• Tidak ada hasil yang ditemukan

Andajaningsih. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Ascobat P. 2008. Androgen, antiandrogen & Anabolik Steroid. Dalam :

Farmakologi dan Terapi edisi 5 FKUI. Gaya Baru. Jakarta: 456-466

Dee S. U. 2004. Human Physiology An Integrated Approach Edition Third.

Chapter 26, part b. dalam Reduction and Development

Dunkel L., Hirvonen V., Erkkila K. 1997. Clinical aspects of male germ cell

apoptosis during testis development and spermatogenesis. Cell Death and

Differ No.4 171-179

Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC 423-501

Franca L. R., Takehiko Ogawa, Mary R. A., Ralph l. B. and Lonnie D. Russell. 1998. Germ Cell Genotype Controls Cell Cycle during Spermatogenesis in

the Rat. Biology of Reproduction No.59 1371-1377

Francavilla S., D’Abrizio P., Cordeschi G., Pelliccione F., Necozione S., Ullise S., Propersi G., Francavilla F. 2002. Fas Expression Correlates with Human

Germ Cell Degeneration in Melotic and Post Meiotic Arrest of Spermatogenesis. Mol Hum Reprod No.8 213-220

Gartner L. P. and James L. Hiatt. 2007. Color Textbook of Histology Third

Gu YQ, Jian-sun Tong, Ding-zhi Ma, Xing-hai Wang, Dong Yuan, Wen-hao Tang and William J. Bremner. 2004. Male Hormonal Contraception: Effects of

Injections of Testosterone Undecanoate and Depot Medroxyprogesterone Acetate at Eight-Week Intervals in Chinese Men. The Journal of Clinical

Endocrinology & Metabolism Vol. 89. No. 5. 2254-2262

Gu YQ, Xiaowei Liang, Weixiong Wu, Minli Liu, Shuxiu Song, Lifa Cheng, Liwei Bo, Chengliang Xiong, Xinghai Wang, Xiaozhang Liu, Lin Peng, and Kangshou Yao. 2009. Multicenter Contraceptive Efficacy Trial of Injectable

Testoterone Undecanoate in Chinese Men. The Journal of Clinical

Endocrinol & Metabolism Vol. 94. No. 6. 1910-1915

Heffner L. J. dan Danny J. Schust. 2008. At A Glance Sistem Reproduksi Edisi

Kedua. Jakarta: Erlangga. Hal 24, 25, 26, 37

Heninger N. L., Stauh C., Blanchard T. L., Johnson L., Varner D. D., Forrest D. W. 2004. Germ Cell Apoptosis in the Testes of Normal Stallions. Theriogenology No. 62 283-297

Henzl M. R. 1991. Contraceptive hormones and their clinical use. Reproductive Endocrinology. Philadelphia : Saunders Company. P 807-829

Ilyas, S. 2007. Azoospermia dan Pemulihannya Melaui Regulasi Apoptosis Sel

Spermatogenik Tikus (Rattus sp) Pada Penyuntikan Kombinasi TU & MPA. Disertasi. Program doktor Ilmu Biomedik FKUI

Ilyas, S. 2008. Efektivitas Kontrasepsi Hormonal Pria Yang Menggunakan

Kombinasi Testosteron Undekanoat dan Noretisteron Enantat. Dalam

Jurnal Biologi Sumatera. Vol. 3. No. 1. 23-28

Junqueira, L. C., Jose Carneiro, Robert O. K. 2007. Histologi Dasar edisi ke-8. Jakarta: EGC. Hal 419-432

Kamischke, A., Venherm S., Ploger D., von Eckardstein S., Nieschlag E. 2000.

Intramuscular testosterone undecanoate and norethisterone enanthate in a clinical trial for male contraception. J Clin Endocrinology Metab. Vol. 86.

No. 1. 303-309

Kerr J. B. 1992. Spontaneous degeneration of germ cells in normal rat testis :

assessment of cell typesand frequency during the spermatogenic cycle. J.

Reprod. Fert No.95 825-830

Kusmana, D. 2001. Pengaruh Penyuntikan Kombinasi Hormon Testoteron

Enathat (TE) dan Depot Medroksiprogesteron Asetat Terhadap Spermatogenesis Beruk Jantan (Macaca nemestrina) yang Diberi Pakan Berkadar Protein, Lemak, dan Karbohidarat Berbeda. Disertasi. Program

pasca Sarjana FKUI

Lee J., John H. Richburg, Elizabeth B. Shipp, Marvin L. Meistrich and Kim Boekelheide. 1999. The Fas System, a Regulator of Testicular Germ Cell

Apoptosis, Is Differentially Up-Regulated in Sertoli Cell Versus Germ Cell Injury of the Testis. Endocrinology Vol. 140 No. 2 852-858

Leeson R. C. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC. Hal 511-533

Manika W., Tomaszewska, I Ketut Sutama, I Gede Putu, dan Thamrin D Chaniago. 1991. Reproduksi, Tingkah Laku Dan Reproduksi Ternak Di

Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Moeloek, N. H. 1991. Penurunan Kesuburan Pria Pada Penyuntikan Testoteron

Enanthat+DMPA dan 19 Nortestoteron Heksiloksifenilpropionat (19 Nt) + DMPA. Disertasi. Program Pasca Sarjana FKUI

Moeloek, N., Pujianto D., Agustin R., Arsyad KM., Waluyo P., Prihyugiarto Y., and Mbizvo M.T. 2001. Achieving azoospermia by injections of testosterone

undecanoate alone or combined with depot medroxyprogesterone acetate in Indonesian men. (unpublished data)

Nasikin. 2007. Ekspresi Protein Fas Pada Sel Germinal Testis Tikus setelah

Penyuntikan Testosteron Undekanoat (TU) dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA). Tesis. Magister Program Studi Ilmu Biomedik FKUI

Naz R. K. and Rajendran Sellamuthu. 2006. Receptor In Spermatozoa : Are They

Real?. Journal of Andrology Vol. 7 No. 25

Reddy PRK. 2000. Hormonal contraception for human males. Asian J. Androl No. 2. 46-50

Sherwood L. 2001. Fisiologis manusia ; dari sel ke sistem ed. 2. Jakarta : EGC. Hal. 691-705

Suckow, M. A., Steven H. W., Craig L. F. 2006. The Laboratory Rat Second

Edition. USA : American College of Laboratory Animal Medicine Series

Suherman S.K. 2008. Estrogen dan Progestin, Agonis dan Antagonisnya. Dalam:

Farmakologi dan Terapi edisi 5 FKUI. Gaya Baru. Jakarta: 455-467

Weinbauer G. F., Nieschlag E. 1999. Testicular physiology of primates. In : Reproduction in nonhuman primates. Waxman, Muenster 13-26

WHO Laborhandbuch zur Untersuchung des menschlichen Ejakulats und der Spermien-Zervikalschhleim-Interaktion. 1999. Ubersetzung von: Nieschlag E., Nieschlag S., Bals-Pratsch M., Behre H. M., Knuth U. A., Meschede D., Niemeier M., Schick A., 4th edn. Springer, Berlin Heidelberg New York

William O. R. 2005. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals

Third Edition. USA : Baltimore, Maryland. Male Reproduction chapter 13

Woferst, R. 2007. Pengaruh Penyutikan Kombinasi Testoteron Undekanoat Dan

Depot Medroksiprogesteron Asetat Terhadap Aktivitas Protein Caspase-3 Sel Germinal Testis Tikus. Tesis. Program Pasca Sarjana FKUI

Yurnadi, Asmida Y, Suryandari D.A., Wahjoedi B., Moeloek N. 2008. Penentuan

Dosis Minimal Depot Medroksi Progesteron Asetat serta Pengaruhnya terhadap Viabilitas Spermatozoa dan Kadar Hormon Testosteron Tikus.

Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 58, No. 6. 192-199

Yurnadi, Dwi A. Y., Moeloek N. 2009. Pengaruh Penyuntikan Dosis Minimal

Depot Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) terhadap Berat Badan dan Kimia Darah Tikus Jantan Galur Spague Dawley. Makara Sains Vol. 13 No.

2. 189-194

Zhang Y., Yi-qun Gu, Xing-hai Wang, Yu-gui Cui and William J. Bremner.1999.

A Clinical Trial of injectable Testosterone Undecanoate as a Potential Male Contraceptive In Normal Chinese Men. The Journal of Clinical Endocrinol

Lampiran 3. Bahan dan Alat Penelitian

Gambar 11. Nebido Gambar 12. Depo Progestin

Gambar 15. Larutan George Gambar 16. Tikus jantan

Lampiran 4. Kegiatan Penelitian

Gambar 19. Penimbangan tikus Gambar 20. Pengambilan Depo Progestin

Gambar 21. Pengambilan Nebido Gambar 22. Pengambilan mikroemulsi

Gambar 25. Persiapan hewan yang Gambar 26. Pembedahan akan dibedah

Gambar 27. Pengambilan jaringan/organ Gambar 28. Testis dan vas deferens

Gambar 31. Penampungan spermatozoa Gambar 32. Pengawetan testis

Gambar 33. Pengambilan lar. George Gambar 34. Pengenceran spermatozoa dengan lar. George

Gambar 35. Spermatozoa pada Gambar 36. Pengamatan dengan mikroskop kamar hemasitometer

Lampiran 5. Perhitungan Dosis

Untuk pemberian pada tikus, dosis yang digunakan dikonversikan berdasarkan perhitungan menggunakan berat badan yang berasal dari penelitian sebelumnya (Ilyas, 2004).

 Berat badan manusia : 50 kg  Berat badan tikus : 0,25 kg  Perhitungan sebagai berikut :

Tabel 9. Dosis TU dan MPA pada Manusia

No Kelompok Dosis (mg) TU MPA 1. K1 FT N+DP 500 250 2 K2 FT N+DP 1000 150 3 K3 FT N+DP 1000 225 4 K4 FK ME 500 250 5 K5 FK ME 1000 150 6 K6 FK ME 1000 225 7 K7 FK Kos 500 250 8 Kontrol normal - - Ket : K = Kelompok FT = formulasi tunggal FK = formulasi kombinasi

N = Nebido (Testosteron Undekanoat (TU))

DP = Depo progestin (Medroksiprogesteon Asetat (MPA)) ME = Mikro Emulsi ( TU/MPA)

Kos = Kosolven (TU/MPA)

Perhitungan Dosis Uji

1. Kelompok 1

Dosis Nebido (Testosteron Undekanoat) :

Dosis hewan = 2,5 mg

Dosis Depo progestin (Medroksiprogesteron Asetat) :

Dosis hewan = 1,25 mg

2. Kelompok 2

Dosis Nebido (Testosteron Undekanoat) :

Dosis hewan = 5 mg

Dosis Depo progestin (Medroksiprogesteron Asetat) :

Dosis hewan = 0,75 mg

3. Kelompok 3

Dosis Nebido (Testosteron Undekanoat) :

Dosis hewan = 5 mg

Dosis Depo progestin (Medroksiprogesteron Asetat) :

Dosis hewan = 1,125 mg

4. Kelompok 4

Mikroemulsi (TU/MPA) :

Dosis hewan (TU) = 2,5 mg

Mikroemulsi (TU/MPA) :

5. Kelompok 5 Mikroemulsi (TU/MPA) :

Dosis hewan (TU) = 5 mg

Mikroemulsi (TU/MPA) :

Dosis hewan (MPA) = 0,75 mg

6. Kelompok 6

Mikroemulsi (TU/MPA) :

Dosis hewan (TU) = 5 mg

Mikroemulsi (TU/MPA) :

Dosis hewan (MPA) = 1,125 mg

7. Kelompok 7

Kosolven (TU/MPA) :

Dosis hewan (TU) = 2,5 mg

Kosolven (TU/MPA) :

Dosis hewan (MPA) = 1,25 mg

8. Kelompok 8 tidak mendapat perlakuan.

Tabel 10. Dosis TU dan MPA pada hewan percobaan (Tikus)

No Kelompok Dosis (mg) TU MPA 1. K1 FT N+DP 2,5 1,25 2 K2 FT N+DP 5 0,75 3 K3 FT N+DP 5 1,125

4 K4 FK ME 2,5 1,25 5 K5 FK ME 5 0,75 6 K6 FK ME 5 1,125 7 K7 FK Kos 2,5 1,25 8 Kontrol normal - -

Lampiran 6. Perhitungan Penyuntikan pada Hewan Percobaan

Untuk penyuntikan pada hewan percobaan, perhitungan berdasarkan perhitungan menggunakan berat badan yang berasal dari penelitian sebelumnya (Ilyas S.,2004). Adapun perhitungannya sebagai berikut :

 Perhitungan Penyuntikan Minggu ke-0 1. Kelompok 1 (N+DP) Diketahui : Nebido = 1000 mg/4ml Depo progestin = 50 mg/ml Dosis TU = 2,5 mg/250gr MPA = 1,25 mg/250gr Tikus I

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus II

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus III

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

2. Kelompok 2 (N+DP) Diketahui : Nebido = 1000 mg/4ml Depo progestin = 50 mg/ml Dosis TU = 5 mg/250gr MPA = 0,75 mg/250 gr Tikus I

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus II

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus III

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

3. Kelompok 3 (N+DP)

Diketahui : Nebido = 1000 mg/4ml Depo progestin = 50 mg/ml

Dosis TU = 5 mg/250gr

Tikus I

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus II

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus III

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

4. Kelompok 4 (mikroemulsi)

Diketahui : Dosis TU = 2,5 mg/0,1 ml untuk (1 tikus) Dosis MPA = 1,25 mg/0,1 ml untuk ( 1 tikus)

Pembuatan mikroemulsi (TU+MPA) sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 25 mg

MPA = 12,5 mg

Tikus I

Tikus III

5. Kelompok 5 (mikroemulsi)

Diketahui : Dosis TU = 5 mg/0,1 ml untuk (1 tikus) Dosis MPA = 0,75 mg/0,1 ml untuk ( 1 tikus)

Pembuatan mikroemulsi (TU+MPA) sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 50 mg MPA = 7,5 mg Tikus I Tikus II Tikus III 6. Kelompok 6 (mikroemulsi)

Diketahui : Dosis TU = 5 mg/0,1 ml untuk (1 tikus)

Dosis MPA = 1,125 mg/0,1 ml untuk ( 1 tikus)

Pembuatan mikroemulsi (TU+MPA) sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 50 mg

MPA = 11,25 mg

Tikus I

Tikus II

7. Kelompok 7 (kosolven)

Diketahui : Dosis TU = 2,5 mg/0,1 ml untuk (1 tikus) Dosis MPA = 1,25 mg/0,1 ml untuk ( 1 tikus)

Pembuatan mikroemulsi (TU+MPA) sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 25 mg

MPA = 12,5 mg

Tikus I

Tikus II

Tikus III

8. Kelompok 8 tidak mendapat perlakuan

 Perhitungan Penyuntikan Minggu ke-8 1. Kelompok 1 (N+DP) Diketahui : Nebido = 1000 mg/4ml Depo progestin = 50 mg/ml Dosis TU = 2,5 mg/250gr MPA = 1,25 mg/250 gr Tikus I

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus II

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus III

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

2. Kelompok 2 (N+DP) Diketahui : Nebido = 1000 mg/4ml Depo progestin = 50 mg/ml Dosis TU = 5 mg/250gr MPA = 0,75 mg/250 gr Tikus I

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus II

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus III

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml) 3. Kelompok 3 (N+DP) Diketahui : Nebido = 1000 mg/4ml Depo progestin = 50 mg/ml Dosis TU = 5 mg/250gr MPA = 1,125 mg/250 gr Tikus I

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus II

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

Tikus III

Testosteron Undekanoat (Nebido = 1000 mg/4 ml)

Medroksiprogesteron Asetat (Depo progestin = 50 mg/ml)

4. Kelompok 4 (mikroemulsi)

Diketahui : Dosis TU = 2,5 mg/0,1 ml untuk (1 tikus) Dosis MPA = 1,25 mg/0,1 ml untuk ( 1 tikus)

Pembuatan mikroemulsi (TU+MPA) sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 25 mg MPA = 12,5 mg Tikus I Tikus II Tikus III 5. Kelompok 5 (mikroemulsi)

Diketahui : Dosis TU = 5 mg/0,1 ml untuk (1 tikus) Dosis MPA = 0,75 mg/0,1 ml untuk ( 1 tikus)

Pembuatan mikroemulsi (TU+MPA) sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 50 mg MPA = 7,5 mg Tikus I Tikus II Tikus III 6. Kelompok 6 (mikroemulsi)

Diketahui : Dosis TU = 5 mg/0,1 ml untuk (1 tikus)

Dosis MPA = 1,125 mg/0,1 ml untuk ( 1 tikus)

Pembuatan mikroemulsi (TU+MPA) sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 50 mg

Tikus I

Tikus II

Tikus III

7. Kelompok 7 (kosolven)

Diketahui : Dosis TU = 2,5 mg/0,1 ml untuk (1 tikus) Dosis MPA = 1,25 mg/0,1 ml untuk ( 1 tikus)

Pembuatan mikroemulsi (TU+MPA) sebanyak 1 ml, berarti dalam 1 ml mengandung : TU = 25 mg MPA = 12,5 mg Tikus I Tikus II Tikus III 8. Kelompok 8

Lampiran 7. Skema Kerja Pembuatan Preparasi

 Testis

Testis

Difiksasi dengan larutan Bouin selama 24 jam

Dehidrasi dengan alkohol bertingkat (70%, 80%, 90%) dan alkohol absolut selama 1 jam

Dicuci dengan alkohol 70% berulang-ulang selama 30 menit

Dijernihkan dengan benzil benzoat selama 24 jam dan benzol sebanyak 2 kali selama 30 menit Diinfiltrasi dengan paraffin dalam oven (56-58°C) selama 3 jam Pemotongan jaringan setebal 3-6µm dan hasil irisan ditempelkan pada kaca objek

Preparat pada kaca objek dipanaskan sampai jaringan mengembang dengan sempurna Penanaman jaringan

dalam kotak kertas dan dimasukkan dalam lemari es sampai membeku. sediaan direndam dalam xilol selama 5 menit sebanyak 2 kali Pewarnaan dilakukan dengan hematoksilin dan eosin (HE)

Xilol dihilangkan dengan larutan alkohol bertingkat dari konsentrasi tinggi turun secara bertahap (100%, 90%, 80%, dan 70%) masing-masing selama 3 menit

Jaringan testis pada kaca objek diberi entelan dan ditutup dengan kaca penutup Jaringan yang telah

diwarnai

dijernihkan dengan xilol selama 5 menit

Pengamatan histologi testis

 Spermatozoa Vas Deferens Spermatozoa Diencerkan dengang larutan George Pengamatan dengan mikroskop Spermatozoa hasil pengenceran diletakkan pada kamar hitung Hemasitometer

Lampiran 8. Perhitungan Konsentrasi Spermatozoa Vas Deferens Tabel 3. Rumus Konsentrasi Spermatozoa (Ilyas, 2007). No Kotak Rumus konsentrasi spermatozoa

1 5 n x 10.000 x faktor pengenceran (50) x 5 2 10 n x 10.000 x faktor pengenceran (20) x 2,5 3 25 n x 10.000 x faktor pengenceran (10)

Ket : n = jumlah spermatozoa setelah pengenceran 1. Kelompok 1

Tikus 1

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 Juta/mL Tikus 2

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 21 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

21 x 10.000 x 20 x 2,5 = 10,5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 23 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

23 x 10.000 x 20 x 2,5 = 11,5 Juta/mL Tikus 3

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 18 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

18 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

2. Kelompok 2 Tikus 1

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 12 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

12 x 10.000 x 20 x 2,5 = 6 Juta/mL Tikus 2

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 12 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

12 x 10.000 x 20 x 2,5 = 6 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 14 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

14 x 10.000 x 20 x 2,5 = 7 Juta/mL Tikus 3

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 Juta/mL 3. Kelompok 3

Tikus 1

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

Tikus 2

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 3 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

3 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1,5 Juta/mL Tikus 3

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 1 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

1 x 10.000 x 20 x 2,5 =0,5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 Juta/mL 4. Kelompok 4

Tikus 1

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

2 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1 Juta/mL Tikus 2

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 1 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

1 x 10.000 x 20 x 2,5 = 0,5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

Tikus 3

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

2 x 10.000 x 20 x 2,5 =1 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 3 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

3 x 10.000 x 20 x 2,5 = 1,5 Juta/mL 5. Kelompok 5

Tikus 1

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 14 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

14x 10.000 x 20 x 2,5 = 7 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 17 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

17 x 10.000 x 20 x 2,5 = 8,5 Juta/mL Tikus 2

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 Juta/mL Tikus 3

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 20 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

20x 10.000 x 20 x 2,5 =10 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 21 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

6. Kelompok 6 Tikus 1

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 9 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

9 x 10.000 x 20 x 2,5 = 4,5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 11 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

11 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5,5 Juta/mL Tikus 2

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 6 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

6 x 10.000 x 20 x 2,5 = 3 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah10 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 Juta/mL Tikus 3

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

10 x 10.000 x 20 x 2,5 = 5 Juta/mL 7. Kelompok 7

Tikus 1

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 16 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

16 x 10.000 x 20 x 2,5 = 8 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 17 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

Tikus 2

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

19 x 10.000 x 20 x 2,5 = 9,5 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 22 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

22 x 10.000 x 20 x 2,5 = 11 Juta/mL Tikus 3

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 18 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

18 x 10.000 x 20 x 2,5 =9 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 20 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

20 x 10.000 x 20 x 2,5 = 10 Juta/mL 8. Kelompok 8

Tikus 1

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 70 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

70 x 10.000 x 20 x 2,5 = 35 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 80 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

80 x 10.000 x 20 x 2,5 = 40 Juta/mL Tikus 2

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 70 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

70 x 10.000 x 20 x 2,5 = 35 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 84 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

Tikus 3

Kanan, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 72 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

72 x 10.000 x 20 x 2,5 = 36 Juta/mL

Kiri, jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 74 ekor. Jadi konsentrasi spermatozoa adalah :

Lampiran 9. Berat Badan Tikus Jantan

Tabel 11. Berat Badan Tikus Tiap Kelompok

No. Tanggal Hewan

Percobaan

Berat Badan Tikus per Kelompok (Gram)

I II III IV V VI VII VIII

1 28 April 2010 Tikus 1 260 260 280 250 250 240 250 250 Tikus 2 280 240 260 240 280 260 250 250 Tikus 3 250 260 220 250 250 260 260 240 2 7 Mei 2010 Tikus 1 260 280 300 250 260 240 250 250 Tikus 2 300 240 280 250 300 260 270 255 Tikus 3 250 260 230 260 280 260 280 250 3 12 Mei 2010 Tikus 1 290 310 355 270 281 260 282 285 Tikus 2 350 280 310 275 315 300 300 270 Tikus 3 280 300 261 280 300 300 312 280 4 17 Mei 2010 Tikus 1 295 320 361 277 285 269 290 290 Tikus 2 355 285 320 280 320 315 312 277 Tikus 3 283 311 270 285 315 319 320 285 5 22 Mei 2010 Tikus 1 300 331 370 282 290 273 300 295 Tikus 2 361 290 327 286 329 321 324 281 Tikus 3 290 320 277 289 325 330 326 290 6 27 Mei 2010 Tikus 1 318 339 375 290 297 280 318 310 Tikus 2 385 295 334 293 315 330 319 288 Tikus 3 297 329 281 292 300 342 331 311 7 1 Juni 2010 Tikus 1 329 347 386 298 300 285 326 319 Tikus 2 400 300 345 300 323 337 321 291 Tikus 3 300 335 287 299 320 350 339 318 8 6 Juni 2010 Tikus 1 335 356 392 311 314 298 335 325 Tikus 2 410 309 356 313 331 346 330 297 Tikus 3 319 349 294 313 332 361 344 325 9 11 Juni 2010 Tikus 1 352 367 408 320 321 311 341 329 Tikus 2 423 313 375 318 342 351 345 303 Tikus 3 329 356 302 319 342 370 360 330 10 16 Juni 2010 Tikus 1 354 370 410 321 335 313 343 336 Tikus 2 423 313 376 324 352 359 355 303 Tikus 3 333 349 308 318 346 377 367 335 11 21 Juni 2010 Tikus 1 366 371 416 336 338 327 344 339 Tikus 2 442 315 385 330 360 360 367 309 Tikus 3 329 358 314 327 348 381 368 336 12 26 Juni 2010 Tikus 1 366 372 431 346 345 328 357 344 Tikus 2 458 331 396 341 373 351 376 312 Tikus 3 333 366 318 346 359 375 383 343 13 1 Juli 2010 Tikus 1 374 385 446 368 368 355 375 374 Tikus 2 466 341 397 331 384 385 397 331 Tikus 3 343 380 341 366 380 405 405 361

14 2 Juli 2010 Tikus 1 377 391 456 383 370 363 376 388 Tikus 2 470 355 403 339 374 400 394 341 Tikus 3 348 391 338 383 372 417 397 377 15 7 Juli 2010 Tikus 1 379 385 454 364 370 363 366 385 Tikus 2 458 349 400 329 377 396 381 337 Tikus 3 346 387 338 371 380 404 390 374 16 12 Juli 2010 Tikus 1 377 402 443 363 344 355 347 388 Tikus 2 460 353 392 327 345 379 357 338 Tikus 3 355 399 333 366 355 377 370 371 17 17 Juli 2010 Tikus 1 376 396 452 359 340 357 364 397 Tikus 2 464 354 403 328 341 369 383 345 Tikus 3 348 395 340 367 357 383 391 378 18 22 Juli 2010 Tikus 1 380 408 458 371 354 377 383 402 Tikus 2 465 356 411 332 349 406 389 356 Tikus 3 362 402 350 376 355 404 407 395 19 27 Juli 2010 Tikus 1 388 414 460 373 365 386 395 411 Tikus 2 470 365 422 340 362 418 407 361 Tikus 3 367 410 356 385 364 415 423 398 20 30 Juli 2010 Tikus 1 393 414 462 380 374 388 394 412 Tikus 2 475 366 425 342 366 421 415 370 Tikus 3 472 419 354 387 371 412 423 407

Lampiran 10. Spermatozoa pada Kamar Hitung Hemasitometer K 1 (Perbesaran 400X) K 2 (Perbesaran 400X) A A

K 3 (Perbesaran 400X)

K 4 (Perbesaran 400X) A

K 5 (Perbesaran 400X)

K 6 (Perbesaran 400X)

A

K 7 (Perbesaran 400X)

K 8 (Perbesaran 400X)

A

Keterangan :

A = spermatozoa dalam kamar hitung Hemasitometer

K 1 = kelompok 1 (TU 2,5mg+MPA 1,25mg). Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19

K 2 = kelompok 2 (TU 5mg+MPA 0,75mg). Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 12

K 3 = kelompok 3 (TU 5mg+MPA 1,125mg). Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2

K 4 = kelompok 4 (ME TU 2,5mg+MPA 1,25mg). Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 2

K 5 = kelompok 5 (ME TU 5mg+MPA 0,75mg). Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19

K 6 = kelompok 6 (ME TU 5mg+MPA 1,125mg). Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 10

K 7 = kelompok 7 ( kosolven TU 2,5mg+MPA 1,25mg). Jumlah spermatozoa dalam 10 kotak adalah 19

Lampiran 11. Histologi Spermatogenesis K 1 (Perbesaran 400X) K 1 (Perbesaran 1000X) K 2 (Perbesaran 400X) K 2 (Perbesaran 1000X) A D C E B A B C D

K 3 (Perbesaran 400X) K 3 (Perbesaran 1000X) K 4 (Perbesaran 400X) K 4 (Perbesaran 1000X) K 5 (Perbesaran 400X) K 5 (Perbesaran 1000X) B A A C B C C D B A

K 6 (Perbesaran 400X) K 6 (Perbesaran 1000X) K 7 (Perbesaran 400X) K 7 (Perbesaran 1000X) K 8 (Perbesaran 400X) K 8 (Perbesaran 1000X) C B A D E A B D C D A B C

Keterangan :

K 1 = kelompok 1 (TU 2,5mg+MPA 1,25mg). Spermatozoa banyak, spermatogenesis tidak teratur.

K 2 = kelompok 2 (TU 5mg+MPA 0,75mg). Spermatozoa sedikit, spermatogenesis tidak teratur.

K 3 = kelompok 3 (TU 5mg+MPA 1,125mg). Spermatozoa tidak terbentuk, banyak spermatid dan spermatogonia yang tidak berkembang.

K 4 = kelompok 4 (ME TU 2,5mg+MPA 1,25mg). Spermatozoa tidak

terbentuk, banyak spermatid dan spermatogonia yang tidak berkembang. K 5 = kelompok 5 (ME TU 5mg+MPA 0,75mg). Spermatozoa sedikit, terdapat

sel spermatid tidak terkembang.

K 6 = kelompok 6 (ME TU 5mg+MPA 1,125mg). Spermatozoa sedikit, banyak sel spermatogenik yang tidak berkembang

K 7 = kelompok 7 ( kosolven TU 2,5mg+MPA 1,25mg). Spermatozoa banyak, spermatogenesis tidak teratur.

K 8 = kontrol normal. Spermatogenesis lengkap dan teratur dengan jumlah spermatozoa banyak. A = Sperrmatogonia B = Spermatosit C = Spermatid D = Spermatozoa E = Sel Sertoli

Lampiran 12. Uji Normalitas Terhadap Berat Badan Tikus Jantan

Tujuan : Untuk melihat data berat badan terdistribusi normal atau tidak. Hipotesis : Ho = Data berat badan terdistribusi normal.

Ha = Data berat badan tidak terdistribusi normal. Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak.

Tabel 12 .Hasil uji Normalitas Berat Badan Tikus Jantan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tanggal28 April Tanggal7 Mei Tanggal1 2Mei Tanggal1 7Mei Tanggal22 Mei Tanggal2 7Mei Tanggal1 Juni Tanggal6 Juni Tanggal1 1Juni Tanggal1 6Juni N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 Normal Parametersa,,b Mean 253.7500 263.1250 293.5833 301.6250 308.6250 315.3750 323.1250 333.1250 342.7917 346.6667 Std. Deviation 13.77222 19.32629 24.01253 24.75236 26.10150 27.13543 29.08954 28.28936 30.60687 30.31382 Most Extreme Differences Absolute .200 .231 .145 .181 .179 .131 .162 .140 .120 .100 Positive .200 .231 .145 .181 .179 .131 .162 .140 .120 .100 Negative -.184 -.124 -.081 -.106 -.127 -.096 -.095 -.083 -.091 -.075 Kolmogorov-Smirnov Z .980 1.131 .709 .885 .877 .643 .792 .687 .590 .490 Asymp. Sig. (2-tailed) .292 .155 .697 .413 .426 .803 .557 .733 .878 .970

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 12 .Hasil uji Normalitas Berat Badan Tikus Jantan (lanjutan) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tanggal21 Juni Tanggal26 Juni Tanggal1 Juli Tanggal2 Juli Tanggal7 Juli Tanggal1 2Juli Tanggal1 7Juli Tanggal2 2Juli Tanggal2 7Juli Tanggal3 0Juli N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 Normal Parametersa,,b Mean 352.7500 360.4167 377.4167 383.4583 378.4583 370.6667 374.4583 385.3333 393.9583 401.7500 Std. Deviation 31.75757 33.36741 32.48132 32.19098 31.09170 31.99275 33.20291 32.75955 32.51151 35.07786 Most Extreme Differences Absolute .126 .154 .158 .147 .147 .147 .124 .133 .130 .129 Positive .126 .154 .158 .147 .147 .147 .124 .133 .130 .129 Negative -.084 -.082 -.076 -.088 -.101 -.086 -.108 -.092 -.080 -.082 Kolmogorov-Smirnov Z .616 .752 .773 .720 .720 .721 .606 .653 .636 .631 Asymp. Sig. (2-tailed) .842 .623 .589 .678 .678 .675 .857 .787 .813 .821

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 13. Uji Homogenitas Terhadap Berat Badan Tikus Jantan Tujuan : Untuk melihat data berat badan homogen atau tidak. Hipotesis : Ho = Data berat badan homogen.

Ha = Data berat badan tidak homogen. Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak. Tabel 13. Hasil uji Homogenitas Berat Badan

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Tanggal 28April 2.790 7 16 .042 Tanggal 7Mei 2.279 7 16 .082 Tanggal 12Mei 2.252 7 16 .085 Tanggal 17Mei 2.522 7 16 .059 Tanggal 22Mei 2.427 7 16 .067 Tanggal 27Mei 3.184 7 16 .026 Tanggal 1Juni 2.999 7 16 .033 Tanggal 6Juni 3.777 7 16 .013 Tanggal 11Juni 3.591 7 16 .016 Tanggal 16Juni 3.068 7 16 .030 Tanggal 21Juni 3.015 7 16 .032 Tanggal 26Juni 3.757 7 16 .013 Tanggal 1Juli 2.322 7 16 .077 Tanggal 2Juli 2.826 7 16 .040 Tanggal 7Juli 2.300 7 16 .079 Tanggal 12Juli 2.563 7 16 .056 Tanggal 17Juli 2.602 7 16 .054 Tanggal 22Juli 2.842 7 16 .040 Tanggal 27Juli 3.036 7 16 .031 Tanggal 30Juli 3.047 7 16 .031

Keputusan : Beberapa data menunjukan homogen (tanggal 7 Mei, 12 Mei, 17 Mei, 22 Mei, 1 Juli, 7 Juli, 12 Juli, 17 Juli) dan tidak homogen (tanggal 28 April, 27 Mei, 1 Juni, 6 Juni, 11 Juni, 16 Juni, 21 Juni, 26 Juni, 2 Juli, 22 Juli, 27 Juli, 30 Juli).

Lampiran 14. Uji Kruskal Wallis dan Uji LSD Terhadap Berat Badan Tikus Jantan

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data berat badan tikus

Hipotesis : Ho = Data berat badan tidak berbeda secara bermakna. Ha = Data berat badan berbeda secara bermakna. Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka Ho diterima. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak.

Tabel 14. Hasil uji Kruskall Wallis Berat Badan Tikus Jantan Test Statisticsa,b

Tanggal 28April Tanggal 27Mei Tanggal 1Juni Tanggal 6Juni Tanggal 11Juni Tanggal 16Juni Chi-Square 6.058 7.857 7.445 6.809 6.898 6.549 Df 7 7 7 7 7 7 Asymp. Sig. .533 .345 .384 .449 .440 .477

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

Keputusan : Data berat badan berbeda secara bermakna

Dokumen terkait