Afandi M, Mawarni L, Syukri. 2013. Respon pertumbuhan dan produksi empat varietas kedelai (Glycine max L.) terhadap tingkat naungan. Jurnal Agroekoteknologi 1(2):214−226.
Agung T, Rahayu AY. 2004. Analisis efisiensi serapan N, pertumbuhan, dan hasil beberapa kultivar kedelai unggulan baru dengan cekaman kekeringan dan pemberian pupuk hayati. Agrosains6(2):70−74.
Akhtar Y, Yeoung YR, Isman MB. 2008. Comparative bioactivity of selected extracts from Meliaceae and some commercial botanical insecticides against two noctuid caterpillars, Trichoplusia ni and Pseudaletia unipuncta.
Phytochem Rev. 7:77−88.
[Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2012. Galur kedelai toleran naungan [internet]. [diunduh 2016 Jul 12]. Tersedia pada: http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/info-teknologi/ 1329-dena-1-dan-dena-2-calon-varietas-unggul-kedelai-toleran-naungan.html.
[Balittan] Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian. 2000. Teknologi produksi kedelai [internet]. [diunduh 2016 Feb 04]. Tersedia pada: http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0163.pdf.
Barbara DA, Adams WW. 1996. Chlorophyll and carotenoid composition in leaves of Euonymus kiautschovicus acclimated to different degrees of light stress in the field. Aust J Plant Physiol.23:649−659.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016a. Produktivitas kedelai menurut provinsi (kuintal/ha), 1993-2015 [internet]. [diunduh 2016 Des 29]. Tersedia pada: https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/872.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016b. Luas panen kedelai menurut provinsi (ha), 1993-2015 [internet]. [diunduh 2016 Des 29]. Tersedia pada: https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/870.
Bukhari. 2011. Efektivitas ekstrak daun mimba terhadap pengendalian hama
Plutellaxylostella L. pada tanaman kedele. Jurnal Sains Riset 1(1):1−19. Daswir, Kusuma I. 2010. Pengembangan tanaman serai wangi di Sawah Lunto
Sumatera Barat (Andropogon nardus Java de Jone) [internet]. [diunduh 2016 Feb 16]. Tersedia pada: http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/ images/file/Perkembangan%20TRO/edsusvol18no1/2Daswir.pdf.
27
Datta M, Singh NP. 2007. Growth characteristic of multipurpose tree species, crop productivity and soil properties in agroforestry system under subtropical humid climate in India. Journal of Forestry Research18(4):261−270.
De Foresta H, Kusworo A, Michon G, Djatmiko WA. 2000. Ketika Kebun Berupa Hutan: Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat. Bogor (ID): ICRAF.
Djukri, Purwoko BS. 2003. Pengaruh naungan paranet terhadap sifat toleransi tanaman talas (Colocasia esculenta (L.) Schott). Ilmu Pertanian 10(2):17−25.
Efendi. 2010. Peningkatan pertumbuhan dan produksi kedelai melalui kombinasi pupuk organik lamtorogung dengan pupuk kandang. J Floratek 5:65−73.
Hale MG, Orcutt DM. 1987. The Physiology of Plants Under Stress. New York (US): John Wiley and Sons.
Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pressindo.
Hidema J, Makino A, Kurita Y, Mae T, Ohjima K. 1992. Changes in the level of chlorophyll and light harvesting chlorophyll a/b protein of PS II in rice leaves agent under different irradiances from full expansion through senescence.
Plant Cell Physiol. 33(8):1209−1214.
Hartatik W, Widowati LR. 2012. Pupuk kandang [internet]. [diunduh 2015 Mei 18]. Tersedia pada: http://www.balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/ 04pupuk%20kandang.pdf.
Imo M. 2009. Interactions amongst treed and crops in taungya systems of western Kenya. Agroforest Syst.76:265−273.
Joker D. 2002. Informasi Singkat Benih No. 18 Azadirachta excelca (Jack) M. Jacobs [seed leaflet]. Bandung (ID): Indonesia Forest Seed Project.
Karamoy LT. 2009. Hubungan iklim dengan pertumbuhan kedelai (Glycine max L Merrill). Soil Environment7:65−68.
[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2014. Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2013. Jakarta (ID): Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. [Kementan] Kementerian Pertanian. 2015. Rencana Strategis Kementrian Pertanian
Tahun 2015−2019. Jakarta (ID): Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
[KLHK] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2014. Jakarta (ID): Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Khumaida N, Kisman, Sopandie D. 2015. Cloning and characterization of partial chlorophyll a oxygenase (CAO) gene involved in shade tolerance mechanism in soybean. Journal of Tropical Crop Science2(2):1−4.
Kijkar S, Boontawee B. 1995. Azadirachta excelsa (Jack) Jacobs: a Lesser Known Species [review paper]. Thailand (TH): ASEAN Canada Forest Tree Seed Centre Project.
Kinasih I, Cahyanto T, Widiana A, Kurnia DNI, Julita U, Putra RE. 2016. Soil invertebrate diversity in coffee-pine agroforestry system at Sumedang, West Java. Biodiversitas17(2): 473−478.
Kirana R, Gaswanto R, Hidayat IM. 2006. Budidaya dan produksi benih kedelai sayur (Glycine max). Hidayat IM, Kirana R, Gaswanto R, Kusmana, editor.
Petunjuk Teknis Budidaya dan Produksi Benih Beberapa Sayuran Indigenous. Bandung (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Kisman, Khumaida N, Trikoesoemaningtyas, Sobir, Sopandie D. 2007. Karakter morfo-fisiologi daun, penciri adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah. Bul Agron.35(2):96−102.
Kusheryani I, Aziz SA. 2006. Pengaruh jenis tanaman penolak organisme pengganggu tanaman terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr) yang diusahakan secara organik. Bul Agron. 34(1):39−45.
Liu B, Liu XB, Wang C, Li YS, Jin J, Herbert SJ. 2010. Soybean yield and yield component distribution across the main axis in response to light enrichment and shading under different densities. Plant Soil Envirin. 56(8):384−392. Marwoto, Hardaningsih S. 2013. Pengendalian hama terpadu pada tanaman kedelai.
Di dalam: Sumarno, Suyatmo, Widjono A, Hermanto, Kasim H, editor.
Kedelai, Teknik Produksi dan Pengembangan. Ed ke-2. Bogor (ID): Pusat Penelittian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Masauna ED, Tanasale HLJ, Hetharie H. 2013. Studi kerusakan akibat serangan hama utama pada tanaman kacang tunggak (Vigna unguculata). Jurnal Budidaya Pertanian 9(2):95−98.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab, Jilid ke-1. Ed ke-2. Bogor (ID): IPB Pr.
Mazid S, Rajkhowa RC, Kalita JC. 2011. Biopesticides-a safe to checimal control of pests [review]. International Journal of Science and Advanced Technology
1(7):169−178.
Melati M, Andriyani W. 2005. Pengaruh pupuk kandang ayam dan hijau
Calopogonium mucunoides terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai panen muda yang dibudidayakan secara organik. BulAgron.33(2):8−15.
Melati M, Asiah A, Rianawati D. 2008. Aplikasi pupuk organik dan residunya untuk produksi kedelai panen muda. BulAgron.36(3):204−213.
Mordue AJ, Blackwell A. 1993. Azadirachtin: an update. J Insect Physiol. 39:903−924.
Muhuria L. Tyas KN, Khumaida N, Trikoesoemaningtyas, Sopandie D. 2006. Adaptasi tanaman kedelai terhadap intensitas cahaya rendah: karakter daun untuk efisiensi penangkapan cahaya. Bul Agron.34(3):133−140.
Murniati. 2010. Arsitektur pohon, distribusi perakaran, dan pendugaan biomassa pohon dalam sistem agroforestry. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 7(2):103−117.
Ong KH, King PJH, Lim MT, Awang K. 2012. Influence of nitrogen on growth of
Azadirachta excelsa. Research Journal of Forestry 6(1):16−23.
Orwa C, Mutua A, Kindt R, Jamnadass R, Simons A. 2009. Agroforestree database: a tree reference and selection guide version 4.0 [internet]. [diunduh 2014 Nov 28]. Tersedia pada: http://www.worldagroforestry.org/af/treedb/.
Polthanee A, Khanistha P, Laoken A. 2011. Influence of low light intensity on growth and yield of four soybean cultivars during wet and dry seasons of Northeast Thailand. Agricultural Sciences2(2):61−67.
Prihatman K. 2000. Budidaya Pertanian Kedelai (Glycine max L) [editorial]. Jakarta (ID): Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan, Proyek PEMD, Bappenas.
29
Puri SR. 2016. Dimensi pohon sentang (Azadirachta excelsa Jack.) dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merril) di dalam sistem agroforestri [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Puri SR, Wijayanto N, Wulandari AS. 2016. Dimensi pohon sentang (Azadirachta excelsa Jack) dan produksi kedelai (Glycine max (L) Merril) di dalam system agroforestri. J Silvikultur Tropika 7(3):205−210.
Purnomo D, Sitompul SM. 2006. Irradiasi pada sistem agroforestri berbasis jati dan pinus serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Biodiversitas 7(3):251−255.
[Puslittan] Pusat Penelitan dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2016. Daftar varietas unggul kedelai [internet]. [diunduh 2016 Feb 08]. Tersedia pada: http://www.puslittan.bogor.net/index.php?bawaan=varietas/gerbang&proses= daftarstok&komoditas=05025&varietas=1.
Rafiastuti H, Sundari, Dalmadi. 2012. Penggunaan rhizobium pada tanaman kedelai [internet]. [diunduh 2016 Feb 16]. Tersedia pada: http://digilib. litbang. pertanian.go.id/repository/index.php/repository/download2/5541/10185. Rina D. 2015. Manfaat unsur N, P, dan K bagi tanaman [internet]. [diunduh 2016
Sept 03]. Tersedia pada: http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php? option=com_content&view=article&id=707:manfaat-unsur-n-p-dan-k-bagi-tanaman&catid=26:lain&Itemid=59.
Rusono N, Suanri A, Candradijaya A, Muharam A, Martino I, Tejaningsih, Susilowati SH, Maulana M. 2013. Studi Pendahuluan: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Pangan dan Pertanian
2015−2019. Jakarta (ID): Direktorat Pangan dan Pertanian, Bappenas.
Sabarnurdin MS, Suryanto P, Aryono WB. 2004. Dinamika pohon mahoni (Swietenia macrophylla King) pada agroforestry pola lorong (alley cropping).
Ilmu Pertanian11(1):63−73.
Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid ke-3. Lukman DR, Sumaryono, penerjemah. Bandung (ID): Penerbit ITB. Terjemahan dari: Plant Physiology. Ed ke-4.
Samsudin. 2011. Biosintesa dan cara kerja azadirachtin sebagai bahan aktif insektisida nabati. [Nama editor prosiding tidak diketahui]. Seminar Nasional Pestisida Nabati IV; 2011 Okt 15; Jakarta, Indonesia. Sukabumi (ID):
BALITTRI. hlm 61−70.
Schmutterer H. 1990. Properties and potential of natural pesticides from the neem tree, Azadirachta indica. Annual Rev Entomol. 35:271−297.
Schmutterer H, Doll M. 1993. The marrango or Philippine neem tree, Azadirachta excelsa (= A. integrifolia): a new source of insecticides with growth-regulating properties (minireview). Phytoparastica21(1):79−86.
Singh SP, Bargali K, Joshi A, Chaudhry S. 2005. Nitrogen resorption in leaves of tree and shrub seedlings in response to increasing soil fertility. Current Science
89(2):389−396.
Sipahutar AH, Marbu P, Fauzi. 2014. Kajian C-organik, N, dan P humitropepts pada ketinggian tempat yang berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta. Jurnal Online Agroekoteknologi 2(4):1332−1338.
Sito J. 2010. Budidaya kedelai dengan PMMG rhizo-plus [internet]. [diunduh 2016 Feb 02]. Tersedia pada: http://penyuluhthl.files.wordpress.com /2010/11/budidaya-tanaman-kedelai1.pdf
Sitompul SM, Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.
Soverda N. 2013. Studi karakteristik fisiologi fotosintetik tanaman kedelai toleran terhadap naungan. Jurnal Ilmu Pertanian Kultivar5(1):41−51.
Srichaikul B, Bunsang R, Samappito S. 2011. Comparative study of chlorophyll content in leaves of thai Morus alba Linn. Species. Plant Sciences Research 3(2):17−20
Suganda H, Rachman A, Sutono. 2006. Petunjuk pengambilan contoh tanah. Kurnia U, Agus F, Adimihardja A, Dariah A, editor. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Bogor (ID): Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Departemen Pertanian.
Sumarno, Kartasasmita UG, Pasaribu D. 2009. Pengayaan kandungan bahan organik tanah mendukung keberlanjutan sistem produksi padi sawah. Iptek Tanaman Pangan 4(1):18−32.
Sumarno, Mashuri AG. 2013. Persyaratan tumbuh dan wilayah produksi kedelai di Indonesia. Di dalam: Sumarno, Suyatmo, Widjono A, Hermanto, Kasim H, editor. Kedelai, Teknik Produksi dan Pengembangan. Ed ke-2. Bogor (ID): Pusat Penelittian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Sundari T, Purwantoro. 2014. Kesesuaian genotype kedelai untuk tanaman selam di bawah tegakan pohon karet. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan
33(1):44−53.
Suprayoga D, Van Noordwijk M, Hairiah K, Cadiscch G. 2002. The inherent
‘safety-net’ of an acrisol: measuring and modeling retarded leaching of mineral
nitrogen. European Journal of Soil Science53:185−194.
Suryantini. 2014. Effect of lime, organic, and inorganic fertilizer on nodulation and yield of soybeans (Glycine max) varieties in ultisol soils. Journal of Experimental Biology and Agricultural Sciences 2(1):78−83.
Suryanto P, Tohari, Sabarnurdin MS. 2005. Dinamika sistem berbagi sumberdaya (resouces sharing) dalam agroforestri: dasar pertimbangan penyusunan strategi silvikultur. Ilmu Pertanian12(2):165−178.
Susanto GWA, Sundari T. 2011. Perubahan karakter agronomi aksesi plasma nutfah kedelai di lingkungan ternaungi. JAgronIndonesia39(1):1−6.
Taiz L, Zeiger E. 1991. Plant Physiology. New York (US): The Benyamin/Cumming Pub. Co. Inc.
Tomar JMS, Pandey HN, Bhatt BP. 2009. Growth behavior of selected agroforestry tree species under the hilly ecosystem of Northeast India-an expanding role for agroforestry. Journal of Sustainable Agriculture 33:903−916.
Tuca OA, Stan C, Mitrea I, Stan I. 2010. Quantification of the main harmful species
attack on ornamental plants in greenhouses of the botanical garden “Alexandru
Buia”, Craiova. Bulletin UASVM Horticulture67(1):399−402.
Uchida RS. 2000. Essential nutriens for plant growth: nutrient functions and deficiency symptoms. In: Silva JA, Uchida RS, editor. Plant Nutrient Management in Hawaii’s Soils, Approaches for Tropical and Subtropical Agriculture. Manoa (US): Colloge of Tropical Agriculture and Human resources, University of Hawaii at Manoa.
Widiastuti L, Tohari, Sulistyaningsih E. 2004. Pengaruh intensitas cahaya dan kadar daminosida terhadap iklim mikro dan pertumbuhan tanaman krisan dalam pot. Ilmu Pertanian 11(2):35−42.
31
Wijayanto N, Hidayanthi D. 2012. Dimensi dan sistem perakaran tanaman sentang (Melia excelsa Jack) di lahan agroforestri. J Silvikultur Tropika 3(3):196–202. Wiratno. 2011. Efektivitas pestisida nabati berbasis minyak jarak pagar, cengkeh,
dan seraiwangi terhadap mortalitas Nilaparvata lugens Stahl. [editor tidak diketahui] . Pestisida Nabati untuk Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian Nasional. Seminar Nasional Pestisida Nabati IV; 2011 Okt 15; Jakarta, Indonesia. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, hlm 19−28; [diunduh 2016 Des 7]. Tersedia pada: http://balittro.litbang. pertanian.go.id/ind/index.php/id/publikasi/103-prosiding-pesnab-iv/239-efekt ifitas-pestisida-nabati-berbasis-minyak-jarak-pagar-cengkeh-dan-seraiwangi-terhadap-mortalitas-nilaparvata-lugens-stahl
Wiratno, Siswanto, Trisawa IM, 2013. Perkembangan penelitian, formulasi, dan pemanfaatan pestisida nabati. J Litbang Pert. 32(4):150−155.
Yuniarti N, Heryati Y, Rostiwati T. 2004. Pengaruh media tanam dan frekuensi pemupukan kompos terhadap pertumbuhan dan mutu bibit damar (Agathis loranthifolia Salisb.). Jurnal Agronomi 9(2):59-66.
Zhang J. Smith DL, Liu W, Chen X, Yang W. 2011. Effects of shade and drought stress on soybean hormones and yield of main stem and branch. Afr J Biotechnol. 10(65):14392−14398.
33
Lampiran 1 Deskripsi kedelai varietas Tanggamus*
Data Deskripsi
Asal Hibrida (persilangan tunggal): Kerinci x No. 3911
Nomor Galur K3911-66
Warna hipokotil Ungu
Warna epikotil Warna kotiledon
Hijau Kuning
Warna bunga Ungu
Bentuk daun Lanceolate
Warna daun Hijau
Warna kulit polong masak Coklat Muda Warna bulu batang Coklat Warna kulit biji Kuning
Warna biji Kuning
Warna hilum biji Coklat Tua Tipe tanaman Determinate
Tinggi tanaman 67 cm
Umur berbunga 35 hari Umur polong masak 88 hari Percabangan 3–4 cabang Bobot 100 biji Ukuran Biji Bentuk Biji 11 g Sedang Oval Kandungan protein 44.5% Kandungan lemak Kandungan air 12.9% 61% Potensi hasil -
Rata-rata hasil 1.22 ton/ha
Daerah sebaran Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lahan kering masam
Sifat lain Moderat terhadap karat daun, tahan rebah dan polong masak tidak mudah pecah, dan pada saat panen daun luruh 95–100% saat panen >95% daunnya telah luruh
Pemulia Darman MA., M. Muchlish Adie, Heru Kuswantoro, dan Purwantoro
Pengusul -
Tahun dan nomor SK pelepasan
2001, 536/Kpts/TP.240/10/2001 *Sumber: Puslittan (2016).
Lampiran 2 Deskripsi kedelai varietas Wilis*
Data Deskripsi
Asal Hasil seleksi keturunan persilangan Orba X No. 1682
Nomor Galur B 3034
Warna hipokotil Ungu
Warna bunga Ungu
Warna batang Hijau
Warna daun Hijau tua
Warna kulit polong masak Coklat tua
Warna biji Kuning
Warna buIu Coklat tua
Warna kulit biji Kuning
Warna hilum Coklat tua
Tipe tanaman Determinate Tinggi tanaman ±50 cm Umur berbunga ±39 hari Umur polong masak 85−90 hari
Bentuk biji Oval, agak pipih
Bobot 100 biji ±10 g
Kandungan protein 37% Kandungan minyak 18% Rata-rata hasil 1.6 ton/ ha
Kerebahan Tahan rebah
Ketahanan terhadap penyakit
Agak tahan karat daun dan virus
Benih penjenis Dipertahankan di Balittan Malang dan Bogor Pemulia Sumarno, Darman M Arsyad, Rodiah dan Ono
Sutrisno Tahun dan nomor SK
pelepasan
21 Juli 1983 TP 240 / 519 / Kpts / 7 / 1983 *Sumber: Puslittan (2016).
35
Lampiran 3 Deskripsi kedelai varietas Anjasmoro*
Data Deskripsi
Asal Seleksi massa dari populasi galur murni Mansuria
Nomor Galur Mansuria 395-49-4 Warna hipokotil Ungu
Warna epikotil Ungu
Warna bunga Ungu
Bentuk daun Oval
Warna daun Hijau
Warna kulit polong masak Coklat Muda Warna bulu batang Putih
Warna kulit biji Kuning
Warna biji Kuning
Warna hilum biji Kuning Kecoklatan Tipe tanaman Determinate
Tinggi tanaman 64−68 cm
Umur berbunga 35.7–39.4 hari Umur polong masak 82.5–92.5 hari Percabangan 2.9–5.6 cabang Bobot 100 biji 14.8–15.3 g Kandungan protein 41.8–42.1% Kandungan lemak 17.2–18.6% Potensi hasil 2.03–2.25 ton/ha Rata-rata hasil -
Daerah sebaran Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah beririgasi baik. Sifat lain Moderat terhadap karat daun, tahan rebah dan
polong masak tidak mudah pecah, dan pada saat panen daun luruh 95–100% saat panen >95% daunnya telah luruh
Pemulia Takashi Sanbuichi, Nagaaki Sekiya, Jamaluddin M., Susanto, Darman M.A., dan M. Muchlish Adie
Pengusul -
Tahun dan nomor SK pelepasan
2001, 537/Kpts/TP.240/10/2001 *Sumber: Puslittan (2016).
Lampiran 4 Desain pengamatan pola tanam agroforestri
keterangan:
: sentang yang diamati (jarak tanam 2.5 m x 2.5 m) : sentang yang diamati (akar dan tajuk)
: guludan kedelai (ukuran 4 m x 1.2 m) : tanaman kedelai (1 larikan: 20 tanaman) : tanaman serai (jarak tanam 100 cm x 100 cm) T : kedelai varietas Tanggamus
W : kedelai varietas Wilis A : kedelai varietas Anjasmoro
37
Lampiran 5 Desain pengamatan pola tanam monokultur sentang
keterangan:
: sentang yang diamati (jarak tanam 2.5 m x 2.5 m)
Lampiran 6 Desain pengamatan pola tanam monokultur kedelai
keterangan:
: guludan kedelai (ukuran 4 m x 1.2 m) : tanaman kedelai (1 larikan: 20 tananam) : tanaman serai (jarak tanam 100 cm x 100 cm) T : kedelai varietas Tanggamus
W : kedelai varietas Wilis A : kedelai varietas Anjasmoro
39
Lampiran 7 Kandungan hara pupuk kandang kambing dan ayam*
Kandungan hara Pupuk kandang
Kambing Ayam Sapi Kerbau
Kadar air 64 57 80 81 Bahan organik 31 29 16 12.7 N 0.7 1.5 0.3 0.25 P2O5 0.4 1.3 0.2 0.18 K2O 0.25 0.8 0.15 0.17 CaO 0.4 4 0.2 0.4 C/N 20−25 9−11 20−25 25−28
Lampiran 8 Peubah pengamatan fase vegetatif dan generatif tanaman kedelai
No Peubah Satuan Waktu
pengamatan Keterangan
1 Daya tumbuh benih % 1 MST -
2 Persen hidup % Setelah
panen
- 3 Umur berbunga kedelai HST - -
4 Umur panen HST Saat panen 70−90 HST
5 Jumlah bintil akar - 7 MST -
6 Bobot basah daun, batang, akar, dan bintil akar
g 7 MST Diambil 2 tanaman per guludan
7 Bobot kering daun, batang, akar, dan bintil akar
g 7 MST Dikeringkan dengan oven pada suhu 80 C (2x24 jam)
8 Analisis hara daun % 7 MST N, P, dan K (3 sampel daun/varietas/ulangan) 9 Analisis klorofil daun - 7 MST Daun ke-3 dari bagian
atas tanaman (2 sampel daun/varietas/ulangan) 10 Jumlah buku produktif - Saat panen -
11 Jumlah cabang produktif
- Saat panen Diambil 10 tanaman/guludan (berada di tengah) 12 Jumlah polong berisi
per tanaman
- Saat panen - 13 Jumlah polong per
tanaman
- Saat panen Diambil 10 tanaman/guludan (berada di tengah) 14 Bobot biji kering per
tanaman g Setelah panen Diambil 10 tanaman/guludan (berada di tengah) 15 Bobot 100 biji g Setelah
panen
Diambil 10 tanaman/guludan (berada di tengah) 17 Produktivitas ton/ha Setelah
panen
41
Lampiran 9 Data suhu, kelembaban, intesitas cahaya, dan curah hujan
0 10 20 30 40 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Su hu ( C) Waktu (MST) monokultur agroforestri 0 20 40 60 80 100 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 K elem b a b a n (% ) Waktu (MST) monokultur agroforestri 0 100 200 300 400 500 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Inte ns it a s ca ha y a ( lux ) Waktu (MST) monokultur agroforestri 450 558.2 329.7 373 0 200 400 600
Maret April Mei Juni
Curah h u jan (m m /b u lan ) Waktu (bulan)
Lampiran 10 Data curah hujan (BMKG) bulan Maret−Juni 2016
Alamat : Jl. Alternatif IPB-Situgede Telp. (0251) 8621976 Email. klimat_bgr@yahoo.com
BMKG Kotak Pos 174 Bogor 16115 Fax. (0251) 8628468
Lokasi : Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor Bujur : 106º44' BT Elevasi : 207 m Lintang : 06º31' LS
BULAN MARET APRIL MEI JUNI BULAN MARET APRIL MEI JUNI
TANGGAL TANGGAL 1 29.1 3.2 53.5 0 SUHU 26.5 26.7 27.1 26.2 2 7.9 20.3 0 0 3 1.6 62.4 32.3 17.2 4 TTU 15.8 0 0 5 4.1 8.3 0 2.3 6 1.3 3.4 0 0 7 24.4 62.4 0 13.1 8 0 0 TTU 81.7 9 64.1 1.9 TTU 30.9 10 9 2.9 2.8 4 11 36.5 0.6 TTU 30.7 12 21.9 4 0.4 0 13 3.2 0 36.4 11.3 14 73.3 0.5 15.3 0 15 52.1 22.7 TTU 66.2 16 10.3 0.9 24 0 17 0 0 0 0 18 1 41.5 3.2 36.6 19 0 30.9 TTU 8.5 20 TTU 21.2 37 0 21 6 108.6 2.8 0 22 0.8 31.9 32.9 15.1 23 15.6 0 0.5 1 24 4.5 11.9 TTU 7.7 25 12.7 1 67.2 0 26 43.2 73.7 1.7 4.3 27 0 3.8 12 5.4 28 0.3 5.9 0 0 29 26.4 8.9 0 0 30 0.7 9.6 TTU 37 31 TTU 7.7
Kriteria Hujan : TTU/ Tidak Terukur = Hujan kurang dari 0.1 m m ( 0.1 - 5 m m / hari ) Hujan ringan
( 5 - 20 m m / hari ) Hujan sedang
( 20 - 50 m m / hari ) Hujan Lebat Bogor , 22 Juli 2016 ( 50 - 100 m m / hari ) Hujan Lebat Kasi Data dan Informasi
( > 101 m m / hari ) Hujan Sangat Lebat Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Hadi Saputra, S.Si, M.Si NIP. 19800525200003001
85 84
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR
DATA CURAH HUJAN
84 DATA IKLIM TAHUN 2016 TAHUN 2016 KELEMBABAN UDARA 86
43
45
47
49