• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Buku

Abdulkadir Muhammad, 1999, Hukum Asuransi Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Agus Sudjiono, Abdul Sudjanto, 1997, Prinsip dan Praktek Asuransi, LPAI, Jakarta.

Ahmadi Miru, Sakka Pati, 2008, Hukum Perikatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Arikunto, Suharismi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka cipta

Chairul Huda,dkk, 2006, Tindak Pidana dalam Bisnis Asuransi, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Emmy Pangaribuan Simanjuntak,1983, Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI seksi Hukum Dagang FH UGM, Yogyakarta.

Endang Mintorowati,1999, Hukum Perjanjian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

H.M.N.Purwosutjipto, 2003, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta.

J.Lexy. Moleong, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Remaja Rosdakarya, Jakarta.

K. Bertens, 1994, Etika, PT. Gramedia Pustaka Utama, jakarta.

Kartini Muljadi, Gunawan Widjaja, 2010, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, PT Raja Grafindo Persada, jakarta.

M. Suparman Sastrawidjadja dan Endang,1993, Hukum Asuransi, Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito, PT. Alumni, Bandung

M. Suparman sastrawidjaja, 2003, Aspek - aspek Hukum Asuransi dan

Surat Berharga, PT. Alumni, Bandung

Mashudi, Moch Chaidir, 1995, Hukum Asuransi, Mandar Maju, Bandung. Panduan Keagenan PT. Asuransi Jasa Indonesia, 2007, oleh Divisi

Radiks Purba, 1992, Memahami Asuransi Indonesia, seri umum no.10, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Bandung.

Radiks Purba,1997, Mengenal Asuransi Angkutan Darat dan Udara,

Djambatan, Jakarta.

Sri Rezeki Hartono, 1985, Asuransi dan Hukum Asuransi, IKIP Semarang Press, Semarang.

Sudikno Mertokusumo. 1988. Mengenal Hukum Suatu Pengantar, PT. Liberty, Yogyakarta.

Suharnoko, Endah Hartati, 2005, Doktrin subrogasi, Novasi, dan Cessie, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

B. Undang – Undang dan peraturan Pelaksanaan

Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

Indonesia, Undang-undang no. 2 tahun 1992 tentang Usaha

Perasuransian C. Situs Internet http://id.wikipedia.org/wiki/Hak , Maret 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Etika , Maret 2012 http://www.proz.com/kudoz/english_to_indonesian/insurance/1653642 underwriter_write.html D. Sumber lainnya Tesis :

Neo Yesi Pandansari. Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Asuransi Kecelakaan diri di PT. Asuransi Jasa

Indonesia (PERSERO) kantor cabang Semarang. Program Magister Kenotariatan Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang

Skripsi :

Joko Waskito Dewantoro. Klaim Asuransi Jiwa atas Evenemen yang sengaja dilakukan oleh tertanggung. Program Sarjana ilmu Hukum Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar

HAK SUBROGASI PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP KENDARAAN YANG DIASURANSIKAN

Informasi yang anda berikan hanya digunakan dalam sebuah proses penilaian kebijakan dan tidak akan berpengaruh terhadap status anda.

Petunjuk Pengisian:

1. Isi lengkap identitas anda dengan kejujuran.

2. Bacalah dengan seksama pengertian dari hak subrogasi yang tertulis sehingga akan mudah mengisi

pernyataan atau pertanyaan yang diajukan.

3. Bacalah dengan seksama pernyataan atau pertanyaan yang diajukan sebelum memberi jawaban.

4. Berilah jawaban sebagai penilaian anda secara jujur sesuai dengan kata hati anda serta sesuai dengan apa

yang ada rasakan, dan secara penuh tanggung jawab tanpa ada paksaan, tekanan dari pihak lain dan tanpa meniru penilaian, pemikiran, dan perasaan orang lain.

5. Berilah tanda silang (X) atau melingkar (O) terhadap pilihan jawaban anda setujui.

IDENTITAS Nama : Pekerjaan : Usia : Pendidikan : Pihak : Nasabah

PENGERTIAN HAK SUBROGASI

Pembicaraan Mengenai hak subrogasi tidak dapat dipisahkan dari pembayaran. Pembayaran adalah setiap pemenuhan prestasi secara sukarela dan mengakibatkan hapusnya perikatan antara kreditor dan debitor.

Bila nasabah mendapatkan kerugian diakibatkan oleh orang lain (pelaku/pihak ketiga-penyebab kerugian) maka asuransi akan menggantikan kerugian nasabah dengan menggunakan kekuatan dari pelaku. Dengan kata lain, seluruh kerugian yang diperoleh pihak nasabah dari tindakan orang lain (pelaku/pihak ketiga-penyebab kerugian) maka diselesaikan dengan daya/kekuatan pelaku tersebut. Dan pihak asuransi tetap bertanggung jawab atas setiap kerugian yang didapatkan oleh nasabah akan tetapi tidak secara keseluruhan (misalnya, kerugian yang bukan berasal dari buah tindakan orang lain). PENGGANTIAN SEMACAM INI DISEBUT SUBROGASI.

Subrogasi tersebut diatur dalam pasal 1400 KUH perdata, disebutkan bahwa subrogasi adalah penggantian hak - hak si berpiutang oleh seorang pihak ketiga, yang membayar kepada si berpiutang itu, terjadi baik dengan persetujuan maupun demi undang - undang.

Menurut Kitab Undang – Undang Hukum Perdata ( KUHPerdata ) pasal 1365 dinyatakan, seseorang bertanggung jawab atas setiap perbuatannya yang melawan hukum yang dapat menimbulkan kerugian pada pihak lain. Oleh karena itu, sejalan dengan maksud dari prinsip indemnity ( asas keseimbangan ) yang mengandung pengertian bahwa asuransi bukan untuk mencari untung, dan tertanggung tidak diperkenankan menerima ganti rugi melebihi jumlah kerugian yang dideritanya, maka prinsip subrogasi diperlukan untuk mengatasi hal tersebut. Atas dasar ini, prinsip subrogasi disebut sebagai pendamping dari prinsip indemnity.

Apabila pihak pelaku tak mampu membayar kerugian (ganti rugi) sesuai jumlah kerugian yang ditimbulkan maka pihak asuransi pun tetap akan membayar kerugian yang dirasakan oleh nasabah.

PERTANYAAN ATAU PERYATAAN

> Sebagai klien, apakah anda lebih memilih ganti rugi diberikan pada pihak pelaku (pihak ketiga) dan/atau pada pihak asuransi anda. Dimana kerugian yang anda dapatkan adalah masih kategori ringan.

A. pelaku B. nasabah C. Kedua-duanya

> Sebagai klien, apakah anda lebih memilih ganti rugi diberikan pada pihak pelaku (pihak ketiga) dan/atau pada pihak asuransi anda. Dimana kerugian yang anda dapatkan adalah kategori sedang.

A. pelaku B. nasabah C. Kedua-duanya

> Sebagai klien, apakah anda lebih memilih ganti rugi diberikan pada pihak pelaku (pihak ketiga) dan/atau pada pihak asuransi anda. Dimana kerugian yang anda dapatkan adalah kategori berat.

A. pelaku B. nasabah C. Kedua-duanya

> Terpikirkah oleh anda untuk meminta ganti rugi secara penuh kepada pihak asuransi anda, dimana anda tak memberitahukan bahwa anda telah menerima ganti rugi dari pelaku (pihak ketiga).

A. iya B. tidak

> Pantaskah anda meminta lagi ganti rugi kepada asuransi sedangkan anda telah menerima ganti rugi secara penuh dari pihak pelaku (pihak ketiga).

Dokumen terkait