• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdullah K, et al. 1998. Energi dan Listrik Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Anonim. 2011. Bintaro (Cebera Manghas L).

http://www.plantamor.com/index.php?plant=309.[10 Jun 2011].

Anonim. 2012. Minyak Bintaro Bisa Dijadikan Energi Alternatif.

http://www.minangkabaunews.com/artikel-1813-minyak-bintaro-bisa-dijadikan-energi-alternatif.html. [18 Januari 2012]

33 Anton S. 2012. Pembuatan dan Uji Karakteristik Papan Partikel dari Serat Buah Bintaro (Cerbera Manghas L) [Skripsi]. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor

Boboulos M. 2010. Biomass properties and fire prediction tools. Ventus Publishing ApS.

Boedjang K. 1973. Pembuatan Arang Cetak. Laporan Karya Utama. Departemen Teknologi Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB, Bandung.

Chang LC, Gills JJ, Bhat KP, Luyengi L, Farnsworth NR, Pezzuto JM., and Kinghorn AD. 2000. Activity Guided Isolation of Constituents of Cerbera manghas with Antiproliferative and Antiestrogenic Activities. Bioorganic and Medical Chemistry Letters 10(21): 2431–2434.

Cory YD. 2001. Pengaruh Kadar Perekat dan Tekanan Kempa terhadap Sifat Fisik dan Kimia dari Briket Arang dari Serasah Daun Acacia mangium Wild [Skripsi]. Departemene Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Insitut Pertanian Bogor.

Darmawan S, Pari G, Hendra D. 2002. Teknik Pembuatan Kiln, Tungku dan Briket Arang. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Balai Litbang Kehutanan Bali dan Nusa Tenggara. Kupang.

Goutara dan Wijandi S. 1975. Dasar Pengolahan Gula. Departemen Teknologi Hasil Pertanian, Fatemeta IPB, Bogor.

Handoko T dan Iman G. 2011. Pengolahan Buah Bintaro sebagai Sumber Bioetanol dan Karbon Aktif. Jurusan Teknik Kimia FTI UNPAR. Yogyakarta : Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”

Himawanto DA. 2005. Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Biobriket sebagai Salah Satu Bahan Bakar Alternatif. Laporan Penelitian UNS, Surakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2013. Perkembangan dan Target

Energi Mix Tahun 2008 – 2013 (Kosolidasi PLN dan IPP). http://esdm.go.id

[12 Juni 2013]

Edi. 2011. Minyak Biji Bintaro, Newcomer in alternative Energy.

http://id.shvoong.com/exact-sciences/bioengineering-and-biotechnology/2095974-minyak-biji-bintaro-newcomeralternative/ [10 Jan 2011]

Japan Institute of Energy. 2008. The Asian Biomass Handbook : A Guide for Biomass Production and Utilization. Jepang : [penerbit tidak diketahui] Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak. Jakarta : UI Press Khanh TC. 2001. Cerbera L. dalam Van Valkenburg, J.L.C.H dan

BunyapraphatsaraN. (Editor): Palnt Resources of South East Asia No. 12(2) Medical Poisonous plants 2. Backhuys Publisher, Leiden, the Netherlands. Pp 151 – 155

Lestari SW. 2012. Holoselulosa.

http://sardewforester.blogspot.com/2012/01/holoselulosa.html. [12

November 2013]

[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2013. Analisis Termal. Laboraturium Uji Polimer. Pusat Penelitian Fisika –Bandung

Marlianto TD. 2012. Modifikasi Kompor Sumbu Tunggal [Skripsi]. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

34

Moran J, Michael HN, Saphiro. 2004. Termodinamika Teknik Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Mulyani E dan Ratnasih R. 2007. Bioprospek Cerbera odollam gaertn yang Diambil dari Tiga Lokasi sebagai Bahan Baku Biodiesel. Bandung : Program Studi Biologi. Sekolah Ilmu Dan Teknologi Hayati ITB

Norris FA. 1982. Extraction of Fat and Oils dalam D. Swen (ed) Balley’s Industrial Oil and Fat Products. John Wiley and Sons. New York

Pari G. 2002. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu. Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Pasca Sarjana S3. IPB, Bogor.

Patabang D. 2011. Studi Karakteristik Briket Arang Kulit Buah Kakao. Jurnal Mekanikal, Vol.2 No.1: Januari 2011: 23-31

Pranowo D. 2010. Bintaro (Cerbera manghas L.) Tanaman Penghasil Minyak Nabati. Tree 1:91

[Pusdatin ESDM] Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2010. Indonesia Primary Energy Outlook. http://esdm.go.id. [12 Juni 2012]

Puspitasari D. 2011. Kajian Tingkat Kematangan dan Metode Ekstraksi terhadap Mutu Minyak Biji Bintaro. [Skripsi]. Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB, Bogor

Sudrajat R. 1983. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Keteguhan Kempa terhadap Kualitas Briket Arang. Laporan No. 165. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

Suryani A. 1986. Pengaruh Tekanan Pengempaan dan Jenis Perekat dalam Pembuatan Arang Briket dari Tepurung Kelapa Sawit (Elaeis quinensis Jacq). [Skripsi]. Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

Syafrian A. 2005. Desain dan Uji Unjuk Kerja Mesin Pengempa Briket Semi Mekanis Tipe Kempa Ulir (Screw Pressing). [Skripsi] Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

Tambosoe A. 2011. Uji Kinerja Kompor Biomassa, Studi Kasus : Tempurung Kelapa, Bonggol Jagung dan Cangkang Buah Bintaro. [Skripsi]. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertania, Institut Pertanian Bogor.

[UNEP] United Nations Development Program. 2008. Bahan Bakar dan Pembakaran – Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia. [penerbit tidak diketahui]

Utami S. 2010. Bioaktivitas Insektisida Nabati Bintaro (Cerbera Odollam Gaertn) sebagai Pengendali Hama Pteroma plagiophleps Hampson dan Spodoptera litura F.[Tesis]. Mayor Silvikultur Tropika. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Wahyuni AT. 2008. Pemanfaatan Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) sebagai Bahan Bakar Biomassa (Briket) Menggunakan Perekat Tapioka Dan Gaplek [Skripsi]. Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

35 Lampiran 1. Hasil analisis fisik briket bungkil biji

a. Kadar perekat 1% Sampel Massa (gram) Diameter (cm) Tebal (cm) Volume (cm3) Kerapatan (g/cm3) 1 44.55 5.5 2.0 47.493 0.938 2 45.00 5.5 2.0 47.493 0.948 3 45.00 5.5 2.0 47.493 0.948 4 44.65 5.5 2.0 47.493 0.940 5 45.03 5.5 2.0 47.493 0.948 6 43.09 5.5 1.8 42.743 1.008 7 45.75 5.5 2.0 47.493 0.963 8 45.87 5.5 2.0 47.493 0.966 9 43.44 5.5 1.9 45.118 0.963 10 43.89 5.5 1.8 42.743 1.027 b. Kadar perekat 2.5% Sampel Massa (gram) Diameter (cm) Tebal (cm) Volume (cm3) Kerapatan (g/cm3) 1 49.73 5.5 2.0 47.493 1.047 2 42.64 5.5 1.7 40.369 1.056 3 43.54 5.5 1.8 42.743 1.019 4 47.88 5.5 2.0 47.493 1.008 5 50.42 5.5 2.0 47.493 1.062 6 51.74 5.5 2.0 47.493 1.089 7 45.75 5.5 2.0 47.493 0.963 8 52.24 5.5 2.0 47.493 1.100 9 50.08 5.5 2.0 47.493 1.054 10 44.74 5.5 2.0 47.493 0.942 c. Kadar perekat 5% Sampel Massa (gram) Diameter (cm) Tebal (cm) Volume (cm3) Kerapatan (g/cm3) 1 51.63 5.5 1.9 45.118 1.144 2 41.34 5.5 1.5 35.619 1.161 3 38.32 5.5 1.4 33.245 1.153 4 37.79 5.5 1.3 30.870 1.224 5 36.33 5.5 1.1 26.121 1.391 6 47.00 5.5 1.6 37.994 1.237 7 42.56 5.5 1.6 37.994 1.120 8 43.78 5.5 1.7 40.369 1.085 9 41.06 5.5 1.5 35.619 1.153 10 42.83 5.5 1.5 35.619 1.202

36

Lampiran 1. Hasil analisis fisik briket bungkil biji (lanjutan) d. Kadar perekat 7.5% Sampel Massa (gram) Diameter (cm) Tebal (cm) Volume (cm3) Kerapatan (g/cm3) 1 48.16 5.5 2.0 47.493 1.014 2 46.88 5.5 2.0 47.493 0.987 3 47.95 5.5 2.0 47.493 1.010 4 46.20 5.5 2.0 47.493 0.973 5 48.20 5.5 2.0 47.493 1.015 6 42.46 5.5 1.9 45.118 0.941 7 44.64 5.5 1.9 45.118 0.989 8 51.38 5.5 2.0 47.493 1.082 9 47.30 5.5 2.0 47.493 0.996 10 45.52 5.5 2.0 47.493 0.958

37 Lampiran 2. Perhittungan analisis finansial

1. Perhitungan biaya tetap

- Penyusutan mesin pengempa

( )

= 136. 72 /jam - Penyusutan mesin disk mill

( )

= 171.87/jam

 Total biaya tetap = 171.875 + 136.719 = Rp 308.594/jam 2. Perhitungan biaya variabel

- Biaya pemeliharaan mesin pengempa

( )

- Biaya pemeliharaan mesin disk mill

( )

- Biaya operator = Rp 20 000/jam - Biaya listrik = Rp 1059 /jam 3. Perhitungan Total biaya pengempaan

Total biaya pengempaan = biaya tetap + biaya variabel = 136.72+196.87+20 000+1059 = Rp 21 392.59/jam

= Rp 64.96/satuan briket 4. Perhitungan Total biaya penggilingan

Total biaya penggilingan = biaya tetap + biaya variabel = 171.87+ 247.50 +20 000 +1059 = Rp 21 478.37/jam

38

Lampiran 2. Perhitungan analisis finansial (lanjutan...)

5. Harga pokok per satuan briket (kadar perekat 5 %)

Tepung tapioka = 0.05 kg/10 briket x Rp 4500 = Rp 22.5

Biaya pengempaan = Rp 64.96

Biaya penggilingan = Rp 11.93

Total biaya per satuan briket = Rp 99.39

6. Harga jual briket = harga pokok + biaya transport + keuntungan = 99.39 + 25 + 50

= Rp 174.39 / satuan briket = Rp 1743.9 / kg briket

40

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Gambar a. Pengempa Briket yang Digunakan

Gambar b. Daging Buah Bintaro yang Telah Digiling

41 Lampiran 5. Spesifikasi Mesin Hot Press Hydraulic

Kapasitas press : 5 kg Sumber daya : Listrik Tekanan maksimum : 100 psi

Hydraulic Auto Jack : Max 15 ton Suhu heater : Max 60°C

42

Dokumen terkait