengamatan ditemukan di serasah, akar pohon, dan pohon tumbang.

Lampiran 1 Deskripsi jenis amfibi yang ditemukan di PT. Wana Hijau Pesaguan (lanjutan)

Hylarana chalconota Schlegel, 1837

Nama Inggris: White-Lipped Frog

Deskripsi: Katak bertubuh ramping. Lengan panjang dan ramping. Ujung jari-jari tangan dan kaki melebar membentuk piringan sendi yang mana piringan jari tangan lebih lebar dari jari kaki. Jari-jari tangan tidak berselaput sedangkan jari-jari kaki berselaput penuh kecuali jari keempat yang hanya 3/4 berselaput. Tekstur kulit halus. Lipatan dorsolateral tipis dari belakang mata sampai pangkal paha. Tubuh berwarna kuning kehijauan sampai hijau. Biasanya terdapat bintik-bintik kecil berwarna cokelat tua yang menyebar ke seluruh punggung. Sisi tubuh selalu berwarna lebih terang dari bagian punggung. Perut halus dan berwarna putih. Pada pangkal paha atau daerah anal berwarna kemerahjambuan. Saat pengamatan banyak ditemukan di pinggir sungai.

Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Hylarana erythraea Schlegel, 1837

Nama Inggris: Green Paddy Frog

Deskripsi: Perawakan ramping sampai gemuk dan berukuran sedang. Kepala menyempit dan ujung moncong meruncing. Lengan panjang dan dan ramping. Ujung jari-jari tangan dan kaki melebar membentuk piringan sendi. Jari-jari tangan tidak berselaput. Jari kaki separuhnya diliputi oleh selaput. Tekstur kulit halus atau dengan beberapa bintik-bintik kecil pada sisi tubuh. Mudah dikenali dengan adanya lipatan dorsolateral yang tebal berwarna putih atau krem yang pada kedua sisinya biasanya dilindungi oleh corak berwarna hitam. Tubuh berwarna hijau sampai hijau tua. Sisi tubuh juga berwarna hijau yang biasanya terdapat garis atau bercak berwarna hitam yang membatasi warna sisi tubuh dan perut. Perut halus berwarna putih atau krem. Lengan berwarna kecokelatan. Saat pengamatan ditemukan banyak di pinggir danau di bukit Tukul.

Lampiran 1 Deskripsi jenis amfibi yang ditemukan di PT. Wana Hijau Pesaguan (lanjutan)

Hylarana glandulosa Boulenger, 1882

Nama Inggris: Rough-Sided Frog

Deskripsi: Perawakan gemuk dan berukuran sedang. Kepala melebar dan ujung moncong agak meruncing. Lengan cukup panjang dan ramping. Ujung jari-jari tangan dan kaki melebar membentuk piringan sendi. Tekstur kulit berbintil-bintil kasar, khususnya bagian sisi tubuh. Tidak terdapat lipatan dorsolateral dan jari kaki separuhnya berselaput. Tubuh berwarna cokelat sampai cokelat tua, sedangkan sisi tubuh berwarna cokelat lebih muda. Biasanya terdapat bercak-bercak bulat seragam berwarna kehitaman di punggung, sedangkan bercak-bercak lebih besar dijumpai di sisi tubuh. Terdapat garis-garis kehitaman yang melintang pada permukaan atas lengan belakang. Perut berwarna krem atau keputihan dan seluruhnya dipenuhi oleh bintik-bintik berwarna cokelat. Ketika pengamatan ditemukan di serasah dan batang tumbang.

Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan. Hylarana nicobariensis Stoliczka, 1870

Nama Inggris: Cricket Frog

Deskripsi: Perawakan ramping. Lengan panjang dan ramping. Ujung jari-jari tangan dan kaki dengan piringan sendi. Jari-jari tangan tidak berselaput, sedangkan separuh jari kaki diliputi oleh selaput. Tekstur kulit berbintik-bintik halus terutama di sisi tubuh. Lipatan dorsolateral tipis. Tubuh berwarna cokelat sampai cokelat tua. Terdapat bintik-bintik berwarna kehitaman di pertengahan punggung. Sisi tubuh berwarna cokelat lebih tua sampai kehitaman khususnya daerah moncong sampai sedikit melewati timpanum. Perut halus dan berwarna keputihan, tenggorokan dan dada berbintik-bintik kekuningan sampai cokelat tua. Permukaan atas lengan belakang biasanya bergaris-garis melintang berwarna cokelat lebih tua. Biasa ditemukan di habitat terganggu. Saat pengamatan ditemukan di pinggir jalan mobil (off-road) Bukit Tukul.

Lampiran 1 Deskripsi jenis amfibi yang ditemukan di PT. Wana Hijau Pesaguan (lanjutan)

Staurois natator Günther, 1858

Nama Inggris: Black-Spotted Rock Frog

Deskripsi: Bertubuh ramping. Lengan panjang dan ramping. Ujung jari-jari tangan dan kaki melebar membentuk piringan sendi, piringan sendi jari kaki lebih lebar dari jari kaki. Seluruh ruas jari-jari kaki diliputi oleh selaput yang menyempit sampai ke ujung jari. Selaput biasanya berwarna hijau kebiruan. Tekstur kulit berbintik agak kasar. Sisi tubuh lebih halus. Tidak terdapat lipatan dorsolateral. Punggung dan tungkai berwarna kehijauan sampai cokelat keemasan yang dipenuhi oleh corak bulat melingkar berwarna kehitaman. Sisi tubuh berwarna hijau tanpa ada corak yang menghiasi, begitu pula dengan perut tetapi berbintik-bintik halus dan berwarna hijau keputihan. Terdapat garis-garis berwarna hitam melintang pada permukaan atas lengannya. Seperti R. hossi katak ini juga mengeluarkan bau yang tidak sedap ketika ditangkap. Saat pengamatan banyak ditemukan di dedaunan pohon yang ada di kiri kanan sungai.

Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan.

Famili Dicroglossidae

Fejervarya cancrivora Gravenhorst, 1829

Nama Inggris: Mangrove Frog

Deskripsi: Katak bertubuh gemuk dan berukuran sedang sampai besar. Lengan panjang dan gemuk. Ujung jari-jari tangan dan kaki tumpul. Jari-jari tangan tidak berselaput, sedangkan jari kaki sebanyak 3/4 berselaput. Kemudian pada tepi jari kaki kelima dilengkapi dengan lipatan kulit tipis dari pangkal ruas sampai hampir ke ujung jari. Tekstur kulit di punggung dan sisi tubuh dipenuhi oleh lipatan-lipatan kulit terputus-putus yang memanjang dari belakang mata sampai menyebar ke seluruh punggung. Tubuh umumnya berwarna cokelat dan dipenuhi oleh bercak-bercak berwarna kehijauan sampai cokelat lebih tua. Terdapat garis-garis berwarna cokelat tua sampai kehitaman yang melintang di atas lengan. Kemudian corak yang sama juga ditemukan di bibir melintang sampai menyentuh bagian bawah mata. Perut berwarna keputihan di mana biasanya dipenuhi oleh bercak-bercak berwarna cokelat tua di tenggorokan sampai dadanya. Saat pengamatan banyak ditemukan di pinggir hutan atau sekitar kubangan.

Lampiran 1 Deskripsi jenis amfibi yang ditemukan di PT. Wana Hijau Pesaguan (lanjutan)

Fejervarya limnocharis Boie, 1835

Nama Inggris: Grass Frog

Deskripsi: Katak bertubuh ramping dan berukuran kecil sampai sedang. Jenis ini sangat mirip dengan F. cancrivora baik corak tubuh maupun alur kulit di punggung. Perbedaan terletak pada selaput jari kaki yang hanya separuhnya berselaput. Kemudian tidak ditemukan lipatan kulit tipis pada tepi jari kaki memiliki kulit kelima. Perbedaan selanjutnya adalah bentuk kepala yang lebih menyempit dari pada bentuk kepala F. cancrivora. Saat pengamatan banyak ditemukan di pinggir hutan atau sekitar kubangan.

Penyebaran: Tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia. Limnonectes ibanorum Inger, 1964

Nama Inggris: Rough-Backed River Frog

Deskripsi: Katak yang besar dan kuat. Jari-jari tangan

Dokumen terkait